Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yudha Pratesa
"Kebutuhan akan minyak dan gas bumi semakin meningkat,,peningkatan ini membutuhkan proses produksi yang berkesinambungan. Untuk mencegah korosi pada sumur injeksi umumnya dilakukan water treatment dengan menggunakan inhibitor,salah satunya adalah natrium sulfit. Untuk membuat keadaannya sesuai dengan keadaan didalam sumur injeksi maka percobaan dilakukan pada fluida yang mengalir dengan kecepatan dan kadar oksigen yang telah ditentukan. Percobaan dilakukan dengan menggunakan alat Rotating Cylinder Electrode (RCE) untuk memberikan pengaruh kecepatan selama pengujian dalam larutan NaCl 3,5% . Selain dalam keadaan fluida yang bergerak penelitian dilakukan pula pada keadaan statis (0 rpm) untuk membandingkan efek kecepatan terhadap kinerja inhibitor natrium sulfit.
Dari hasil pengujian,dengan penambahan inhibitor natrium sulfit 10 ppm,50 ppm dan 100 ppm didapatkan hasil bahwa laju korosi menurun seiring dengan penambahan inhibitor natrium sulfit. Dengan kadar inhibitor yang efisien adalah pada penambahan 50 ppm natrium sulfit yaitu sebesar 60% pada keadaan fluida diam dan 88% dalam keadaan fluida bergerak 1000 RPM. Dari pengujian ini dihasilkan kesimpulan bahwa efek inhibisi natrium sulfit tidak dipengaruhi oleh keadaan lingkungannya.Selain itu dari kurva polarisasi dan pengujian kadar oskigen terlarut didapatkan kesimpulan bahwa metode inhibisinya adalah katodik inhibitor.

The need for oil and natural gas is increasing,this increase requires a continous production process. To prevent corrosion in injection wells some water treatment are generally done by using inhibittor for example,Natrium Sulfite. Experiments carried out by using a Rotating Cylinder Electrode (RCE) to give an effect of speed during testing in 3,5% NaCl solution. Beside on the moving fluid, the research is investigated on static condition to compare the effect of velocity on the performance of sodium sulphite inhibitor.
From the test result,with the addition of inhibitors of sodium sulfit 10 ppm, 50 ppm and 100 ppm showed that the corrosion rate decreases with the addition of sodium sulfit.With the most effecicient adding is 50 ppm sodium sulfit,which is equal to 60% on the static fluid and 88% n the moving fluid. From this experiment result, we can conclude that inhibition effect of sodium sulfit not influenced by velocity.Beside that from polarization curve and dissolved oxygen test we can conclude that mode of natrium sulfit is cathodic inhibitor.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51528
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yudha Pratesa
"Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kandidat biomaterial yang mampu luruh
berbasis Fe-Mn-C menggunakan proses metalurgi serbuk. Karbon ditambahkan
dalam paduan dengan tujuan untuk meningkatkan sifat mekanik dan korosi sebagai
biomaterial yang mampu luruh. Hasil pencampuran serbuk disinter dalam tungku
kedap udara. Hasil sinter dilakukan karakterisasi sifat mekanik, fisik,
kimia,biokompatibilitas dan perilaku korosi dalam lingkungan albumin dan tanpa
albumin dalam larutan ringer. Pengujian biokompatibilitas invitro dilakukan dengan
metode Methylthiazol Tetrazolium Assay (MTT) untuk mengetahui toksisitas paduan.
Hasil penelitian menunjukkan fasa Austenite terbentuk hingga 99% pada paduan Fe-
25%Mn-1%C dan Fe-35%Mn-1%C. Karakteristik laju korosi meningkat dari
1.01mm/year menjadi 1.53 mm/year seiring dengan peningkatan kadar mangan
dalam paduan dan menurun dalam kondisi mengandung Albumin. Nilai viabilitas sel
pada persentase 50% hingga 72 jam pengamatan menujukan paduan ini potensial
untuk dikembangkan sebagai kandidat biomaterial mampu luruh

This study aims to find the candidate of degradable biomaterial using Fe-Mn-C alloy
formed by powder metallurgy. Carbon added in the alloy to improve the mechanical
properties and corrosion rate of material as a degradable biomaterial. The result from
powder mixing process sintered in a vacuum furnace. Sintering product was
characterized to gain the mechanical, physical, chemical properties,
biocompatibilities and corrosion behavior in the presence of albumin and without
albumin in ringer solution. Biocompatibility In Vitro testing was performed by
Methylthiazol Tetrazolium Assay (MTT) method to determine the toxicity of alloys.
This research shows 99% of austenite phase formed at Fe-25%Mn-1%C and Fe-
35%Mn-1%C alloy. The corrosion rate increase proportionally with Manganese
content in the alloy from 1.01mm/year to 1.53 mm/year and decline in albumin
environment. The decline of percentages viabilities into 50% after 72 hours shows
potential of this alloy to be developed as degradable biomaterial candidate.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35068
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library