Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 30 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yuliati
Abstrak :
Standard Minimum Rules For The Administration of Juvenile Justice atau yang lebih dikenal dengan sebutan Beijing Rules merupakan kondisi minimum yang dianggap layak oleh PBB dalam menangani pelaku tindak pidana di sistem manapun. Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat sejauhmana prinsip-prinsip dalam Beijing Rules telah dianut dalam UU No. 3 tahun 1997 tentang Pengadilan Anak dan bagaimana pula dalam implementasinya. Dengan meneliti implementasinya, diharapkan untuk dapat diketahui kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaannya sekaligus dapat mengetahui upaya-upaya yang dapat ditempuh untuk mengatasi kendala yang ada. Penelitian ini dilakukan dengan dua jenis penelitian, yaitu penelitian normatif dan empiris. Wilayah/lokasi penelitian dilakukan di wilayah hukum DKI Jakarta dan Lernbaga Pemesyarakatan Anak di Tangerang, Banten. Sebagai alat-pengumpulan data, digunakan wawancara dan studi dokumen. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa UU No. 3 tahun 1997 tentang Pengadilan Anak sudah banyak mengadopsi nilai-nilai dari Beijing Rules, hanya saja dalam pelaksanaannya ternyata belum sepenuhnya mencerminkan nilai-nilai tersebut. Hal ini disebabkan oleh antara lain keterbatasan sumber daya aparat hukum baik secara kualitas maupun kuantitas, terbatasnya sarana dan sarana pendukung, selain itu juga rendahnya tingkat pengetahuan hukum masyarakat.
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T15458
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuliati
Abstrak :
Methisillin Resistant Staplylococcus aureus (MRSA) adalah strain Staphylococcus aureus yang telah mengalami resisten terhadap antibiotika metisilin dan lainnya dalam 1 golongan. Mekanisme resistensi MRSA terjadi karena Sraphylococcus aureus menghasilkan Penicillin Binding Protein (PBP2a atau PBP2?) yang dikode oleh gen mecA yang memiliki afinitas rendah terhadap metisilin. Saat ini MRSA diuji dengan cara uji resistensi dengan cara Cakram Oxacillin 1 ug. Cara ini memerlukan isolat murni dan kultur bakteri, sehingga hasilnya baru bisa diketahui paling cepat 5 hari. Dalam upaya untuk mencari teknik diagnostik yang cepat dan tepat untuk mendeteksi MRSA, deteksi gen mecA dengan teknik PCR merupakan salah satu diagnostik alternatif. Tujuan penelitian ini adalah mencari alternatif teknik diagnostik yang cepat dan tepat untuk pemeriksaan MRSA, dalam hal ini PCR. Pengujian dibagi dalam 2 tahap, yaitu : (1). Isolasi dan Identifikasi MRSA secara fenotipik, (2). Deteksi gen mecA pada isolat MRSA dengan teknik PCR yang terdiri dari: optimasi uji PCR untuk deteksi gen mecA, spesifisitas uji PCR, sensitifitas dan spesifisitas deteksi gen mecA sebagai uji diagnostik alternatif MRSA. Hasil isolasi dan identifikasi secara fenotipik dari 114 isolat diperoleh MRSA sebanyak 76 isolat, dan MSSA sehesar 38 isolat. Berdasarkan hasil penelitian deteksi gen mecA pada isolat MRSA dengan teknik PCR diperoleh 75 isolat menunjukkan hasil positif terhadap gen mecA, sedangkan 1 isolat menunjukkan hasil negatif terhadap gen mecA, isolat tersebut adalah 1295/MUT yang diperoleh dari Laboratorium Mikrobiologi Klinik (LMK) FKUI. Dari hasil penelitian ini diperoleh hasil uji PCR gen mecA terhadap beberapa bakteri lain yaitu Staphylococcus epidermidis, Scitreus, B. subrilis, Streptococcus bera haemolyricus, E. coli, K. pneumoniae dan P. aeruginosa, ternyata S. epidermidis dan S.citreus menunjukkan hasil PCR positif terhadap gen mecA, sedangkan bakteri lain menunjukkan hasil negatif terhadap gen mecA. Hasil uji PCR gen mecA dibandingkan dengan baku emas pemeriksaan sensitivitas dan spesifisitas secara fenotipik terhadap isolat MRSA dan MSSA adalah 98,7% dan 100%, dan nilai Posistive Predictive Value (PPV)& Negative Predictive Value (NPV) adalah 100% & 97,4%.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T16236
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuliati
Abstrak :
Ruang lingkup dan Cara Penelitian : Methisillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) adalah strain Staphylococcus aureus yang telah mengalami resisten terhadap antibiotika metisilin dan lainnya dalam 1 golongan. Mekanisme resistensi MRSA terjadi karena Staphylococcus aureus menghasilkan Penicillin Binding Protein (PBP2a atau PBP2') yang dikode oleh gen mecA yang memiliki afinitas rendah terhadap metisilin. Saat ini MRSA diuji dengan cara uji resistensi dengan cara Cakram Cxacillin 1 ug. Cara ini memerlukan isolat murni dan kultur bakteri sehingga hasilnya baru bisa diketahui paling cepat 5 hari. Dalam upaya untuk mencari teknik diagnostik yang cepat dan tepat untuk mendeteksi MRSA, deteksi gen mecA dengan teknik PCR merupakan salah satu diagnostik alternatif Tujuan penelitian ini adalah mencari alternatif teknik diagnostik yang cepat dan tepat untuk pemeriksaan MRSA, dalam hal ini PCR. Pengujian dibagi dalam 2 tahap, yaitu : (1). Isolasi dan Identifikasi MRSA secara fenotipik, (2). Deteksi gen mecA pada isolat MRSA dengan teknik PCR yang terdiri dari: optimasi uji PCR untuk deteksi gen mecA, spesifisitas uji PCR, sensitifitas dan spesifisitas deteksi gen mecA sebagai uji diagnostik alternatifMRSA. Basil dan Kesimpulan : Hasil isolasi dan identifikasi secara fenotipik dari 114 isolat diperoleh MRSA sebanyak 76 isolat, dan MSSA sebesar 38 isolat. Berdasarkan hasil penelitian deteksi gen mecA pada isolat MRSA dengan teknik PCR diperoleh 75 isolat menunjukkan hasil positif terhadap gen mecA, sedangkan 1 isolat menunjukkan hasil negatif terhadap gen mecA, isolat tersebut adalah 12951MUI yang diperoleh dari Laboratorium Mikrobiologi Klinik (LMK) FKUI. Dan hasil penelitian ini diperoleh hasil uji PCR gen mecA terhadap beberapa bakteri lain yaitu Staphylococcus epidermidis, S citreus, B. subtilis, Streptococcus beta haemolysicus, E. coli, K. pneumoniae dan P. aeruginosa, ternyata S. epidermidis dan S ciireus menunjukkan hasil PCR positif terhadap gen mecA, sedangkan bakteri lain menunjuldcan hasil negatif terhadap gen mecA. Basil uji PCR gen mecA dibandingkan dengan baku emas pemeriksaan sensitivitas dan spesifisitas secara fenotipik terhadap isolat MRSA dan MSSA adalah 98,7% dan 100%, dan nilai Posistive Predictive Value (PPV)& Negative Predictive Value (NPV) adalah 100% & 97,4%.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuliati
Abstrak :
ABSTRAK
Program pelatihan mentoring identifikasi pasien dapat meningkatkan keterampilan perawat dalam melakukan mentoring identifikasi pasien di unit gawat darurat dan rawat jalan. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan pelatihan dengan penerapan program mentoring identifikasi pasien. Desain penelitian penelitian ini menggunakan desain penelitian pra-eksperimen (pre-experimental designs) dengan bentuk one group Pretest-Posttest Design. Sampel yang digunakan pada 26 mentor. Intervensi pelatihan program mentoring dilakukan pada semua responden. Hasil penelitian ada hubungan antara pelatihan dengan pengetahuan, sikap, dan keterampilan mentor sebelum dan sesudah pelatihan (p<α; p=0,001). Pengetahuan dipengaruhi jenis kelamin dan sikap perawat dipengaruhi oleh umur, pendikan, dan masa kerja(p<α; p=0,05). Peneliti merekomendasikan perlunya pelatihan terstruktur tentang program mentoring dalam rangka meningkatkan penerapan sasaran keselamatan pasien di unit pelayanan terutama penerapan identifikasi pasien.
ABSTRACT
Mentoring training programs can improve the patient identification skills mentoring nurses in the identification of patients in inpatient and outpatient. This study aims at identifying the training relationship with the patient identification application of a mentoring program. The study design This study uses a preexperimental study design (pre-experimental designs) to form one group pretestposttest design. The sample used in the 26 mentors. Primary data were collected through questionnaires in 26 nurses. Sampling technique is total sampling. Analysis using the Spearman correlation. The result showed that there was a training relationship with the knowledge and attitude (p<α; p=0,001) as well as the skills of the mentor. Nurse characteristics (gender) have a relationship with knowledge. age, years of education and have a relationship with the attitude of nurses (p<α; p=0,001). Researchers recommended the implementation of a mentoring training is followed for all the heads of the room in order to support the implementation of the process of implementing the patient identification and implementation of programs targeting patient safety.
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuliati
Abstrak :
ABSTRAK
Indonesia merupakan negara keempat di dunia dengan angka prevalensi perokok terbanyak di dunia. Peraturan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) adalah upaya untuk melindungi masyarakat dari dampak paparan asap rokok. Tempat kerja merupakan salah satu area KTR. Meskipun peraturan KTR merupakan inisiatif pemerintah Kabupaten (pemkab) Bogor yang telah ditetapkan sejak tahun 2012, pada pelaksanaannya masih banyak pegawai pemkab Bogor yang merokok pada area tempat kerja. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kepatuhan pegawai pemkab Bogor terhadap peraturan KTR di tempat kerja agar dapat dijadikan pedoman dalam menyusun strategi penegakkan peraturan KTR. Penelitian ini dilakukan di 28 satuan kerja perangkat daerah (SKPD) kabupaten Bogor dengan jumlah responden 321 pegawai. Desain penelitian cross sectional, pengambilan sampel menggunakan probability proporsional to size (pps). Hasil penelitian ini menemukan bahwa 43,5% responden pegawai perokok patuh dan 51,7% responden pegawai non perokok patuh. Hasil regresi logistik menunjukkan hubungan bermakna antara umur dan persepsi keseriusan penyakit akibat paparan asap rokok dengan kepatuhan terhadap peraturan KTR ditempat kerja pada responden pegawai yang perokok. Hasil regresi logistik pada responden pegawai non perokok menunjukan hubungan yang bermakna antara persepsi manfaat, jenis kelamin dan keyakinan diri (self efficacy) terhadap kepatuhan peraturan KTR di tempat kerja.
ABSTRACT
Indonesia is the fourth country in the world with the highest prevalence of smokers. The Regulation of smoke free zone is an effort to protect public from the impact of exposure to secondhand smoke. Although the smoke free zone regulation is an initiative of Bogor regency government which has been established since 2012, in the implementation there are still many government employees who smoke in the working area. The government employee is the role model in implementing smoke free zone. This research was conducted to find out the factors influenced government employees in compliance smoke free workplaces regulations in order to be used as guidance in formulating strategies for enforcing smoke free zone regulations. This research was conducted in 28 units of government office in Bogor district with 321 respondents government employee. Study design is Cross sectional and sampling using probability proportional to size (pps). The results of this study found that 43.5% of smokers employee and 51.7% of non-smoker employees are comply the smoke free workplaces regulation. The result of logistic regression showed a significant correlation between age and perceived seriousness towards of smoke free workplaces regulation compliance on smoker respondent and the perceived benefits, gender and self-efficacy towards of smoke free workplaces regulation compliance on non-smoker respondents.
2017
T47804
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuliati
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuliati
Abstrak :
Kematian seseorang dianggap sebagai sebab berlakunya hukum kewarisan yaitu jika ia meninggalkan sejumlah harta miliknya dan memiliki ahli waris. Mengenai ahli waris, terdapat suatu kemungkinan bahwa Pewaris meninggalkan cucu yaitu anak dari anaknya. Sedangkan anaknya sendiri yang menjadi. penghubung antara si Pewaris dengan cucunya tadi telah meninggal dunia terlebih dahulu dari Pewaris. Al-Qur' an tidak secara langsung menyebut anak dari anak dalam ayat-ayatnya untuk pemberian warisan kepada cucu, tapi menyebutnya dengan sistem penggantian yang berlaku juga bagi keturunan saudara dan tolan seperjanjian, selain pertama kali ditujukan kepada mawali dari anak. Demikianlah pendirian ajaran kewarisan bilateral Hazairin berdasarkan al-Qur' an surah a-Nisaa' ayat 33. Sedangkan ajaran kewarisan patrilineal Syafi'i mendasarkan kedudukan cucu kepada ajaran Zaid bin Tsabit, seorang ahli hukum kewarisan yang merupakan sahabat Rasulullah SAW. Cucu yang dimaksudkan di sini hanya berarti cucu yang melalui anak laki-laki yang dapat mewaris sebagaimana anak mewaris dan menghijab sebagaimana anak menghijab kalau tidak ada anak laki-laki. Dan di dalam Pasal 185 ayat (1) Kompilasi Hukum Islam yang mengatur mengenai ahli waris pengganti, tidak dibedakan apakah cucu itu laki-laki atau perempuan dan apakah melalui anak laki-laki atau perempuan. Namun di dalam ayat (2), terdapat suatu ketentuan bahwa bagian ahli waris pengganti tidak boleh melebihi dari bagian ahli waris yang sederajat dengan yang diganti.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2000
S20812
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sari Yuliati
Abstrak :
Peningkatan efisiensi dan efektifitas pada perusahaan jasa konstruksi salah satunya dapat dilakukan dengan pengendalian biaya, mutu, dan waktu. Biaya merupakan salah satu faktor yang terpenting untuk dikendalikan pada saat pelaksanaan, agar tidak terjadi cost overrun. Pengendalian terhadap biaya proyek terdiri dari biaya tenaga kerja, material, subkon, kondisi umum dan overhead. Komponen biaya material adalah satu komponen biaya proyek yang sering Input dari proses pengendalian. Untuk itu perlu dilakukan identifikasi penyebab dominan terjadinya penyimpangan dalam manajemen biaya material, sehingga dapat diketahui pola hubungan antara penyebab dan kinerja komponen biaya material yang terdiri dari : biaya pembelian, biaya pengangkutan, biaya penyimpanan dan biaya pemborosan dan penggunaan. Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian, maka hipotesa yang akan dibuktikan melalui penelitian ini adalah : Apabila sumber penyebab terjadinya cost overrun tidak diantisipasi dalam manajemen biaya material, maka kinerja biaya proyek akan menurun.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14661
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nita Yuliati
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai April 2006, dengan lokasi daerah Tanggamus propinsi Lampung. Perkembangan dan pembangunan daerah Tanggamus dari kecamatan menjadi kabupaten dan juga pembangunan waduk Batutegi merupakan faktor eksternalitas yang menyebabkan peningkatan jumlah penduduk dan perubahan pola penggunaan lahan yang drastis. Karena itu perlu dikaji pola operasi waduk akibat adanya faktor eksternalitas yang berupa perkembangan daerah Tanggamus dari kecamatan menjadi kabupaten. Dari setiap kabupaten tersebut dilihat hubungan antara jumlah penduduk dan tahun berdasarkan kondisi tertentu yang digambarkan dalam model matematis baik regresi linier maupun eksponensial yang berupa garis best fit sehingga dapat diambil nilai rata-ratanya untuk dijadikan dasar analisis daerah Tanggamus, diantaranya regresi jumlah penduduk dan waktu (tahun) secara keseluruhan dan regresi penduduk berdasarkan kategori tertentu seperti luas wilayah, jarak ke ibukota propinsi, komposisi perkerjaan maupun letaknya pada pulau Sumatera maupun Sulawesi. Selain itu dilihat pula keterhubungan antara peningkatan jumlah penduduk dengan perubahan tata guna lahan daerah setempat. Hasil analisis memperlihatkan pertumbuhan tiap kabupaten sangat berbeda tergantung pada faktor pemicunya. Untuk mengetahui bagaimana laju pertumbuhan daerah tanggamus maka dibuat garis regresi berdasarkan expected value pertahunnya sehingga dapat kita simpulkan bahwa kabupaten Tanggamus nantinya akan mengalami pertumbuhan rata-rata, atau dapat dikatakan bahwa pertumbuhan penduduk daerah Tanggamus nantinya tidak akan terlalu drastis walaupun mengalami eksternalitas pemicu berupa pembangunan waduk dan reklasifikasi wilayah. Kemudian dapat dilihat bahwa akibat pembangunan waduk di daerah Tanggamus terjadi perubahan tata guna lahan yang cukup drastis pada areal persawahan dan permukiman. Hal ini tentu mempengaruhi kondisi supply air waduk karena peningkatan permukiman dan areal sawah yang cukup besar akan membuat kebutuhan air meningkat sedangkan suplai air menurun akibat dari perarnbahan daerah tangkapan yang diubah menjadi permukiman liar dan daerah pertanian. Dari semua perubahan tersebut perlu disiapkan beberapa skenario untuk operasi waduk yang mengikuti tingginya peningkatan jumlah penduduk yaitu kondisi maksimum, rata-rata, dan minimum. Setiap operasi waduk harus mengutamakan terpenuhinya kebutuhan air sesuai prioritas yang ditetapkan pemerintah daerah setempat untuk daerah tersebut walaupun kondisi supply air semakin menurun sehingga tidak ada kebutuhan yang saling bertabrakan.
This research have been done from January to April 2006, with location in Tanggamus, Lampung province. The development of Tanggamus from sub district to district and construction of Batutegi dam are being an eksternalities factor that cause an increase of population and changes of land use pattern drastically. Caused by those fact, we need to analyze a dam operation because of eksternalities that is development Tanggamus from sub district to district. From each district can be seen a correlation of population and year based on spesific condition that is being drawn in mathematical models of linear and eksponensial regression which have form a best fit line, so we can take the average point to be a based of Tanggamus analyzed, there are regression of citizen and time (year) for all district and regression for citizen based on spesific cluster like, width of an area, the distance from each district to its province city, working composition and also its location in Sumatera and Sulawesi island. Besides that we can also see the correlation of population with land use changes in Tanggamus district. The result shows the growth of each district is different from others depend on the trigger. To know Tanggamus growth rate, we made a regression based on expected value in every year so we can conclude that Tanggamus will have average growth, or we can say that Tanggamus population growth will not too drastic although Tanggamus have eksternalities trigger that is dam's construction and region reclasification. After that we can see, because of construction of a dam in Tanggamus would occur land use changes drastically in agricultural and municipality aea. This condition affect water supply of Batutegi dam because the high increase of municipality and agricultural area will make water demand also increase while water supply decrease caused by denudation of catchment area that became an illegal municipality and agricultural area. From all changes, we have to had some scenario for dam's operation that follows an increasing population in maksimum, average and minimum condition. Each dam's operation have to fulfill water demand based on a priority that being settled by local district government for that area although water supply condition keep decreased, so there is no more needs that collide.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T16871
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elevita Yuliati
Abstrak :
Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen gedung bioskop untuk dapat terus menarik minat masyarakat mengunjungi bioskop adalah dengan mempertahankan dan meningkatkan kepuasan pengunjungnya. Selanjutnya kepuasan diharapkan akan menimbulkan Ioyalitas pelanggan yang diwujudkan antara lain dalam bentuk kunjungan berulang.

Penelilian ini bermaksud untuk meujawab pertanyaan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi persepsi kepuasan pengunjung bioskop di Jakarta dan pengaruh pensepsi kepuasan tersebut terhadap loyalitas pengunjung bioskop di Jakarta. Dalam model penelitian ini indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur persepsi kepuasan pengunjung bioskop adalah lokasi bioskop, kemudahan mendapatkan tiket, fasilitas lobby bioskop, fasilitas dalam teater dan kenyamanan menonton Selanjutnya persepsi kepuasan pengunjung ini dikaitkan dengan loyalitas pengunjung.

Unit analisis penelitian ini adalah mahasiswa dan siswa SMU. Pengambilan sampel dilakukan di Universitas Indonesia dan SMU Al-Azhar Pejaten. Responden diminta untuk mengisi kuesioner. Item pertanyaan kuesioner adalah indikator-indikator untuk mengukur konstruk-konstruk penelitian ini. Konstruk lokasi bioskop, kemudahan mendapatkan tiket, fasilitas lobby bioskop, fasilitas dalam teater, kenyamanan menonton, kepuasan pengunjung dan loyalitas pengunjung masing-masing diukur dengan menggunakan 4 indikator. Selumhnya terdapat 28 indikator dalam penelitian ini.

Metode analisis data yang digunakan terdiri dari dua tahap. Tahap pertama pengolahan data dilakukan dengan menggnuakan analisis faktor pada setiap konstruk yang ada pada model penelitian. Hal ini dilakukan guna meIihat kelayakan indikator-indikator dalam membentuk masing-masing konstruknya. Setelah diperoleh hasil dari teknik analisis faktor, malta dilakukanlah teknik analisis tahap kedua yaitu dengan menggunakan teknik analisis regresi berganda. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Responden dalam penelitian ini berjumlah 140 orang. Hasil analisis data dalam penelitian ini memperlihatkan bahwa: 1. Lokasi bioskop secara signifikan mempengaruhi persepsi kepuasan pengunjung bioskop. 2. Fasilitas lobby bioskop secara signifikan mempengaruhi persepsi kepuasan pengunjung bioskop. 3. Fasilitas dalam teater secara signifikan mempengaruhi persepsi kepuasan pengunjung bioskop. 4. Persepsi kepuasan pengunjung bioskop secara signifikan mempengaruhi loyalitas mereka. Sedangkan kemudahan mendapatkan tiket dan kenyamanan menonton tidak signifikan mempengaruhi persepsi kepuasan pengunjung bioskop.

Hasil penelitian ini mengemukakan bahwa model penelitian terbukti, yaitu dengan adanya hubungan antara persepsi kepuasan pengunjung bioskop dengan Ioyalitas mereka.
Customer satisfaction has become a vital key of competitive and customer retention strategies. Keeping customers satisfied is essential for long-term success of a certain business, including cinema or, in a more familiar present form, cineplex business. The management of a cineplex has to keep its patrons satisfied and if possible, giving them more satisfaction each time they visit the cineplex. Satisfacton will bring about customer loyalty which in its turn will manifest itself in the form of repeat buying.

This research is intended to answer the questions which factors influence perceived satisfaction of cineplex patrons in Jakarta and how the perceived satisfaction affecting their loyalty. In the research model, the writer used indicators below: The cineplex location, access to buy tickets, facilities in cineplex lobby, facilities in the theater, and the pleasure of watching film in the theater. In the next stage ofthe research, the writer tried to link the perceived satisfaction of cineplex patrons to their loyalty towards cineplex.

The analysis unit of this research is unhrersity and high school students. The research sample came from the University of Indonesia and Al-Azhar 2 Islamic High School. Respondents were asked to fill in questionnaires. The items in the questionnaire were the indicators to measure the constructs ofthe research. The writer used 4 indicators each to measure the constructs of cineplex location, access to buy tickets, facilities in cineplex lobby, facilities in the theaten the pleasure of jilrnwatching, customer satiqaction and customer loyalty, which bring about the total of 28 indicators used in this research.

The writer used a two-stage analysis method in this research. In the first stage the writer used factor analysis for each construct in the research model to assess the validity of each indicator. In the next stage, the writer used multiple regression analysis to assess the influence of independent variables to the dependent variables. Total respondents participated in this research is 140.

The results of data analvsis in this research are: 1. The location ofthe cineplex is significantly influencing the perceived satisfaction on the cineplex patrons. 2. The facilities in the cineplex lobby is significantly influencing the perceived satisfaction ofthe cineplex patrons. 3. The facilities in the theater is significantly influencing the perceived satisfaction of the cineplex patrons. 4. The perceived satisfaction of the cineplex patrons is significantly influencing their loyalty towards cineplex. While access to buy tickets and the pleasure of film watching are not significantly influencing the perceived satisfaction ofthe cineplex patrons.

The result of this particular research has proved that the perceived satisfaction of the cineplex patrons is significantly influencing their loyalty toward cineplex.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T17773
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>