Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yustika Mahayu Putri
"

Gambaran Perilaku Mencari Bantuan Kesehatan Jiwa pada Siswa SMA di Depok

 

Remaja adalah kelompok usia yang mengalami berbagai proses perkembangan dalam kehidupannya. Berbagai faktor dapat berperan sebagai faktor risiko dan faktor proteksi dalam kesehatan jiwa remaja. Layanan bantuan profesional dapat menjadi intervensi dini dalam mencegah gangguan jiwa pada remaja. Perilaku mencari bantuan kesehatan jiwa dapat diidentifikasi dengan melihat sikap dan intensi remaja dalam mencari kesehatan jiwa, serta determinan lain seperti dukungan sosial, tingkat literasi kesehatan jiwa, dan status kesehatan jiwa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku mencari bantuan profesional kesehatan jiwa pada siswa SMA di Depok. Metode penelitian menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif sederhana pada 147 siswa SMA Negeri 13 Depok. Instrumen pada penelitian ini adalah kuesioner Multidimensional Scale of Perceived Social Support, Mental Health Knowledge Schedule, Depression, Anxiety, and Stress Scale (DASS – 21), Attitudes toward Seeking Professional Help – Short Form, dan Mental Help Seeking Intention Scale. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat untuk mengetahui frekuensi dan presentase. Hasil penelitian menunjukkan dukungan sosial tinggi (51,7%), tingkat literasi kesehatan jiwa sedang (74,1%), status depresi normal (83%), status kecemasan normal (69,4%), status stres normal (90,05%), sikap terhadap perilaku mencari bantuan profesional kesehatan jiwa positif (53,1%), dan intensi untuk mencari bantuan kesehatan jiwa sedang (92,5%). Pihak sekolah dan layanan kesehatan jiwa perlu menyediakan dukungan, baik instrumental, informasional, atau emosional kepada siswa tentang kesehatan jiwa maupun gangguan jiwa.

 

Kata kunci: Remaja, dukungan sosial, literasi, sikap, intensi, pencarian bantuan, kesehatan jiwa


An overview of Mental Health Help-Seeking Behavior in High School Students in Depok

 

Adolescence is an age group that experiences various developmental processes in their lives. Various factors can act as risk and protective factors in adolescent mental health. Professional assistance services can be early intervention in preventing mental disorders in adolescents. The behavior of seeking mental health assistance can be identified by looking at the attitudes and intentions of adolescents in seeking mental health, as well as other determinants such as social support, mental health literacy levels, and mental health status. This study aims to determine the behavior of seeking mental health professional assistance for high school students in Depok. The research method uses a quantitative research design with a simple descriptive method on 147 students of SMAN 13 Depok. The instruments in this study were the Multidimensional Scale of Perceived Social Support, Mental Health Knowledge Schedule, Depression, Anxiety, and Stress Scale (DASS-21), Attitudes toward Seeking Professional Help - Short Form, and Mental Help Seeking Intention Scale. Analysis of the data used in this study is univariate analysis to determine the frequency and percentage. The results showed high social support (51.7%), moderate mental health literacy level (74.1%), normal depressive status (83%), normal anxiety status (69.4%), normal stress status (90.05 %), positive attitudes toward mental health professional seeking help (53.1%), and moderate intention to seek mental health assistance (92.5%). Schools and mental health services need to provide students, both instrumental, informational, or emotional support about mental health and mental disorders.

 

Keywords: Adolescence, social support, literacy, attitudes, intention, help-seeking, mental health

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yustika Mahayu Putri
"Halusinasi merupakan gejala yang paling umum dirasakan klien skizofrenia berupa persepsi dari sumber yang tidak nyata. Klien halusinasi dapat larut dalam halusinasinya yang berisiko membahayakan diri dan lingkungan. Tujuan laporan kasus ini yaitu untuk memberikan gambaran tentang penerapan standar asuhan keperawatan generalis untuk meningkatkan kemampuan keluarga dengan halusinasi. Analisis dilakukan pada pengelolaan pasien di Ruang Arimbi Rumah Sakit dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor yang dilanjutkan dengan pengelolaan keluarga klien secara daring. Hasil analisis menunjukkan bahwa intervensi keperawatan generalis dapat meningkatkan kemampuan keluarga dengan klien halusinasi. Hal ini ditandai dengan peningkatan komponen penilaian kemampuan setelah diberikannya tindakan keperawatan. Hasil gambaran ini diharapkan dapat menjadi acuan penerapan tindakan keperawatan ners pada klien dan keluarga dengan halusinasi.

Hallucinations are the most common symptoms felt by schizophrenic clients in the form of perceptions from sources that are not real. Clients with hallucinations can dissolve in their hallucinations which are at risk of endangering themselves and the environment. The purpose of this case report is to give an overview on the implementation of psychiatry nursing care in increasing abilities of families with hallucinations. The analysis was carried out on the management of patient in the Arimbi Room, Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Hospital, followed by online management of the client's family. The results of the analysis show that generalist nursing interventions can increase the ability of families with hallucinating clients. This is marked by an increase in the ability assessment component after the nursing interventions are given. This overview can be used as a reference for applying generalist nursing interventions to clients and families with hallucinations. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library