Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Yusuf Kurniawan
"Penelitian ini fokus untuk mengetahui persepsi dan harapan kementerian/lembaga terhadap pelayanan asistensi yang diberikan oleh deputi program dan reformasi birokrasi, serta untuk mengetahui bagaimana strategi deputi program dan reformasi birokrasi dalam pelayanan asistensi tersebut. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diperoleh data bahwa persepsi kementerian/Iembaga terhadap pelayanan asistensi deputi program dan reformasi birokrasi adalah belum maksimalnya pelayanan yang ditandai dengan tidak adanya umpan balik, lambat, tidak responsif, dan baru menyentuh proses bukan hasil. Harapan kementerian/ Iembaga terhadap pelayanan asisrensi adalah adanya asistensi yang dapat diaplikasikan oleh instansi, dimana hasil asistensi dapat dimanfaatkan Iangsung dalam pelaksanaan reformasi birokrasi. Oleh karena itu, berdasarkan analisis yang telah dilakukan disimpulkan bahwa (1) Persepsi kementerian/Iembaga terhadap pelayanan asistensi jauh dari yang diharapkan, dalam arti masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki. Harapannya adalah agar pelayanan dapat lebih baik Iagi sehingga memudahkan kementerian/lembaga dalam proses reformasi birokrasi dan mendapatkan asistensi yang aplikatif lagi dan berguna bagi instansi; dan (2) Strategi pelayanan asistensi yang dilakukan oleh deputi program dan reformasi birokrasi belum berjalan optimal dengan keterbatasan yang ada. Untuk itu, perlu dirumuskan suatu strategi dalam pelayanan asistensi yang lebih aplikatif dan mudah untuk dilaksanakan.

This research is focus to know about the perceptions and expectations of the ministries/agencies about technical assistance that given by the Deputy Program and Bureaucracy Reform, and to find out how their strategy to give that technical assistance. Based the research conducted, the data showed that the perception of Ministries/Agencies about the technical assistance is that the assistance not maximal enough that characterized by no feedback, not responsive, and all the assistance is only touching process rather than outcome. The expectation of the assistance is there are result that can utilize directly in implemented the bureaucracy reforms. Therefore, based on the analysis that have been done, it concluded that (1) the perception of Ministry/Agencies about the assistance is far from the expected, which mean there are still have many shortcomings that have to be improved. The expectation is the assistance could be better so it can facilitate Ministry/Agencies in process to reform the bureaucracy and get the assistance that can be applied and give advantage to the agency; and (2) Strategy fiom Deputy Program and Bureaucracy Reforms in the technical assistance has not run optimally with the limitations that existing. So, it needed to make a formulation of a strategy that applicative and can be easy to implemented."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T21104
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yusuf Kurniawan
"ABSTRAK
Minyak mineral merupakan bahan yang paling banyak dipakai sebagai bahan dasar minyak pelumas, sumber alam yang terbatas jumlahnya dan tidak dapat diperbarui (non renewable).
Dalam percobaan ini dilakukan beberapa metode yaitu viskositas kinematik dengan metode ASTM D-445, bilangan basa total dengan metode ASTM D-2896, dan identifikasi logam dengan atomic absorbtion spectrophotometry (AAS) dengan metode ASTM D-4628.
Dari percobaan, dapat disimpulkan bahwa minyak pelumas mengalami penurunan kualitas setelah penggunaan di berbagai jarak. Hal ini dapat dilihat dari nilai viskositas dan bilangan basa total minyak pelumas yang menurun, dan kandungan logam yang semakin meningkat (dengan penambahan jarak). Bila minyak pelumas terus menerus digunakan dalam jangka waktu yang lama maka dapat mengakibatkan keausan pada mesin. Waktu pemakaian minyak pelumas sangat berpengaruh terhadap kualitas minyak pelumas."
2008
TA1705
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dicky Yusuf Kurniawan
"Situ Kenanga merupakan salah satu jenis perairan berbentuk situ atau ekosistem lahan basah lentik yang mendapat campur tangan manusia. Salah satu situ bernama Situ Kenanga, terdapat di lingkungan Universitas Indonesia. Perairan ini diisi banyak ikan, termasuk ikan sapu-sapu. Berdasarkan hasil wawancara dengan karyawan pembersih situ, ikan ini tidak disukai oleh karyawan pembersih situ karena merusak dasar danau yang menyebabkan erosi. Selain itu, bangkai sapu-sapu menimbulkan bau tidak sedap yang mencapai Masjid UI. Metode yang digunakan adalah kualitatif. pengamatan lingkungan adalah sebagai berikut: cuaca hujan; rata-rata suhu udara 30℃; rata-rata suhu air 30,63℃ di inlet dan 30,27℃ di outlet; rata-rata kecerahan inlet 15,5 cm dan outlet 15 cm; rata-rata turbiditas inlet 52,77 NTU dan outlet 54,97 NTU; Rata-rata DO inlet 6,62 mg/L dan oulet 11,12 mg/L; Rata-rata pH inlet 8,75 dan outlet 9,48; Rata-rata kedalaman air pada inlet 31,17 dan outlet 20,83. Sampel ikan yang didapat berjumlah 75 ekor dengan yang memiliki gonad matang berjumlah 47 ekor. Rasio gonad antara betina dengan jantan , yaitu 1,94 : 1. Hasil tangkapan betina (31 ekor) dan jantan (16 ekor). Sebagian besar TKG III dan IV, yang berarti masa pemijahan. Hasil dari menunjukkan bahwa situ ini mampu memenuhi kehidupan ikan sapu-sapu.

Lake Kenanga is a type of water body known as a lake or lentic wetland ecosystem that has undergone human intervention. One of the lake, called Situ Kenanga, is located within the University of Indonesia. This water body is filled with fishes, including the sailfin catfish (Pterygoplichthys pardalis). According to interviews with the cleaning staff of the lake, the fish disliked because it damages the bottom of the, which leads to erosion. Furthermore, the carcasses of these fish emit an unpleasant odor that reaches the UI Mosque. The method used in this study is qualitative. Environmental observation: rainy weather; average was 30℃; the average water temperature was 30.63℃ at the inlet and 30.27℃ at the outlet; the average clarity was 15.5 cm inlet and 15 cm outlet; the average turbidity was 52.77 NTU at the inlet and 54.97 NTU at the outlet; the average dissolved oxygen (DO) was 6.62 mg/L inlet and 11.12 mg/L outlet; the average pH was 8.75 inlet and 9.48 outlet; the average depth was 31.17 cm inlet and 20.83 cm outlet. We collected 75 samples of fish, with 47 of them having mature gonads. The gonad ratio between females and males was 1.94 : 1, females (31 fish), males (16 fish). Maost of the fishes were in gonadal maturity stages III and IV, indicating the spawning period during sampling."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library