Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zainudin
"Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan masyarakat dan cenderung semakin luas wilayah penyebarannya sejalan dengan meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk. Timbulnya penyakit DBD merupakan kontribusi spasial sebagai faktor risiko seperti perubahan iklim, topografi, cakupan program, dan perilaku. Besamya faktor risiko tersebut berperan terhadap bertambahnya populasi nyamuk Aedes aegypli sebagai vektor penyakit DBD. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan kontribusi spasial dengan kemungkinan terjadinya penyakif DBD selama 60 bulan (1997-2001), gambaran kepadatan jentik dan perilaku pengelola tempat-tempat umum (TTU) di Kota Bekasi. Disain penelitian adalah studi korelasi.
Untuk mengetahui gambaran kepadatan jentik dan perilaku dilakukan survai dengan junilah sampel 292 TTU yang diperoleh secara sistematik random sampling. Data dianalisis untuk mengetahui distribusi frekuensi (univariat) dan hubungan antar variabel (bivariat) dengan menggunakan uji korelasi Product Moment Pearson dan uji anova. Variabel independen penelitian adalah curate hujan, suhu udara, kelembapan, pengelompokan wilayah, cakupan PSN-DBD, dan perilaku. Pengolahan data spasial dan pemetaan menggunakan teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pergeseran waktu penyebaran penyakit DBD memiliki sildus empat tahunan yang temp dan selama lima tahun terakhir diketahui pusat penyebaran penyakit berada di dua kelurahan yaitu Jati Waringin dan Jaka Sempurna. Hasil survai menunjukkan bahwa angka bebas jentik (ABJ) di TTU barn sebesar 72,60% dan proporsi pengelola TTU yang berpartisipasi dalam PSN-DBD kurang dari separuhnya (43,49%).
Analisis bivariat menunjukkan curah hujan, suhu udara, kelembaban, dan cakupan PSN-DBD selama lima tahun secara statistik tidak terdapat hubungan yang bermakna untuk terjadinya penyakit DBD p=0,111, p'J,486, dan Hubungan yang bermakna hanya terlihat antara suhu udara dengan kejadian penyakit DBD pada tahun 1998 (p O,002). Analisis bivariat antara pengelompokan wilayah dengan kejadian penyakit DBD juga menunjukkan hubungan yang bermakna (p),000), yang berarti terdapat perbedaan kejadian penyakit DBD di wilayah perkotaan, peralihan dan perdesaan. ABJ tidak menunjukkan hubungan yang bermakna dengan curah hujan, suhu udara, kelembapan, dan cakupan PSN-DBD (p-0,760, p=0,214, p 0,616, dan p-A),283).
Untuk mewaspadai siklus empat tahunan dan dalam rangka meneegah terjadinya kejadian luar biasa (KLB) DBD, disarankan perlu adanya petugas lapangan (Jura Pemeriksa Jentik) di setiap Puskesmas Pembantu (DesalKelurahan) yang akan melakukan pemeriksaan jentik di rumah penduduk di bawah koordinasi Puskesmas, meningkatkan kemampuan petugas puskesmas dalam mengelola wilayah kerjanya untuk mengurangi wilayah endemis, kegiatan PSN-DBD agar diprogramkan secara rutin (terjadwal) dalam ekstra kurikuler sekolah, dan perlu meningkatkan upaya penyuluhan kepada masyarakat melalui media cetak maupun elektronik.
Daftar Pustaka: 54 (1987-2003)

A Spatial Analysis of DHF Incidents in An Urban Setting of Bekasi 2003 Dengue hemorrhagic fever (DHF) is a public health problem and tends to spread out by the increasing mobility and density of people population. The emergence of DHF disease is a spatially contributed from several risk factors such as climate changes, topography, coverage programs, and people's habit. The magnitude of the risk factors is responsible for the increasing of Aedes Agepty population as a vector DHF disease.
The main objectives of this research are to find out the relationship between a spatial contribution and the possibility of DHF incident within 60 months period from 1997 to 2001, the illustration of mosquito larva density and the behavior of sanitation authority of public places in Bekasi. The model use in this study is a correlation study. The surveys are done in 292 public places by a systematic random sampling method to illustrate Aedes larva density and people behavior in that area.
Data are analyzed to find the frequency distribution (univariat) and intervariable correlation (bivariat) by using Product Moment Pearson correlation test and Analysis of Varian test. The independent variables are the amount of rainfall, temperature, relative humidity, regional zoning, management of source reduction campaign of DHF, and the behavior of sanitation authority. Analyzing spatial data and mapping utilize the geographical information system (GIS).
The result shows that a shifting time of DHF distribution is observed in a regular four-year cycle, and in the last five years it has been known that the central of disease distribution can be found in two district areas, Jati Waringin and Jaka Sampuma. The result also shows that the larva free index (ABJ) in public places is 72,60% and a proportion of management public places in source reduction campaign DHF is less than a half of it (43,49%).
Bivariat analysis shows that a rainfall amount, temperature, relative humidity, and management of source reduction campaign DHF in statistics have no correlation with DHF disease incident within the last five years (p=. 772, p 0.111, p'O. 486, p=0.266. A significant correlation can be proven between temperature and DHF disease incident in 1998 (p4l.002). The bivariat analysis between several regions and DHF disease incident shows a significant correlation (p=x.400), so there are different DHF disease incidents among rural, transition and urban areas. ABJ does not show a significant correlation with rainfall amount, temperature, humidity, and management of source reduction campaign DHF (p=-0.760, 170.214, p=0.616 and p=0.283).
To increase an awareness of the four-year cycle and to prevent the outbreak of DHF disease incident, firstly, staff that examine larva should be positioned in each public health center (Puskesmas) in the village. This staff is obliged to periodically examine larva in every house within his area and coordinates with the Puskesmas officers within his district. Secondly, the knowledge of district area public health staff should be improved to manage his region in minimizing the regional endemic. Thirdly, the source reduction campaign of DHF must be done periodically at schools and mass media.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T11246
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochammad Zainudin
"Batu kapur digunakan sebagai bahan aditif untuk membuat Semen Portlan Komposit, pembuatan dilakukan dengan menggunakan cara penggilingan batukapur yang terpisah dengan penggilingan semen portlan biasa yang digiling bersama sama dengan gypsum. Batu kapur digiling dengan beberapa variasi kehalusan blaine (4000, 6000, 8000 dan 10000 cm2/gr) dan beberapa komposisi batukapur (5%, 10%, 15% dan 20%), untuk kemudian dilihat pengaruh kehalusan batukapur pada berbagai komposisi terhadap kuat tekan semen. Dari hasil yang didapat tampak bahwa penggunaan batukapur ini akan meningkatkan kuat tekan dengan meningkatkan kehalusan blainenya, hal ini lebih disebabkan limestone berfungsi sebagai bahan pengisi pori pada adukan semen.

Limestone used as additive material for portland composite cement, limestone milled separate with Portland cement and gypsum. Limestone milled in different fineness (4000, 6000, 8000, and 10000 cm2/gr) with different composition (5%, 10%, 15% and 20%), and investigate effect of limestone fineness as additive material in different composition on cement compressive strength. Limestone fineness contribute in composite cement compressive strength, there are fill in porous cement."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
T21496
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfalah Zainudin
"Sekolah menengah di London, Inggris memiliki permasalahan dalam menempatkan murid-murid baru ke dalam grup-grup tutor. Dalam menempatkan murid-murid ke dalam grup tutor terdapat asumsi-asumsi yang harus diperhatikan agar terbentuk grup tutor yang sesuai dengan yang diharapkan. Karena waktu yang tersedia untuk pembentukkan grup tutor cukup singkat dan jika dilakukan secara manual membutuhkan waktu kerja yang cukup lama maka pada skripsi ini dilakukan penyelesaian secara heuristik dengan program komputer yang jika diimplementasikan akan meminimalkan waktu penempatan murid-murid ke dalam grup tutor.

Secondary school in London, England has a problem in assigning new students into tutor groups. In assigning students into tutor groups, there are assumptions that must be taken to ensure that the tutor group formed as expected. Because the available time for the formation of a tutor group is quite short and if done manually takes quite a long time indeed. This skripsi is processed in heuristic solving with a computational program which will minimize the time of assignment of students into tutor groups if implemented correctly."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S1283
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Musthofa Zainudin
"ABSTRAK
Hiu adalah predator tingkat atas di ekosistem laut, sehingga hiu mempunyai peranan penting sebagai hewan pengontrol populasi di ekosistem laut. Status sumberdaya hiu di dunia terancam punah akibat kelebihan tangkap (overfishing). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa status, peluang dan tantangan pengelolaan hiu di Indonesia berbasis ekosistem. Penelitian menggunakan metode kualitatif, pembahasan secara deskriptif dan didukung dengan purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Indonesia adalah Negara terbesar penghasil hiu di dunia. Sebagian besar produk perikanan hiu di Indonesia di hasilkan dari hasil tangkapan sampingan (72 %), dan hanya 28 % perikanan dihasilkan sebagai target tangkapan Utama. Saat ini sumberdaya perikanan hiu di Indonesia mengalami penurunan, dengan penurunan CPUE hingga 26-50% dibanding dengan hasil tangkapan 10 tahun yang lalu. Dari hasil penilaian performa indikator EBFM, hasil performa per domain perikanan hiu Indonesia adalah sebagai berikut : domain sumber daya ikan adalah buruk; domain habitat dan ekosistem adalah sedang; domain aspek teknis dan alat tangkap ikan adalah buruk; domain sosial adalah sedang; domain ekonomi adalah sedang; dan domain kelembagaan adalah sedang. Hingga saat ini belum ada peraturan perundangan yang mengatur spesifik perikanan hiu di Indonesia. Namun, instrument kebijakan yang dimiliki Indonesia saat ini sudah cukup untuk membuat pengelolaan hiu. Pengelolaan hiu berbasis ekosistem dapat menjadi landasan terbaik saat ini di Indonesia.

ABSTRACT
As high-trophic level predators, sharks play important role in marine ecosystem, especially in controlling fish population. In recent years, the status of worldwide shark stock is overfished and nearly extinct. In that regard, this research aims to analyse status, opportunities and threats of ecosystem-based fisheries management for sharks in Indonesia. The method used is qualitative one; the data and finding are provided in descriptions supported by purposive sampling. The result shows that Indonesia is one of the biggest global shark producers. In Indonesia sharks are mostly captured as bycatch (72%), only 28% considered as target species. Nowadays, Indonesian shark stock decreases, it is indicated through downward CPUE from 26% to 50% if compared catch in the last 10 years. Through outcomes of EBFM performance indicator assessment, the performance of Indonesian shark fisheries classified per domain can be concluded as follows: fish stock domain is low, habitat and ecosystem domains are medium, technical aspects and fishing gears domain are low, social domain is medium, economical domain is medium and institutional domain is medium. Up to now, Indonesia doesn?t have laws in place which specifically regulate shark fisheries. Yet, the existing policy instruments are quite sufficient to manage shark fishing in Indonesia. In summary, ecosystem-based fisheries management is the best current method, tool and arrangement that can be directly incorporated into the policy instruments to develop proper management system for shark fisheries in Indonesia.
"
2011
T30219
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Zainudin
"Zinc merupakan mikronutrien yang mempengaruhi status gizi anak usia 10-12 tahun. Status gizi yang tidak ideal merupakan salah satu masalah kesehatan anak usia sekolah 10-12 tahun di SD Negeri X Kampung Serang yang lokasinya berdekatan dengan Tempat Pembuangan Akhir Sampah Bantar Gebang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui status gizi anak usia sekolah dan hubungannya dengan asupan zinc dari makanan. Desain penelitian adalah cross-sectional. Pengambilan data dilakukan pada bulan Januari 2011 dari hasil pengukuran antopometri dan wawancara survei konsumsi makanan (Food Frequency Questionnaire) pada 68 subjek dengan yang dipilih berdasarkan consecutive sampling. Data yang terkumpul kemudian diolah melalui nutrisurvey untuk mengetahui asupan zinc dalam makanan sedangkan data status gizi didapat dari klasifikasi berdasarkan IMT/U, BB/U dan TB/U. Mayoritas responden memiliki status gizi kurang, yakni 51.2% berdasarkan BB/U dan 51.5% berdasarkan TB/U. Dilihat dari asupannya, 67 responden (99%) memiliki asupan zinc kurang. Dari uji statistik (Fisher), diketahui terdapat hubungan tidak bermakna antara asupan zinc dengan status gizi anak, baik berdasarkan IMT/U, BB/U maupun TB/U dengan nilai probabilitas masing-masing adalah p=0.879, p=0.576 dan p=0.515 (p>0.05). Disimpulkan bahwa status gizi dan asupan zinc pada anak sekolah usia 10-12 tahun di SDN X tidak memiliki hubungan yang bermakna.

Zinc is a micronutrient that affects nutritional status of children aged 10-12 years. Nutritional status which is not ideal is one of the health problems of children aged 10- 12 years in the SDN X, Serang Village, which is located close to the Final Disposal Waste Bantar Gebang. The purpose of this study is to determine the nutritional status of school-age children and its relation to zinc intake from food. The research is designed using cross sectional method. The data was collected in January 2011 from an antopometri measurement and an interview of food consumption in 68 subjects based on consecutive sampling. The data then processed through nutrisurvey to know he intake of zinc in the diet while the nutritional status data was classified based on weight-age percentil, height-age percentil and body mass index-age percentil. Most respondents have less nutritional status, which is 51.2% based on weight-age percentil and 51.5% based on height-age percentil. 67 respondents (99%) have less zinc intake. Based on statistical tests (Fisher), there is no significant relationship between zinc intake and nutritional status of children based on the weight-age percentil, height-age percentil and body mass index-age percentil with probability value p = 0879, p = 0576 and p = 0515 (p> 0.05). In conclusion, nutritional status of school children aged 10-12 years in SDN X has no significant relationship with zinc intake."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Zainudin
"Konsumsi plastik yang terus meningkat tiap tahun turut meningkatkan pertumbuhan sampah kota. Hal ini mendorong peneliti untuk mengembangkan plastik yang dapat terdegradasi secara biologis (biodegradable plastic). Polylactic acid (PLA) merupakan biodegradable plastic dari sumber yang dapat diperbaharui. PLA memiliki sifat mekanik dan biokompatibilitas yang baik dibandingkan plastik konvensional. Akan tetapi PLA bersifat getas sehingga sulit diaplikasikan untuk kemasan fleksibel. Oleh karena itu PLA membutuhkan pemlastis untuk mengatasi masalah tersebut.
Penelitian ini membahas perilaku mekanik PLA dengan penambahan triacetine (TAC) dan diethylene glycol dibenzoate (DEDB). Pengujian micro tensile, SEM, FTIR, dan DSC dilakukan untuk mengetahui mekanisme plastisasi, pengaruh terhadap perilaku mekanik, dan efektivitas kedua pemlastis tersebut terhadap PLA. Penelitian ini menunjukkan adanya indikasi mekanisme lubrikasi dalam plastisasi PLA dengan TAC dan DEDB. Selain itu TAC lebih efektif dibandingkan DEDB dalam meningkatkan keuletan PLA dan tidak ditemukan adanya fenomena antiplastisasi.

The amount of municipal waste grows along with the increasing of plastic consumption. It motivates researchers to develop a plastic that can be degradated biologically (biodegradable polymer). Polylactic acid (PLA) is biodegradable polymer from renewable raw material. PLA has good mechanical properties and biocompatibility than conventional plastics. However the brittleness of PLA make difficult to aplicated to flexible packaging. Hence PLA need plasticizer to solve that problem.
This research discusses about comparing mechanical behaviour from PLA with adding triacetine (TAC) and diethylene glycol dibenzoate (DEDB). Micro tensile, SEM, FTIR, and DSC testing has been done to investigate mechanism of plastization, effect to mechanical behaviour, and effectiveness both of the plasticizers to PLA. This research show there is indication of lubricating mechanism within plasticized PLA by TAC and DEDB. More over TAC more effective than DEDB to increase ductility of PLA and there is no antiplastization phenomenon.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52687
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fuad Zainudin
"Swamedikasi antibiotik dapat meningkatkan terjadinya resistensi dan risiko penggunaan antibiotik yang tidak tepat. Salah satunya disebabkan kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap bahaya menyimpan antibiotik dirumah. Penelitian ini bertujuan untuk menilai pengaruh penyuluhan dan pemberian leaflet pada ibu terhadap pengetahuan, persepsi dan penyimpanan antibiotik. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian Quasi Experiment non randomized pre post control group. Intervensi berupa penyuluhan dan pembagian leaflet pada ibu. Penelitian dilakukan di Kota Depok pada bulan Januari-Oktober 2014. Wilayah kerja kelurahan Pancoran Mas sebagai lokasi intervensi dan kelurahan Beji sebagai kontrol. Subjek penelitian adalah ibu rumah tangga usia 18-65 tahun. Jumlah subjek untuk kelompok intervensi 52 dan kontrol 52 ibu rumah tangga. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji beda dan analisis multivariat.
Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan awal ibu didapatkan informasi sebesar 81,7% tidak tahu bahwa membeli antibiotik harus menggunakan resep, persepsi awal ibu didapatkan informasi sebesar 42,3 % menganggap antibiotik bukan obat keras dan sebesar 51% diketahui ibu menyimpan antibiotik dirumah. Perbedaan bermakna pengetahuan dan persepsi ibu pada kelompok penyuluhan dan pemberian leaflet lebih tinggi dibanding sebelum penyuluhan. Sedangkan pada kelompok kontrol tidak bermakna (p>0,05). Penyuluhan dan pemberian leaflet memberikan pengaruh secara bermakna terhadap peningkatan pengetahuan dan persepsi. Ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan, persepsi dan penyimpanan antibiotik ditunjukan dengan nilai p < 0,05.

Self-medication with antibiotics can increase the antibiotic resistance and the risk of inappropriate use. One is due to the lack community knowledge of the dangers of storing antibiotics at home. This study aims to measure the knowledge, perceptions and behavior of the community storing antibiotics before and after education and analyze the effect of education and leaflet provision on the level of knowledge of the use of antibiotics and community perception. This research design non-randomized Quasi Experiment pre-post control group. Intervention group received education and the distribution of leaflets. The study was conducted in Depok. Pancoran Mas village as the location of the intervention and Beji village as a control. Subjects were housewives aged 18-65 years. The number of subjects in intervention group were 52 and control were 52 housewives. The data was analyzed using different test and multivariate analysis.
The results showed Initial knowledge of mothers obtained information by 81,7% did not know that buy antibiotics should use a prescription, the initial perception of mothers obtained information by 42,3% assume antibiotics is not prescription drugs and 51% of Ibuts are known storing antibiotics at home. Significant differences (p<0,05) in knowledge and perceptions of group education which the results of knowledge and perception is higher than before intervention. While in the control group was not significant (p> 0,05). Education and leaflets are affect significantly to the enhancement of knowledge and perception. There is a significant relationship between knowledge, perception and storage of antibiotics shown by value p <0,05.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Musthofa Zainudin
"Bycatch penyu, hiu, mamalia laut dan burung laut pada perikanan rawai telah tercatat sebagai salah satu faktor utama penyebab turunnya populasi biota laut tersebut di dunia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat bycatch penyu, hiu, mamalia laut dan burung laut dan juga opsi-opsi upaya mitigasinya serta menguji efektifitass circle hook sebagai salah satu teknologi mitigasi bycatch biota-biota laut tersebut pada perikanan rawai tuna Indonesia. Telah dilakukan observasi pada 8.564.858 mata kail dari 5.622 setting pancing rawai tuna Indonesia yang berpangkalan di dua pelabuhan utama armada perikanan rawai tuna Indonesia yaitu Pelabuhan Bitung, Sulawesi Utara dan Pelabuhan Benoa, Bali selama periode Mei 2006 hingga Juni 2014, dan membandingkan circle hook ukuran 16/0 dengan tuna hook berukuran mix (13/0, 14/0 dan 15/0) pada 27 armada rawai tuna yang berpangkalan di pelabuhan Benoa, Bali dan berlokasi tangkap di Samudera Hindia pada tahun 2006 ? 2011 dan 2013 . Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai laju pancing (hook rate) per seribu mata kail bycatch hiu di rawai tuna Indonesia sebesar 0,2446, penyu 0,0732, burung laut 0,0030, lumba-lumba 0,0021, dan paus 0,0009. Circle hook layak di terapkan di rawai tuna di Indonesia karena circle hook terbukti efektif untuk mengurangi jumlah bycatch biota laut dilindungi dan terancam punah dan meningkatkan jumlah tangkapan target utama (tuna). Setting dalam dan setting alat tangkap malam hari telah teruji efektif untuk mengurangi bycatch biota laut. Selain itu beberapa praktek mitigasi bycatch lainya telah dibahas dalam penelitian ini.

Bycatch of sea turtles, sharks, marine mammals and seabirds in longline fishery is recorded to be one of the major factors that causes declining populations of those critical species worldwide. This research aims to identify bycatch level of sea turtles, sharks, marine mammals and seabirds as well as to pinpoint the mitigation options and examine the effectiveness of circle hook as one of the bycatch reduction technologies applied in Indonesian tuna longline fisheries. In this study, a total of 8,564,858 hooks were observed from 5,622 gear settings in Indonesian tuna longline fisheries based in two major fishing ports, namely Bitung Fishing Port - North Sulawesi and Benoa Port - Bali from May 2006 to June 2014. The applications of 16/0 circle hook size and mixed tuna hook sizes of 13/0, 14/0 and 15/0 from 2006 to 2011 in 27 tuna longliners based in Benoa - Bali were also compared. Fishing ground of those fleets was mostly in Indian Ocean. The results suggest that hook rate per thousand hooks in Indonesian tuna longline fisheries for shark bycatch is 0.2446, 0.0732 for sea turtle bycatch, 0.0030 for seabird bycatch, 0.0021 for dolphin bycatch and 0.0009 for whale bycatch. Circle hooks are suitable and applicable for Indonesian tuna longline fishery due to circle hooks is proved effective to reduce protected and endangered marine species while still can increased the target catches (tuna). Deep setting system and night setting also proved effective to reduce those bycatch of marine species. Others bycatch mitigation practices has been discussed in this study."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
D2193
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Kliwon Zainudin
"ABSTRAK
Indonesia dihadapkan dengan sistem demokrasi yang belum mampu berjalan dengan semestinya. Sumber daya manusia yang tidak dipersiapkan berdampak pada realitas demokrasi tersebut. Mahasiswa adalah sumber daya manusia yang memiliki potensi besar dalam membawa Indonesia ke arah perubahan, sehingga perlu dipersiapkan generasi penerus dalam pendekatan kepemimpinan. Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui bagaimana pemimpin KAMMI Wilayah Jawa Barat menjalankan kepemimpinan transformasional dalam versi Bass kepada pengikutnya. Metode deskriptif analisis digunakan dalam penelitian ini dengan pendekatan kualitatif, data dikumpulkan melalui wawancara dan studi leteratur. Hasil analisis menemukan bahwa KAMMI Wilayah Jawa Barat menjalankan kepemimpinan dengan memunculkan tiga dimensi yang dibawakan oleh Bass yaitu individual considerational, inspirational motivation serta idealized influence. Hasil penelitian menunjukan perlunya penerapan dimensi kepemimpinan transformasional secara seimbang, serta memberanikan untuk membudayakan kepemimpinan transformasional dalam organisasi baik di tingkat pemimpin dan bidang-bidang, harapanya mampu memberikan pengaruh positif bagi iklim organisasi.

ABSTRACT
Indonesia is faced with a democratic system that has not been able to walk properly. Human resources are not prepared impact on the democratic reality. Students are resources that have great potential in bringing Indonesia to the direction of change, so the need to prepared in the next generation of leadership approach. This study aims to determine how leaders in KAMMI Jawa Barat practice transformational leadership in Bass version of his followers. Descriptive analysis method used in this study with a qualitative approach, the data was gathered with interviews and studies leteratur. The analysis finds that KAMMI Jawa Barat practice leadership appear to have three dimensions presented by Bass, that is Individual consideration, inspirational motivation and idealized influence. The results showed the need for the implementation of transformational leadership dimensions in a balanced way, and encouraged to cultivate transformational leadership in organizations both at the level of leadership and fields, hopes able to positively influence the climate of the organization."
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M.N.Shah Zainudin
"Wearable sensor technology is evolving in parallel with the demand for human activity monitoring applications. According to World Health Organization (WHO), the percentage of health problems occurring in the world population, such as diabetes, heart problem, and high blood pressure rapidly increases from year-to-year. Hence, regular exercise, at least twice a week, is encouraged for everyone, especially for adults and the elderly. An accelerometer sensor is preferable, due to privacy concerns and the low cost of installation. It is embedded within smartphones to monitor the amount of physical activity performed. One of the limitations of the various classifications is to deal with the large dimension of the feature space. Practically speaking, a large amount of memory space is demanded along with high processor performance to process a large number of features. Hence, the dimension of the features is required to be minimized by selecting the most relevant feature before it is classified. In order to tackle this issue, the hybrid feature selection using Relief-f and differential evolution is proposed. The public domain activity dataset from Physical Activity for Ageing People (PAMAP2) is used in the experimentation to identify the quality of the proposed method. Our experimental results show outstanding performance to recognize different types of physical activities with a minimum number of features. Subsequently, our findings indicate that the wrist is the best sensor placement to recognize the different types of human activity. The performance of our work also been compared with several state-of-the-art of features for selection algorithms."
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2017
UI-IJTECH 8:5 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>