Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
Eko Susanto
"Konsep nilai hasil adalah suatu konsep yang digunakan untuk mengkur kinerja suatu proyek. Kinerja yang diukur adalah dari segi biaya dan waktu pelaksanaan proyek. Konsep ini diterapkan pada proyek yang dilakukan PT X dengan tujuan mendapatkan evaluasi dari kinerja manajemen proyek PT X.
Penelitian ini dilakukan pada proyek PT X yang berlangsung dari bulan Desember 2006 dan berakhir pada bulan Juni 2007. Penelitian ini melewati tiga tahap. Pada tahap pertama, Penulis mengumpulkan data berupa biaya-biaya yang dikeluarkan dalam proyek. Kemudian pada tahap berikutnya, Penulis membuat anggaran biaya yang dikeluarkan dalam proyek. Pada tahap ketiga yaitu tahap analisis, penulis melakukan analisis kinerja proyek dengan menggunakan indikator SPI dan CPI.
Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa secara umum kinerja proyek dari sisi penggunaan biaya sudah baik. Hal ini dapat terlihat dari sebagian besar kegiatan proyek yang memiliki CPI>1. Namun, kinerja proyek dari sisi ketepatan sesuai jadwal yang direncanakan kurang baik. Hal ini dapat terlihat dari sebagian besar kegiatan proyek yang memiliki SPI.
Earned value technique is a concept that is used to measure project performance. Performance measured is from the side of cost and project finished time. This concept is implemented in Project that is performed by PT X with aim to gain evaluation of project performance.This research is done in project of PT X which was held from December 2006 and end in June 2007. This reasearch is done through three step. In the first step, researcher collect data like all cost that is used in tha project. Then in the next step, researcher make budget of the cost that is used in the project. In the third step, analysis step, researcher doing project performance analysis using SPI and CPI as indicator.Data tabulation showed that as a general performance of the project from the side of cost is well-done. Almost all acticities in the project have CPI>1. However, project performence in schedule working is not too good. Almost all acticities in the project have SPI>1. Big amount of vost overrun is effected by eqpt purchase and eqpt rental activities. Late project finishing is caused by almost all activities in project is late done."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S50303
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Eko Susanto
"Penelitian ini meneliti dampak dari pengeluaran pendidikan pemerintah terhadap kesenjangan pengeluaran rumah tangga di Indonesia. Hal tersebut dilatarbelakangi adanya keterbatasan kemampuan keuangan pemerintah. Alokasi yang tepat khususnya pada sektor pendidikan diharapkan dapat mendorong pengurangan kemiskinan dan kesenjangan sosial. Berdasarkan penelitian menggunakan data level provinsi di Indonesia dengan periode 2003 sampai dengan 2011 dan menggunakan fixed effect model, peneliti menemukan bahwa kenaikan anggaran pendidikan samapai dengan 20% mampu untuk mengurangi Koefisien Gini sebesar 1,601. Oleh karena itu kebijakan ini mampu untuk mengurangi kesenjangan pengeluaran antar rumah tangga di Indonesia. Temuan lainnya, dampak desentralisasi pengelolaan dana pendidikan secara statistik tidak signifikan. Hal ini berarti bahwa baik dana pendidikan dikelola oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, dampak pengeluaran pendidikan pemerintah terhadap kesenajang pengeluaran ruamh tangga relatif sama.
This study investigates the impact of government education spending on expenditure inequality in Indonesia. Since the government of Indonesia has limited resources to finance public sector, right budget allocation on public sector, particularly education is expected to encourage reducing poverty and inequalities. By investigating data across provinces in 2003-2011 using fixed effect model, this study finds that increase in the proportion of the education spending up to 20% of the government budget are able to reduce gini coefficient by 1.601. Therefore, this policy are able to reduce expenditure inequality among households in Indonesia. Another finding is that the impact of dezentralization of the education spending on expenditure inequality is statistically insignificant. It means that wether the manager of education funds is central governmnet or local government, the impact of education spending on expenditure inequality among households is relatively the same."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T44283
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Eko Susanto
"Pertambangan merupakan salah satu sektor yang mempunyai tingkat distres yang tinggi terutama pada pekerja kontraktor di area tambang bawah tanah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor individu, faktor pekerjaan dan faktor organisasi sebagai variabel bebas terhadap stres kerja (distres) sebagai variabel terikat pada pekerja kontraktor tambang bawah tanah PTFI. Desain penelitian ini adalah kuantitatif cross sectional dengan menggunakan instrumen kuesioner demografi dan work stressor questionaire dari American Institute Preventive Medicine (AIPM). Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 400 pekerja. Analisis data penelitian menggunakan metode statistik regresi logistik untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 30.5% responden mengalami distres dan faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah faktor pekerjaan meliputi overload (POR=9,96), underload (POR=14,29), kejenuhan (POR=14,44), dan faktor organisasi meliputi permasalahan dengan atasan (POR=5.36), konflik deskripsi pekerjaan (POR=32,04), tekanan pekerjaan (POR=17,67) dan masalah job security (POR:13,83) mempunyai pengaruh signifikan dalam menyebabkan distres pada pekerja kontraktor tambang bawah tanah. Tidak ditemukan adanya pengaruh faktor individu yang signifikan terhadap distres. Untuk itu kami merekomendasi membuat seluruh deskripsi kerja, pembuatan analisis beban kerja, pelaksanaan rotasi kerja, coaching oleh supervisor dan pekerja senior serta aplikasi KPI untuk perpanjangan kontrak pekerja untuk mengurangi tingkat distres pada pekerja.
The mining industry is a sector that has a high level of distress, especially for contractor workers in underground mining areas. This research aims to analyze individual, job, and organizational factors that influence work stress (distress) among PTFI underground mining contractors. This quantitative research design is cross-sectional, using demographic questionnaire instruments and work stressor questionnaires from the American Institute of Preventive Medicine (AIPM). The number of respondents who participated in this research was 400. Research data analysis uses the logistic regression statistical method to determine the effect of the independent variable on the dependent variable. The results showed that 30.5% of respondents experienced distress, and the variables overload (POR: 9.96), underload (POR: 14.29), boredom (POR: 14.44), problems with superiors (POR: 5.36), job description conflict (POR:32.04), pressure employment (POR:17.67), and job security issues (POR:13.83) influence worker distress. The research concluded that there was no influence of individual factors on distress. For this reason, we recommend provide job descriptions to all job profile, create workload analyses, implementing work rotation, coaching by supervisors and senior employees, and using KPI as the basis for extending worker contracts to reduce the level of work stress and distress for underground mining contractors."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Eko Susanto
Yogyakarta: Insist, 2005
899.221 3 EKO o
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library