Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 23 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ruslan
"Penelitian ini berangkat dart persoalan yang terjadi pada masyarakat nelayan Siantan, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau. Dalam beberpa tahun terakhir ini. sejak tahun 1988 sampai tahun 2003 mengalami ketegangan dengan kapal-kapal nelayan Thailand yang masuk di wilayah perairan mereka. Ketegangan-ketegangan tersebut akhirnya menjadi konflik yang berkepanjangan, Sebagaimana diketahui bahwa daerah ini terdapat banyak pulau dan teluk serta berdekatan dengan laut Cina Selatan yang merupakan salah satu laut terdalam di dunia. Daerah ini menyimpan kehidupan beragam ikan yang sangat besar. Kekayaan ini bukan hanya telah menghidupi kehidupan sosial-ekonomi masyarakat nelayan Siantan saja. telapi juga telah menamhah pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia.
Konflik berkepanjangan ini menimbulkan implikasi kekerasan yang dilakukan nelayan tradisional Siantan terhadap kapal Thailand. dengan berbagai aksi, baik itu dalam bentuk pembakaran kapal, penutupan kantor-kantor kapal Thailand, aksi-aksi unjuk rasa pada pererintahan sipil dan militer (angkatan laut).
Berdasarkan masalah tersebut di atas, maka penelitian ini terfokus pada konflik yang terjadi antara nelayan tradisional Siantan, dengan kapal-kapal nelayan Thailand yang hadir dan menangkap ikan di wilayah mereka. Kajian ini diuraikan dengan mengkaji Bagaimana nilai-nilai prilaku yang terdapat dalam masyarakat nelayan Siantan, dalam interaksinya dengan linkungan sekitarnva. Termasuk nilai-nilai apa yang masih berlaku dan telah berubah dalam kehidupan sosial masyarakat nelayan Siantan.
Selain itu. motivasi apa yang melatar belakangi nelayan Siantan melakukan perlawanan terhadap awak kapal Thailand dalam berbagai bentuk aksi dan penentangan. Dan apakah motivasi-motivasi yang dimiliki oleh para nelayan itu kemudian menjadi salah satu pemicu munculnya prilaku keras yang diekspresikan dalam bentuk pembakaran kapal dan tindakan kekerasan lainnya. Juga bagaimana para nelayan melihat tindakan dan perilaku yang mereka ekspresikan dalam konflik ini berdasarkan pandangan mereka sendiri. Dan apa yang menjadi tuntutan mereka dalam konflik yang terjadi ini.
Penelitian yang dilakukan dalam kajian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini, adalah wawancara mendalam dan metode pengamatan terlibat. Wawancara mendalam dilakukan pada sejumlah informan kunci yang terpilih berdasarkan kriteria tokoh atau refresentasi dari masing-masing desa nelayan di wilayah Siantan.
Dari fakta yang penulis temukan, .bahwa motivasi nelayan melakukan perlawanan terhadap kapal Thailand didasari beberapa hal. Pertama, untuk memperoleh rasa aman dalam melakukan aklifitas kenelayanan. Kedua. untuk memperoleh pengakuan atau penghargaan akan eksistensi mereka, bahwa dengan perlawanan tersebut makan kapal-kapal Thailand akan berpikir ulang untuk melakukan penangkapan ikan di Siantan. Ketiga, untuk memperoleh tanggapan atas aksi-aksi tuntutan yang mereka lakukan dan memperoleh pengalaman dibalik aksi-aksi tersebut, terutama efek dari perlawanan yang dilakukakan. Kelima hai ini eras kaitannya dengan teori yang dikemukan William I. Thomas (Berelson, 1961:161)
Semua motivasi yang dilakukan para nelayan bermuara pada sikap pembakaran kapal, penutupan kantor-kantor kapal Thailand. Semua ini mereka yakini bahwa kapal-kapal Thailand menyalahi ketenluan hukum laut Indonesia. temasuk di dalamnya penggunaan pukat harimau (trawl) dan penggunaan bom-bom potassium. Nelayan tradisional Siantan juga meyakini bahwa kapal-kapal Thailand menggunakan mesin modern dengan jaring trawl yang merusak biota laut, dan masa depan ikan-ikan di wilayah Indonesia.
Para nelayan meyakini bahwa karena kepastian dan penegakan hukum tak jalan. Maka dengan bentuk-bentuk aksi tersebut para kapal-kapal Thailand itu akan takut untuk masuk wilayah nelayan tradisional mereka. Termasuk juga para nelayan yang menggunakan bom. Para nelayan Siantan juga percaya bahwa aparat keamanan laut (LAVAL) lemah. tak bisa dipercaya, bahkan dituding ikut memback up masuknya kapal-kapal Thailand dan para nelayan pengebom ke wilayah-wailayah mereka. Akhirnya atas dasar inilah aksi-aksi perlawanan ilu tak dapat dihindari.
Faktor kehadiran kapal Thailand yang menggunakan trawl dan masuk ke wilayah tradisional Siantan, melahirkan nilai prilaku baru bagi masyarakat nelayan setempat. Maka tak mengherankan kalau pada akhirnya kemudian muncul ungkapan "Rantau Kita Sial, Rantau Thailand Bertuah"."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13990
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ruslan
"Pelabuhan Toli Toli merupakan pelabuhan kecil pada masa kolonial Belanda. Walaupun statusnya sebagai pelabuhan kecil, namun peran yang dimainkan Pelabuhan Toli Toli cukup penting pada waktu itu. Hal tersebut didukung dengan hasil produk hutan terutama rotan dan kopra yang kemudian mendorong kemajuan pelabuhan Toli Toli. Peranan pelabuhan Tali Toli banyak ditentukan oleh pendatang yang masuk ke pelabuhan Toli Toli, terutama orang Bugis yang memegang peranan penting untuk mengangkut komoditi yang dihasilkan Toli Toli. Pelabuhan Toli Toli secara administratif berada di bawah wewenang raja yang kemudian mengangkat seorang pejabat berpangkat syahbandar yang bertugas untuk memungut bea dan cukai ekspor impor atas kapal kapal dagang yang singgah untuk membongkar dan memuat barang dan orang dari pelabuhan Toli Toli. Jabatan sahbandar yang tunduk dan bertanggung jawab kepada raja merupakan suatu tanda bahwa posisi pelabuhan dan perkapalan laut cukup penting, khususnya bagi masyarakat setempat."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S12387
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ruslan
"Tulisan ini mencoba mempertanyakan kembali seberapa jauh keterlibatan peranan budaya Jawa dalam memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan ajaran Islam, bidang-bidang apa yang tampak jelas pengaruhnya, serta corak Islam yang bagaimana yang akhirnya muncul ke permukaan Penyebaran dakwah Islam di tanah Jawa boleh dikatakan tidak mengalami tantangan secara fisik. Islam tumbuh dan berkembang pesat di Jawa melalui cara damai dan bukan melalui cara paksaan atau penaklukan. Akan tetapi suasana damai yang dirasakan dakwah Islam di Jawa, tidak berarti ikut mempercepat proses peralihan kepercayaan orang-oranq Jawa ke dalam Islam secara kafah (menyeluruh), karena unsur-unsur kepercayaan lama yang masih tertanam kuat di hati mereka malah turut berbaur ke dalam tubuh Islam yang baru mereka anut. Dan pada perkembangan selanjutnya telah menandai corak keislaman mereka dengan sebutan Islam Jawa. Munculnya corak keislaman seperti itu, secara kronologis akan ditelusuri melalui fase-fase pertumbuhan agama Islam; kapan, dari mana, siapa para penyebarnya, dan mazhab apa yang berkembang di tanah Jawa, serta metode pengenalan peran Islam yang bagaimana yang disampaikan kepada masyarakat setempat ? Tokoh penyebar agama Islam generasi pertama di tanah Jawa dikenal dengan sebutan Wali Songo. Di antara mereka, dikatakan ada yang telah menggunakan sarana budaya setempat untuk memperkenalkan ajaran Islam. Usaha ini dimaksudkan agar masyarakat setempat tidak merasa asing terhadap eksistensi Islam, sekaligus untuk menghindari kekhawatiran bahwa masyarakat setempat akan lari menjauh bila kepercayaan lama mereka dihantam secara frontal. Di sisi lain, budaya Jawa itu sendiri dikatakan memiliki suatu kemampuan dalam mengolah dan menyeleksi pengaruh asing untuk disesuaikan dan diselaraskan dengan cita-cita setempat (Local, Genius). Kemampuan ini telah dibuktikan ketika pengaruh Hindu-Budha datang di tanah Jawa. Lalu benarkah corak Islam Jawa itu muncul karena akibat adanya faktor Local Genius tersebut? Ataukah karena akibat penerapan metode pengenalan Islam yang kompromistis yang akhirnya malah memberi peluang bagi kambuhnya corak kepercayaan lama? Lewat penulisan skripsi ini, pertanyaan di atas akan dibahas melalui sebuah studi kasus tentang persentuhan antara dakwah Islam dan konsepsi kedudukan raja-raja Jawa yang dianggap memiliki citra adikodrati (Raja-Dewa)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S13353
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ruslan
"Kekurangan perumahan penduduk, umumnya di negara-negara berkembang khususnya di Indonesia sudah menjadi masalah nasional. Pemerintah menyadari keadaan ini, untuk selanjutnya secara bertahap dilaksanakan pembangunan perumahan dengan sasaran masyarakat berpenghasilan rendah dan sedang. Pelaksanaan pembangunan perumahan untuk mengimbangi kebutuhan yang mendesak, melalui Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1974; dibentuklah Perum Perumnas sebagai lembaga pemerintah non Departemen, ditugasi merencanakan, membangun dan mengelola/mengusahakan bidang perumahan. Melihat kebutuhan akan rumah, banyaknya peminat rumah melalui Perum Perumnas, tidak mungkin dengan karyawan yang ada Perum Perumnas melaksanakan sendiri pembangunan perumahan. Untuk melaksanakan pembangunan rumah tersebut, Perum Perumnas melimpahkan pelaksanaan pembangunan rumah kepada pihak kedua/ kontraktor melalui perjanjian. Dalam pelaksanaan perjanjian pekerjaan pembangunan rumah inilah timbul beberapa permasalahan mulai dari proses pemberian pekerjaan sampai dengan pelaksanaan pekerjaan yang membawa akibat hukum baik terhadap Perum Perumnas maupun terhadap kontraktor. Pengungkapan permasalahan diatas adalah merupakan ide penulis, dimana permasalahan-permasalahan tersebut menarik untuk dibahas dalam penulisan skripsi."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Ruslan
"ABSTRAK
MASALAH POKOK
Dalam rangka Pembangunan Lima Tahun ke Empat saat ini, telah banyak kemajuan yang di capai dalam maayarakat Indonesia dan ini terus berjalan dengan giat-giatnya. Dengan sendirinya juga menimbulkan pengaruh yang cukup besar terhadap perkembangan hukum perdata umumnya dan hukum perjanjian khususnya. Dalam rangka tersebut di atas maka penulis mengambil judul skripsi 'PERJANJIAN PEMBORONGAN PERBAIKAN PONDASI DAN LANTAI BUS SHELTER ANTARA PT.PRISMATIKA DENGAN PEMERINTAH DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA', yang mana masalah pokok yang hendak penulis susun adalah sejauh manakah hukum perjanjian pemborongan telah berkembang dalam masyarakat dewasa ini dan apakah hukum perjanjian yang di atur dalam Kitab Undang Undang Hukum Perdata masih dapat memenuhi perkembangan hukum dengan mengambil kasus sebagai mana judul skripsi.
Agar suatu perjanjian sah, haruslah perjanjian tersebut memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam undang-undung, sesuai dengan bunyi pasal 1320 Kitab Undang Undang Hukum Perdata. Perjanjian Pemborongan adalah 'persetujuan dengan mana pihak satu, si pemborong, mengikatkan diri untuk menyelenggarakan suatu pekerjaan bagi pihak lainnya,pihak yang memborongkan, dengan menerima suatu harga yang di tentukan', demikian menurut paaal 1601 b Kitab Undang Undang Hukum Perdata. Sedangkan jenia perjanjian pemborongan ada dua yaitu :
1.Perjanjian pemborongan yang hanya melakukan pekerjaan saja
2.Perjanjian pemborongan yang melainkan pekerjaan juga menyediakan bahan-bahannya.
METODE PENELITIAN
Dalam rangka menyusun skripsi ini penulis memakai metode penelitian :
a.Metode Penelitian Perpustakaan.
Di mana bahan-bahan bacaan serta teori yang berhungan dengan skripai ini penulis dapat dari buku-buku/bahan-bahan yang ada pada perpustakaan.
b.Metode Lapangan.
Di mana penulis mencari data dalam kasus-kasus yang terjadi di lapangan,yaitu di dalam masyarakat.
c.Metode Wawancara.
Di mana dalam metode ini penulis melakukan wawancara dengan anggota masyarakat yang terlibat langsung di bidang hukuin perjanjian pemborongan maupun dengan instansi pemerintah.
HAL HAL YANG DI TEMUKAN
Di dalam skripsi ini penulis menemukan hal-hal yang terdapat dalam perkembangan hukum perdata umumnya dan hukum perjanjian khususnya yaitu antara lain :
1.Dalam pengertian sehari-hari banyak orang menyangka bahwa perjanjian pemborongan ini hampir sama dengan perjanjian kerja. Padahal perjanjian pemborongan adalah berbeda dengan perjanjian kerja, di mana hubungan antara pihak yang memborongkan dengan pihak pernborong berdiri sendiri,sedangkan dalam perjanjian kerja seorang buruh meinipakan bawahan seorang majikan.
2.Di dalam pelaksanaan proses perjanjian pemborongan belum ada persyaratan untuk menjadi rekanan mampu yang berlaku untuk seluruh Indonesia,di mana tiap
Departemen bagian atau Pemerintah Daerah memiliki peraturan sendiri-sendiri.
3.Perjanjian pemborongan perbaikan pondasi dua lantai bus shelter antara PT.Prismatika dengari Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta, adalah merupakan perjanjian pemborongan jenis perjanjian pemborongan yang melakukan pekerjaan juga menyediakan bahan-bahannya.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan penulis adalah bahwa hukum perdata yang berlaku saat ini masih cukup memadai, karena dilihat dari perkembangan hukum dalam masyarakat masih dapat memenuhi kebutuhan hukum perdata.
Sedangkan saran dari penulis adalah bahwa Kitab Undang Undang Hukum Perdata yang berlaku kini sudah saatnya untuk di perbuharui atau diganti dengan yang baru, ini adalah dalam rangka memenuhi perkembangan hukum perdata yang semakin kompleks dewasa ini serta untuk memenuhi perkembangan hukum yang akan datang."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1985
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raja Muhamad Ruslan
"ABSTRAK
Pembangunan dermaga, baik yang baru atau pengembangan dari yang sudah ada, memerlukan elevasi/ketinggian rencana dengan tujuan agar bangunan yang akan dibangun tidak mengalami gangguan mulai dari saat pelaksanaan, penggunaan, hingga perawatannya. Misalkan pembangunan lantai dermaga harus aman terhadap gangguan air laut yang mengalami pasang naik dan pasang surut, dan bahkan oleh gelombang yang datang. Selain itu juga untuk memperoleh ketenangan saat berlabuh di dermaga, kenyamanan operasional bongkar-muat barang dan penumpang, juga penggerusan.
Pasang surut merupakan proses naik turunnya paras laut (sea level) secara berkala yang disebabkan oleh adanya gaya tarik dari benda-benda angkasa. Proses pembentukan pasang surut di bumi terutama ditimbulkan oleh tiga penggerak utama, yaitu : revolusi bulan terhadap bumi, revolusi bumi terhadap matahari, dan perputaran bumi terhadap sumbunya sendiri.
Fenomena pasang surut memiliki pola keteraturan tertentu, sehingga suatu upaya pendekatan bisa dilakukan untuk memperkirakan ketinggiannya. Metode analisa pasang surut yang biasanya digunakan adalah metode non harmonik, metode harmonik, dan metode spektral. penelitian ini bertujuan untuk melakukan perkiraan tinggi pasang surut berdasarkan metode harmonik. Metode admiralty merupakan salah satu metode harmonik. Keuntungan menggunakan metode admiralty adalah waktu pengambilan data boleh dilakukan selama 15 hari atau 29 hari, sehingga metode ini sangat praktis. Metode pengolahannya menggunakan bantuan tabulasi dan koefisien. Adapun hasilnya adalah faktor-faktor pengaruh benda-benda langit yang hasil penjumlahannya berupa elevasi-elevasi pasang surut.

"
2001
S34881
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ishak Firdauzi Ruslan
"Sensor elektrokimia non-enzimatis glukosa berbasis logam nikel dibuat secara elektrodeposisi menggunakan larutan NiCl2 5 mM dalam buffer asetat pH 5 0,1 M pada elektroda Glassy Carbon (GCE). Elektrodeposisi dilakukan dengan potensial -1,376 V vs Ag/AgCl dengan variasi waktu deposisi selama 60, 180, dan 300 s. Lama waktu deposisi mempengaruhi jumlah deposit pada permukaan GCE yang diketahui dengan metode SEM dan jumlah logam Ni diketahui dengan metode EDS. Elektroda GCE terdeposisi nikel selama 300 s (Ni-GCE 300 s) mampu mendeteksi glukosa dengan teknik voltametri siklik kisaran konsentrasi 0,099-0,909 mM dengan kelinearitasan sebesar R2= 0,9982 dan kemiringan sebesar 138,2. Ni-GCE 300 s mampu juga mendeteksi glukosa kisaran 0,999-9,9 mM dengan kelinearitasan sebesar R2= 0,9814 dan kemiringan sebesar 257,89. Ni-GCE 300 s memiliki Repeatabilitas yang baik dimana pada pengukuran 0,909 mM glukosa menghasilkan nilai RSD (n=10) sebesar 0,58 %. Kestabilan Ni-GCE 300 s cukup baik untuk pengukuran glukosa 0,909 mM dengan rentang waktu 12 hari dengan respon arus kisaran 750-800 μA. Dari segi sensitifitas, Ni-GCE 300 s mengalami penurunan arus ketika mendeteksi glukosa 0,099 mM dengan penambahan asam askorbat dan fruktosa pada konsentrasi yang sama dan 1:10 dari glukosa.

Electrochemical non-enzimatic glucose sensor based on nickle metal was made by electrodeposition using NiCl2 5 mM in acetic buffer pH 5 0,1 M solution on Glassy Carbon electrode (GCE). Electrodeposition potential was set on -1,376 V vs Ag/AgCl with varying deposition time of 60, 180, and 300 s. Deposition time affects the amount of deposit at the electrode surface that was analyzed using SEM method and nickle composition was analyzed using EDS method. GCE electrode deposited with nickle for 300 s (Ni-GCE 300 s) can detect glucose using cyclic voltammetry technique with a range of 0,099-0909 mM concentration with a linearity of R2= 0,9982 and a slope of 138,2. Ni-GCE 300 s can also detect glucose with a range of 0,999-9,9 mM concentration with a linearity of R2=0,9814 and a slope of 257,89. Ni-GCE 300 s have a good reproducibillity for detecting 0,909 mM of glucose and gives a RSD (n=10) value of 0,58%. Ni-GCE stabillity was good for detecting 0,909 mM of glucose with a time range of 12 days that gives a current response range of 750-800 μA. In sensitivity, Ni-GCE 300 s experienced on decreasing current response while detecting 0,099 mM of glucose from addition of ascorbic acid and fructose with a same and 1:10 of glucose concentration."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S57569
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Afriliana Ruslan
"Dehidrozingeron merupakan salah satu senyawa alam yang dapat dikembangkan menjadi obat baru. Senyawa ini memiliki beragam kemampuan aktivitas farmakologis yang mirip dengan kurkumin karena merupakan analog kurkumin dengan separuh struktur kurkumin. Namun, senyawa ini masih memiliki aktivitas farmakologis yang rendah. Substitusi basa Mannich diketahui menghasilkan aktivitas farmakologis pada dehidrozingeron lebih baik. Selain itu, peneliti lain juga telah membuktikan senyawa dehidrozingeron yang berikatan dengan hidrazin dan membentuk cincin pirazol dapat meningkatkan kemampuan aktivitas farmakologis dan senyawa menjadi lebih stabil.
Pada penelitian ini, dilakukan percobaan sintesis 2-metoksi-4- 1-fenil-3-metil-1H-pirazol-5-il fenol tersubstitusi basa Mannich dietilamin. Sintesis dilakukan dengan dua tahap, tahap pertama adalah proses pereaksian dehidrozingeron dengan fenilhidrazin hidroklorida menggunakan metode refluks selama tujuh hari. Kedua, penambahan basa Mannich dietilamin kedalam senyawa hasil sintesis pada tahap pertama dengan metode refluks selama empat jam, lalu pengadukan selama 24 jam pada suhu kamar dan proses pendinginan selama 24 jam dalam lemari pendingin. Senyawa produk dari tahap 1 dan 2 diuji kemurniannya menggunakan metode KLT serta dielusidasi strukturnya menggunakan spektroskopi FT-IR, spektrometri 1H-NMR, dan 13C-NMR.
Hasil elusidasi struktur senyawa menunjukkan bahwa sintesis berhasil membentuk senyawa 2-metoksi-4- 1-fenil-3-metil-1H-pirazol-5-il fenol tersubstitusi basa mannich dietilamin. Nilai rendemen senyawa murni dari hasil sintesis sebesar 31,1172.

Dehydrozingerone is a natural compound that can be developed into new medicines. The compound has a wide range of pharmacological activities that similar to curcumin as dehydrozingerone is analog of curcumin with half structure of curcumin. However, these compounds still has low pharmacological activities. Mannich base substitution can increase pharmacological activities of dehydrozingerone. In addition, other researchers have proven dehydrozingerone compound that binds to hydrazine and form pyrazole ring has a better pharmacological activities and more stable.
In this research, 2 methoxy 4 3 methyl 1 phenyl 1H pyrazol 5 yl phenol substituted with diethylamine as Mannich base was synthesized. Synthesize was carried out in two stages, the first stage is reaction between dehydrozingerone and phenylhydrazine hydrochloride using reflux method for seven days. The second stage is the addition of diethylamine Mannich base into the synthesized compound using reflux method for four hours, then stirred for 24 hours at room temperature and cooling process for 24 hours in the refrigerator. Compound produced from stage 1 and 2 purity were tested using TLC. Also their structure were elucidated using FT IR spectroscopy, spectrometry 1H NMR and spectrometry 13C NMR.
Based on the elucidations result, it shows that synthesis was successfully forms 2 methoxy 4 3 methyl 1 phenyl 1H pyrazol 5 yl phenol substituted with diethylamine as Mannich base. Rendemen value of pure compound 2 methoxy 4 3 methyl 1 phenyl 1H pyrazol 5 yl phenol with diethylamine as Mannich base is 31,1172.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosady Ruslan
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2004
174 ROS e (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>