Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17898 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Rosa Kamil
Abstrak :
Karya akhir ini mengutamakan pembahasan tentang pengenalan metoda real option. Oengan mengaplikasikannya terhadap strategi bisnis properti untuk Gedung perkantoran di Jakarta. Real Option adalah strategi untuk menghadapi keadaan bisnis yang tidak menentu dalam menghadapi beberapa keaadaan yang tidak dapat diperkirakan secara cennat seperti keadaan ekonomi makro dan mikro, teknologi, perubahan permintaan dan persediaan, kenaikan harga, kegagalan suatu proyek dan lain sebagainya. Para pengusaha dapat menggunakan ketidakpastian dan kesempatan dengan memperhitungkan fleksibilitas dalam pengambilan keputusan pada masa sekarang dan masa yang akan datang. Pada dasamya metoda ini mengikuti jalan pemikiran dari financial option yang memberikan hak bukan suatu kewajipan terhadap option yang telah dibeli. Real options dapat menjadi strategi dalam setiap bisnis. Ada bermacam-macam jenis real options yaitu timing option, growth option, staging option, exit option, flexibility options, dan lain sebagainya. Penerapan real options ini memerlukan skenario dalam merencanakan suatu strategi dengan mempelajari beberapa kondisi yang mungkin akan terjadi. Beberapa perhitungan nilai option mengikuti perhitungan financial option seperti Black-Sholes, Binomial dan Monte Carlo. Pada tugas akhir ini saya menerapkan real options ini sebagai strategi dalam bisnis properti yang mengalami keterpurukan yang amat besar dikarenakan krisis yang melanda Indonesia. Properti sendiri merupakan bisnis yang amat peka terhadap beberapa faktor, misalnya keadaan ekonomi suatu negara. Penerapan metoda real options pada properti ini ditekankan pada beberapa proyek gedung yang terhenti pembangunannya dan juga adanya kelebihan persediaan area perkantoran di daerah segitiga emas Jakarta. Dengan menggunakan metode real options para pengusaha dapat memaksimalkan kesempatan terhadap kesempatan yang akan datang dalam situasi yang tidak menentu. Real options kelak akan membantu para pengusaha khususnya di Indonesia agar dapat mempelajari lebih cennat tentang usaha yang akan dijalani dengan belajar dari pengalaman sebelumnya.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T3816
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Gusti Ayu Astarina
Abstrak :
Tesis ini membahas mengenai pengembangan saluran pemasaran dan upaya untuk meningkatkan exposure brand Kopi XYZ melalui digital marketing dengan intervensi program business coaching. Data diperoleh dengan melakukan serangkaian wawancara dan observasi, kemudian dianalisis menggunakan analisis STP, Marketing Mix, BMC, SWOT, Porters Five Forces, Analisis Gap dan Pareto. Tujuan analisis adalah untuk menemukan permasalahan dengan tingkat urgensi tertinggi, terutama dalam bidang marketing. Dari hasil analisis ditemukan dua permasalan utama dari sisi marketing yang dihadapi oleh UMKM yaitu 1) kurangnya optimalisasi saluran pemasaran digital, dan) rendahnya exposure brand Kopi XYZ. Melalui program business coaching diharapkan dapat membantu Kopi XYZ dalam meningkatkan performanya dengan menggunakan digital marketing. ......This study is about digital marketing channel, and brand exposure, with business coaching intervention. A series of structured interviews were conducted with the owner of Kopi XYZ in Jakarta.The data is collected by using interviews and observation method then analyzed using STP, Marketing Mix, BMC, SWOT, Porters Five Forces, Gap Analysis and Pareto Analysis. The purpose of the analysis is to find out the most urgent problem to be solved, especially in marketing. The finding showed that there were two main problems faced by MSMEs that could be solved in order to improve MSMEs performance, which were: 1) lack of optimization of digital marketing channels, 2) low exposure given by Kopi XYZ to potential consumers. Through the business coaching program, it is hoped that it can help Kopi XYZ to improve its performance by using digital marketing.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Dhane
Abstrak :
Green Waqf (wakaf hijau) merupakan pemanfaatan aset wakaf untuk mendukung tercapainya keseimbangan dan kelestarian ekologi, sekaligus memberikan dampak sosial dan ekonomi bagi masyarakat. Namun, partisipasi dalam green wakaf oleh masyarakat dan lembaga wakaf sangat terbatas. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat terhadap green waqf dan menemukan ruang kolaborasi yang sesuai untuk kementerian/lembaga terkait dalam upaya peningkatan partisipasi masyarakat tersebut. Penelitian ini menggunakan metode mixed method explanatory, dimana penelitian kuantitatif dengan sampel 364 orang responden di Jabodetabek dianalisis dengan menggunakan metode SEM-PLS dan penelitian kualitatif dengan data hasil interview dengan metode campuran dianalisis dengan analisis tematik. Hasil analisis data kuantitatif menunjukkan bahwa pengetahuan tentang green waqf dan kepercayaan kepada nazhir berperan penting dalam meningkatkan sikap positif terhadap green waqf, yang selanjutnya mempengaruhi intensi untuk berpartisipasi dalam green waqf di wilayah Jabodetabek. Selain itu, norma subjektif dan persepsi kontrol perilaku juga berpengaruh signifikan terhadap niat untuk berpartisipasi dalam green waqf. Sikap (Attitude) menjadi faktor terkuat yang mempengaruhi niat untuk berpartisipasi dalam green waqf. Selanjutnya hasil pengolahan data kualitatif menunjukkan bahwa terdapat ruang kolaborasi untuk lembaga pengelola green waqf dan kementerian/lembaga terkait, yakni melalui perhutanan sosial. Izin perhutanan sosial diberikan selama 35 tahun dan dapat diperpanjang, sehingga hal tersebut memungkinkan adanya wakaf temporer. Secara keseluruhan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa edukasi green waqf menjadi strategi penting yang harus dilakukan oleh lembaga wakaf. Edukasi green waqf dapat dilakukan melalui kampanye di media sosial ataupun melalui perantara aktivis lingkungan. Pada akhirnya, dengan tindakan kolaboratif ini, hasil yang diharapkan dapat mempersempit kesenjangan yang ada antara potensi dan aktual penghimpunan wakaf di Indonesia. ......Green Waqf (green waqf) is the use of waqf assets to support achieving ecological balance and sustainability, as well as providing social and economic impacts for society. However, participation in green waqf by the community and waqf institutions is very limited. Therefore, this research aims to identify factors that influence community participation in green waqf and find appropriate collaboration spaces for relevant ministries/institutions in efforts to increase community participation. This research uses a mixed method explanatory method, where quantitative research with a sample of 364 respondents in Jabodetabek is analyzed using the SEM-PLS method and qualitative research with mixed method interview data analyzed using thematic analysis. The results of quantitative data analysis show that knowledge about green waqf and trust in nazhir play an important role in increasing positive attitudes towards green waqf, which in turn influences intentions to participate in green waqf in the Jabodetabek area. Apart from that, subjective norms and perceived behavioral control also have a significant effect on the intention to participate in green waqf. Attitude is the strongest factor influencing the intention to participate in green waqf. Furthermore, the results of qualitative data processing show that there is space for collaboration for green waqf management institutions and related ministries/institutions, namely through social forestry. Social forestry permits are granted for 35 years and can be extended, so this allows for temporary waqf. Overall, the results of this research show that green waqf education is an important strategy that must be carried out by waqf institutions. Green waqf education can be carried out through campaigns on social media or through environmental activists. Ultimately, with this collaborative action, the expected results can narrow the existing gap between potential and actual waqf collection in Indonesia.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suhendra
Abstrak :
Kepailitan merupakan suatu peristiwa yang wajar dalam suatu perekonomian baik di Indonesia maupun di luar negeri, namun seharusnya tidak terjadi. Sumber kepailitan dapat berasal dari dalam perusahaan itu sendiri maupun dari luar. Sumber kepailitan merupakan masalah yang harus ditanggulangi. Namun permasalahan kompleks muncul di saat Pendekatan Keuangan dan Pendekatan Hukum, khususnya hukum di Indonesia, memiliki sudut pandang yang berbeda mengenai Kepailitan sehingga tidak menimbulkan konflik. Tidak sedikit orang yang berpendapat bahwa Pendekatan Hukum, khususnya hukum di lt1donesia, sudah berjalan paralel dengan Pendekatan Keuangan. Karya akhir ini akan menganalisis lebih lanjut mengenai apakah Pendekatan Keuangan dan Pendekatan Hukum sudah berjalan paralel dalam menyimpulkan suatu kepailitan atau berjalan berlawanan. Permasalahan ini semakin menarik di saat PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga. PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia dinyatakan pailit karena PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia tidak membayar dividen sebesar Rp. 32.789.856.000,- kepada PT Dharmala Sakti Sejahtera Tbk. (dalam pailit). Banyak pihak dari dalam dan luar negeri saling berargumentasi pro dan kontra terhadap putusan pailit PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia tersebut. Tingkat perkembangan Pendekatan Hukum dan Pendekatan Keuangan di dunia bisnis kadang berjalan tidak selaras. Ada yang berpendapat bahwa perkembangan Pendekatan Hukum harus menyesuaikan diri dengan Pendekatan Keuangan. Namun ada yang berpendapat bahwa Pendekatan Keuangan-lah yang harus menyesuaikan diri dengan Pendekatan Hukum. Proses penyelarasan Pendekatan Hukum dan Pendekatan Keuangan memang membutuhkan waktu. Dalam kesempatan ini PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia akan dikaji berdasarkan Pendekatan Keuangan dan Pendekatan Hukum. Dengan Pendekatan Keuangan, laporan keuangan PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia per 31 Desember 1999 dan 1998 (karena laporan keuangan ini yang dijadikan dasar kepailitan PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia) akan dianalisis berdasarkan Stock-based Insolvency, Flow-based Insolvency, Solvency Margin, dan Model Z guna mencari tahu apakah PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia memang dikategorikan perusahaan yang solvent atau insolvent saat dipailitkan. Karya akhir ini menganalisis kinerja PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia secara tersendiri dan membandingkan kinerja keuangan PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia dengan perusahaan-perusahan asuransi jiwa lainnya, yakni PT Asuransi Jiwa Bumi Putera 1912, PT Asuransi Jiwa Principal Indonesia, PT Asuransi Niaga Cigna Life, dan PT Metlife Sejahtera. Perbandingan ini dilaksanakan guna mengetahui kondisi keuangan PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia seobyektif mungkin. Kecuali PT Asuransi Jiwa Bumi Putera 1912, perusahaan-perusahaan asuransi jiwa lainnya tersebut adalah perusahaan yang memiliki induk perusahaan di luar negeri; sama halnya dengan PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia. Dengan adanya perbandingan perusahaan-perusahaan yang sejenis, baik dari bidang usaha dan kepemilikan, maka kinerja PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia dapat dilihat secara lebih obyektif. Karya akhir ini mengacu putusan pailit PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia yang diputus oleh Pengadilan Niaga sebagai kajian Pendekatan Hukum. Berdasarkan Pendekatan Hukum, PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia telah dinyatakan pailit oleh Pengadilan Negeri kemudian putusan pailit Pengadilan Niaga tersebut dikoreksi kembali oleh putusan kasasi Mahkamah Agung dengan alasan yang bersifat administratif, yakni kurator PT Dharmala Sakti Sejahtera Tbk. (dalam pailit) belum memperoleh ijin dari Hakim Pengawas dan Panitia Kreditor. Apabila kuratof PT Dharmala Sakti Sejahtera Tbk. (dalam pailit) telah memperoleh ijin dari Hakim Pengawas dan Panitia Kreditor maka Mahkamah Agung dapat memperkuat putusan Pengadilan Niaga. Pendekatan Hukum yang dilakukan Pengadilan Niaga dan Mahkamah Agung tersebut tidak mempertimbangkan Pendekatan Keuangan atau tidak ada pendekatan kwantitatif-nya. Pendekatan Hukum tidak memiliki filter untuk memilah-milah apakah pengajuan pailit suatu perusahaan memang layak diproses oleh Pengadilan Niaga berdasarkait Hukum Pailit atau diproses oleh Pengadilan Negeri berdasarkan hukum perdata pada umumnya. Karya akhir ini bertujuan memberikan sumbangan praktis dan teoritis bagi perkembangan bidang keuangan dan bidang hukum.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marsya Monazella
Abstrak :
Dengan meningkatnya jumlah ritel di Indonesia, pasar modern dituntut memiliki keunggulan kompetitif untuk dapat bersaing. Pop-up store experience menjadi salah satu strategi marketing yang ditujukan untuk meningkatkan willingness to pay dan brand loyalty konsumen. Willingness to pay dan brand loyalty tidak hanya dipengaruhi oleh pop-up store experience, namun juga oleh perceived uniqueness, scarcity, dan hedonic shopping value yang merupakan karakteristik dari pop-up store experience. Penelitian ditujukan untuk menganalisis pengaruh pop-up store experience terhadap willingness to pay dan brand loyalty konsumen dengan mempertimbangkan perceived uniqueness, scarcity, dan hedonic shopping value. Sampel penelitian ini adalah penduduk Jabodetabek yang termasuk dalam usia angkatan kerja dan mengetahui adanya jenis toko berupa pop-up store. Data diolah menggunakan metode Structural Equation Modelling (SEM). Penelitian ini membuktikan pengaruh yang signifikan antara pop-up store experience dengan perceived uniqueness, scarcity, hedonic shopping value, dan willingness to pay secara langsung maupun tidak langsung. Penelitian ini tidak menemukan adanya pengaruh signifikan dari pop-up store experience terhadap brand loyalty secara langsung, kecuali variabel tersebut dimediasi oleh perceived uniqueness, scarcity, dan hedonic shopping value. ......As the number of retailers in Indonesia increases, modern markets are demanded to have competitive advantages to be able to compete. Based on this condition, pop-up store experience become one of the marketing strategies that is aimed to increase consumers willingness to pay and brand loyalty. Consumers willingness to pay and brand loyalty does not just affect by pop-up store experience, but also with perceived uniqueness, scarcity, and hedonic shopping value which is also the characteristics of pop-up store experience. Therefore, this study aims to see the effect of pop-up store experience on consumers willingness to pay and brand loyalty with the consideration of perceived uniqueness, scarcity, and hedonic shopping value. Respondents of this study are Indonesian citizen who live in Jabodetabek, in the age of working labor, and have heardabout pop-up store before. This research is using Structural Equation Modeling (SEM) to process the data. The findings suggest factors that affected by pop-up store experience both directly and indirectly are perceived uniqueness, scarcity, hedonic shopping value, and willingness to pay. This study does not find any direct effect from pop-up store experience on brand loyalty, unless this variable is mediated by perceived uniqueness, scarcity, and hedonic shopping value.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sari Lenggogeni
Abstrak :
Suatu segmen baru yang dikenal dengan istilah metroseksual muncul dikota-kota yang ada di seluruh dunia saat ini, termasuk di Jakarta. Mereka adalah kelompok pria yang memiliki sifat narsistis dan gaya hidup hedonis dan kerap melakukan perawatan penampilannya ke salon, menjaga bentuk badan melaluifitness centre, fashion-oriented dan suka bersosialisasi melalui cafe, club. Salon sebagai bentuk jasa pelayanan yang mendukung gaya hidup metroseksual merupakan salah satu kebutuhan utama bagi pria metroseksual ini untuk mendukung penampilan mereka. Selain memperbaiki penampilannya ke salon pria metroseksual juga menginginkan adanya kepuasan emosional pada saat melakukan perawatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perilaku pria metroseksual ini secara umum dalam memilih salon dan melakukan perawatan di salon mengetahui atribut atribut apa saja yang dipentingkan oleh mereka sehingga bisnis salon yang akan membidik target pasar metroseksual ini dapat memetakan implikasi pemasaran yang tepat. Studi akhir ini menggunakan dua pendekatan yaitu penelitian ekploratori dan penelitian deskriptif. Populasi target adalah pria metroseksual yang berada di Jakarta dan metode convinience judgmental sampling. Indepth interview yang dilakukan menghasilkan 11 atribut yang mempengaruhi pria metroseksual dalam memilih salon, dan 15 fasilitas salon yang sering digunakan. Secara demografis, mayoritas pria metroseksual berusia 20-29 tahun, belum menikah, berpendidikan Sl, mahasiswalpelajar dan karyawan swasta. Sedangkan secara psikografis, pria metroseksual terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu happy active man, conventional dan trend follower, dimana yang terbanyak adalah happy active man. Dalam mengenali kebutuhannya, alasan utama pria metroseksual adalah ingin memperoleh penampilan yang lebih baik, terutama dengan memotong rambut dan creamhath. Selain karena keinginannya sendiri, pria metroseksual pergi kesalon juga karena pengaruh dari orang lain, misalnya ternan dan pacar, serta karena adanya trend yang berkembang di lingkungan sekitarnya, juga informasi di majalah. Informasi mengenai salon biasanya diperoleh pria metroseksual melalui ternan (word of mouth), selanjutnya sebelum memutuskan untuk memilih salon, pria metroseksual juga mengevaluasi pelayanan yang disediakan di salon tersebut. Bagi pria metroseksual, keputusan untuk memilih salon kebanyakan berasal dari diri sendiri, dan anggaran yang dikeluarkan untuk sekali ke salon rata-rata Rp 50.000-Rp 250.000. Aktivitas yang paling banyak dilakukan adalah potong rambut, creamhath dan cuci blow. Selain melakukan berbagai aktivitas terse but, pria metroseksual juga menyukai salon yang memutar musik terutama jazz, pop dan instrument Top 40. Sebagian besar dari pria metroseksual juga menyukai desain ruangan salon yang modern minimalis. Dari keseluruhan dimensi (citra salon, pegawai, fasilitas, lokasi dan ruangan, kenyamanan, harga) atribut yang paling dipentingkan metroseksual secara garis besar terletak pada beberapa faktor yaitu skill dari hairdresser dan capster, kenyamanan saat melakukan perawatan, pelayanan yang baik dari para pegawai salon dimana mereka ingin diperlakukan secara personal dan one to one. Dari hasil analisa crosstah kelas sosial, umur dan kebutuhannya terhadap salon, kelompok metroseksual yang paling banyak membutuhkan jenis perawatan di salon yaitu pria metroseksual dari kelompok usia 30 - 39 tahun yang berasal dari kelas sosial AI. Jenis perawatan rambut yang paling dibutuhkan paling banyak adalah potong rambut. Maka berdasarkan hasil penelitian ini saran yang diberikan untuk pengusaha salon yang akan membidik segmen metroseksual sebaiknya adalah pria metroseksual dengan usia 30- 39 tahun dari kelas sosial AI dengan produk utama adalah potong rambut, creambath, refleksi, facial dan cuci blow, dengan tarif harga berkisar dari Rp I 00.000- Rp. 500.000 dan program diskon berdasarkan waktu dan paket perawatan, desain interior ruangan modern minima/is, jenis musik jazz dan instrumen, pendekatan promosi mc!alui word of mouth melalui peningkatan pelayanan dan mutu yang yang diperoleh dari pengembangan pelatihan pada hairdresser dan capster serta peningkatan product knowledge melalui keiikutsertaan hairdresser pada acara, seminar dan roadshow serta kompetisi dibidang tata rambut yang sering diadakan oleh produsen produk rambut. Untuk kelancaran produktivitas di salon dapat dilakukan sistem booking agar menghindari antrian pelanggan pada hari libur atau weekend. Record sytem juga dapat dilakukan untuk mengingatkan kembali pelanggan datang terutama pada pelanggan yang melakukan perawatan khusus. Keterbatasan penelitian ini adalah periode pelaksanaan penelitian ini hanya dilakukan Juni sampai September sehingga hanya memperoleh perilaku konsumen selama kurun waktu tersebut sedangkan perilaku konsumen dapat mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Dan pertanyaan pada screening harusnya dibuat lebih sempeit terutama yang menyangkut frekuensi aktivitas responden agar dapat mengurangi bias untuk mengkategorikan responden sebagai pria metroseksual. Saran untuk penelitian lebih lanjut adalah menggali pertanyaan lebih dalam pada setiap aspek sehingga dapat mengetahui perilaku pria metroseksual dalam memilih salon lebih spesifik, melakukan penelitian yang membahas lebih dalam bagaimana pendekatan peinasaran secara psikografis pada pria metroseksual.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T15952
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panjaitan, Ruhut Timothy Joebel
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk membantu dan memberikan gambaran kepada pihak manajemen Hotel XYZ untuk memilih program pensiun yang tepat bagi karyawan Hotel XYZ. Selain itu juga bertujuan agar program pensiun karyawan yang dibentuk atau dipilih dari DPLK dapat memberikan nilai manfaat yang diharapkan tanpa memberatkan keuangan perusahaan. Dikarenakan belum adanya program pensiun yang dikelola dan diikuti oleh Hotel XYZ, penelitian ini diperlukan sebagai bagian dari pemenuhan tanggung jawab perusahaan kepada karyawan dan pemerintah, hal ini sesuai dengan amanat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun, serta Undang-Undang BPJS No.24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Hasil penelitian ini menunjukan pihak manajemen Hotel XYZ memerlukan pengikutsertaan tambahan program pensiun karyawan selain program pensiun BPJS. Perusahaan juga dianjurkan mengikutsertakan karyawan dalam program jaminan hari tua BPJS. Selain itu penelitian ini juga menunjukan adanya selisih kekurangan nilai manfaat yang cukup besar khususnya bagi karyawan dengan sisa waktu bekerja dibawah 15 tahun, nilai manfaat yang diperoleh dari pengikutsertaan karyawan tidak sesuai dengan nilai manfaat yang diharapkan. Solusi dan saran diberikan mengenai penyelesaian agar nilai manfaat yang diterima karyawan dapat sesuai dengan nilai manfaat yang diharapkan. Selain itu juga diberikan solusi dan saran mengenai potongan iuran dan jumlah iuran yang dibebankan agar setiap karyawan menerima nilai manfaat yang diharapkan. ......This study aims to help and provide an overview to the management of Hotel XYZ to form and choose the right pension program for XYZ Hotel employees. The aim of this research is that the employee pension plan which is eventually formed or selected from the DPLK can provide the expected value of benefits without overloading the financial aspects of the company. Due to the absence of a pension program managed and followed by the XYZ Hotel this research is very much needed as part of fulfilling company responsibilities to employees and the government. In accordance with the Law of the Republic of Indonesia Number 11 of 1992, Labor Law No.13 of 2003, also the BPJS Law No.24 of 2011. Based on the research, the management of the XYZ Hotel requires the inclusion of an additional employee pension program in addition to the BPJS pension program. Companies are also encouraged to include employees in the BPJS old-age insurance program. The results of the study also show that there is a difference in the lack of substantial benefit values, especially for employees with the remaining time working under 15 years, the value of benefits obtained from employee participation is not in accordance with the value of expected benefits. The author provides solutions and suggestions in the final chapter regarding the settlement so that the value of benefits received by employees can be in accordance with the value of the expected benefits. The author also provides solutions and suggestions regarding contribution contributions and the amount of contributions charged so that each employee receives the expected value of benefits.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anessa Musfitria
Abstrak :
Penyampaian informasi keuangan melalui website perusahaan semakin banyak dilakukan perusahaan karena kelebihan-kelebihannya dibandingkan dengan media pelaporan konvensional. Bapepam-LK (kini OJK) bahkan telah mewajibkan pelaporan keuangan dalam website perusahaan melalui keputusan KEP-431/BL/2012. Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh intenet financial reporting terhadap biaya modal yang terdiri dari Biaya Ekuitas dan Biaya Utang. Indeks IFR mengadopsi penelitian Prasetya et al., (2010) dimana IFR dibagi menjadi 3 aspek yaitu aspek konten, aspek ketepatan waktu dan aspek presentasi. Variabel kontrol yang digunakan adalah Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Pertumbuhan Perusahaan, Leverage, Umur Perusahaan, Likuiditas dan Interest Coverage Ratio. Sampel yang digunakan adalah perusahaan yang terdaftar pada indeks kompas 100 periode Agustus 2016-Januari 2017. Hasil penelitian membuktikan bahwa Internet Financial Reporting secara keseluruhan maupun setiap aspeknya tidak berpengaruh signifikan terhadap Biaya Ekuitas dan Biaya Utang. Hanya variabel Petumbuhan perusahaan yang berpengaruh signifikan terhadap Biaya Ekuitas, dan hanya variabel Likuiditas yang berpengaruh signifikan terhadap Biaya Utang. ......Submission of financial information through the company website more done by the company because of its advantages compared with conventional reporting media. Bapepam-LK (now OJK) has even required financial reporting on the company's website through the decision of KEP-431 / BL / 2012. This study aims to see the effect of Intenet Financial Reporting on capital costs consisting Cost of Equityt and Cost of Debt. The IFR index adopts Prasetya et al., (2010) where IFR is divided into 3 aspects: content, timeliness and presentation aspects. The control variables used are Company Size, Profitability, Corporate Growth, Leverage, Age of Company, Liquidity and Interest Coverage Ratio. The sample used is a company listed on the Compass index 100 period August 2016-January 2017. The results prove that Internet Financial Reporting as a whole and every aspect has no significant effect on the Cost of Equity and Cost of Debt. Only variable of company's growth has significant effect to Cost of Equity, and only Liquidity variable has significant effect to Cost of Debt.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T51996
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>