Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hutahaean, Ester Sophia
Abstrak :
Skripsi ini membahas tentang pengaruh niat terhadap perilaku ketidakpatuhan pajak dari mitra pengemudi Grab dalam melakukan self-assessment system. Penghasilan yang diterima oleh mitra pengemudi Grab dapat berupa ongkos argo dan insentif/bonus. Mitra pengemudi Grab telah memenuhi syarat subjektif dan objektif sebagai wajib pajak. Sebagai wajib pajak, mitra pengemudi Grab perlu untuk melakukan kewajiban untuk menghitung, menyetor, dan melaporkan pajak terutang atau yang disebut dengan sistem pemungutan pajak self-assessment system. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh niat terhadap perilaku kepatuhan pajak dari mitra pengemudi Grab dalam melakukan self-assessment system dan faktor-faktor yang menyebabkan ketidakpatuhan tersebut. Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Metode pengumpulan data dilakukan dengan survei, wawancara mendalam, dan studi literatur. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan metode sampel aksidental untuk mitra pengemudi Grab yang berada di Kota Depok, Jawa Barat. Analisis niat dan perilaku kepatuhan pajak dari mitra pengemudi Grab dibagi menjadi dua bagian berdasarkan kepemilikan NPWP. Mitra pengemudi Grab yang memiliki NPWP disebut wajib pajak dan mitra yang tidak memiliki NPWP disebut bukan wajib pajak. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa mitra pengemudi Grab yang sudah menjadi wajib pajak dan yang bukan wajib pajak memiliki niat kepatuhan yang tinggi namun memiliki perilaku tidak patuh pajak. ......This research focus to analyse the influence of intention on tax non-compliance behavior of Grab driver-partners to conduct self-assessment system. Grab driver-partners receive income from fees and incentives/bonuses. Grab driver-partners are qualified to the subjective and objective requirements as a taxpayer. As a taxpayer, they need to calculate, make payment and report the tax-return to fulfil the self-assessment system. This research aims to analyze the influence of intention on tax non-compliance behavior of Grab driver-partners to conduct the self-assessment system and the factors that cause this non-compliance behavior. The approach in this research is quantitative. The method used to collect the data are surveys, in depth interviews, and literature studies. The sampling method used is an accidental sampling method for respondent in Depok City, West Java. Analysis of tax compliance intentions and behavior of Grab driver partners are divided into two parts based on tax ID ownership. They who have a tax ID called taxpayers and they who did not have a tax ID called non taxpayers. The result of this research shows that both Grab driver partners who are already taxpayers and non taxpayers have high compliance intention but have non compliance behavior.
Depok: Fakultas Ilmu Administarsi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tito Aditiawan
Abstrak :
Penelitian ini menguji pengaruh pengalaman merek terhadap evaluasi merek dan pengaruhnya pada loyalitas merek pengguna sepatu Puma. Terdapat dua dimensi dari variabel pengalaman merek, yaitu pengalaman merek afektif/emosi dan pengalaman merek kognitif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana data dan informasi yang dikumpulkan melalui survei dengan membagikan kuisioner kepada responden. Sampel dari penelitian ini adalah 118 responden pengguna sepatu puma yang berdomisili di wilayah Jakarta, serta pernah membeli produk minimal 2 kali dalam kurun waktu 2 tahun terakhir. Analisis menggunakan SPSS 23 dengan metode yang digunakan adalah regresi berganda dan regresi sederhana. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengalaman merek memiliki pengaruh yang signifikan dan kuat terhadap evaluasi merek dan juga evaluasi merek memiliki pengaruh yang signifikan dan kuat terhadap loyalitas merek. Dari kedua dimensi pengalaman merek yang lebih berpengaruh terhadap evaluasi merek adalah pengalaman merek kognitif. ......This study examines the influence of brand experience on brand evaluation and its influence on brand loyalty of Puma shoes users. The dimensions of brand experience variables that are used are affective / emotion brand experience and cognitive brand experience. This research uses a quantitative approach, where data and information are collected through surveys by distributing questionnaires to respondents. The sample of this study is 118 respondents who used puma shoes who live in the Jakarta area, and have bought products at least 2 times in the past 2 years. Analysis using SPSS 23 with the method used is multiple regression and simple regression. The results showed that brand experience has a significant and strong influence on brand evaluation and also brand evaluation has a significant and strong influence on brand loyalty. Of the two dimensions of brand experience that is more influential on brand evaluation is cognitive brand experience.
Depok: Fakultas Ilmu Administarsi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggit Nuzula Rahmadi
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses agenda setting dalam kajian sentralisasi pengadaan. Untuk mengetahui proses agenda setting dalam kajian sentralisasi pengadaan, peneliti menganalisis dengan mengadopsi teori agenda setting milik Kingdon dan menggunakan tiga dimensi, yaitu aliran masalah, aliran politik, dan aliran kebijakan. Pendekatan yang digunakan adalah post-positivist dan hasil penelitian ini diperoleh melalui wawancara mendalam dengan pihak-pihak yang terkait dan menggunakan data- data sekunder. Kajian sentralisasi pengadaan merupakan solusi kebijakan yang ditawarkan Pemerintah Indonesia untuk menyelesaikan masalah pengadaan dan mendorong pengadaan ke arah yang lebih baik. Dari penelitian ini dapat dilihat dalam proses agenda setting kajian sentralisasi pengadaan, masalah-masalah pengadaan telah menjadi masalah publik yang dirasakan oleh beragam actor pengadaan, namun sentralisasi pengadaan tidak menjadi solusi tunggal untuk menyelesaikan masalah- masalah pengadaan. Hal tersebut dipengaruhi oleh tidak adanya dorongan oleh aktor-aktor politik untuk memasukan isu pengadaan ke dalam agenda resmi pemerintah. Selain tidak adanya dorongan politik, terdapat ketidaksesuaian masalah pengadaan dengan solusi yang ditawarkan Pemerintah Indonesia, sehingga terdapat resistensi dalam memasukan sentralisasi pengadaan ke dalam agenda resmi pemerintah. Maka Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah perlu mengkaji ulang sentralisasi pengadaan agar kebijakan yang dihasilkan mampu mendorong pengadaan yang lebih baik. ...... The research aims to analyze the agenda setting process in the procurement centralization study. To figure out the agenda setting process in the procurement centralization study, researcher using Kingdon's agenda setting theory and using three dimensions, namely the problem streams, political stream, and policy streams. The results of this research were obtained through in-depth interviews with relevant informants and using secondary data. The procurement centralization study is a policy solution offered by the Government of Indonesia to solve procurement problems and to make a slightly improved on provurement system. From this research, researcher found that agenda setting process of the procurement centralization study, procurement problems have become a public issue felt by various procurement actors, but centralization of procurement is not a single solution to resolve procurement problems. The lack of encouragement by political actorsmakes procurement issues more difficult to be included on the governments official agenda. In addition to the lack of political impetus, there is a mismatch between the procurement problems and the centralization of procurement which was initiated by the Government of Indonesia which makes it increasingly difficult to centralize procurement into the official government agenda. Accordingly, National Public Procurement Office needs to review the centralization of procurement so that the resulting policy is able to encourage procurement into a better system.
Depok: Fakultas Ilmu Administarsi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghina Putri Wiyasti
Abstrak :
Niat berpindah karyawan merupakan prediktor dari perilaku perpindahan karyawan yang menjadi salah satu tantangan yang dihadapi perusahaan dalam mengelola sumber daya manusia. Terdapat berbagai faktor yang dapat memengaruhi niat berpindah, salah satunya adalah keterikatan karyawan. Namun berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya, pengaruh dari keterikatan karyawan tersebut tidak signifikan. Hal tersebut mengindikasikan bahwa keterikatan karyawan tidak secara langsung memengaruhi niat berpindah, melainkan dengan dimediasi dengan variabel lain yaitu kebahagiaan kerja. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh keterikatan karyawan terhadap niat berpindah dengan kebahagiaan kerja sebagai variabel mediasi. Keterikatan karyawan diukur menggunakan kuesioner UWES-17; kebahagiaan kerja diukur dengan Oxford Happiness Questionnaire; dan niat berpindah diukur dengan model Mobley et al. (1978). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Data penelitian dikumpulkan melalui survei kuesioner dengan sampel sebanyak 60 orang karyawan tetap di KSPPS Karisma dengan menggunakan teknik total sampling. Penelitian ini menggunakan analisis regresi, analisis mediasi (causal step), dan analisis sobel test untuk menguji pengaruh langsung dan pengaruh mediasi di antara variabel-variabel. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa keterikatan karyawan memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap niat berpindah; keterikatan karyawan memiliki pengaruh positif signifikan terhadap kebahagiaan kerja; dan kebahagiaan kerja memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap niat berpindah. Hasil Sobel Test menunjukkan bahwa kebahagiaan kerja tidak memediasi pengaruh keterikatan karyawan terhadap niat berpindah dalam penelitian ini. ...... Turnover intention is a predictor for employee turnover behavior, which becomes a companys challenge in managing their workforce. There are various factors that could affect turnover intention, one of them is employee engagement. However, based on previous studies, the effect is not significant. This indicates that employee engagement does not directly affect turnover intention, but mediated by another variable namely happiness at work. This study aims to examine the effect of employee engagement on turnover intention through happiness at work as a mediating variable. UWES-17 Questionnaire, Oxford Happiness Questionnaire, and turnover intention model by Mobley et al. (1978) were used to measure employee engagement, happiness at work, and turnover intention. This research used quantitative approach. Data was collected through questionnaire survey which is conducted on 60 permanent employees at KSPPS Karisma by total sampling method. To test the direct effect and mediating effect among the variables, this research used regression analysis, causal step analysis, and Sobel Test. Regression analysis shows that employee engagement has a negative effect towards turnover intention significantly; employee engagement has a positive effect towards happiness at work significantly; and happiness at work also has a negative effect on turnover intention significantly. The result of Sobel Test reveals that happiness at work does not mediate the relationship of employee engagement and turnover intention.
Depok: Fakultas Ilmu Administarsi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zhafira Marsha Adara
Abstrak :
Pengelolaan sistem sanitasi yang baik di lingkungan masyarakat termasuk sekolah merupakan salah satu wujud Hak Asasi Manusia (HAM). Karena itu, pelaksanaan pengelolaan sistem sanitasi sekolah di Indonesia diatur dalam beberapa kebijakan. Meskipun begitu, persentase sekolah yang memiliki akses sanitasi sesuai standar kebijakan masih rendah khususnya pada jenjang Pendidikan Sekolah Dasar (Dapodik, 2017). Skripsi ini menganalisis implementasi kebijakan pengelolaan sistem sanitasi sekolah di Kota Depok yang merupakan salah satu daerah dengan perkembangan siginifikan dalam pengelolaan sistem sanitasi sekolah. Penelitian ini dilakukan dengan mengacu pada teori implementasi kebijakan oleh Edwards III (1980). Pendekatan penelitian yang digunakan adalah post-positivist dengan teknik pengumpulan data melalui studi pustaka, observasi lansgung objek studi kasus dan wawancara mendalam yang dilakukan kepada berbagai stakeholder utama baik pemerintah pusat, pemerintah daerah serta pihak. Hasil dari penelitian ini menunjukkan isu-isu kompleks dalam implementasi kebijakan yang berpengaruh terhadap tidak terpenuhinya 9 dari 12 subdimensi, yaitu kejelasan, konsistensi, sumber daya manusia, fasilitas, sumber daya keuangan, sikap birokrat, insentif, SOP dan fragmentasi. Dengan begitu, pemerintah perlu untuk membuat aturan yang lebih jelas untuk pelaksanaan kebijakan serta memastikan kebijakan dilaksanakan dengan baik. ...... Healthy sanitation management system in society, including school sanitation is one form of Human Rights. Therefore, Indonesia has several policies governing implementation of the school sanitation management system. Nevertheless, the percentage number of schools that have access to sanitation in accordance with policy standards is still low, particularly at the Elementary School Education Level (Dapodik, 2017). This research analyzes the implementation of a sanitation school management system in Depok City which is one of the areas with significant development in the school sanitation management system. This research was conducted by issuing the theory of policy implementation by Edwards III (1980). The research approach used is post-positivist with data collection techniques through literature study, direct observation, case studies, and in-depth interviews conducted with various stakeholders, including the central government, regional governments and the school. The results of this study indicate that complex issues found in implementation process that greatly affect the failure to fulfill 9 of the 12 indicators measured, namely clarity, consistency, human resources, facilities, financial resources, bureaucratic attitudes, incentives, Standard Opearating Procedures and fragmentation. With the fornamed problems, the government needs to make clearer regulation for implementing policies and make sure the implementation process run effectively.
Depok: Fakultas Ilmu Administarsi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Valencia Laurentius
Abstrak :
Pemberian insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) terutang tidak dipungut Fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) lebih digunakan oleh industri garmen dibanding dengan industri serat benang dan kain sebagai penyedia bahan baku dalam industri tekstil. Pemberian insentif menghambat berkembangnya industri serat benang dan kain, serta mendistorsi penggunaan bahan baku lokal karena fasilitas hanya untuk bahan baku impor. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan PPN Fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor pada industri garmen. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan jenis penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi literatur dan wawancara mendalam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian fasilitas PPN terutang tidak dipungut merupakan penerapan fungsi pemerintahan yang diungkapkan oleh Musgrave berupa fungsi stabilisasi. Komitmen dan pengetahuan penerapan baik perpajakan dan administrasi sangat penting dalam penerapan fasilitas PPN KITE. Komitmen dari pemerintah dan Kementerian terkait saling bersinergi untuk mengoptimalkan penerapan fasilitas secara efisien. Pemberian fasilitas untuk impor bahan baku yang diolah tujuan ekspor dianggap tidak netral karena mendistorsi pilihan untuk menggunakan bahan baku lokal. Bila diberikan fasilitas PPN terutang tidak dipungut untuk bahan baku lokal yang diolah tujuan ekspor dari segi pengawasan akan sulit dan restitusi harus dilakukan bukan hanya di industri garmen saja tetapi juga industri serat benang dan industri kain. ...... The Incentive of uncollected Value Added Tax (VAT) Facility for Ease of Import Purpose of Exports (KITE) is more used by the garment industry than The Yarn and Fabric Fiber Industry as a provider of raw materials in the textile industry. In addition, the provision of incentives inhibits the development of the yarn and fabric fiber industry and distorts the use of local raw materials because the facilities are only for imported raw materials. The aim of this research is to analyse the application of VAT Facility for Ease of Import Purpose of Exports in the garment industry. The research approach used in this research is a qualitative approach and descriptive research type. Data collection techniques that are used in this research are literature studies and interviews. The result of this research show that the provision of uncollected VAT facilities is the application of the Government function revealed by Musgrave, that is the stabilization function. Commitment and knowledge of both taxation and administration is very important in the application of the VAT Facility for Ease of Import Purpose of Exports. Government and related ministry commitments are mutually synergistic to optimize the implementation of facilities efficiently. Providing facilities for importing raw materials to be processed for export purposes is considered not neutral because it distorts the choice to use local raw materials. If incentive of uncollected VAT facility is also given for local raw materials to be processed for export purposes, there will be difficulties in order to supervise the implementation. Besides, the restitution must be applied not only in the Garment Industry but also in the Yarn Fiber Industry and the Fabric Industry.
Depok: Fakultas Ilmu Administarsi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nainggolan, Pilipi Vanessa
Abstrak :
Skripsi ini membahas efektivitas implementasi Ujian Nasional Berbasis Komputer SMA tahun 2016-2019. Peneliti menggunakan konsep efektivitas dan implementasi untuk menggambarkan faktor komunikasi, sumber daya, komitmen, koordinasi serta struktur birokrasi dari pelaksanaan UN SMA tahun 2016-2019. Peneliti menggunakan pendekatan post positivist, serta metode pencarian data campuran kualitatif dan kuantitatif; yaitu wawancara mendalam, studi literatur, dan survei. Analisis dipaparkan dalam bentuk deskriptif. Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas implementasi Ujian Nasional Berbasis Komputer SMA tahun 2016-2019 adalah sebagai berikut, komunikasi berperan penting, di mana para penyelenggara memiliki pemahaman yang sama dan menyampaikan tujuan dari Ujian Nasional kepada target kebijakan dengan cukup baik, kemudian strategi pencapaian tujuan telah disusun dengan cukup baik. Lalu faktor sumber daya, ditemukan terdapat sejumlah kendala dan keterbatasan sarana prasarana komputer dan sinyal internet, sedangkan sumber daya manusia di BSNP dianggap memadai secara kuantitas dan kualitas dan Pusmenjar Kemendikbud memiliki skema pegembangan potensi pegawai yang baik. Kemudian faktor komitmen pemerintah berpengaruh dengan meningkatnya jumlah SMA yang berhasil menyelenggarakan ujian berbasis komputer, serta inovasi pengembangan ujian bagi peserta bagi peserta difabel. Lalu faktor koordinasi telah berjalan dengan cukup baik dengan adanya lokakarya, wadah pemerintah pusat mensosialisasikan tata cara pelaksanaan kepada dinas pendidikan di daerah, akan tetapi faktor ini masih perlu ditingkatkan, terlebih koordinasi dengan stakeholder spesifik seperti PLN dan Telkom selaku penyedia jaringan listrik dan juga internet. Faktor terakhir yaitu struktur birokrasi, mempengaruhi implementasi ujian dengan adanya pembagian tugas yang telah disusun dengan cukup mendetil di dalam Prosedur Operasional Standar Ujian Nasional. ...... This thesis discusses the effectiveness of the implementation of the 2016-2019 High School Computer-Based National Examination. Researchers used the concept of effectiveness and implementation to describe the factors of communication, resources, commitment, coordination and the bureaucratic structure of the implementation of the 2016-2019 High School National Examination. Researchers used a post positivist approach, as well as a mixed method of searching for qualitative and quantitative data; namely in-depth interviews, literature studies, and surveys. The analysis is presented in descriptive form. The factors that influence the effectiveness of the implementation of the 2016-2019 High School Computer-Based National Examination are as follows, communication plays an important role, where the organizers have the same understanding and convey the objectives of the National Examination to policy targets quite well, then the strategy for achieving the goals has been pretty well laid out. Then the resource factor, it was found that there were a number of constraints and limitations of computer infrastructure and internet signals, while the human resources in BSNP were deemed adequate in quantity and quality and Pusmenjar Kemendikbud had a good potential development scheme for employees. Then the government commitment factor has an effect on the increasing number of SMA that have successfully held computer-based exams, as well as test development innovations for participants for participants with disabilities. Then the coordination factor has run quite well with the existence of workshops, the central government forum to socialize implementation procedures to the education offices in the regions, but this factor still needs to be improved, especially coordination with specific stakeholders such as PLN and Telkom as providers of electricity networks and also the internet. The last factor, namely the bureaucratic structure, affects the implementation of the exam by the division of tasks that have been arranged in sufficient detail in the National Examination Standard Operational Procedure.
Depok: Fakultas Ilmu Administarsi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferian Reynaldo
Abstrak :
Penelitian ini menganalisis hubungan Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) dengan Kinerja Keuangan Perusahaan baik kinerja secara akuntansi maupun pasar. Kinerja diukur dengan Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Price Earning Ratio (PER), dan Earning per Share (EPS) dengan tiga variabel kontrol yaitu firm size, liquidity, dan leverage. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk laporan tahunan perusahaan dalam periode 2014 – 2018, berupa pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) yang berasal dari 193 perusahaan yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2014 – 2018. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara Pengungkapan CSR dengan ROA dan ROE saat baik secara agregat maupun pada sektor pertambangan, properti, dan infrastruktur. Namun, tidak ada hubungan antara Pengungkapan CSR dengan PER dan EPS baik secara agregat maupun pada sektor pertambangan, properti, pertanian dan infrastruktur. ...... This study analyzes the relationship between Corporate Social Responsibility (CSR) Disclosure and corporate’s financial performance. The disclosure is collected from company’s annual report and financial performance were distinguished as book performance measured by Return on Asset (ROA) and Return on Equity (ROE) and as market performance measured by Price Earning Ratio (PER) and Earning per Share (EPS), with firm size, liquidity, and leverage as control variables. The data used in this study are secondary data from 2014 to 2018 from 193 listed companies on the Indonesia Stock Exchange. The results of this study indicate that there is a significant relationship between CSR Disclosures and ROA and ROE for the industry and for three of the sectors, namely mining, property and infrastructure. However, there is no significant relationship between CSR Disclosures with PER and EPS for the industry and for four of the sectors, namely mining, property, agriculture and infrastructure
Depok: Fakultas Ilmu Administarsi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fhares Vigishenna
Abstrak :
Penelitian ini adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh employee engagement terhadap job performance karyawan tetap PT PLN Kota Depok. Variabel employee engagement diukur berdasarkan teori dari Shcaufeli and Bakker, sedangkan job performance diukur berdasarkan teori Aguinis. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dan instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner. Sampel penelitian ini adalah karyawan tetap PT PLN Kota Depok yang telah bekerja minimal selama 1 tahun. Pada penelitian ini, data penelitian dianalisis menggunakan metode analisis statistik deskriptif, analisis korelasi dan analisis regresi linier sederhana Hasil penelitian menunjukan bahwa employee engagement secara signifikan memengaruhi job performance. Dimensi dedication memiliki nilai tertinggi didalam variabel keterikatan karyawan. ...... This research analyzed the influence of employee engagement on job performance of PT PLN Kota Depok. Employee engagement variable is measured based on the theory from Shcaufeli and Bakker, while job performance is measured based on the theory of Aguinis. This research used a quantitative approach, and a questionnaire is used as a research instrument. The subject of this research are employees of PT PLN Kota Depok who have worked for at least a year. In this research, the data were analyzed using descriptive statistical analysis, evaluation analysis and simple linear regression analysis method. The results showed that employee engagement significantly affected job performance. The dimension of dedication is the highest value in the employee engagement variable.
Depok: Fakultas Ilmu Administarsi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alisya Pratiwi
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengaruh Consumer Innovativeness terhadap Perceived Value dan Niat Kelanjutan untuk Menggunakan ReCharge Powerbank Rental Sharing di Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jumlah sampel sebanya 103 responden pengguna layanan ReCharge powerbank rental sharing di Jakarta dengan metode non-probability sampling yaitu convenience sampling. Analisis data menggunakan metode simple regression, multiple regression, path analysis dan juga sobel test. Pengukuran variable consumer innovativeness menggunakan indikator dari Goldsmith dan Hofacker (1991), pengukuran perceived value diperoleh dari jurnal Song et al. (2012) dan variabel niat kelanjutan untuk menggunakan menggunakan indikator dari penelitian Hamid, Razak, Bakar, & Abdullah (2016) yang menggunakan variabel dari Technology acceptance model sebagai indikator pengukurannya.Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa consumer innovativeness memiliki pengaruh positif terhadap hedonic value; consumer innovativeness memiliki pengaruh positif terhadap utilitarian value; consumer innovativeness memengaruhi niat kelanjutan untuk menggunakan; hedonic value memediasi pengaruh consumer innovativeness terhadap niat kelanjutan untuk menggunakan; utilitarian value memediasi pengaruh consumer innovativeness terhadap niat kelanjutan untuk menggunakan. ...... This study aims to analyze the effect of consumer innovativeness on perceived value and continuance intention to use "ReCharge" powerbank rental sharing in Jakarta. This research uses a quantitative approach with a total sample of 103 respondents of ReCharge powerbank rental sharing services user in Jakarta with a non-probability sampling method, namely convenience sampling. Data analysis using simple regression method, multiple regression, path analysis and also sobel tests. The measurement of consumer innovativeness variable uses indicators from Goldsmith and Hofacker (1991), measurement of perceived value obtained from Song et al (2012) and continuance intention variable uses indicators from Hamid, Razak, Bakar & Abdullah's research (2016) which use variable from the technology acceptance model as measurement indicators. The results of this study found that consumer innovativeness has a positive influence on hedonic value; consumer innovativeness has a positive influence on utilitarian value; consumer innovativeness influences the continuance intention to use; hedonic value mediate the influence of consumer innovativeness on the continuance intention to use; Utilitarian value mediate the influence of consumer innovativeness on the continuance intention to use.
Depok: Fakultas Ilmu Administarsi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>