Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andrea Gilang Fauzi
Abstrak :
Surfactant are amphiphilic molecules that have been used in widely used as emulsifier and cleaning agent in various industries. These broad industrial applications made the global surfactant production increased annually. In 2020, the amount of global surfactant production estimated would reach more than 24 million per year. However, the currently used surfactants are synthetically produced from chemical or petroleum derived product, so it is often toxic and non-biodegradable. Rhamnolipids are “surfactant like” molecules produced by Pseudomonas aeruginosa which could be alternatives for more environmentally friendly surfactant. The use of rhamnolipid are quite limited due to its expensive production cost. The production cost of rhamnolipid could be reduced using by agro-industrial by-product as substrate. One of the abundant agro-industrial by-products in Indonesia that can be used as a substrate for rhamnolipid production are Oil Palm Empty Fruit Bunch (OPEFB). This study employed SuperPro Designer v9.5 to performed process simulation and economical assessment of rhamnolipid production using OPEFB as a substrate through two different purification methods which are solvent extraction and chromatography adsorption. Based on the process simulation that has been done, the process that used adsorption chromatography purification methods more efficient in terms of the usage of the feedstock and energy. The economic assessment also shown that these methods were more profitable and economically attractive with the value of NPV 24.954.000 USD, IRR 14,77% and payback period 5,66 years ......Surfaktan merupakan molekul yang bersifat amfifilik dan banyak digunakan sebagai emulsifier dan agen pembersih di berbagai industri. Pengaplikasian surfaktan yang sangat luas menyebabkan produksi surfaktan setiap tahunnya selalu meningkat. Namun, kebanyakan surfaktan yang digunakan dan tersedia dipasaran merupakan surfaktan sintetik yang dibuat dari bahan kimia atau turunan minyak bumi. Surfaktan jenis ini biasanya bersifat racun dan dapat mencemari lingkungan. Rhamnolipid merupakan molekul yang diproduksi oleh bakteri Pseudomonas aeruginosa, bersifat seperti surfaktan namun lebih ramah lingkungan. Penggunaan rhamnolipid masih sangat terbatas, dikarenakan biaya produksinya yang mahal. Biaya produksi rhamnolipid dapat dikurangi dengan menggunakan limbah agroindustri sebagai substrat untuk produksinya. Salah satu limbah agro industri yang jumlahnya sangat melimpah di Indonesia dan dapat digunakan sebagai substrat untuk produksi rhamnolipid adalah Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS). Penelitian ini melakukan simulasi proses dan analisis keekonomian dari produksi rhamnolipid dengan substrat TKKS menggunakan program SuperPro Designer melalui dua metode purifikasi yaitu metode ekstraksi pelarut dan kromatografi adsorpsi. Berdasarkan hasil simulasi proses yang telah dilakukan, produksi dengan menggunakan metode purifikasi kromatografi adsorpsi lebih efisien secara penggunaan bahan baku TKKS dan energi. Selain itu, analisis keekonomian juga menunjukkan proses dengan metode kromatografi adsorpsi lebih menguntungkan secara ekonomis dengan nilai NPV, IRR, dan payback period secara berturut-turut 24.954.000 USD; 14,77%; dan 5,66 tahun.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesias, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naufal Farras Ahadan
Abstrak :
Biodiesel merupakan bahan bakar yang berasal dari turunan minyak sayur dan lemak hewan yang dapat digunakan sebagai alternatif bahan bakar mesin diesel. Biodiesel memiliki kekurangan yaitu mudah teroksidasi yang disebabkan oleh adanya ikatan hidrokarbon sehingga dapat menurunkan kualitas biodiesel. Salah satu cara untuk mempertahankan stabilitas oksidasi biodiesel yaitu dengan penambahan antioksidan. Pyrogallol merupakan antioksidan yang paling efektif untuk mencegah oksidasi pada biodiesel. Akan tetapi, pyrogallol memiliki polaritas yang berbeda dengan biodiesel sehingga pyrogallol tidak dapat larut dan tidak terdispersi. Dibutuhkan modifikasi terhadap pyrogallol agar memiliki polaritas yang mendekati biodiesel. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa reaksi antara pyrogallol dan methyl linoleate murni dengan senyawa radikal 2,2 diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH) membentuk derivat pyrogallol terbukti dapat meningkatkan kelarutan pyrogallol pada biodiesel. Namun, methyl linoleate murni jika diaplikasikan pada skala industri tidak ekonomis. Pada penelitian ini, digunakan biodiesel jagung hasil transesterifikasi dari minyak jagung sebagai sumber methyl linoleate pengganti mehyl linoleate murni. Uji GCMS (Gas Chromatography-Mass Spectrometry) menunjukkan bahwa biodiesel jagung memiliki kandungan methyl linoleate sebesar 47,27 %. Sintesis dilakukan dengan mereaksikan 10 ml biodiesel, 5 ml DPPH, dan 5 ml pyrogallol. Keberadaan senyawa derivat pyrogallol ditunjukkan dengan terbentuknya spot baru pada TLC dan adanya pergeseran bilangan gelombang gugus C-O pada FTIR. Sintesis menghasilkan senyawa yang memiliki berat molekul 622,54 g/mol dengan yield 10,47% yang menunjukkan senyawa tersebut terdiri dari pyrogallol dan methyl linoleate. Berdasarkan pengukuran spektrofotometer UV-Vis, penambahan senyawa derivat pyrogallol ke dalam biodiesel kelapa sawit (B100) menghasilkan selisih absorbansi yang lebih kecil dibandingkan pyrogallol murni yang menunjukkan bahwa derivat pyrogallol lebih larut dalam biodiesel. Penambahan senyawa derivat pyrogallol ke dalam biodiesel kelapa sawit (B100) meningkatkan periode induksi (Induction Period) dan menghambat penurunan bilangan iodin. ......Biodiesel is a fuel derived from vegetable oil and animal fat derivatives that can be used as an alternative to diesel engine fuel. Biodiesel has the disadvantage of being easily oxidized due to hydrocarbon bonds which can reduce the quality of biodiesel. One way to maintain the stability of biodiesel oxidation is by adding antioxidants. Pyrogallol is the most effective antioxidant to prevent oxidation in biodiesel. However, pyrogallol has a different polarity from biodiesel so that pyrogallol is insoluble and undispersed. A modification to pyrogallol is needed to have a polarity close to biodiesel. Previous research has shown that the reaction between pyrogallol and pure methyl linoleate with the radical compound 2,2 diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH) forming pyrogallol derivatives has been proven to increase the solubility of pyrogallol in biodiesel. However, pure methyl linoleate if applied on an industrial scale is not economical. In this study, corn biodiesel made by transesterification from corn oil is used as a source of methyl linoleate instead of pure mehyl linoleate. GCMS (Gas Chromatography-Mass Spectrometry) test shows that corn biodiesel has 47.27% methyl linoleate content. Synthesis was carried out by reacting 10 ml of biodiesel, 5 ml of DPPH, and 5 ml of pyrogallol. The existence of pyrogallol derivative compounds is indicated by the formation of new spots on TLC and the shifting of C-O groups in FTIR. Synthesis produces compounds which have a molecular weight of 622.54 g/mol with a yield of 10.47% which indicates the compound consists of pyrogallol and methyl linoleate. Based on UV-Vis spectrophotometer measurements, the addition of pyrogallol derivative compounds into palm oil biodiesel (B100) results in a smaller absorbance difference than pure pyrogallol which shows that pyrogallol derivatives are more soluble in biodiesel. The addition of pyrogallol derivative compounds into palm oil biodiesel (B100) increases the induction period and inhibits the decrease in iodine number.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesias, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library