Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta : Indonesian Agency for Agricultural Research and Development, 2011
632.1 ANN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
ABSTRACT
Rodent tuber is a medicinal plant particularly found in java. The plant is used as an ingredient for conventional cancer treatment.
Jakarta: Indonesian Agency for Agricultural Research and Development,
630 IJAS
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Indonesian agency for agricultural research and development,
630 IACCFSS
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Yuni Wdiastuti
Abstrak :
Kebersihan pengembangan padi hibrida bergantung pada ketersediaan galur/ mandul jantan ( cytoplasmic male strelity, CMS) dan galur pemulihan kesuburan ( restorer) yang efektif. Teknik molekuler dapat di gunakan untuk membantu pemulia dalam menentukan galur-galur tetua yang tepat untuk perakitan padi hibrida. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan genetic tiga tipe sitoplasma padi ( wild abortive/ WA, Kalinga, dan Gambiaca) dan mengidentifikasi keragaman gen yang mengendalikan pemulihan kesuburan. Penelitian ini menggunakan sembilan hibrida F1 dan populasi F2 yang diperoleh dari tiga tipe sitoplasma (IR58025A-WA, IR80156A-Kalinga, dan IR80154A-Gambiaca) yang disilangkan dengan tiga galur pemulih kesuburan (PK90, PK12, dan BPII). Sebanyak 15 marka SSR digunakan untuk menyeleksi daerah genom pada kromosom 1 dan 10 di mana gen Rf3 and RF4 berada. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemulihan kesuburan pada galur CMS-WA dan CMS-Gambiaca didominasi oleh dua gen independen Rf3 and Rf4, sedangkan pada galur CMS-Kalinga oleh gen tunggal. Proses biologi yang mengendalikan pemulihan kesuburan tiga tipe CMS pada semua hibrida F1 adalah sama berdasarkan tingkat fertilitas polen dan spliket, yaitu masing-masing 76,1-78,3% dan 69,1-76,7%. Galur mandul jantan PK12 memilki kemampuan memulihkan kesuburan lebih kuat dibandingkan dengan PK90 dan BPII. Marka SSR RM490 dan RM258 berpotensi menjadi penanda untuk gen Rf3 dan Rf4 untuk memulihkan kesuburan CMS tipe WA. Penggunaan galur mandul jantan tipe WA dianjurkan untuk mengidentifikasi galur R yang mampu memulihkan kesuburan.
Jakarta: Indonesian Agency for Agricultural Research and Development, 2017
630 IJAS 11:2 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Chaerin
Abstrak :
Atternaria solani adalah jamur nekrotof penyebab tiga gelaja penyakit pada tanaman tomat. Pengelolaan pathogen ini dengan menggunakan varietas tahan memerlukan informasi keragaman genetic A. solani. Penelitian bertujuan untuk mengisolasi A. solani dari daerah produksi utama tomat dan kentang di Indonesia dan mempelajari keragaman keganasan dan genetiknya. Sebanyak 22 isolat A. solani diisolasi dari daun-daun tomat dan kentang bergejala hawar dini di Jawa Tengah dan Jawa Barat. A. alternate juga diperoleh dari daun tomat bergejala hawar dini di Jawa Barat dan Sumatra Utara, sehingga di Indonesia penyakit ini mungkin disebabkan oleh lebih dari satu spesies Alternaria. Uji ketahanan empat genotype tomat terhadap isolat . A. solani terpilih di rumah kaca menunjukan bahwa isolate local lebih agresif dalam menyebabkan penyakit hawar dini dan lesion batang dibandingkan dengan isolate asal Amerika Serikat. Implikasinya adalah galur galur tomat introduksi harus diuji terhadap isolate local untuk mendapatkan gen ketahanan yang efektif. Pengelompokan genotif marka amplified fragment length polymorshipsm (AFLP) hasil amplikasi DNA menggunakan kombinasi primer EcoRI+AG dan Msel+C memisahkan 28 isolat A. solani asal Indonesia dan Taiwan dari isolate asl Amerika Serikat, yang sesuai dengan pemisah derajat keganasan antara isolate local da isolate Amerika Serikat. Tiga gerombol genotype marka AFLP yang tidak berkaitan dengan asal geografis isolate terbentuk di antara isolat Indonesia dan Taiwan. Keragaman genetic yang rendah antar isolate A. solani Indonesia menunjukan adanya struktur populasi klonal yang tersebar luas. Keberhasilan program pemulihan local ketahanan tomat terhadap A. solani memerlukan ketersediaan koleksi isolate local yang terkterisasi keganasan dan genetiknya dengan bai agar diperoleh gen ketahanan yang efektif.
Jakarta: Indonesian Agency for Agricultural Research and Development, 2017
630 IJAS 11:2 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Heni Safitri
Abstrak :
ABSTRAK
Salinitas merupakan masalah yang sangat serius dalam budi daya padi. Salinitas secara drastic menurunkan pertumbuhan dan hasil gabah, terutama pada fase bibit, terutama pada fase bibit. Beberapa genotipe padi telah dihasilkan, namun toleransinya terhadap salinitas belum pernah diuji. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi toleransi genotipe-genotipe ppadi terhadap salinitas pada fase bibit. Percobaan dilaksanakan di Rumah Kaca Cimanggu Bogoor pada bulan april hingga Mei 2013. Materi yang digunakan adalah 13 genotipe padi pada dua varietas pembanding yaitu pokkali ( toleran salinitas) dan IR29 (peka salinitas) yang diuji pada fase bibit. Percobaan menggunakan rancangan acak kelompok dengan tiga ulangan dan dua factor. Factor pertama adalah kadar NaCI (0 dan 120 mM) dan factor kedua adalah 13 genotipe padi. Benih padi ditanam dalam media hara ( hidroponik) yang ditambah NaCI dengan kadar yang berbeda. Tingkat pertumbuhan dan kerusakan tanaman akibat salinitas dicatat secara berkala. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kadar salinitas 120 mM NaCI menyebabkan penurunan pertumbuhan bibit semua genotype padi, namun genotype yang toleran mampu bertahan selama 14 hari atau hingga varietas pembanidng yang sensitive mati. Berdasarkan gelaja kerusakan yan tampak pada daun, lima genotype yaitu Dendang, Inpara 5, Inpara 29, IT77674-3B-8-2-2-14-4-AJY2, dan IR81493-BBB-6-B-2-1-2 toleran terhadap salinitas 120mM. sementara Inpara 4 sangat peka salinitas seperti halnya IR29. Oleh karena itu, Inpara 4 dapat digunakan sebagai varietas peka salinitas pada penelitian selanjutnya tentang pengujian toleransi varietas. Evaluasi lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui toleransinya terhadap salinitas pada kondisi lapangan.
Jakarta: Indonesian Agency for Agricultural Research and Development, 2017
630 IJAS 11:2 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Linca Anggria
Abstrak :
ABSTRAK
Tanaman menyerap silicon dari larutan tanah dalam bentuk asam monosilikat, yang juga disebut asam ortosilikat (H4SiO4). Penggunaan bahan organic dan anorganik yang mengandung Si yang cepat tersedia bagi tanaman dapat meningkatkan ketersediaan Si dalam tanah dan penyerapannya oleh tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pelepasan Si dari bahan organic dan anorganik dan penyerapannyaoleh tanaman padi. Pelepasan fosfor (P) dari bahan-bahan sumber Si tersebut juga di evaluasi. Bahan anorganik yan diteliti meliputi abu terbang (fly ash), terak baja, silica gel, dan silica gel jepang, sedangkan untuk bahan organic terdiri atas abu sekam padi (RHA), sekam padi bakar (RHB), media jamur (MM), biochar kulit buah kako (cocoa SB), dan kompos jerami padi (RSC). Pengamatan dinamika Si dan P dilakukan secara berkala pada 7,17,24, dan 34 hari setelah tanam (HST), sementra anakan dan tinggi tanaman padi diamati pada 16, 21, dan 36 HST. Hadil penelitian menujukan bahwa konsentrasi Si dalam larutan yang berasal dari bahan organic paling tinggi untuk JSG dan diikuti oleh silikia gel, masing-masing 1, 107 dan 0,806 mmol L-1. Pelepasan Si dari bahan organic tertinggi terdapat pada RHB dan RHA (0,618 dan 0, 539 mmol L-1). Biochar kulit buah kokoa, silica gel, JSG, dan RHB nyata meningkatkan tinggi tanaman padi pada 36 HST. Sumber Si tidak memengaruhi jumlah anakan tanaman. Dari bahan yang digunakan, terak baja dan silica gel Jepang (JSG) nyata memengaruhi serapan Si oleh tanaman padi.
Jakarta: Indonesian Agency for Agricultural Research and Development, 2017
630 IJAS 11:2 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Nuryanti
Abstrak :
Program swasembada beras merupakan program penting di Indonesia. Program tersebut mempunyai empat target utama, yaitu peningkatan produksi, stabilisasi harga dan cadangan bers pemerintah, serta penghentian impor. Guna mencapai tujuan tersebut, pemerintah memberi mandat kepada badan usaha milik Negara, yaitu Bulog untuk melaksanakan kebijakan perberasan. Banyak kajian menemukan bahwa keterlibatan badan usaha semacam Bulog dapat memicu kegagalan pemerintah dalam mengalokasikan pendanan. Pengkajian ini bertujuan untuk mengistimasi biaya social dari program swasembada beras berdasarkan pelaksanaan instrument kebijakan beras oleh bulog. Data yang digunakan merupakan data tahunan pada tingkat nasional periode 2002-2014, pengkajian menggunakan model fungsi preferensi politik untuk mengestimasi rente ekonomi dan kesejahteraan social yang hilang dengan menggunakan nilai elastisitas harga dari permintaan dan penawaran beras. Hasil kajian menunjukan bahwa rata-rata rente ekonomi yang timbul mencapai Rp6,37 triliun per tahun atau 18,54% dari ketahanan pangan, sedangkan kesejahteraan social yang hilang rata-rata Rp0,90 triliun per tahun atau 2,34% dari dana ketahanan pangan. Hal ini membuktikan bahwa program swasembada beras melibatkan Bulog dalam pelaksanaanya secara ekonomi tidak efisien . pemerintah perlu menyediakan infrastruktur pertanian yang lebih baik, mengkaji ulang harga pembeliaan pemerintah, dan menghentikan impor beras guna meredam kegagalan pasar.
Jakarta: Indonesian Agency for Agricultural Research and Development, 2017
630 IJAS 11:2 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Wage Ratna Rohaeni
Abstrak :
ABSTRACT
Sifat ketahanan terhadap wereng batang cokelat (WBC) pada varietas padi dikendalikan oleh gen dominan dan gen resesif yang disebut Bph/ bph. Bph17 merupakan salah satu gen dominan yang mengendalikan sifat ketahanan tanaman padi terhadap WBC. Marka alel Bph17 dapat menjadi alat bantu seleksi (marker assisted selection, MAS) pada kegiatan pemuliaan. Hubungan antara kehadiran alel Bph17 dan sifat ketahanan terhadap WBC pada varietas padi lokal Indonesia dan beberapa varietas unggul baru (VUB) belum diketahui secara jelas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui asosiasi antara kehadiran alel Bph17 dan karakter ketahanan terhadap WBC pada padi varietas lokal dan VUB. Sebanyak 21 genotipe digunakan dalam penelitian ini, terdiri atas 13 varietas lokal, 5 VUB, 3 varietas populer, dan Rathu Heenati (cek postif). Dua penanda spesifik alel Bph17 digunakan, yaitu RM8213 dan RM5953. Hasil penelitian membuktikan bahwa asosiasi antara keberadaan alel Bph17 dan sifat ketahanan terhadap WBC pada padi lokal dan VUB sangat rendah (r = -0,019 dan -0,023). Kehadiran alel Bph17 tidak mengekspresikan ketahanan terhadap WBC pada varietas lokal dan VUB. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa alel tidak dapat digunakan sebagai alat bantu seleksi untuk mengevaluasi ketahanan padi varietas lokal dan VUB terhadap WBC. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan penanda gen spesifik yang dapat digunakan sebagai alat bantu seleksi untuk varietas diferensial padi Indonesia.
Jakarta: Indonesian Agency for Agricultural Research and Development, 2017
630 IJAS 18:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yudhistira Nugraha
Abstrak :
ABSTRACT
Marker assisted back crossing (MABC) merupakan teknik molekuler yang dapat membantu pemulia dalam mengurangi generasi yang dibutuhkan dalam pemuliaan silang balik. Namun, efektivitas metode tersebut masih perlu dibuktikan melalui kinerja fenotipe yang sesungguhnya. International Rice Research Institute (IRRI) telah merakit varietas padi toleran rendaman menggunakan metode MABC dengan latar belakang genetik varietas padi yang populerdi Indonesia, yakni Ciherang. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penampilan fenotipe galur isogenik Ciherang Sub1 di rumah kaca dan di lapangan. Uji daya hasil pada kondisi normal di 10 lokasi menggunakan lima varietas toleran rendaman dan satu varietas pembanding. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata hasil dan sejumlah karakter agronomi tidak berbeda nyata. Namun, uji rendaman di lapangan selama 10 dan 15 hari menunjukkan Ciherang Sub1 berbeda nyata dengan Ciherang. Demikian pula pada pengujian di rumah kaca pada fase bibit selama 14 hari rendaman, Ciherang Sub1 memiliki persentase bibit hidup lebih tinggi dibandingkan dengan Ciherang. Respons Ciherang Sub1 terhadap cekaman biotik seperti wereng cokelat biotipe 1, 2, dan 3; Xanthomonas oryzae patotipe III, IV dan VIII; dan inokulum virus tungro dari Subang, Magelang dan Lanrang sama dengan tetuanya, yakni Ciherang. Penampilan kualitas fisik dan kimia beras Ciherang Sub1 juga sama dengan Ciherang. Kesamaan fenotipe antara Ciherang Sub1 dan Ciherang lebih dari 87,5%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa silang balik gen target yang dilakukan satu kali dapat menghasilkan galur yang identik dengan tetuanya. Galur ini dapat direkomendasikan untuk ditanam di lahan yang bermasalah dengan banjir dan petaninya menyukai varietas Ciherang.
Jakarta: Indonesian Agency for Agricultural Research and Development, 2017
630 IJAS 18:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>