Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI, 2011
542.1 IND p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI, {s.a.}
BJDIK 2 (2015)
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Dharmayanti
Abstrak :
Asma merupakan penyakit kronis yang dapat mengganggu kualitas hidup. Hingga saat ini, jumlah penderita asma semakin meningkat termasuk di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian asma dan pencetus asma pada anak usia 6- 14 tahun di Indonesia. Metode penelitian adalah desain potong lintang dengan menggunakan data Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 di 33 provinsi di Indonesia. Variabel bebas adalah karakteristik responden, faktor lingkungan, dan perilaku merokok anak dan orangtua. Hasil analisis menunjukkan bahwa jenis kelamin laki-laki, kondisi sosial ekonomi rendah, riwayat asma pada orangtua, anak yang merokok atau pernah merokok, dan orangtua yang merokok atau pernah merokok adalah faktor risiko yang berhubungan secara signifikan dengan tinggi kejadian asma pada anak (nilai p < 0,05). Sedangkan variabel yang tidak berhubungan secara bermakna (nilai p > 0,05) adalah usia, kepadatan hunian, bahan bakar memasak, penerangan dalam rumah, dan penanganan sampah. Lima pencetus utama asma pada anak adalah udara dingin, flu dan infeksi, kelelahan, debu, dan asap rokok. Oleh karena itu, orangtua harus mendorong anak untuk bergaya hidup sehat agar anak terhindar dari serangan asma.

Asthma is a chronic disease that can disrupt quality of life. Up to now, the number of asthma is more increasing including in Indonesia. This study aimed to identify factors related to the incidence and triggers of asthma among 6 - 14 year-old children in Indonesia. Method of study was cross sectional design using 2013 Basic Health Research data in 33 provinces over Indonesia. Independent variables were characteristics of respondents, environmental factors and smoking behavior of children and parents.The analysis result showed that male sex, low socio-economic status, parental asthma record, children and parental smoking were the risk factors significantly related to the increasing prevalence of asthma incidence among children (p value < 0.05). Meanwhile, age, housing density, cooking fuel, home lighting and waste handling were the other variables significantly not related (p value > 0.05). Five potential triggers of asthma among children are cold weather, flu and infections, fatigue, dust and tobacco smoke. Therefore, parents should encourage their children to get a healthy lifestyle in order to prevent them from asthma attack
Jakarta: Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, 2015
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Gitawati
Abstrak :
Household storage of pharmaceutical is world-widely practice, including in Indonesia. The purpose of this study was to obtain the pattern of medicine storage, the sources and reasons of medicine kept in households. A cross- sectional survey was conducted on October 2011, involving 250 adult household respondents, randomly selected from three subdistricts in North Jakarta, and have approved the written consents, and interviewed with structured questionnaire. Data were performed in univariate and bivariate analysis with chi square test. The majority of household (82%) stored drugs at home; analgesic-antipyretic nonsteroidal anti-inflammatory was the type of drugs kept by mostly (76.1%) of household. Out of 1001 stored drugs for- mulation encountered, about 31% were ethical drugs, mostly (64.8%) ob- tained from authorized pharmacies, purchased without prescription (71.9%), kept for future use (37.6%), and were leftover medicines (31.6%). Among the leftovers, 39.2% were ethical drugs including anti infective agents (31.5%). The leftover ethical medicines and anti infective agents could be indicated as inappropriate storage of pharmaceuticals and may lead to drug related problems.

Penyimpanan obat di rumah tangga banyak dilakukan oleh masyarakat, na- mun tidak banyak informasi bagaimana obat disimpan dan digunakan oleh rumah tangga di Indonesia. Penelitian ini bertujuan memperoleh data pola obat di rumah tangga, sumber mendapatkannya, dan alasan obat disimpan. Survei potong-lintang dilakukan pada Oktober 2011, melibatkan secara acak 250 responden rumah tangga dewasa dari tiga kecamatan di Jakarta Utara yang dipilih purposif dan bersedia diwawancarai dengan menan- datangani informed consent. Kuesioner terstruktur digunakan untuk mem- peroleh data obat. Dilakukan analisis data univariat dan bivariat dengan uji kai kuadrat. Mayoritas responden (82%) menyimpan obat, dengan jenis obat terbanyak analgesik-antipiretik dan anti-inflamasi nonsteroid (76,1%). Dari 1001 produk obat yang disimpan, 31% adalah obat etikal. Sebagian besar obat tersebut (64,8%) diperoleh dari apotek, dibeli tanpa resep dok- ter (71,9%), dan sengaja disimpan untuk persediaan jika sakit (37,6%) ser- ta merupakan obat sisa resep (31,6%). Diantara obat sisa resep, sejumlah 39,2% adalah obat etikal, diantaranya termasuk anti-infeksi (31,5%). Adanya penyimpanan obat sisa resep berupa obat etikal dan anti-infeksi menggambarkan penyimpanan obat yang irasional dan dapat memicu masalah terkait obat termasuk risiko terjadinya medication error.
Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, 2014
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Athena Anwar
Abstrak :
Pneumonia adalah penyakit infeksi yang merupakan penyebab utama kematian pada balita di dunia. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 melaporkan bahwa kematian balita di Indonesia mencapai 15,5%. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor determinan terjadinya pneumonia pada balita di Indonesia. Desain penelitian ini adalah potong lintang dengan menggunakan data Riskesdas 2013. Kriteria sampel adalah balita (0 ? 59 bulan) yang menjadi responden Riskesdas 2013. Variabel dependen adalah kejadian pneumonia balita, sedangkan variabel independennya adalah karakteristik individu, lingkungan fisik rumah, perilaku penggunaan bahan bakar, dan kebiasaan merokok. Penetapan kejadian pneumonia berdasarkan hasil wawancara, dengan batasan operasional diagnosis pneumonia oleh tenaga kesehatan dan/atau dengan gejala pneumonia dalam periode 12 bulan terakhir. Jumlah sampel yang memenuhi kriteria adalah 82.666 orang. Hasil menunjukkan bahwa faktor risiko yang paling berperan dalam kejadian pneumonia balita adalah jenis kelamin balita (OR = 1,10; 95% CI = 1,02 ? 1,18), tipe tempat tinggal (OR = 1,15; 95% CI = 1,06 ? 1,25), pendidikan ibu (OR = 1,20; 95% CI = 1,11 ? 1,30), tingkat ekonomi keluarga/kuintil indeks kepemilikan (OR = 1,19; 95% CI = 1,10 ? 1,30), pemisahan dapur dari ruangan lain (OR = 1,19; 95% CI = 1,05 ? 1,34), keberadan/kebiasaan membuka jendela kamar (OR = 1,17; 95% CI = 1,04 ? 1,31), dan ventilasi kamar yang cukup (OR = 1,16; 95% CI = 1,04 ? 1,30). Disimpulkan bahwa faktor sosial, demografi, ekonomi dan kondisi lingkungan fisik rumah secara bersama-sama berperan terhadap kejadian pneumonia pada balita di Indonesia.
Pneumonia is an infectious disease which is a major cause of mortality in children under five years of age in the world. National Basic Health Research 2007 reported that infant mortality in Indonesia has reached 15.5%. The objective of the study was to identify the determinant factors related to Pneumonia pada Anak Balita di Indonesia Pneumonia among Children Under Five Years of Age in Indonesia Athena Anwar, Ika Dharmayanti the incidence of pneumonia in children under five years of age in Indonesia. The research design was cross sectional, using National Basic Health Research 2013 data. Sample criteria were children under five years of age (0 ? 59 months). The dependent variable was the incidence of pneumonia among children under five years of age, while the independent variables were individual characteristics, physical environment of house, types of fuel used, and smoking habit. There were 82,666 samples that fulfilled the study criteria. The result showed that determinant factors contributing to the incidence of pneumonia in children were sex (OR = 1.10; 95% CI = 1.02 ? 1.18), residence (urban/rural) (OR = 1.15; 95% CI = 1,06 ? 1,25), maternal education (OR = 1.20; 95% CI = 1.11 ? 1.30), household poverty index quintile (OR = 1.19; 95% CI = 1.10 ? 1.30) , kitchen separation (OR = 1.19; 95% CI = 1.05 ? 1.34), window availability in bedroom (OR = 1.17; 95% CI = 1.04 ? 1.31), and bedroom ventilation (OR = 1.16; 95% CI = 1.04 ? 1.30). This study concluded that social factors, demographic, economic levels and the physical environment of house simultaneously contributed to the incidence of pneumonia in children under five of age.
Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, 2014
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mulyono Notosiswoyo
Abstrak :
Indonesia belum mempunyai kebijakan penyuluhan pencegahan kece- lakaan sepeda motor yang efektif. Tujuan penelitian ini adalah menilai efek- tivitas penggunaan visual compact disk (VCD) dan leaflet terhadap pe- ningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku siswa SLTA dalam pencegahan kecelakaan sepeda motor di Kota Bekasi pada tahun 2010. Desain peneli- tian yang digunakan quasi experiment dengan rancangan equivalent pre- test and post-test with control group, dengan intervensi pemutaran VCD dan pemberian leaflet. Sampel dihitung berdasarkan uji 2 proporsi, diperoleh sampel minimal 211 untuk yang di intervensi dan 211 untuk kontrol. Mereka diambil dari siswa SLTA kelas I dan kelas II yang sering mengendarai sepe- da motor. Evaluasi hasil intervensi dilakukan setelah tiga bulan. Alat pengumpul data adalah kuesioner yang telah diuji coba. Analisis data menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov, uji-t berpasangan dan uji-t inde- penden. Hasil penelitian menunjukan uji-t berpasangan pada kelompok yang di intervensi meningkatkan rerata skor pengetahuan, sikap, dan peri- laku siswa SLTAsebelum dibandingkan sesudah pemutaran VCD dan pem- berian leaflet bermakna (nilai p < 0,05), tetapi pada kelompok kontrol hanya terjadi peningkatan rerata skor perilaku sebelum dibandingkan sesudah adanya perlakukan. Sedangkan, hasil uji-t independen menunjukan hanya pada rerata skor variabel pengetahuan terdapat perbedaan peningkatan skor antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol yang bermakna (ni- lai p < 0,05). Kesimpulannya, penyuluhan menggunakan VCD dan leaflet dapat meningkatkan pengetahuan siswa SLTA dalam pencegahan kece- lakaan sepeda motor.

Indonesia does not have a policy of promotion motorcycle accident pre- vention. The purpose of this study was to assess the effectiveness of the Visual Compact Disks and leaflets to increase in knowledge, attitudes and behavior of the motorcycle accident prevention on high school students in Bekasi City. The method used a non-randomized quasi experimental pre- test and post-test control group design. Samples are high school students as a intervention group and vocational high school students as a control group in Bekasi in 2010. Three months after the intervention, conducted an evaluation to assess the increasing of knowledge, attitudes and behavior of a motorcycle accident prevention. Data collection was a questionnaire that was tested. Analysis of the data using the Kolmogorov-Smirnov test, paired t-test and independent t-test. The result of the study shows that the paired t-test in the intervention group mean scores improve knowledge, attitudes and behavior of high school students before than after playback of VCDs and leaflets giving significant (p value < 0.05), but in the control group only increased the mean behavior scores before than after the introduction of treatment. While the results of the independent t-test showed only the mean score difference variable increase in knowledge scores between the groups in the intervention and control groups were significant (p value< 0.05). To conclude, extension using VCD and leaflets can improve high school stu- dents? knowledge in the prevention of a motorbike accident.
Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, 2014
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Pardosi, Jerico Franciscus
Abstrak :
The World Health Report (WHR) 2000, which focused on improving health system performance, has been a lot of pro and cons. This article assesses critically the WHR 2000 for Indonesia health system. It discusses the elements of WHO evaluation model, weighting the indicators used, the variables measure, and sources of data. Of 191 countries in the world, Indonesia has attained the total rank of 106, while the level of health and distribution of health was in the rank of 103 and 156, respectively. Furthermore, the rank of health financing responsiveness and fairness was in 63-64 and 73, respectively. Meanwhile, health expenditure indicator rank was in 154 with the performance of Indonesia national health system for level of health was in 90. Overall, the rank of health system performance for Indonesia was in 92. Nevertheless, there are five critics to the WHR 2000 for Indonesia, namely, issues of obtaining the right data, method to assess responsiveness, fair financing calculation, limitation of scientific value, and further discussion on political agenda and method for assessing health system performance. Despite the limitations on methods and framework used, however, the WHR 2000 has influenced countries to prioritize the health system attainment and performance. This article recommends the necessity of comprehensive health system monitoring and evaluation with sustainable policy.
Laporan Kesehatan Dunia (LKD) tahun 2000, yang memfokuskan pada program peningkatan kinerja sistem kesehatan, mengundang banyak pro dan kontra. Artikel ini menilai secara kritis laporan tersebut terhadap sistem kesehatan nasional Indonesia. Artikel ini membahas unsur-unsur model evaluasi WHO, pembobotan indikator yang digunakan, ukuran variabel, dan sumber data. Sebanyak 191 negara di dunia, Indonesia telah mencapai total peringkat 106, dengan tingkat kesehatan dan distribusi kesehatan masing-masing pada posisi 103 dan 156. Lebih lanjut, ketanggapan dan keadilan pembiayaan kesehatan masing-masing berada pada peringkat 63-64 dan 73. Sementara itu, indikator pengeluaran kesehatan berada pada peringkat 154 dengan kinerja Sistem Kesehatan Nasional Indonesia untuk tingkat kesehatan menduduki peringkat 90. Ssecara keseluruhan, sistem kinerja kesehatan Indonesia berada pada peringkat 92. Namun, ada 5 kritik terhadap LKD tahun 2000 untuk Indonesia yang meliputi masalah cara memperoleh data yang benar, metode menilai ketanggapan, perhitungan pembiayaan yang wajar, keterbatasan nilai ilmiah dan diskusi lebih lanjut tentang agenda politik dan metode untuk menilai kinerja sistem kesehatan. Meskipun memiliki keterbatasan metode dan kerangka yang digunakan, LKD 2000 telah mempengaruhi banyak negara untuk memprioritaskan pencapaian dan kinerja sistem kesehatan mereka. Artikel ini menyarankan perlunya pemantauan dan evaluasi sistem kesehatan yang komprehensif dengan kebijakan yang berkelanjutan.
Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, 2010
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library