Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bandung: Padjajaran University , 2011
150 PAD I
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bandung: Padjajaran University , 2011
150 PAD II;150 PAD II (2)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tetti Solehati
Abstrak :
Handwashing behavior in Indonesia remains a problem. The cause is associated with a lack of awareness in handwashing with soap. This study aimed to determine the effect of the school community empowerment model on handwashing implementation among elementary school students in Dayeuhkolot Subdistrict, Bandung District. This study used quasi experimental design with pre-test and post-test, and descriptive and inferential analyses. Samples consisted of 24 teachers, 377 students at 4th ? 6th grade and 24 school-children from the little doctors program. The approach method in this study used integrated school health efforts (combined model of fit for school and selected school health effort) consisting of six stages. Instruments were knowledge questionnaires, observations and checklist sheets. Handwashing with soap was evaluated for three months. Results found that the score of little doctors in the good category increased in skill of handwashing with soap from 0% to 100%, the skill among the students who were not little doctors improved in good category from 0% to 87.5%. School community empowerment affects handwashing behavior among elementary school students.

Perilaku mencuci tangan dengan sabun di Indonesia masih menjadi masalah. Penyebabnya dikaitkan dengan kurangnya kesadaran dalam mencuci tangan pakai sabun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberdayaan komunitas sekolah terhadap penerapan mencuci tangan di kalangan siswa sekolah dasar di Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung. Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimental dengan pretest dan posttest serta melakukan analisis deskriptif dan inferensial. Sampel terdiri dari 24 guru, 377 siswa di kelas 4-6, dan 24 dokter kecil. Metode pendekatan dalam penelitian ini menggunakan usaha kesehatan sekolah terpadu (gabungan model fit for school dan UKS terpilih), yang terdiri dari enam tahap. Instrumen terdiri dari kuesioner pengetahuan, lembar observasi, dan lembar checklist. Cuci tangan pakai sabun dievaluasi selama tiga bulan. Hasil menemukan bahwa terdapat peningkatan skor dalam kategori baik untuk keterampilan cuci tangan pakai sabun dokter kecil dari 0% sampai 100% dan keterampilan mencuci tangan pakai sabun pada siswa meningkat dalam kategori baik dari 0% menjadi 87,5%. Pemberdayaan komunitas sekolah memengaruhi perilaku mencuci tangan di kalangan siswa SD.
Bandung: Faculty of Nursing Padjajaran University, 2017
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Gizella
Abstrak :
Toddler is a group at risk of undernutrition in which World Health Organization stated that toddler mortality because of undernutrition was 54% in 2002. In Indonesia, its prevalence increased from 17.9% in 2010 to 19.6% in 2013. In Tangerang City, there was 1.43% of toddlers suffering from undernutrition in 2013. This study aimed to prove in valid the relation between Hearth Program, which covered behaviors of food providing, toddler’s hygiene, health care seeking and toddler parenting, with undernutrition incidence among toddlers. This study was quantitative, cross-sectional, using primary data, analyzed in univariate, bivariate and multivariate within September 2015. Samples were taken by total sampling as many as 60 toddlers suffering from undernutrition in Tangerang City. Results showed that 12 (20%) of 60 toddlers suffered from very underweight nutrition and the remaining 48 toddlers (80%) suffered from underweight nutrition. There was a relation between food-providing behavior and health-care seeking behavior with undernutrition among toddlers. Variable food-providing behavior was the dominant factor influencing undernutrition among toddlers with OR = 4.655 (CI = 1.052 – 20.6) after controlled by the variable health care-seeking behavior.

Kelompok yang rentan terhadap gizi kurang adalah anak bawah lima tahun (balita). World Health Organization menyatakan kematian balita akibat gizi kurang sebesar 54% pada tahun 2002. Di Indonesia, prevalensinya mengalami peningkatan dari 17,9% tahun 2010 menjadi 19,6% tahun 2013. Di Kota Tangerang, terdapat 1,43% balita yang mengalami gizi buruk tahun 2013. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara valid hubungan Program Pos Gizi yang meliputi perilaku pemberian makan, kebersihan balita, pencarian pelayanan kesehatan dan pengasuhan balita dengan kejadian gizi kurang pada balita. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, potong lintang, menggunakan data primer serta dianalisis secara univariat, bivariat, dan multivariat selama bulan September 2015. Sampel diambil secara total sampling sebanyak 60 balita yang mengalami gizi kurang di Kota Tangerang. Hasil menunjukkan bahwa dari 60 balita yang mengalami gizi kurang, sebanyak 12 balita (20%) mengalami gizi sangat kurus dan sisanya sejumlah 48 balita (80%) mengalami gizi kurus. Terdapat hubungan perilaku pemberian makan dan pencarian pelayanan kesehatan dengan gizi kurang pada balita. Variabel perilaku pemberian makan merupakan faktor dominan yang memengaruhi gizi kurang pada balita dengan OR = 4,655 (CI = 1,052 – 20,6) setelah dikontrol oleh variabel perilaku mencari pelayanan kesehatan.
Padjajaran university, faculty of medicine, midwifery master program, 2016
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Reny Fahdiyani
Abstrak :
Upper respiratory infection (URI) in developing countries causes high morbidity among toddlers. Indonesia Health Ministry reported that non-pneumonia acute respiratory infection (ARI) increased by 2.6% from 2007 to 2011. Risk factors which may contribute to URI include environment and behavior. This study aimed to investigate environmental and behavioral factors with URI among toddlers. This case control study was conducted on February - April 2015 among toddlers in Tamansari that is a slum area in Bandung City. Case was 55 mothers with toddlers suffering from URI who came to primary health care, meanwhile control was twice bigger than cases selected from the environment and matched for age, sex and nutritional status. Environmental factors were density, humidity, ventilation, temperature and smoke disposal. Meanwhile, behavioral factors were hand-washing, mother?s smoking behavior, the use of mask, vitamin A consumption and exclusive breastfeeding. Results of study showed that environmental factor related to URI was only density with p value = 0.021 and OR = 2.843 (CI 95% = 1.168 - 6.920). None of maternal behavior factor was related to URI. Reducing density is an important and challenging issue in slum area, same as similary health promotion and prevention concerning URI are still necessary to reduce the risk of this disease among toddlers in urban slum area.
Infeksi saluran pernapasan akut atas (ISPA atas) di negara berkembang menyebabkan morbiditas tinggi pada anak bawah usia lima tahun (balita). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melaporkan bahwa ISPA nonpneumonia meningkat 2,6% dari tahun 2007 ke 2011. Faktor risiko yang dapat berkontribusi termasuk lingkungan dan perilaku. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki faktor perilaku dan lingkungan dengan ISPA atas pada balita. Studi kasus kontrol ini dilakukan dari Februari-April 2015 pada balita di Tamansari yang merupakan daerah kumuh di Kota Bandung. Kasus adalah 55 ibu dengan balita menderita ISPA atas yang datang ke puskesmas, sedangkan kontrol dua kali lebih besar dari kasus dipilih dari lingkungan dan cocok untuk usia, jenis kelamin, dan status gizi. Faktor lingkungan adalah kepadatan, kelembaban, ventilasi, suhu, dan pembuangan asap. Sedangkan perilaku adalah mencuci tangan, perilaku merokok ibu, pemakaian masker, konsumsi vitamin Adan ASI eksklusif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor lingkungan yang berkaitan dengan ISPA atas hanya kepadatan dengan nilai p = 0,021 dan OR = 2,843 (CI 95%: 1,168 - 6,920). Tidak terdapat faktor perilaku ibu yang berhubungan dengan ISPA atas. Pengurangan kepadatan merupakan masalah penting dan menantang di daerah kumuh, sama halnya dengan promosi kesehatan dan pencegahan tentang ISPA atas masih penting untuk mengurangi risiko penyakit ini pada balita di daerah kumuh perkotaan.
Bogor: Padjajaran University, Faculty of Medicine, Master of Public Health, 2016
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library