Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1161 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hutagalung, Mangasa Sotarduga
Abstrak :
Kesusasteraan Indonesia masih dalam pertumbuhannja jang baru. Sedjarah pertumbuhannja jang agak lengkap belum pernah ditulikan. Salah sata sebabnja menurut pendapat saja, ialah karena sulitnja penerbitan sehingga belum semua karja pengarang-pengarang Indonesia terekam dengan teratur, sehingga agak sulit membuat tindjauan-tindjauan jang teliti. Tidak djarang pengarang jang dianggap baik oleh abli-ahli sastra dan kritikus sastra belum mempunjai karangan jung diterbitkan sebagai buku. Di Indonesia penerbitan karja seseorang banjak djuga tergantung pada nasib hingga belumlah tentu se_orang jang telah mempunjai buka lebih berniiai karangannja dari pengarang jang belum mempunjai buku. Asrul Sani kita anggap sebagai tokoh kedua setelah Chairil Anwar diantara pelopor-pelopor Angkatan 45. Bila Chairil Anwar te_lah dibitjarakan dari palbagai sudut, agak mengherankan djuga penjair, penu1is tjerpen: eseis, dramawan Asrul Sani - yang menurut mutu dan djumlah karangannja termasuk tokoh penting dalam kesusas_teraan Indonesia -- tidak banjak dibitjarakan. Apakah djasanja ha_nja sebagai pelopor sadja? Dimana kekuatannja, dan dimana kelema-hannja? Da1am buku H.B. Jassin Kesusasteraan Indonesia Modern dalam Kritik dan Esei, sakalipun sudah diperluas mendjadi dua djilid dan dalamnja sering disebut-sebut nama Asrul Sani belumlah kita tamui pembitjaraan tersendiri mengenai pengarang ini. Hanja dalam buku Prof.Dr. A.Teeuw Pokok tokoh dalam kesusasteraan Indonesia Baru, ada pembahasan jang agak pandjang. Mungkin hal ini disebab_kan karena ketjuali kumpulan sajak Asrul Sani bersama-sama dengan Chairil Anwar dan Rivai Apin Tigak menguak Takdir belum ada jang diterbitkan, ditambah pula sebagaimana pendapat Prof.Dr. A.Teeuw ka_rangan pengarang ini, terutama sadjak-sadjaknja, sulit ditapsirkan. Hal-hal diataslah jang merangsang saja_untuk meneliti karangan Asrul Sani. Sajang sekali berhubung waktu jang terbatas, saja hanja akan meneliti sebagian ketjil dari karja Asrul Sani, jakni sadjak dan tjerita pendeknja.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1964
S10867
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Keraf, Gregor
Abstrak :
Dalam rangka udjian Sardjana Sastra pada Fakultas Sastra Universitas Indonesia Djurusan Bahasa Indonesia, kami mendapat kepertjajaan untuk menindjau kembali persoalan Intonasi. Persoalan Intonasi tidak bisa terlepas dari persoal_an Bahasa sebagai suatu kesatuan jang kompleks. Masalah Bahasa, termasuk djuga masalah praktis dalam melajani keperluan manusia sehari-hari, dapat dikatakan ham_pir sama tuanja dangan tertjiptanja manusia2 pertama. Dalam mempertahankan eksistensinja terhadap tantangan2 sekitar, serta dalam usaha menerobos semua halangan2, mengikuti se_mua situasi jang bergerak madju dan jang berlain-lainan tjorak-ragamnja dari djaman kedjaman manusia selalu berusa_ha dengan berbagai tjara, beraksi dengan segala matjam po_tensi jang dapat dikembangkan. Bahasa, kode-kode berupa bunji2 udjaran jang tersusun rapih dalam suatu sistim jang dynamis kompleks, lahir dalam pergulatan mempertahankan ek_sistensinja itu. Bahasa itu lahir, dan bertumbuh. Bahasa itu hidup dan berkembang. la berkembang terus dari waktu kewaktu sesuai dengan persoalan2 jang dihadapi pemakai2nja. Pada mulanja manusia hanja memupuk dan mengembangkan bahasa; persoalan jang mereka hadapi hanja berkisar pada soal praktis: dapat mempergunakan bahasa itu.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1964
S10878
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Parera, Jos Daniel Nong Meak
Abstrak :
Leksikostatistik adalah sebuah teknik untuk menentukan daradjat-kekerabatan bahasa-bahasa. Deradjat kekerabatan bahasa-bahasa itu dihitung berdasarkan perhitungan perbendaharaan kata dasar (basic vocabularry (1) ) dalam pelbagai bahasa dan mentjari serta mengetahui beberapa prosen ,diantara kata2 tersebut yang masih bertahan dalam bahasa2 serumpun. Morris Swadesh pentjipta teknik Leksikostatistik menentu_kan 200 kata sebagai perbendaharaan kata dasar (Swadesh 1951 a: 12 ). Pada waktu jang achir ini telah dikurangi sampai dengan 100 kata perbendaharaan kata dasar (Swadesh, 1955)'; Tentu sadja patut pula kita ketahui golongan-golongan kata mana jang dipilih oleh Morris Swadesh untuk mendjadi perbendaharaan kata dasar (Swadesh 1951). Jang dianggap oleh Swadesh sebagai perbendaharaan kata dasar jang tidak akan berobah dalam djangka waktu jang lama ialah :Kata ganti orang, Golangan kata2 jang menjatakan perasaan, Kata-kata jang menjatakan alam sekitarnja.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1964
S11019
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Naskah jang mendjadi objek penjelidikan kami adalah milik Perpustakaan Kebudajaan Indonesia (Museum) dan diberi bernomor M1.189. Dalam Catalogus van Ronkel naskah ini terdaftar sebagai nomor DCXXXII dengan djudul An-Noer A1-Moebih fi I'tikad Kalimat Asj-Shahadatajn I, nomor Bat. Gen. 189. Ukurannja 191/2 X 16 cM, djum_lah halamannja duapuluhdua, masing2 dengan 18 sampai 19 djumlah baris, dan bertanggal 20 Dhulhidjdjah 1279 H. Disamping naskah ini_van Ronkel masih menjebut tiga naskah lain jang sama djumlah barisnja, jaitu ber-turut2 naskah no. DCXXXIII Koleksi v.d.w. 39 tertanggal 9 Radjab 1123 no. DCXXXIV, koleksi Br.200 B tertanggal 9 Radjab 1123 dan no. DCXXXV koleksi Br.226 C berangka tahun 1204. Melihat angka tahunnja, dapatlah ditetapkan bahwa naskah kita inilah jang termuda diantara keempat buah jang tsb. di_atas ini. Sungguhpun demikian, djika benar tahun pembuatannja adalah 1279 H atau 1911 M, maka umurnja kini sudah lebih setengah abad pula. Berkat pemeliharaan dan perawatan L.K.I., naskah tsb. pada umumnja masih ditemukan dalam keadaan jang tjukup baik. Hanja bagian depan dan bagian belakangnja jang oleh penjusun agaknja dimak_sudkan ber-turut2 sebagai pendahuluan dan penutup, beserta sebuah daftar silsilah keturunan Nabi Muhammad s.a.w. sudah demikian rusaknja sehingga terpaksa tidak kami kerdjakan. Bagian tengahnja masih utuh, terdiri dari duapuluh muka jang dipenuhi dengan aksara Arab jang rapih beraturan. Pada muka keempat dari bagian depan, tertulis dengan aksara Latin, Mal.HSS. BG-v-K.&.W. no.189, selandjutnja beberapa baris tulisan.Latin jang tak terbatja lagi dan mungkin ber_asal dari pamilik sebelum naskah itu mendjadi kepunjaan L.K.I. Pada bagian bawahnja masih djelas tjap Bat.Gonootschap van K. & W_.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1964
S11278
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tjio, Tjie Sek
Abstrak :
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Bab XV pasal 36 mengatakan Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia. Suatu usaha untuk menaf'sirkan pengertian bahasa Indonesia telah dilakukan oleh Kongres Bahasa Indonesia tahun 1954 di Medan. Sebelum mentjapai suatu rumusan apa jang dimaksud dengan bahasa Indonesia telah ramai diperbintjangkan minderheids nota antara lain berbunji: ... hingga segala jang bertentangan dari tatabahasa Melaju,harus dianggap sebagai bahasa jang tidak baik. (Djawatan Kebudajaan Kem. P.P.KI. , 1955:139) Setelah diadakan permusjawarahan Seksi A Tatabahasa Indo_nesia dan Edjaan Bahasa Indonesia dengan huruf Latin dalam putusan nomor 8 mengatakan: Bahwa asal bahasa Indonesia ialah bahasa Melaju. Dasar bahasa Indonesia ialah Bahasa Melaju jang di sesuaikan dengan pertumbuhannja dalam masjarakat Indonesia sekarang. (Op cit.:175) Pada tanggal 16 Mei 1956 Slametmuljana ketika pidato pe_nerimaan djabatan Guru Besar Universitas Indonesia mengatakan: ... bahwa bahasa Indonesia berasal dari Bahasa Melaju, tetani perkembangan selandjutnja sudah sedemikian djauhnja akibat a_similasinja dengan pelbagai bahasa daerah dan bahasa asing , hingga boleh dikatakan bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa-baru. (Slametmuljana,1956 : 34). Pengertian bahasa Indonesia jang diperkembangkan dari saran-saran diatas dan berdasarkan pendekatan linguistik baru kemudian dilakukan oleh T.W. Kamil dan A.M. Moeliono (1961a : 11) : Bahasa Indonesia setjara strukturil dan dalam perbenda_haraan-kata dasarnja beralaskan Bahasa Melaju. Dalam perkembangannja bahasa Indonesia mengalami kontak dengan beberapa bahasa daerah dan bahasa asing, terutama dalam perbendaharaan kata bukan-dasar. Sebagai akibat dari kontak dengan bahasa daerah, kita mengenal dialek2 bahasa Indonesia. Misalnja, dialek_
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1964
S11081
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nana Nurliana
Abstrak :
Untuk melengkapi udjian Sardjana pada Fakultas Sas_tra Universitas Indonesia , djurusan Sedjarah, saja mendapat tugas untuk:membuat sebuah skripsi. Persoalan jang saja tumbil untu.k skripsi ini adalah tentang peranan jang didjalankan oleh pemuda Indonesia dalam usaha untuk:memerdekakan Tanah Airnja. Sungguh tidak ketjil peranan jang didja1ankan oleh para pemuda itu dan dengan. skripsi ini saja ingin menundjukkan kebesaran peranan itu. 8eperti telah diketahui umum, kemerdekaan Indonesia itu didapat kembali dari tjengkraman kaum pendjajah melalui perd juangan jang lama dan luas. Bila pada mulanja perdjuangan untuk mendapatkan kembali kemerdekaan atau kebebasan itu selalu menemui kegagalan, misalnja perdjuangan jang didjalankan oleh Pangeran Diponogoro di Djawa, Tuanku Imam Bondjol dan Teuku Umar di Sumatera, Hasanudin dari Makasar, Patimura dari Ambon dan masih banjak lagi para pahlawan kemerdekaan dari daerah2 atau tempat2 lain di Indonesia - adalah disebabkan karena belum adanja rasa kesadaran sebagai bangsa jang bersatu jang harus mendapatkan kemerdekaannja kembali. Jang mendorong timbulnja perlawanan2 terhadap kaum pendjadjah adalah penderitaan jang amat sangat akibat pemerasan bangsa asing jang mendjadjah itu. Barulah kemudian pada tahun 1938 dengan berdirinja Budi Utomo tiubul kesadaran sebagai satu bangsa, walaupun pada mulanja belum luas jang diliputinja. Tetapi _
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1964
S12737
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Chaucer, Marlowe and Shakespeare all three wrote about the Jews in their respective times. Chaucer wrote about the Jews as they appreared to him and his contemporaries in the fourteenth century, Marlowe presented the Jews to us they were regarded by his contemporaries in the sixteenth century and Shakespeare too considered the position of the Jews in the same century as Marlowe, since the two later play wrights were contemporaries, Much, however, had happened in the period separating Chaucer from Shakespeare. Chaucer lived in an exclusively Roman Catholic age. The Pope still had power over both the English monarch as well as the English subject. An Englishman, therefore, owed allegiance to both the king and the Pope; one ruled over the temporal state, the other over the spiritual state. This was the state of affairs when Chaucer wrote his Prioress's Tale. Here he clearly showed his (and also his contemporaries') dislike of the Jews. The Jew was the enemy of the Church; he was an outlaw because he violated the law of the Church wich prolibited the lending out of money on interest...
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1964
S14084
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Reading the novels of D.H. Lawrence for the first time in his life is for the student of English Literature usually a be_wildering experience. At least, with me it certainly was the case. In the beginning I was really puzzled when reading these novels; and I hardly could disentangle the knot of problems in them which struck me as being subtle and complex, and even often seemingly contradictory. At the same time this initial confusion and bewilderment was a challenge for me to try to understand this unusual and interest_ing writer. Gradually I became aware that one of Lawrence's main preoccupations in his novels was the pursuit of happiness through personal relationships. Also I became aware that Lawrence assumed to teach mankind new ways in the realm of human experience through personal relationships.In this I was rather astonished to find Mr. Mark Spilka's judgement in his book The Love Ethic of D.H. Lawrence, that As The Prophet of individual regeneration, Lawrence had achieved a good measure of success; his vision of love, friendship, and life-responsibility had broadened and deepened, through the major novels, and had reached its fullest scope with Lady Chatterley's Lover_
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1964
S14146
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
'The poet or the novelist can proceed as long as he has pen, ink, and paper, but the dramatist must have players, a stage, and an audience.' A good playwright, if he wants to be successful, must consider his audience. :arlowe'e and Shakespeare's audience was a very miscellaneous one. 'The average :_lieabethan audience ranged from noblemen, like the young Earl of Southampton, who were daily frequenters of playhouses, to the rabble of apprentice and cutpurecs, who cracked nuts and fought for bitten apples in the pit.' According to : ,en Joneon, a popular playwright had to present something which would: 'Be fit for ladies, some for lords, knights, 'squires; Some for your waiting wench and city wires; Some for your men and daughters of Whitefriare.' (Prologue to : picoene).13th '.arlowe and ,_;hakespeare tried to satisfy their own artistic impulse as well as the different tastes of their audience. A section among the audience, which was called the groundlings, had a great influence on the provision of the comic scenes in - arlowe' e and ahakespeare's tragedies, They were the less educated and less sophisticated masses among the playgoers. -`arce was very much appreciated by these people, even if it was in a tragedy. ='igures like .agner or the horse-courser in :'tau tue, the servants of L,enocrate and ,abina in ,Tanburlaine, or the gravediggers in Hamlet and the porter in ,:acbeth and :ad Tom in Lear were familiar to them from their daily lif...
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1964
S14161
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
It is sometimes thought that a comedy is a play which makes us shake with laughter and that a tragedy is a play at the end of which we will have swollen eyes and lots of wet handkerchiefs. This superficial idea of comedy and tragedy is only partly true, for a comedy is not only meant to excite laughter, nor is a tragedy merely performed to make us cry. Both comedy and tragedy, especially Shakespearian comedy and tragedy are written with a purpose other than that of making us laugh or weep. T he term Shakespearian indicates a play written by William Shakespeare of Stratford-on- Avon, and since drama is in Hamlet's words to hold the mirror up to Nature, to show virtue her own feature... it should help people to see them-selves as they really are. Drama should also reveal to them their virtues and vices.Comedy has been said to be beneficial because it:1.cures us of our follies by exposing them on the stage, 2. affords us a chance to laugh at our neighbours. Heywood, cited by Northrop Frye, defines the dual function of comedy as being to reform and to refresh, by which it is clear that, aside from evoking laughter, comedy also reforms. Comedy imi_tates the joys of social life and the follies of those who stubbornly try to maintain their own ridiculous ways against society. The joy of social life is usually manifested in a wedding or a happy reunion at the end of the play. The ten_dency of comedy is to include as many people as possible in its final society, the blocking characters are more often reconciled or converted than simply repudiated.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1964
S14211
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>