Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7940 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
cover
Jeffrey Nathanael
"ABSTRAK
Sebagai salah satu pendukung pada sektor konstruksi. industri semen sangat
dibutuhkan untuk pembangunan fisik seperti gedung-gedung perkantoran. perumahan
dan jalan. Tetapi pada masa krisis ekonomi saat ini, konsumsi semen dalam negeri
menurun karena tidak berjalannya kegiatan pembangunan dibidang konstruksi dan
turunnya daya beli masyarakat. Konsumsi semen nasional masih meningkat pada
tahun 1997 dan mulai menurun pada tahun 1998 hìngga 30%. Hingga tahun 1999
jurnlah perusahaan yang memproduksi semen tercatat 10 buah. dengan 5 perusahaan
diantaranya adalah BUMN (Badan Usaba Milik Negara) dan 5 perusahaan laìnnya
milik swasta. Sedikitnya jumlah perusahaan yang memproduksi semen telah
menempatkan industri semen sebagai industri yang bersifat oligopolistik, sehìngga
kondisi ¡ni sering dikaitkan dengan terjadinya ke[angkaan suplai semen dan fluktuasì
harga semen di pasaran.
Pemerintah semula menerapkan regulasi melalui penetapan harga seperti HET
(Harga Eceran Tertinggi) pada tahun 1974-1979 dan kemudian sejak bulan April
1979 diganti dengan HPS (Harga Pedoman Setempat) yang diikuti dengan
regionalisasi penjualan semen. Dengan dihapuskannya HPS oleh pemerìntah pada
bulan November 1997 berarti selanjutnya harga semen akan ditentukan okh
penawaran dan permintaan pasar.
Berkaitan dengari deregulasi tersebut, PT.Indocement Tunggal Prakarsa,
kemungkiflan akan mengbadapi persaingan yang semakin ketat dalarn industri semen
ini dan di sisi lain juga mendapatkan peluang dalam menciptakan pangsa pasar barn
diluar wilayah pemasarannya selama ini.
Sebagaimana diketahui, persaingan yang terjadi dalam industri semen yang
semakin ketat rnendorong perusahaan-perusahaan semen untuk memperoleh posisi
yang Iebih kuat dengan menggunakan berbagai cara antara lain, memberikan harga
jual yang kompetitif. menggunakan media iklan sebagai sarana informasi dan
promosi, serta memberikart layanan yang Iebih baLk pada para pelanggannya. Selain
itu, produk semen telah menjadi suatu kebutuhan utama yang tetap bagi industri
properti dan konstruksi, sehingga perusahaan semen yang telab menjadi pemimpin
(leader) dalam industri ¡ni akan dapat lebih berkembang lagi.
Produk semen yang tidak memiliki perbedaan dalam bentuk dan kualitas
menyebabkan para produsen hams berkompetisi berdasarkan barga, dimana cil
Indonesia harga semen ditentukari oleb mekanisme pasar. Strategi bersaing yang
dapat diterapkan PT indocernent Tunggal Prakarsa dalam menghadapi persaingan di
industri semen ini adalab dengan strategi cosi leadership atau biaya terendah.
Langkah yang dapat dilakukan oleh perusahaan dalam menerapkan strategi
tersebut antara lain dengan menekan biaya produksi seefi sien mungkin dad aktivitas
rainai nilai perusahaan. Dengan mengoptimalkan masing-masing aktivitas dan rantal
nilai yang dimilikinya, perusahaan dapat menekan biaya produksi dan mengambil
margin yang besar dan penjualan semennya sehingga perusahaan dapat membangun
citra dan semen ?Tiga Roda? pada masyarakat melalul prornosi dan media ikian,
menetapkan harga jual yang kompetitií menjalin hubungan pernasaran dengan para
konsumen, ineningkatkan pelayanan perusahaan, sefla melakukan perluasan proyek
guna menambab kebuluhan kapaskas produksi Keunggulan strategik lain yang
dimiliki perusahaan yaitu sebagai market leader dapat rnemungkinkan perusahaan
untuk menetapkan acuan hargajual semen bagi para pesaingnya
Masuknya Heidelberger sebagai investor strategis yang menanamkan dana
di PT Indocement Tunggal Prakarsa alcan dapat membantu perusahaan dalam
mengembangkan jangkauan pemasarannya, balk di pasar dornestik maupun pasar
global. dengan menggunakan jalur perdagangari strategis Heidelberger
Meskipun industri semen kini termasuk pada tipe standard cycles dan
halangan untuk masuk ke dalam industri ¡ni cukup besar, pemain-pemain baru
mutai terlihat dan tuait meramaikan industri ¡ni. Hal ini menunjukkan bahwa
prospek industri semen sebenarnya rnasìh cukup menjanjikan di tengah kondisi
ekonomi dan politik yang hingga saat ini masih belum stabil.
"
2002
T5328
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferdi Adrian Diapari
"ABSTRAK
Sistem pengukuran dengan menggunakan tolak ukur finansial saat ini dirasakan
tidaklah cukup karena hanya dapat mengukur kinerja masa lampau saja. Yang dibutuhkan oleh
manajemen adalah suatu alat ukur yang dapat menuntun dan mengevaluasi strategi untuk
mencapai vlsi dan misi perusahaan. Selain itu tolak ukur finansial juga tidak dapat mengukur
asset-asset perusahaan yang intangible yang diperlukan untuk pencapaian visi dan misi
perusahaan.
Konsep Balanced Scorecard menggabungkan penggunaan tolak ukur finansial dan non
finansial, baik sebagai outcome measures, maupun sebagai performance drivers dari inisiatif
strategik yang digunakan perusahaan. Konsep Balanced Scorecard juga menggambarkan
hubungan sebab akibat dari keempat perspektif, yaitu flnansial, pelanggan, proses bisnis
internal serta pertumbuhan dan pembelajaran.
Kembalinya pola konsumsi masyarakat Indonesia dan semakin meningkatnya volume
ekspor merupakan salah satu peluang bagi PT.Yupi Indo Jelly Gum sebagal salah satu pemain
di industri confectionaty indonesia untuk mencapai tujuan utamanya yaitu peningkatan nilai
Return on Investment (ROI).
Studi dalam karya akhir ini membahas penerapan konsep Balanced Scorecard sebagai
sistem penilaian kinerja perusahaan di PT.Yupi Indo Jelly Gum dalam mencapai visi dan misi
perusahaan yaitu melayani pasar-pasar besar didunia. Dalam studi ini akan dibahas inisiatif
inisiatif strategik perusahaan dalam mencapai tujuan utamanya yang dipisahkan dalam empat
perspektif Balanced Scorecard. Studi ini juga menjelaskan hubungan antara inisiatif-inisiatif
strategik tersebut serta tolak-tolak ukur yang digunakan untuk mengukur keberhasilannya,
baik yang berupa outcome measures maupun yang berupa performance drivers.
Metodologi penelitian yang digunakan dalam karya akhir ini meliputi urutan proses
yang dimulai dari penelitian pendahuluan dan kemudian diikuti oleh identifikasi masalah,
perumusan tujuan, penelitian kepustakaan dan lapangan, serta tahap-tahap pembuatan
Balanced Scorecard yang meliputi penentuan tujuan tiap perspektif, pemilihan inisiatif
strategik, penentuan tolak ukur, penentuan target dan pembuatan peta strategi. Kemudian path
tahap terakhir diambil kesimpulan dan keseluruhan penelitian yang dilakukan.
Peningkatan nilai ROT merupakan tujuan akhir dari keseluruhan inisiatif strategik yang
terdapat dalam Balanced Scorecard PT.Yupi Indo Jelly Gum. Dalam perspektif finansialnya,
peningkatan nilai ROT dilakukan melalui pertumbuhan pendapatan perusahaan, penurunan
biaya operasi dan peningkatan produktivitas karyawan.
OIeh karena pelanggan merupakan sumber pendapatan bagi perusahaan, maka
perspektif pelanggan pada Balanced Scorecard menekankan pada retensi pelanggan dengan
meningkatkan tingkat kepuasan pelanggan serta melakukan proses akuisisi pelanggan baru
Hal ini dicapai dengan pengembangan produk, peningkatan kualitas, menjaniin ketersediaan
barang dipasar dan peningkatan brand awareness dan produk PT.Yupi Indo Jelly Gum.
Untuk mendukung inisiatif strategi dalam perspektif pelanggan, perspektif bisnis
internal pada Balanced Scorecard PT.Yupi Indo Jelly Gum memuat inisiatif strategik yang
mendukung peningkatan tingkat kepuasan pelanggan. Menjamin kualitas sebelum dan sesudah
proses produksi, peningkatan kemampuan riset dan pengembangan, peningkatan kinerja
distributor serta peningkatan efisiensi proses produksi yang mengarah ke penurunan per unit
Cost dari produk merupakan inisiatif strategik yang ada dalam perspektif proses bisnis internal.
Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan merupakan dasar dan merupakan
infrastruktur untuk mencapai tujuan pada ketiga perspektif lainnya dalam Balanced Scorecard.
PT.Yupi Indo Jelly Gum rnenempatkan karyawan sebagai dasar utama. Peningkatan
kemampUan karyawan serta peningkatan tingkat kepuasan karyawan merupakan inisiatif
strategik yang ada dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dan diharapkan dapat
menjadi infrastruktur dalam mencapai tujuan pada ketiga perspektif lainnya yang terdapat
pada Balanced Scorecard PT.Yupi Indo Jelly Gum.
Kesemua inìsiatif strategik itu diukur dengan beberapa tolak ukur, tidak hanya
menggunakan tolak ukur finansial namun juga non finansial, Sebagian tolak-tolak ukur yang
digunakan berfungsi tidak hanya sebagai outcome measures saja, tetapi juga sebagai
performance drivers.
Untuk lebih jelas menvisualisasikan hubungan antar inisiatif-inisiatif strategik yang
terdapat pada keempat perspektif Balanced Scorecard PT.Yupi Indo Jelly Gum, maka dibuat
sebuah peta strategi. Peta strategi tersebut memberikan gambaran yang jelas kepada seluruh
karyawan di perusahaan bagaimana keseluruhan inisiatif-insiatif strategik yang digunakan
mengarah kepada tujuan utama perusahaan yaitu peningkatan nilai ROI. Peta strategi juga
memberilcan gambaran bagaman intangible assets yang dimiliki perusahaan seperti
kemampuan karyawan serta tingkat kepuasan karyawan akan menghasilkan sesuatu yang
tangible yaitu peningkatan nilai ROI.
Namun salah satu hal yang perlu diperhatikan dan penggunaan konsep Balanced
Scorecard oleh PT.Yupi Indo Jelly Gum adalah meskipun keseluruhan inisiatif strategik dalam
keempat perspektifnya akan mendorong peningkatan ROI, namun masih ada faktor-faktor
ekstemal perusahaan yang akan peningkatan ROI seperti krisis ekonomi yang
pernah terjadi.
"
2002
T1569
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Novita
"ABSTRAK
Menjelang era 2000-an adalah era euphoria bisnis dengan basis internet
atau popular dengan bisnis dotcom. Bisnis ini diyakini memiliki tingkat
pengembalian modal yang tinggi karena mampu menghasilkan laba dengan
modal yang lebih kecil karena tidak memerlukan investasi peralatan atau aktiva
tetap yang tinggi sebagaimana perusahaan lainnya. Keunggulan lain yang
diproyeksikan saat itu adalah kemajuan teknologi yang memicu akselerasi
permintaan produk dengan lebih cepat dan mudah. Hal ini memicu kenaikan
harga saham perusahaan yang bergerak di bisnis dotcom dengan angka yang
fantastis kala itu dan mendorong meningkatnya baik pembelian saham dan
masuknya pelaku-pelaku baru di bisnis ini. Fenomena ini berlaku juga di
Indonesia.
Tetapi dalam waktu singkat menjelang awal tahun 2001, prediksi
gemerlapnya bisnis dotcom ini dipertanyakan kembali seiring dengan runtuhnya
beberapa perusahaan dotcom karena ternyata baik pertumbuhan permintaaan
produk, pemasukan iklan dan tingkat profitabilitas yang dihasilkan tidaklah
sebesar yang dibayangkan semula. Akibatnya harga saham bisnis dotcom pun
menurun menyusul pula penutupan beberapa perusahaan di bisnis ini dan PHK
massal para profesionalnya. Di Indonesia pun tak luput dari gejala buruk ini.
Yang menjadi pertanyaan besar adalah bagaimana sebenarnya menilai
masa depan bisnís tipe ini dengan penilaian yang seakurat mungkin mengingat
data historisnya nyaris tidak ada. Dan beberapa metode penilaian (valuation)
yang diperkenalkan, metode Economic Value Added yang dipopulerkan Stern
Stewart agaknya dapat mencoba menjawab permasalahan valuasi ini. Salah satu
tokohnya adalah Aswath Damodaran yang mencoba menghitung EVA
perusahaan dotcom atau perusahaan berbasis teknologi tinggi dengan analisa
perhitungan spreadsheet EVA sebagaimana dirnunculkan dalam bukunya Dark
Side of Valuation. Damodaran mencoba melakukan penilaian dengan sample
perusahaan seperti Amazon.com, Ariba, dan lain-lain.
Di Indonesia, penulis mencoba mengaplikasikan metoda yang dipakai
oleh Damodaran ini pada perusahaan dotcom pertama yang go public yakni PT
Myohdotcom Indonesia dalam bahasan karya akhir kali ini untuk melihat
prediksi fluai perusahaan dotcom semacam ini.
"
2002
T4907
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arbelly Noor
"ABSTRAK
Perkembangan bank di Indonesia diwamai dengan persaingan yang ketat, baik dalam bidang
produk maupun jasa pelayanan. Bank terus mengalami transformasi untuk menjadi batik yang
dinamis serta siap bersaing secara global dengan meningkatkan mutu pelayanan perbankan
melalui pencapaian kinerja yang baik dan memuaskan.
Suatu bentuk perencanaan strategis dalam menjalankan suatu usaha sangatlah penting.
Strategi memberikan pedoman umum mengenai Iangkah inisiatif strategis yang harus
dilakukan untuk bertahan, tumbuh dan berkembang selaras dengan visi, misi dan tujuan.
Manfaat lain yang dapat diperoleh adalah memberikan stabilitas arah dan fokus pengelolaan
atau pengembangan usaha yang fleksibel dan adaptif terhadap perubahan lingkungan dan
tingkat persaingan usaha. Dalam penerapannya, perencanaan strategis ini dapat bersifat
jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang.
Dalam perkembangan situasi perekonomian Indonesia pada saat ini masih belum membaik,
sebagai implikasi dari meningkatnya dampak krisis moneter yang berawal pada tahun 1997.
Gejolak mata uang Rupiah dan kebijakan suku bunga yang tinggi menyulitkan hampir semua
perusahaan yang dalarn kaitan ¡ni semakin banyak perusahaan yang menghentikan
kegiatannya untuk sementara waktu. Sedangkan perusahaan yang mampu bertahan
dihadapkan pada Iingkungan usaha yang sangat sulit.
industri perbankan nasonal merupakan salah satu sektor yang paling merasakan dampak dari
krisis tersebut. Marjin bunga negarif. kemerosotan modal, likuiditas ketat. biaya usaha yang
tinggi dan kredit bermasalah yang terus meningkat telah menghambat kegiatan operasional
dan pertumbuhan laba perbankan nasonal. Sebagai salah satu bagian industri perbankan
nasional. Bila juga tìdak terlepas dari lingkungan permasalahan tersebut.
OIeh karena itu. BU tidak dapat tinggal diam untuk menunggu dan menerima apa saja yang
akan terjadi apabila usaha perbankan yang dijalankan ingin terus ada dan bertahan. BU harus
mengambil langkah-langkah strategis untuk mengimbangi keadaan yang tidak pasti itu.
Dengan melakukan perencanaan strategis yang fieksibel dan adaptif dapat membantu bank
dalam meÌewati masa-masa sulit seperti ini sehingga pada akhìmya bank dapat terus eksis di
dalam bidang usahanya.
Diperlukan langkah-langkah strategis sebagai antìsipasi untuk mengatasi krisìs likuiditas.
Adapun iangkah-langkah strategis ini dapat dilaksanakan dalam berbagai cara, antara lain.
peningkatan pelayanan terhadap nasabah meningkatkan ragam produk dan layanan yang
diberikan. melakukan inovasi produk yang pada intinya ditujukan untuk mempertahankan
nasabah yang sudah ada dan sekaligus menambah nasabah baru. Pada akhirnya diharapkan
langkah-langkah strategis tersebut dapat menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap BU
sehingga dapat memperbaiki kinerjanya.
Berdasarkan pandangan terebut menarik untuk mengkaji Langkah strategIs yang diambil BII
dalam menciptakan suatu fasilitas Iayanan baru, yaitu, Layanan Internet Banking yang
diharapkan dapat menadi alternatif solusi untuk meningkatkan pelayanan
"
2002
T4980
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Binsar Zonaiderus Alto
"Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 telah merubah faktor-faktor fundamental pasar, seperti; lonjakan dalam nilai tukar rupiah atas USD, pergerakan IHSG yang mengalami trend bearish, laju inflasi yang sangat tinggi, dan pertumbuban GDP yang merosot dengan sangat tajam. Berbagai teori memperlihatkan bahwa terdapat korelasi antara faktor-faktor fundamental pasar tersebut dengan tingkat return maupun resiko dalam berinvestasi saham di bursa efek. Akan tetapi hal itu maslh tetap harus dibuktikan lagi secara statistik kebenarannya khususnya pada kondisi di Indonesia.
Pada sisi yang lain, resiko investasi dapat dikurangi dengan cara diversifikasi. Demikian pula halnya dalam berinvestasi saham dimana resiko tersebut berkurang dengan cara membentuk portofolio dan sejumlah saham. Akan tetapi proses diversifikasi masih tetap akan menyisakan suatu resiko yang disebut resiko sistematik, sedangkan reslko yang hilang akibat proses diversifikasi tersebut adalah resiko non sistematik. Pengurangan resiko akibat penambahan sejumlah saham kedalam suatu portofolio tersebut akan menghasilkan suatu pola penurunan resiko yang spesifik. Dengan demikian jika kita dapat membandingkan pola penurunan resiko antara periode sebelum krisis dan selama masa krisis berlangsung di Indonesia, maka hal tersebut sekaligus membuktlkan apakah perubahan faktor-faktor fundamental pasar akan juga merubah profil resiko dan berinvestasi saham di Indonesia.
Penelitian ini dilakukan dengan mengamati profil resiko yang berkuráng akibat pembentukan portofolio dari saham-saham yang tergabung dalam LQ-45. Sebagai bahan pembanding juga dilakukan pengamatan terhadap pengurangan resiko dan pembentukan portofolio seluruh saham yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ), dimana sebagai sample data penulis memilih 150 saham yang memiliki resiko terbesar selama periode pengamatan.
Penggunaan data indeks saham sebagai model pengamatan hanya menghasilkan suatu pola distribusi data yang tidak stationer sehingga sulit untuk dijadikan pengamatan. Sehingga pada akhirnya penulis menggunakan data return indeks yang memberikan pola data dengan distribusi normal. Pembuatan model regresi dan tiap data saham LQ-45 adalah menggunakan model Arbitrage Pricing Theory (APT) multifaktor dengan variabel bebas berupa return IHSG dan return kurs Rp/USD. Kedua variabel ini diuji signifikansinya terhadap return IHSI masing-masing saham LQ-45 tersebut, Selain itu penulis juga melakukan uji auto regresi dan model dengan menggunakan fasiitas correlogram (dalam EViews) yang bertujuan untuk membersihkan data dan adanya serial autokorelasi.
Tiap saham LQ-45 yang sudah memiliki model regresi selanjutnya diurutkan dari saham dengan IHSG terbesar sampai yang terkecil. Urutan ini merupakan prioritas dalam memasukan saham tersebut kedalam portofolio. Standar deviasi saham dengan urutan 1 merupakan resiko awal dan portoiblio yang akan dibentuk. Saham tersebut kemudian digabung dengan saham urutan 2 menjadi satu portofollo dengan proporsi investasi yang sama besar (1/2) dan sekaligus dilakukan pencatatan atas resiko portofolio yang dihasilkannya. Kedua saham ini selanjutnya diportofoliokan dengan saham urutan 3 dengan proporsi investasi masing-masing 1/3, dan seterusnya sampai seluruh 45 saham LQ-45 membentuk satu portofolio dengan proporsi investasi masing-masing 1/45. Dari setiap pembentukan portofolio selalu dilakukan pencatatan atas resiko portofblio yang dihasilkan.
Resiko-resiko tersebut di-indeksasi dengan nilai 100% adalah merupakan besarnya resiko awal portofolio (= resiko saham urutan 1). Indeks resiko ini kemudian di-plot-kan kedalam suatu grafik pengaruh penambahan jumlah saham terhadap resiko porto folio saham LQ-45. Sebagai bahan pembanding juga dilakukan pengolahan statistik dan seluruh data return IHSI saham-saham yang terdaftar di BEJ. Hasil ini juga diurutkan berdasarkan standar deviasi yang dimiliki oleh tiap saham yang sekaligus merupakan prioritas saham tersebut untuk dimasukkan kedalam portofolio. Portofolio pasar yang akan dibentuk adalah berasal dari 150 saham dengan resiko terbesar. Proses pembentukan portofolio maupun pengamatannya adalah sama seperti pembentukan portofolio dan saham-saham LQ-45.
Hal yang menarik dari hasil penelitian ini adalah meskipun terdapat peningkatan resiko sisa (resiko sistematik yang tidak hilang dan proses diversifikasi) selama masa krisis, kan tetapi jumlah saham minimum yang dibutuhkan untuk menghasilkan portofolio dengan dampak pengurangan resiko yang efektif adalah relatif sama banyak baik pada periode sebelum knisis maupun selama masa krisis berlangsung."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T4984
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joyce Kosasih
"ABSTRACT
With the contract of affermage in 1966, Generale des Eaux?Loire Poitou has
been chosen as the délégataire of the town ?Mayenne? with the nature of the service
on branching, water meter, distribution, and client service. She must control technical
order while taking care the management of the client service, to commit daily on the
working of facilities, and with the Mazeaud law (08-02-1995), she has an obligation
to provide annually to the town hail, a summary of activities have been done, like
sorne modification of the network, and so on, which integrates as a part of financial
report.
The interest of a mathematical model of network of drinking water
distribution has a goal for knowing the conditions of the existing or extension
network and to select the best solution that gives the optimalisation of the investment
programs to satisfy and to complete the needs in drinking water in the future years.
Generale des Eaux has to propose this solution as a technical and financial
propo?itiOfl. and then submit it to the town hail. The price that is proposed must be
the most interesting with the best technical aspect.
From a technical viewpoint this project gives a chance to Generale des Eaux
to prove her technical capacity. The performance and professionalism are important
because the town hail only thinks on the result of the technical rnanagement the
services and the daily working engagement by Generale des Eaux in the field. This is
going to give a confidence of the continuity of the contract by the town hall.
From the commercial view, an engagement with the community can
accelerate the other communities to delegate their services of water and wastewater
management to Generale des Eaux The confidence of the customers gives the
important contribution to develop her business in this segment in the future years. In
the industry, she proposes to the big-medium enterprises, a complete range of
benefits, such as: an intervention of emergency, a diagnosis of the suits and hydraulic
networks, a global management of facilities, accompaniment of certification steps,
etc. These services can interest enterprises that need professional expert for the
management of water and wastewater purification.
"
2002
T3830
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Kusumawati
"Perkembangan tehnologi dan globalisasi yang semakin pesat, berdampak pada semakin tingginya persaingan memperebutkan pangsa pasar pada dunia usaha saat ini. Perusahaan yang ingin berhasil dalam persaingan pasar pada era millenium, harus memiliki pemahaman mengenai perilaku konsumen. Kasali (1999:9) mengemukakan bahwa pengusaha yang baik adalah yang memahami betul siapa konsumennya dan bagaimana mereka berperilaku. Pemahaman mengenai siapa konsumennya akan menuntun para pengusaha kepada keberhasilan memenangkan persaingan dunia usaha yang telah melampaui batas negara.
Agar dapat berhasil dalam persaingan memperebutkan pasar yang semakin ketat, marketer juga beriklan dalam memasarkan produknya. Periklanan sebagai bagian dari promosi pemasaran, telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat di dunia. Masyarakat sebagai konsumen potensial dan berbagai jenis produk diterpa iklan setiap harinya. Walaupun dunia usaha saat ini sudah melampaui batas negara, pemasaran produk dilakukan dengan melihat karakteristik unik masing-masing konsumen potensial yang berbeda-beda di setiap negara. Salah satunya dengan melihat gaya hidup konsumen potensial dimana produk akan dipasarkan.
Untuk mengamati hubungan terpaan iklan telepon genggam Nokia terhadap perilaku mahasiswa Universitas Sahid, digunakan metode asosiatif dan korelasional dengan regresi sederhana, korelasi sederhana dan berganda. Penulis melakukan penelitian survei dengan mengambil sampel sejumlah 320 responden dari populasi mahasiswa Universitas Sahid yang berjumlah 3000 orang yang aktif. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode aksidental nonrandom sampling dengan dasar pertimbangan segi kepraktisan dan kendala waktu yang ada dan dengan
menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang utama.
Dalam penelitian ini terpaan iklan dioperasionalisasikan pada variabel variabel message dan variabel frekuensi pesan, dimana variabel-variabel message terdiri dan yaitu content, strucrure,format dan source. Dengan menggunakan analisis korelasi hubungan antara masing-masing variabel terpaan iklan dengan perilaku konsumen ke-320 mahasiswa Universitas Sahid dapat diketahui.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa secara asosiatif terpaan iklan telepon genggam Nokia memiliki hubungan yang erat dengan perilaku mahasiswa Universitas Sahid dalam hal message content dan message format. Hasil pengujian dan variabel-variabel tersebut memperlihatkan adanya hubungan yang signifikan secara statistik. Pengujian juga menunjukkan bahwa frekuensi pengamatan pesan ternyata tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku konsumen. Hasil tersebut menunjukkan kepada para marketer maupun advertising agency agar tidak meremehkan desain pesan iklan terutama dalam hal content dan format.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T3839
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>