Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10434 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lumban Tobing, Sri Tampomas
"Perencanaan tata ruang sebagai dasar pembangunan suatu wilayah, memerlukan informasi spasial yang akurat dan lengkap agar hasil perencanaan tata ruang yang dihasilkan tepat sasaran. Peta dasar rupa bumi sebagai informasi spasial utama di Indonesia pada umumnya menggunakan sumber data foto udara. Perkembangan teknologi penginderaan jauh akhir-akhir ini telah dapat mengasilkan citra satelit dengan resolusi spasial yang tinggi. Salah satunya adalah Citra ALOS PRISM dengan resolusi 2.5 m. Pemetaan rupa bumi skala 1:25.000 menggunakan Citra ALOS PRISM tersebut menghasilkan peta rupabumi dengan tingkat akurasi Horizontal (x,y) yang baik secara relatif terhadap peta RBI (Rupa Bumi Indonesia) skala 1:25.000 dan secara absolut terhadap hasil pengukuran di lapangan. Sementara tingkat akurasi vertikal-nya dapat memenuhi standar pemetaan nasional hanya pada wilayah topografi datar tetapi tidak dapat memenuhi standar pada wilayah topografi bergelombang dan bergunung.

Spatial planning as the foundation of spatial development needs the accurate and complete spatial information so the results could meet the aim. Topographic map is one of the main spatial information that generally uses the source of the aerial photograph data. Recent development of remote sensing technology produce the satellite image with the high spatial resolution. One of them is ALOS PRISM with the spatial resolution 2.5 m. Topographic mapping at various topographic area using ALOS PRISM image has produced map at scale 1:25.000 with the level of the Horizontal accuracy (x,y) that was relatively good against the RBI map at the scale 1:25.000 and absolutely towards ground-surveyed reference points. While the level of it?s vertical accuracy could meet the standard of the national mapping only on the flat area but could not meet the standard on undulating and mountainous area."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Bajuadji
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
T58782
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erwan Adiwijaya
"Penelitian ini merumuskan wilayah potensi konflik berdasarkan identifikasi persepsi wilayah pelayanan usaha dari masing-masing individu, Komponen Peta Mental Dalam proses pemetaan gambaran secara umum yang ditampilkan merupakan bentuk-bentuk geometris yang berupa titik, garis, area, dan permukaan, dari pemodelan mental map spasial Kecamatan Pancoran Jakarta Selatan ditemukan adanya wilayah territorial yang  kuat dari pedagang baik jenis pedagang sate Madura baik yang mangkal/menetap maupun pedagang sate Madura keliling. Titik lokasi pedagang sate Madura mangkal membentuk pola yang teratur dan tidak terdapat posisi yang berhimpitan antara mereka namun titik lokasi tersebut memiliki radius wilayah, radius wilayah tersebut merupakan bentuk territorial yang di anggap sebagai suatu kepemilikan. Wilayah pedagang sate Madura keliling berbentuk mengikuti bentuk jalan dan juga merupakan bentuk territorial dan di anggap sebagai suatu kepemilikan pedagang. Wilayah territorial tersebut tidak dapat terlihat oleh kasat mata dari pengolahan data terjadi tumpang tindih yang menjadi potensi konflik. Penelitian mengungkapkan bahwa Pedagang sate Madura baik yang mangkal maupun yang keliling  dari sebaran lokasinya mengikuti pola jaringan jalan sebaran pedagang sate Madura tersebut menunjukkan konsentrasi tinggi pada wilayah pemukiman padat tidak teratur namun memiliki banyak jaringan jalan.

This research formulates conflict potential areas based on the identification of the perception of the business service area of ​​each individual, Mental Map Components In the mapping process the general picture displayed is geometric shapes in the form of points, lines, areas, and surfaces, from mental map spatial modeling Pancoran District, South Jakarta, found a strong territorial area of ​​traders, both types of Madura satay traders, both resident and traveling Madura satay traders. The location points of the Madura satay traders hang out in an orderly pattern and there is no overlapping position between them, but the location points have an area radius, the radius of the area is a territorial form which is considered as ownership. The area of ​​the traveling Madura satay traders is shaped to follow the shape of the road and is also a territorial form and is considered as a trader's ownership. The territorial area cannot be seen by the naked eye from data processing, there is an overlap which becomes a potential conflict. The study revealed that Madura satay traders, both those who hung out and who traveled from their locations, followed the pattern of the road network distribution of the Madura satay traders, showing high concentrations in densely irregular residential areas but with many road networks."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Parwanto
"Untuk membentuk portofolio saham, investor dihadapkan pada 2 (dua) masalah utama, yaitu bagaimana membentuk portofolio efisien (portofolio yang memberikan keuntungan maksimal dengan risiko tertentu atau memperoleh keuntungan tertentu dengan risiko minimal) serta memilih portofolio efisien tersebut berdasarkan preferensi masing-masing investor. Berdasarkan permasalahan diatas, tesis ini bertujuan untuk mengetahui tingkat imbal hasil dan risiko portofolio investasi saham berdesarkan Single Index Model untuk membentuk portofolio efisien serta membentuk portofolio saham optimal atas portofolio efisien dengan menggunakan Safety First Model (Kriteria Roy). Saham pembentuk portofolio dalam tesis ini adalah saham yang secara konsisten terdaftar dalam LQ-45 dan JII selama periode penelitian (Juni 2006 - Juni 2008). Portofolio optimal atas saham Indeks LQ-45 terjadi pada proporsi dana 40.708% pada saham BUMI; 24.732% pada saham PTBA; 22.791% pada saham AALI; 2.320% pada saham INDF dan 9.449% pada saham UNTR. Imbal hasil dan risiko pada porto folio optimal tersebut adalah sebesar O.41722% dan 3.18919%. Seperti halnya portofolio saham LQ-45, portofolio optimal atas saham JII juga terjadi pada proporsi dana 40.708% pada saham BUMI; 24.732% pada saham PTBA; 22.791% pada saham UNTR; 2.320% pada saham UNVR dan 9.449% pada saham TLKM. Imbal hasil dan risiko pada portofolio optimal tersebnt adalab sebesar 0.37578% dan 3.06576%.

When investors set a stock portfolio, they face two main problems. First, how they built an efficient portfolio (portfolio who gives maximum return in a particular risk or provides minimum risk in a particular return). Second, how they choose among efficient portfolios based on that preferences. Bnsed on that problem, the aims of this thesis is to calculate the rate of return and risk stock portfolio by using Single Index Model to built an efficient portfolio and also set an optimum stock portfolio from efficient portfolio by using Safety First Model (Roy Criteria). In this thesis, stocks that built the portfolio is stocks that consistently list on LQ- 45 Index and JII from June 2006 until June 2008. The result shows that optimum portfolio for LQ-45 Jndex stocks is consist of 40.708% on BUMI; 24.732% on PTBA; 22.791% on AALI; 2.320% on INDF and 9.449% on UNTR. Return and risk for that optimum portfolio is 0.41722% and 3.18919%. The result also shows that that optimum portfolio for JII stocks is consist of 40.708% on BUMI; 24.732% on PTBA; 22.791% on UNTR; 2.320% on UNVR and 9.449% on TLKM. Return and risk for that optimum portfolio is 0.41722% and 3.18919%. Return and risk for that optimum portfolio is 0.37578% and 3.06576%."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T27039
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tarigan, Utama Abdi
"Pendahuluan : Compromised flap merupakan komplikasi yang sering didapatkan dari operasi-operasi elevasi flap. Penanganan jaringan yang kurang baik, tehnik operasi, kadang mengakibatkan cedera pada pembuluh darah yang berujung pada compromised flap yang bila tidak ditangani dengan baik, dapat menjadikan kematian sebagian bahkan seluruh flap. Hampir semua cedera pada pembuluh utama dapat diatasi dengan tindakan reoperasi untuk mengatasi gangguannya. Tetapi bila gangguan yang terjadi di microsirkulasi, therapi farmakologi merupakan pilihan. Disamping itu, compromised flap memberikan tampilan klinis yang berbeda, tergantung gangguan yang terjadi pada pembuluh vena atau arteri. Banyak pilihan sediaan farmakologi untuk mengatasi compromised flap oleh karena gangguan mikrosirkulasi. Diantaranya yang sering dipakai oleh karena mudah cara pakainya, murah, tersedia dan diketahui cara kerjanya adalah heparin topikal dan nitrogliserin topikal. Metode: Suatu studi eksperimental dilakukan terhadap 18 ekor tikus Sprague-Dawley betina yang terbagi secara acak ke dalam 2 kelompok. Kelompok pertama merupakan kelompok yang deri penangan dengan heparin topikal. Setelah dilakukan elevasi groin island flap, dilakukan oklusi pada vena femoralis sirkumjleksa lateralis selama 6 jarn hingga terbentuk compromised jlap. Kemudian oklusi dilepas dan dioleskan heparin topikal selama 7 hari. Dinilai perubahan warn a yang terjadi hari pertama dan hari ke tujuh. Pada kelompok kedua, dengan tehnik yang sarna tetapi perlakuan yang diberikan dengan nitrogliserin topikal. Perubahan warna yang terjadi didokwnentasikan dengan mempergunakan kamera dan tehnik pemotretan yang sarna Kemudian perubahan wama yang terjadi hari 1 dan hari ke 7 dinilai dengan pengukuran persentase grayscale foto dengan memakai adobe photoshop CS4. Hasil : Perubahan warna yang terjadi dimana wama flap yang sebelumnya gelap menjadi lebih terang dan akhirnya menjadikan flap viabel, tid8.k menunjukkan perbedaan bermakna baik yang diperlakukan dengan heparin maupun dengan nitrogliserin (p>O,05). Demikian juga waktu yang diperlukan untuk menjadikan flap tersebut lebih viabel, tidak menunjukkan perbedaan bermakna antara heparin maupun nitrogliserin. Simpulan : Compromised vena dapat diatasi dengan heparin dan nitrogliserin topikal, akan tetapi tidak menunjukkan sedian yang satu lebih superior dibanding dengan sediaan lainnya."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2009
T59067
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutasoit, Yonas Immanuel
"Pendahuluan Hidronefrosis kongenital adalah kelainan yang tersering dijumpai pada pemeriksaan ultrasonografi (USG) antenatal. Prevalensinya 11,5 per 10000 kelahiran hidup. Deteksi dini, diagnosis yang akurat, dan ketepatan penatalaksanaan pascakelahiran sangat berperan dalam mempreservasi fungsi ginjal dan kelangsungan hidup penderita. Meski demikian, prosesproses tersebut merupakan hal yang kompleks karena melibatkan multidisiplin, ketersediaan sarana penunjang, dan kepatuhan untuk: kontrol. Tujuan Tujuan penelitian ini adalah untuk: mengevaluasi permasalahan diagnostik dan tata laksana hidronefosis kongenital. Metode Penelitian ini merupakan studi retrospektif dengan mengumpulkan data seluruh pasien anak. dengan hidronefrosis kongenital yang datang ke Poliklinik Urologi atau yang dirawat di Departemen Urologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI)/ Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo antara Januari 1999 - Desember 2008 dan Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita antara Januari 2004 - Desember 2008. Penggalian informasi tambahan mengenai riwayat antenatal care (ANC) dilakukan dengan menghubungi orang tua pasien pertelepon. Data diolah dengan SPSS 13.0. Analisis statistik dengan uji Mann-Whitney guna melihat hubungan antara usia terdiagnosis dan fungsi ginjal dan uji Chi-Square untuk: melihat hubungan antara usia terdiagnosis dan angka nefrektomi. Hasil Didapatkan 145 pasien dengan hidronefrosis kongenital dengan median usia 29 bulan (rentang 1-183 bulan), yang terdiri dari 55 perempuan dan 90 laki-laki. Etiologi hidronefrosis kongenital terbanyak adalah obstruksi UPJ (40 pasien ). Pada penelitian ini didapatkan 62 pasien dengan penurunan fungsi ginjal. Didapatkan 15 dari 145 pasien ( 10,34 %) yang telah didiagnosis antenatal. Dari 63 pasien yang diperoleh informasi tentang riwayat ANC-nya, sebanyak 56 dari 63 pasien ( 88,89%) menjalani ANC dengan dokter spesialis obstetriginekologi. Dari 59 pasien yang dilakukan USG, hanya 26 pasien (44,07%) yang terdeteksi hidronefrosis pada periode antenatal. Terdapat 11 dari 26 pasien yang sudah terdeteksi antenatal, yang baru dibawa kontrol pada usia lebih lanjut. Untuk diagnosis, USG hanya dikerjakan pada 108 pasien (74,5%), VCUG pada 79 pasien (54,5%), dan sidik ginjal pada 26 pasien (17,9010). Hanya 12 pasien (8,27 %) yang menjalani ke-3 pemeriksaan penunjang yang dianjurkan, yaitu USG, VCUG, dan sidik ginjal. Dari 115 pasien yang menjalani penatalaksanaan yang dianjurkan, 95 pasien (82,61 %) menjalani operasi dan 20 pasien (17,39%) ditatalaksana secara konservatif. Terdapat perbedaan bermakna (p < 0,05) pada rerata nilai kreatinin serum antara kelompok anak yang berobat pada usia kurang dari 12 bulan (0,78±0,93mgldl) dan kelompok anak yang berobat lebih dari 12 bulan (1,03±0,88 mgldl). Angka nefrektomi pada kelompok usia < 12 bulan 6,52 % dan pada kelompok usia> 12 bulan 13,13% , namun secara statistik tidak bermakna ( p> 0,05). Hanya 73 dari 115 pasien (63,48%) yang datang untuk follow up. Pemeriksaan urine, USGNCUG, dan fungsi ginjal tidak rutin dikerjakan saatfollow up. Simpulan Penatalaksanaan hidronefrosis kongenital masih memerlukan banyak perbaikan seperti peningkatan kemampuan deteksi antenatal dengan USG, standardisasi modalitas diagnostik yang dipakai (USG, VCUG, dan sidik ginjal) dan komunikasi antara pihak-pihak yang berperan pada tata laksana hidronefrosis kongenital pascakelahiran (dokter spesialis urologi, spesialis anak, spesialis radiologi) serta peningkatan edukasi kepada orang tua pasien dengan hidronefrosis kongenital tentang penyakit anaknya dan pentingnyafollow up.

Introduction Congenital hydronephrosis is the most common anomaly encountered in antenatal ultrasound examination. Early detection of hydronephrosis has a significant role in postnatal management. Patients diagnosed antenatally should undergo further evaluation with ultrasound, voiding cystourethrogram, and renal scintigraphy. In Indonesia the diagnosis and management of congenital hydronephrosis still deals with so many problems. Objective To evaluate problems in diagnosing and managing congenital hydronephrosis. Methods This study was retrospective. Data was collected from medical records of patients with congenital hydronephrosis which were hospitalized or went to urologic outpatient clinic at Ciptomangunkusumo Hospital from January 1999 to December 2008 and Harapan Kita Maternal and Pediatric Hospital from January 2004 to December 2008. Data was analyzed with SPSS programme version 13.0. Statistical analysis was done to find the relation between age at diagnosis and kidney function (Mann-Whitney test) and between age at diagnosis and nephrectomy rate ( Chi-Square test ). Results There were 145 patients with congenital hydronephrosis with median age 29 months ( 1-183 months). There were 55 females and 90 males. The most common etiologies were UPJ obstruction ( 40 patients), VUR ( 37 patients ), and neurogenic bladder (25 patients). There were 62 patients with renal function deterioration. There were 15 patients who was came to us because they bad been diagnosed antenatally. Of the 145 patients we could collect the antenatal history only from 63 patients. Antenatal care of 56 out of the 63 patients was provided by obstetricians. Antenatal ultrasound was done in only 59 out of 63 patients and only 44,07% (26 patients) with hydronephrosis which was detected antenatally. Eleven out of 26 antenatally diagnosed patients came to our clinic at later age. Three standard studies ( postnatal ultrasound, voiding cystourethrogram, and renal scintigraphy) were done only in 12 out of 145 patients (8,27 %). Ultrasound was only done in 108 patients ( 74,5%), voiding cystourethrogram in 79 patients ( 54,5%), and renal scintigraphy in only 26 ptients ( 17,9%). The suggested management were conducted in 115 patients; operative management in 95 patients (82,61 %) and conservative treatment in 20 patients ( 17,39%). The most common operative procedures were ureteroneocystostomy, pyeloplasty, nephrectomy, and ablation of posterior urethral valve. Mean serum creatinine in below 12 months old group and above 12 months old group was 0,78±0,93mg/dl dan 1,03±O,88 mg/dl respectively( p < 0,05). There was no significant diffrence in nephrectomy rate in both age groups ( p> 0,05). Nephrectomy was performed in 16 patients with the most common indication was grade IV hydronephrosis with thin parenchyme in 11 patients ( 68,75%) and the most common etiologies was UPJ obstruction in 10 patients ( 62,5%). We can only collect follow up data from 73 out of 115 managed patients ( 63,48% ).Urinalysis,ultrasoundlvoiding cystourethrogram, and renal function studies were not routinely conducted during follow up. Conclusion The management of congenital hydronephrosis in Indonesia needs improvements in antenatal care standards, particularly obstetric ultrasound, to improve early detection of congenital hydronephrosis. More education for parents about the imprtance of follow up is needed to be improved, especially for antenatally diagnosed patients. A consensus regarding diagnostic tools used in managing congenital hydronephrosis must be established among urolgists, pediatricians, and radiologists."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2009
T59068
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Darman Zayadan
"ABSTRAK
Tesis ini membahas pengembangan software pengolahan dan analisa data dari manual menjadi automasi dan terintegrasi di Kabupaten Lampung Selatan. Tujuan pengembangan ini terbentuknya prototype yang berguna untuk menghasilkan indikator, laporan PCD dan kewaspadaan dini KLB Malaria. Prototype ini dapat menghasilkan banyak informasi penting sebagai Decision Support Sistem (DSS)
Metode pengembangan sistem informasi mulai dari konsep sampai dengan implementasinya menggunakan metode System Development Life Cycle (SDLC). Software yang digunakan untuk aplikasi prototype adalah microsoft access dan arc.view 3.3. Hasil analisis pengembangan sistem, peluang untuk mengembangkan software sistem informasi Malaria ini sangat memungkinkan di Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan

ABSTRACT
The focus of this study is developing of Malaria software becoming automatic and integrated data processing and data analysis in Kabupaten Lampung Selatan. The purpose of this study is to build a prototype that can be used to produce indicators, PCD reports and early warning system of Malaria?s outbreak in Lampung Selatan. The prototype offers many important outputs as part of Lampung Selatan?s decision support system. The method of this developing of information system was System Development Life Cycle which backed up by Microsoft Access and arc.view 3.3. The researcher said this developing of information system is very applicative in Kabupaten Lampung Selatan due to the availability of human resources and hardwares are ready in the grass root."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T41267
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Andi Irawan
"Tesis ini bertujuan menguji hubungan investment opportunity set (IOS), corporate governance, dan kineija perusahaan, dengan mengambil sampel perusahaan­ perusahaan terbuka yang termasuk ke dalam klasifikasi industri manufaktur, Ukuran corporate governance yang digunakan yaitu proporsi komisaris independen, kepemi!ikan keluarga, serta konsentrasi kepemilikan, Pengujian
dilakukan dengan menggunakan regresi berganda, dengan jumlah sampel sebanyak 70 perusahaan. Hasil penelitian menemukan hubungan yang positif antara lOS dengan kinerja perusahaan, yang berlawanan dengan prediksi dan juga dengan hasH penelitian-penelitian sebelumnya. Proporsi komisaris independen mengbasilkan hubungan yang positif dan signifikan terbadap lOS dan kinerja perusahaan. Dua variabel lainnya yaitu kepemilikan keluarga dan konsentrasi kepemilikan pemegang saham tidak mempunyai bubungan yang signiflkan terhadap lOS dan kinerja perusahaan.

The focus of this study is to test the relationship between investment opportunity'
set (lOS), corporate governance, and firm performance, by taking listed companies from manufacturing industry classification as the sample. Independent commisioners proportion, family ownership, and ownership concentration is used as corporate governance measurement. The test is made by using multiple regression method, taking 70 companies as the sample. This study fotu1d a positive relationship between lOS and firm's perfomance, which is different with prediction and results from previous studies. This study also found that proportion of independent commissioners shows positive and significant relationship with IOS and firm's performance. The other two variables of family ownership and ownership concentration insignificantly associated with IOS and firm's
perfomance.
"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T27274
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>