Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sasminaring D. Sumarno
"Saat ini manusia modern di kota besar rupanya memiliki lebih kepada media elektronik radio, Radio dituntut untuk bisa menjadi teman, yang tidak hanya menghibur tetapi sumber pengetahuan yang dapat diserap. Pengetahuan yang dapat diserap ini tidaklah terlalu rumit dan ilmiah, tetapi juga tuntutan juga menjadi bukan sekedar omong kosong. Radio Trijaya FM melalui acara Jakarta Round Up nya menyajikan informasi tentang peristiwa-peristiwa aktual dengan pembahasan yang lebih mendalam. Acara ini dipasang pagi hari dengan maksud menemani aktivitas target pendengarnya, mulai dari persiapan berangkat ke tempat kerja, sampai tiba di tempat kerja tersebut. Karenanya, boleh jadi informasi tersebut merupakan informasi pertama yang diperoleh pendengarnya. Bagai manapun, dalam penyampaian informasi, radio sebagai media elektronik memiliki beberapa kelemahan jika dibandingkan media cetak. Salah satu di antaranya adalah dibatasi oleh waktu. Dalam arti, khayalaknya hanya menerima informasi saat mendengarkan saja. Begitu pesan yang disampaikan selesai, pendengar tidak dapat mengulang kembali untuk mendengarkan isi pesan tersebut. Berbeda dengan media cetak, isi pesan yang diterima dapat dibaca berulang-ulang. Dengan keterbatasannya seperti itu bukan tidak mungkin pendengarnya akan mencari pengulangan dari apa yang telah di dengar di radio, dengan memanfaatkan media cetak. Dari kenyataan tersebut, peneliti ingin melihat apakah dengan mendengarkan acara Jakarta Round Up di Radio Trijaya FM, mendorong pendengarnya mencari informasi serupa melalui surat kabar, khususnya surat kabar harian. Dalam melaksanakan studi ini peneliti memakai metoda survei sampel untuk mengumpulkan data dari para pendengar Radio FM, khususnya lagi yang mendengarkan acara Jakarta Round Up. Data diperoleh dianalisa secara statistik dengan Tri jaya yang Koefisien Korelasi Kendali tau-b dan Chi Kuadrat, untuk melihat hubungan antara penggunaan radio dengan penggunaan surat kabar. Hasil penelitian menunjukkan hubungan antara penggunaan radio dengan penggunaan surat kabar adalah kecil dan lemah, dan tidak semua variabel penggunaan radio mempengaruhi penggunaan surat kabar. Penggunaan radio hanya berpengaruh terhadap penggunaan surat kabar jika dilihat dari lamanya responden mendengar acara Jakarta Round Up perhari. Mereka yang lebih lama mendengar, lebih terdorong untuk mencari informasi serupa melalui surat kabar. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa setelah dikontrol dengan variabel kegiatan awal membaca surat kabar dan variabel minat terhadap masalah ekonomi, frekuensi mendengar Jakarta Round Up dalam seminggu mempengaruhi responden mencari informasi serupa melalui surat kabar."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1992
S3963
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Saraswati
"Manusia pada dasarnya selalu memiliki kebutuhan. Untuk itu nanusia dalam hidupnya perlu berinteraksi dengan masyarakat dan lingkungannya. Kebutuhan dan keinginan tersebut dapat dipenuhi dan dicapai dengan berbagai cara, antara lain melalui media massa. Media yang dipakai dalam skripsi ini, adalah majalah wanita Femina. Majalah ini merupakan pelopor majalah wanita yang isinya cukup baik dan berbobot, sehingga Femina sejak mula-mula terbit mampu merebut hati banyak pembacanya. Berbeda dengan majalah-majalah wanita lain yang muncul sesudahnya. isi majalah Femina lebih lengkap dai bervariasi, dengan menampilkan rubrik-rubrik yang praktis dan berguna untuk keperluan wanita, baik itu urusan rumah tangga ataupun keperluan wanita yang aktif bekerja. Sehubungan dengan hal di atas, naka tujuan skripsi ini melihat bagainana motivasi khalayak untuk nenbaca isi rubrik Fenina, serta untuk nengetahui bagainana adalah untuk kepuasan yang diperoleh penbaca dari isi rubrik-rubrik tersebut. Selain itu juga untuk nengetahui apakah rubrikrubrik dalan Fenina dapat nenenuhi kebutuhan nereka. User and Gratifications adalah pendekatan yang dipakai dalan skripsi ini. Pendekatan ini necpersoalkan khalayak aktif dalan nenggunakan nedia untuk nenenuhi kebutuhannya dan memperoleh kepuasan. Dalan pendekatan ini yang yang nenjadi fokus perhatian adalah khalayak, yaitu apa yang dilakukan khalayak terhadap nedia untuk kepentingannya. Kaitannya dengan skripsi adalah bagainana notivasi khalayak untuk nenbaca Fenina, bagainana kepuasan yang diperoleh, dan apakah isi rubrik Fenina mi nenenuhi kebutuhan mereka. Penelitian ini bersifat Deskriptif Analitis, karena hanya akan menggambarkan bagainana hasil-hasil yang didapat dari data. Sampel diambil adalah dengan cara purposive sampling, yaitu pelanggan Fenina di wilayah Jakarta Pusat, sebanyak 80 orang dengan teknik penarikan sampel randon sederhana. Data diperoleh dari daftar pertanyaan, wawancara dan studi kepustakaan. Dari data-data yang diperoleh, ternyata bahwa motivasi pembaca mengkonsumsi majalah Feinina lebih banyak karena informasi dan pengetahuan tentang dunia daripada hanya sebagai media hiburan. Melihat isi pembaca tidak menyenangi dan tidak mementingkan iklan, dan sebaliknya rubrik konsultasi adalah rubrik favorit, karena rubrik ini dianggap penting dan untuk mendapatkan wanita. Femina, rubrik memenuhi kebutuhan. Pembaca cenderung merasa puas pada rubrik-rubrik yang dirasa bermanfaat langsung, yaitu semua rubrik, kecuali pada rubrik iklan dan sayembara. Dalam hal pemenuhan kebutuhan, rubrik yang paling memenuhi kebutuhan pembaca adalah konsultasi kesehatan. Rubrik yang kadang-kadang memenuhi kebutuhan adalah mode dan yang tidak memenuhi kebutuhan adalah sayembara."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1991
S3964
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nor Aizan Abdul Halim
"Pers di negara berkembang seperti Malaysia, sering dituntut untuk lebih berperan sebagai agen pembangunan yang mendukung program-program pemerintah daripada sebagai agen pengontrol pemerintah sebagaimana yang dijalankan di negaranegara maju. Dalam hal ini, pers diharapkan lebih mementingkan aspek tanggung jawab sosial pers daripada mempersoalkan kebebasan pers. Keadaan ini telah menarik minat peneliti untuk melihat bagaimana dalam konteks sistem pers Malaysia, kartun editorial berfungsi sebagai kontrol sosial. Pertanyaan utama penelitian ini adalah apakah dimungkinkan kartun ed’itorial yang sering dianggap "tidak serius" dan sekedar "menghibur" berfungsi sebagai medium untuk menyampaikan kritik-kritik pers terhadap pemerintah pada khususnya dan lingkungan nonpemerintah pada umumnya? Dengan menggunakan metode analisis isi dan pendekatan kuantitatif, peneliti berusaha melihat pola karikatur di surat kabar pro pemerintah (Berita Harian) dan surat kabar independen (Watan) selama periode 1981-1991, untuk menelaah permasalahan tersebut. Data empiris yang diperoleh menunjukkan bahwa karikatur dalam pers Malaysia memang telah digunakan untuk melontarkan kritik. Hanya saja terdapat sejumlah bentuk pembatasan diri. Secara umum kritik lebih banyak ditujukan pada isu-isu yang tidak sensitif, seperti ekonomi, sosial dan budaya, dibandingkan pada isu-isu politik dan pemerintahan; dan keamanan dalam negeri. Selain itu, kritik pun lebih banyak ditujukan pada pihak non-pemerintah daripada pemerintah. Ditemukan pula bahwa, dibandingkan surat kabar propemerintah, surat kabar independen jauh lebih memanfaatkan karikatur sebagai medium kontrol terhadap pemerintah. Ini ditunjukkan oleh temuan bahwa surat kabar independen lebih tinggi kecenderungannya untuk mengkritik pemerintah daripada surat kabar pro-pemerintah. Surat kabar independen juga cenderung menyampaikan kritiknya secara langsung, sementara surat kabar pro pemerintah cenderung menyampaikan kritik secara tidak langsung. Namun dipihak lain, terlihat bahwa kedua surat kabar tidak segan-segan untuk turut mendukung kebijakan-kebijakan yang dianggap perlu didukung. Surat kabar independen misalnya banyak juga menyajikan kartun-kartun yang mendukung kebijakan ekonomi pemerintah Malaysia. Dengan demikian, terlepas dari pembatasan-pemabatasan politik yang ditetapkan pemerintah, pers Malaysia tampaknya tetap menjalankan fungsi kontrol sosialnya dengan menunjukkan tanggung jawab sosial ala Malaysia."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1993
S4007
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gayatri Atmadi
"Kantor berita sebagai salah satu media komunikasi massa memiliki peran utama sebagai pusat pengumpulan dan penyebaran berita, feature ( karangan khas ), dan foto ke berbagai surat kabar, majalah, radio televisi serta instansi-instansi pemerintah dan swasta. Penelitian ini memaparkan tentang realitas arus berita ekonomi negara ASEAN dari kantor berita Reuters United Press International (UPI), dan Jaringan Pertukaran Berita ASEAN (JPBA) tanggal 5 November hingga 5 Desember 1989. Skripsi ini meneliti tentang berita ekonomi negara ASEAN yang meliputi persoalan berita ekonomi, bentuk isi berita, arah berita, dan wilayah negara sumber berita. Dengan menggunakan metode analisis isi, penelitian ini menunjukkan bahwa berita ekonomi yang diperoleh dari ketiga sumber berita tersebut paling banyak membahas tentang hubungan kerjasama ekonomi negara ASEAN dengan negara lainnya dan ASEAN dengan sesama negara dengan kecenderungan yang berorientasi positif dari penulisan headline berita, lead berita hingga tubuh berita. kerjasama yang paling menonjol dalam penelitimenjadi topik bahasan utama adalah kerjasama ekonomi di kawasan Asia Pasifik dalam Konperensi Para Menteri Ekonomi ASEAN Ke-21. 9 negara ASEAN. Berita tersebut ditulis mulai Hubungan an ini dan antara negara-negara APEC, dan Pertemuan Analisis penelitian ini menggunakan kerangka pemikiran Johan Galtung tentang Imperialisme Struktural di bidang dari serta pemikiran Al Hester tentang pola arus berita komunikasi 9 internasional. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian UNESCO merumuskan beberapa faktor yang mempengaruhi ekonomi negara telah arus yang berita dunia khususnya arus berita ASEAN, yaitu ; faktor ekonomi, politik, dan perdagangan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1990
S3985
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tina Gayatri
"Kemampuan media massa untuk membentuk realitas sosial menjadi realitas media memungkinkan media untuk melakukan distorsi (penyimpangan) makna tentang perempuan yang ditampilkannya. Media menata agendanya (agenda-setting) dengan dipengaruhi oleh apa yang disukai dan tidak disukai oleh masyarakat, berupa konvensi, ideologi, norma, serta nilai-nilai. Dalam kaitan inilah mitos-mitos tentang perempuan mempengaruhi penyimpangan makna perempuan yang ditampilkan media, sehingga citra yang terbentuk pada khalayak tentang perempuan juga terpengaruh. Permasalahan citra perempuan menjadi topik penelitian ini. Citra dalam hal ini dijelaskan melalui pembentukan makna konotasi, karena konotasi memungkinkan penggunaan tanda untuk mengungkapkan sesuatu "di balik" apa yang diungkapkan secara gamblang. Tanda dalam penelitian ini dibatasi pada foto tokoh perempuan pada artikel utama di halaman pertama tabloid Bintang Indonesia (BI). BI menarik untuk dikaji karena media tersebut hampir selalu menampilkan perempuan dalam artikel utamanya. Sebagai tabloid hiburan, BI sebenarnya termasuk dalam golongan media cetak yang gemar menjual sensasi berupa penampilan keseksian perempuan. Namun sejak tabloid itu mengganti gaya jurnalistiknya "Jurnalistik Kasih-Sayang" (JKS), BI ingin tampil lebih simpatik dan berempati kepada pembaca, termasuk dalam hal menampilkan tokoh perempuan. Sehubungan dengan ini, penelitian ini ingin mengetahui perbedaan citra perempuan pada BI sebelum periode JKS dan selama periode itu. Citra perempuan tersebut diungkapkan melalui makna konotasi yang terbentuk pada kelompok-kelompok partisipan Facus—Group Discussian.' Mereka terbagi dalam ke1ompok mahasiswa perempuan dan laki-laki, karyawan perempuan dan laki-laki, serta kelompok ibu rumah tangga. Dari berbagai penilaian mereka terhadap tokoh perempuan yang tampil dalam foto BI yang menjadi objek penelitian ini diuraikan rangkaian makna konotasi tentang perempuan tersebut. Untuk menjelaskan konotasi ini penulis menggunakan model konotasi dari Roland Barthes dan model pemaknaan tanda (semiosis) dari Charles Sanders F'eirce. Berdasarkan hasil penelitian, citra yang terbentuk tentang tokoh-tokoh perempuan yang tampil dalam foto-foto BI pada periode JKS lebih positif daripada citra yang terbentuk tentang tokoh perempuan pada foto sebelum periode JKS. F'ada umumnya tokoh perempuan dalam foto pra JKS memperoleh citra "pengumbar keseksian tubuh." Sedangkan pada foto-foto periode JKS, penilaian 'tentang tokoh-tokoh perempuan yang tampil di dalamnya lebih banyak dikaitkan dengan peran perempuan sebagai ibu, istri, atau kekasih. Namun, dari foto-foto periode JKS tetap terbentuk citra perempuan yang berkaitan dengan daya tarik seksualnya. Para partisipan FGD, yang termasuk dalam golongan pembaca BI, masih menilai objek-objek yang ditampilkan BI, terutama foto, berdasarkan citra mereka tentang BI pra JKS. Citra BI yang melekat di benak mereka adalah tabloid yang menjual sensasi melalui penampilan keseksian perempuan. Citra yang dibentuk oleh para partisipan FGD dalam penelitian ini hampir seluruhnya terbentuk dengan mengacu kepada foto tokoh perempuan dari artikel utama pada halaman pertama BI, bukan kepada judul artikel ataupun lead yang menyertainya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
S3997
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Ikhsan
"Semenjak lahirnya beberapa stasiun televisi swasta di Indonesia, kecenderungan untuk memanjakan pemirsa dengan memberikan tayangan menarik, merupakan suatu keharusan guna bisa menjaring pemirsa sebanyak mungkin. Berbagai strategi diciptakan, guna bisa berkompetisi dengan lainnya. Dampaknya jika sebuah acara bisa menarik minat pemirsa maka hal ini diyakini akan memberikan pemasukan berupa iklan (bagi swasta) yang merupakan sumber penghasilannya. Skripsi ini berusaha memberikan gambaran tingkat persaingan stasiun televisi, dari sisi harapan dan kepuasan yang diperoleh. Guna menunjang hal itu dipakai Teori Niche yang menjelaskan bahwa persaingan antar media massa dapat dianalogikan sebagai persaingan antara populasi makhluk hidup yang memiliki sumber penunjang kehidupan yang sama. Penerapan teori ini, dalam penelitian komunikasi massa dilaksanakan pada pendekatan Uses and Gratification Sesungguhnya pendekatan ini menjabarkan bagaimana khalayak menggunakan media massa untuk memenuhi kebutuhan mereka yakni apa yang menjadi harapan dan apa yang diperoleh. Di sini terdapat sebuah penggabungan dengan teori Niche dalam mengamati tingkat persaingan antar stasiun TV dalam memanjakan pemirsa. Pengetahuan tentang superioritas dari Niche , dilaksanakan dalam mengetahui siapa yang unggul dalam melakasanakan hal tersebut. Hasil dari penelitian ini bahwa TVRI masih belum mampu menandingi superioritas RCTI, baik pada dimensi kognitif (informasi) dan Afektif (hiburan). Untuk TPI dalam tingkat perhatian mahasiswa belum begitu menguat. Superioritas antara SCTV, Anteve dan Indosiar bisa saling mengisi ( interchagebility ) baik dalam dimensi kognitif maupun afektif."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
S3998
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tracy Yoanna
"Penelitian ini ingin melihat kultur yang berada di balik proses produksi pembuatan artikel The Most Powerful Businesswomen in 2001 pada majalah Swasemabada yang mereka terbitkan sebagai edisi khusus di tahun 2002. Penulis ingin melihat bagaimana tarik menarik berbagai kepentingan di dalam media, yaitu antara kepentingan media sebagai organisasi yang mencari keuntungan dan idealisme jurnalis, pada saat mereka menulis mengenai kelompok marjinal yaitu perempuan. Penulis menggunakan kerangka pemikiran cultural production yang membongkar kultur di balik setiap keputusan yang dilakukan pekeija media. Kultur ini yang mempengaruhi setiap keputusan dan kultur ini dihasilkan dari rutinitas media sehari-hari. Sedangkan Shoemaker dan Reese digunakan untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi dalam proses produksi media yang pada akhirnya mempengaruhi isi media. Jika Shoemaker dan Reese berguna untuk melihat hal-hal yang bersifat normatif dalam proses produksi sebuah artikel, maka cultural production adalah alat yang mengupas apa sebenarnya kultur yang bermain di balik proses produksi sebuah artikel yang membahas perempuan. Penelitian ini menggunakan kerangka berpikir feminis sosialis yang percaya bahwa ketidakadilan penggambaran perempuan yang selalu diletakkan pada sektor domestik merupakan hasil konstruksi sosial. Dengan metode penelitian case study tentunya data didapatkan dengan wawancara, dan observasi. Wawancara dilakukan dengan tiga orang redaktvsr penulis artikel serta seorang redaktur eksekutif dan kepala bidang riset. Hasilnya, terlihat bahwa kognisi sosial jurnalis cukup berpengaruh dalam keputusan penulisan yang mereka lakukan. Informan pertama yang hidup dengan kebudayaan Jawa, terbiasa dengan peran perempuan yang terutama adalah di rumah tangga. Maka pada saat ia menulis tentang perempuan yang aktif berkarir, ia selalu menceritakan bagaimana kehidupan keluarga mereka yang tetap harmonis. Informan kedua, sebagai laki-laki ia melihat bahwa perempuan berkarir adalah hebat karena mereka berhasil di rumah dan di karir. Ia juga terbiasa dengan pembagian tugas di rumah yang dilakukannya bersama istri. Sebagai lak-laki ia hanya mengurusi keuangan serta masalah pendidikan anakanak.. Sedangkan untuk urusan keseharian ia percayakan sepenuhnya pada istri. Maka pada saat ia menulis tentang perempuan ia tetap menekankan bahwa perempuan berkarir harus tetap feminin dan memiliki jiwa keibuan. Sedangkan informan ketiga yang telah memegang konsep kesetaraan gender ternyata harus kalah pada saat berhadapan dengan kepentingan media. Di saat ia menolak untuk menulis sebauh artikel yang menurutnya meletakkan perempuan dalam porsi tak adil, temyata ia harus kalah dengan keputusan rapat sebagai pemegan wewenang di majalah Swasembada. Penelitian ini juga melihat bahwa rapat penentuan isi, yang diikuti para pemegang wewenang dan tidak mengikutsertakan jurnalis temyata menjadi pemegang keputusan terutama sehingga jika ada pembahan atau ketidaksetujuan dari para jurnalis, jurnalis tak bisa berbuat apa-apa dan tetap harus bisa menerima hasil rapat. Dan ideologi yang dipegang para anggota rapat tersebut, yaitu redaktur eksekutif dan kompartemen, adalah bahwa perempuan berkarir yang sukses adalah mereka yang berhasil mencapai posisi puncak pada perusahaan besar dan tetap memiliki keluarga yang harmonis. Maka ideologi inilah yang akhirnya menang dan tertulis pada majalah Swasembada."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S4359
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library