Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cecilia Herawati
Abstrak :
Penelitian ini bermula dari pemikiran tentang makin diperlukannya sumbangan dari ilmuwan-ilmuwan yang kreatif guna menghadapi tantangan-tantangan di masa depan yang kadang-kadang sukar diramalkan sebelumnya. Pribadi-pribadi yang mampu memberikan sumbangan yang kreatif dan konstruktif diduga adalah pribadi-pribadi yang bermental sehat atau pribadi-pribadi yang mempunyai penyesuaian diri positif. Sementara itu, penelitian tentang stabilitas emosional ataupun penyesuaian diri dari ilmuwan-ilmuwan kreatif dari beberapa penelitian menunjukkan hasil yang berbeda-beda, walaupun melalui kajian teoritis sukar untuk dibuktikan bahwa pribadi yang kreatif mempunyai penyesuaian diri ataupun kesehatan mental yang kurang baik apabila dibandingkan dengan populasi pada umumnya. Kenyataan tersebut akan diperjelas dengan mengadakan penelitian tentang bagaimana hubungan antara kreativitas dengan penyesuaian diri, di mana inteligensi juga diperhatikan sebagai salah satu variabel yang menurut Scheneiders (1964) ikut mempengaruhi penyesuaian diri seseorang. Dalam penelitian ini mahasiswa dipilih sebagai subjek penelitian mengingat bahwa mahasiswa sebagai calon ilmuwan suatu saat diharapkan dapat memberikan sumbangan yang kreatif bagi masa depan bangsa dan negara. Melalui kajian teoritis tentang kreativitas, inteligensi dan penyesuaian diri, maka dalam penelitian ini diajukan sepuluh buah hipotesis yang diuji kebenarannya pada 220 orang sampel mahasiswa dari Universitas Surabaya, yang terdiri dari 110 mahasiswa pria dan 110 mahasiswa wanita. Dari sepuluh buah hipotesis tersebut, ada lima buah hipotesis yang dinyatakan diterima atau terbukti dan lima buah hipotesis lainnya dinyatakan ditolak atau tidak terbukti. Hipotesis-hipotesis yang diterima atau terbukti adalah sebagai berikut: Hipotesis 1 : "Ada hubungan yang signifikan antara kemampuan berpikir kreatif, inteligensi dan ciri-ciri kepribadian kreatif secara bersama-sama terhadap penyesuaian diri". Hipotesis 5:?Ada hubungan yang signifikan antara kemampuan berpikir kreatif dengan intelegensi? Hipotesis 6: ?Ada hubungan yang signifikan antara kemampuan berpikir kreatif dengan ciri-ciri kepribadian kreatif? Hipotesis 7: ?Ada perbedaan yanng signifikan pada kemampuan berpikir kreatif antara mahasiswa pria dengan mahasiswa wanita? Hipotesis 9: ?Ada perbedaan yang signifikan pada ciri-ciri kepribadian kreatif antara mahasiswa pria dengan mahasiswa wanita? Hipotesis-hipotesis yang ditolak atau tidak terbukti adalah sebagai berikut: Hipotesis 2 : "Ada hubungan yang signifikan antara kemampuan berpikir kreatif dengan penyesuaian diri, setelah dikontrol variabel inteligensi dan ciri-ciri kepribadian kreatif". Hipotesis 3 : "Ada hubungan yang signifikan antara inteligensi, dengan penyesuaian diri, setelah dikontrol variabel kemampuan berpikir kreatif dan ciri-ciri kepribadian kreatif". Hipotesis 4 : "Ada hubungan yang signifikan antara ciri-ciri kepribadian kreatif dengan penyesuaian diri, setelah dikontrol variabel kemampuan berpikir kreatif dan inteligensi". Hipotesis 8 "Ada perbedaan yang signifikan pada inteligensi antara mahasiswa pria dengan mahasiswa wanita". Hipotesis 10 "Ada perbedaan yang signifikan pada penyesuaian diri antara mahasiswa pria dengan mahasiswa wanita". Untuk penelitian lebih lanjut dalam bidang ini di waktu yang akan datang, penulis menyarankan perlunya perluasan sampel sehingga hasil penelitiannya dapat dimanfaatkan dalam lingkup yang lebih luas, adanya penelitian sejenis dengan menggunakan alat ukur lain untuk mengungkap suatu variabel, serta perlunya penelitian untuk menguji validitas eksternal agar reliabilitas dengan metoda dan teknik lain dari Skala Kepribadian Kreatif dan Skala Penyesuaian Diri yang disusun untuk keperluan penelitian ini.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juli K. Adi
Abstrak :
Penelitian ini bermula dari kekhawatiran para pendidik mengenai pengaruh negatif kegiatan luar sekolah terhadap prestasi belajar di sekolah. Tujuan. penelitian dipusatkan untuk melihat perbedaan prestasi belajar di sekolah dan kreativitas antara siswa yang Ikut kursus musik dan yang tidak kursus musik di SD kelas VI. Setelah dibahas mengenai teori-teori perkembangan kreativitas pada anak dan peranannya dalam pendidikan, fungsi belahan otak, peranan musik dalam pendidikan anak, konsep berpikir kreatif dalam musik, kekhususan belahan otak dengan aspek melodi, hubungan musik dengan kemampuan ruang dan verbal, maka dapat diajukan 6 hipotesa. Hipotesa-hipotesa ini diuji secara statistik menggunakan data yang diperoleh dari 52 siswa sebagai sampel. Keterbatasan jumlah sampel disebabkan terbatasnya jumlah siswa kelas VI yang ikut kursus musik. Data diolah dengan menggunakan perhitungan analisa kovarians dan korelasi parsial. Tiga dari hipotesahipotesa tersebut diterima. Kesimpulan dari penelitian menunjukkan bahwa prestasi belajar dan kreativitas verbal siswa-siswa yang ikut kursus musik lebih tinggi dibanding dengan siswa-siswa yang tidak ikut kursus musik. Namun demikian perbedaan ini tidak berarti disebabkan oleh keikutsertaan kursus musik, sebab dari hasil perhitungan korelasi lama kursus dengan ke dua variabel tersebut ternyata tidak menunjukkan adanya hubungan. Tesis ini ditutup dengan saran-saran praktis bagi pendidik dan orang tua maupun kepada peneliti lain yang berminat meneruskan penelitian sejenis ini.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggi Wismumita
Abstrak :
Program ditujukan untuk membuktikan apakah program Direct Instruction dengan dukungan gerakan senam otak dapat meningkatkan kemampuan diskriminasi visual pada anak penyandang disabilitas intelektual sedang. Peningkatan kemampuan diskriminasi visual mencakup: 1) mencari persamaan, 2) mencari perbedaan, 3) mengetahui arah / posisi dari suatu benda, 4) mencari bentuk geometri berdasarkan ukuran, 5) menyusun kata yang memiliki unsur huruf b, d dan p. Program intervensi dilakukan selama 10 hari dengan menggunakan program Direct Instruction, mencakup tahap pendahuluan (introduction), tahap pengajaran, tahap latihan (terstruktur dan mandiri), dan tahap evaluasi. Program ini menekankan adanya tahapan yang diberikan secara hati-hati, pengulangan, dan latihan hingga subyek menguasai kemampuannya dengan baik (mastery). Sementara, komponen utama yang harus tersedia di setiap tahapan yaitu peranan pengajar, analisis tugas, modelling, scaffolding, prompt, umpan balik, dan penguat. Alat bantu yang digunakan khusus bagi subyek yaitu peralatan tiga dimensi dan sandpaper letter, agar memudahkan proses pengajaran bagi subyek yang memiliki brain injury. Mengingat kondisi subyek yang mengalami brain injury, maka program mengikutsertakan pula gerakan senam otak di awal sesi. Tujuannya adalah untuk membangun kerja seluruh otak subyek agar subyek lebih siap dalam menerima pelajaran, memiliki kesadaran mental dan mampu memfokuskan diri selama belajar. Kegiatan senam otak dilakukan selama 15 menit, mencakup empat gerakan dasar dan empat gerakan tambahan. Hasil menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan diskriminasi visual subyek. Setelah program berlangsung, subyek mampu meningkatkan dan mempertahankan kemampuan diskriminasi visualnya, bahkan melampaui kriteria keberhasilan yang harus dicapai, yaitu minimal 80% dari tugas yang diberikan. ......The program aimed to see whether the Direct Instruction program with a combination of Brain Gym can enhance visual discrimination skills in moderate intellectual disability children. Improved visual discrimination skills include: 1) find the equation, 2) look for differences, 3) know the direction/position of an object, 4) look for geometric shapes by size, 5) make the word that has elements b, d and p. Intervention program for 10 days using Direct Instruction programs, including the introduction stage, the teaching stage, the stage of practice (guidance and independent), and the evaluation stage. The program emphasizes the repetition of subject matter and exercise to increase the ability to mastery level. Meanwhile, the major components that must be available at each stage are the role of teacher, task analysis, modelling, scaffolding, prompts, feedback, and reinforcement. Material that is used specifically for equipment is the subject of a threedimensional and sandpaper letter, the purpose is to facilitate the teaching of subjects with brain injury. Given the condition of subjects with brain injury, the researches also supported with the Brain Gym. Brain Gym activities conducted at the beginning of each session for 15 minutes. The goal is to build a working whole brain subjects, so subjects can accept the lesson, have the mental awareness and are able to focus while studying. Brain gym activities undertaken include the four basic movements, and four additional movements. The results showed that an increase in visual discrimination skill of the subject. After the program, subject is able to increase and maintain the ability of visual discrimination, even beyond the success criteria that must be achieved, at least 80% of a given task.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T31415
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library