Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Imelda Indriyani
"Gangguan penggunaan opioid merupakan suatu penyakit kronis dan kambuhan dengan konsekuensi ekonomi, personal, dan terhadap kesehatan masyarakat. Tingkat komorbiditas psikiatrik dan fisik ditemukan tinggi pada penggunaan opioid. Penggunaan rumatan buprenorfin jangka panjang telah terbukti dapat meningkatkan fungsi dan kualitas hidup pasien. Waktu minimal yang direkomendasi untuk mencapai manfaat klinik bagi pasien yaitu 12 bulan. Terlihat efek positif terapi berupa penurunan penggunaan opioid, perilaku berisiko terinfeksi HIV atau Hepatitis C, tindak kriminal dan mortalitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan psikopatologi, retensi dalam terapi dan kualitas hidup pasien terapi rumatan buprenorfin di RS. Ketergantungan Obat (RSKO) Jakarta. Penelitian dengan desain potong lintang pada bulan Maret-Mei 2019. Pengambilan sampel secara simple random sampling; menggunakan WHOQOL-BREF untuk menilai kualitas hidup serta SCL-90 untuk menilai psikopatologi. Retensi dalam terapi merupakan lamanya pasien mengikuti terapi buprenorfin, dibagi 2 kelompok yaitu ≤ 1 tahun dan > 1 tahun. Dari 105 sampel, mayoritas laki-laki, usia rerata 39 tahun, sudah menikah, tamat SMA, bekerja paruh waktu dan 40,9% memiliki psikopatologi. Ditemukan hubungan bermakna antara kualitas hidup dengan ada tidaknya psikopatologi pada pasien. Kualitas hidup ranah psikologik, hubungan sosial dan lingkungan secara signifikan lebih tinggi pada kelompok pasien tanpa psikopatologi. Temuan ini serupa dengan penelitian lainnya, yaitu terdapat hubungan antara psikopatologi dan kualitas hidup. 97,1% sampel memiliki retensi terapi > 1 tahun dengan rerata 4 tahun. Tidak ditemukan adanya perbedaan rerata kualitas hidup pasien pada masing-masing ranah yang dihubungkan dengan retensi dalam terapi, dengan p > 0,05. Hal ini dapat dipengaruhi oleh sedikitnya jumlah subjek penelitian pada kelompok retensi ≤ 1 tahun. Penelitian jangka panjang mengenai efektivitas terapi buprenorfin dengan sampel yang lebih besar dan beragam, khususnya terkait kepatuhan berobat perlu dilakukan sebagai studi lanjutan. Penelitian dengan keterlibatan jenis individu yang lebih beragam serta inklusi jenis adiksi lainnya perlu dilakukan sebagai studi lanjutan.

Opioids use disorders are chronic relapsing diseases with many negative consequences on economic, personal, and public health. Psychiatric and general medical comorbidity were high among opioids users. Long term buprenorphine maintenance had been proven could increase patient's functioning and quality of life. Recommended length in order to achieve clinical benefits was 12 months. The overt positive impacts were decreases in frequency of using, high-risk using behavior, mortality, and criminal behavior. This cross-sectional study aimed to identify the relationship between psychopatology, retention in therapy, and quality of life of buprenorphine maintenance therapy patients in Jakarta Drug Dependence Hospital. The period of observation was on March to May 2019 to samples chosen by simple-random. The instruments used were WHOQOL-BREF and SCL-90, to measure quality of life and psychopatology, respectively. For treatment retention status sample were divided into 2 groups (the up-to-1-year group and the more-than-1-year group). Of the 105 samples, the majority were males with mean age of 39 y.o., married, high-school graduated, and part-timers, also 40.9% of them already had psychopatologies. There was a significant relationship between quality of life and the existance of psychopatology. Psychological and social and environmental relationship domains of quality of life were significantly higher on without-psychopatology group. This finding is similar to other studies whom found that there was a relationship between psychopatology and quality of life. Most samples (97.1%) had retained for at least more than 1 year in therapy, with average of 4 years. No difference in each domains of quality of life found between groups (p >0.05). This may be influenced by the small number of samples whom had retained for at least 1 year. Long-term study on buprenorphine therapy effectivity and medication adherence with more varied samples needs to be conducted."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T58656
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firdaus Yamani
"Penelitian tentang keefektifan terapi komunitas (TK) lebih banyak pada keberhasilan TK dalam mengurangi tingkat penyalahgunaan zat, relaps dan perubahan perilaku. Tujuan rehabilitasi untuk memperbaiki kondisi psikologis dan adaptasi sosial tentunya tidak lepas dari usaha perbaikan psikopatologi dan citra diri sehingga kualitas hidup diharapkan dapat meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara psikopatologi dan citra diri dengan kualitas hidup pada rehabilitan di Balai Besar Rehabilitasi BNN di Lido, Bogor . Metode penelitian adalah cross sectional yang dilakukan pada Bulan Mei-Juli 2021. Hasil penelitian didapatkan sebagian besar responden tidak ada psikopatologi berdasarkan dengan pemeriksaan SCL-90, yaitu sebesar 68,57%. Pemeriksaan citra diri dengan RSES didapatkan sebagian besar responden memiliki kisaran skor total 21-30 yaitu sebesar 67,14% dengan nilai rata- rata skor total adalah 29,35±3,75. Pemeriksaan kualitas hidup dengan WHO-QOL BREF didapatkan 94,28% responden memiliki kualitas hidup baik. Hubungan antara psikopatologi dan kualitas dianalisa dengan uji Fisher, didapatkan p:0,01, Hubungan antara citra diri dan kualitas hidup dianalisa dengan uji t tak berpasangan didapatkan t: 3,74, p:<0,001 dengan 95%CI: 2,56-8,42. Disimpulkan terdapat hubungan yang bermakna antara psikopatologi dengan kualitas hidup dan hubungan yang bermakna pula antara citra diri dengan kualitas hidup pada rehabilitan di Balai Besar Rehabilitasi BNN.

Research on the effectiveness of therapeutical community (TC) was more on the success of TC in reducing rates of substance abuse, relapse and behavior change. The purpose of rehabilitation to improve psychological conditions and social adaptation was certainly inseparable from efforts to improve psychopathology and self-esteem so that the quality of life was expected to increase. This study aims to determine the relationship between psychopathology and self-esteem with quality of life in rehabilitant at the BNN Rehabilitation Center in Lido, Bogor. The research method was cross sectional which was conducted in May-July 2021. The results showed that most of the respondents had no psychopathology based on the SCL-90 examination, which was 68.57%. Self-esteem examination with RSES showed that most of the respondents (67.14%) had a total score range of 21-30 with an average total score of 29.35±3.75. Quality of life examination with WHO-QOL BREF obtained 94.28% of respondents had a good quality of life. The corelation between psychopathology and quality was analyzed by Fisher's exact test, obtained p: 0.01. The corelation between self-esteem and quality of life analyzed by unpaired t test was obtained t: 3.74, p: <0.001 with 95% CI: 2.56- 8.42. It was concluded that there was a significant corelation between psychopathology and quality of life and a significant corelation between self-esteem and quality of life in rehabilitation at the BNN Rehabilitation Center."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library