Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 42 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Turnip, Maria
Abstrak :
Stress psikososial dialami oleh klien kanker. Penelitian ini mengeksplorasi pengalaman konflik, ansietas, dan depresi pada klien kanker setelah satu tahun didiagnosa dan mendapat terapi. Pengumpulan data melalui wawancara mendalam menggunakan pertanyaan semi terstruktur pada 15 partisipan di poliklinik rumah sakit umum pusat di Bandung. Didapatkan delapan tema, yaitu: kecemasan terhadap penyebaran dan kekambuhan penyakit, perubahan relasi dengan pasangan, ?labelling? dari diri sendiri dan orang lain, ketidaknyamanan fisik dan psikologis selama proses pengobatan, konsep diri, religius/spiritual, merahasiakan penyakit dan keluhan, dan defisit informasi. Dari delapan tema, ditemukan empat tema yang bukan merupakan konflik, ansietas, dan depresi. Kesimpulan: konflik, ansietas dan depresi mempengaruhi kondisi klien.
Psychosocial distress emerges in cancer disease. This research explores experience of conflict, anxiety, and depression in one year cancer survivor. Data were collected through in-depth semi structured interviews with fifteen participants when seeking treatment at a public hospital in Bandung. There eight themes emerge: anxiety about cancer's spread and recurrence, changing relationships with a partner, 'labeling' from oneself and others, physical and psychological discomfort along treatment, self-concept, religious/spiritual, hiding diagnose and complain, and deficit information about cancer. But, four themes among were not characterized with conflict, anxiety, and depression. Conclusions: conflict, anxiety, and depression impact condition of the client cancer.
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T44788
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nia Restiana
Abstrak :
Tujuan penelitian ini adalah memperoleh gambaran tentang pengaruh terapi kelompokterapeutik terhadap kemampuan ibu menstimulasi perkembangan bayi serta perkembangan rasa percaya di kelurahan Mulyasari, Tasikmalayas, Hasil penelitian menujukkan peningkatan kemampuan kognitif, psikomotot dn perkemabangan rasa percaya bayi secara bermakna pada ibu yang mendapat TKT. penngkatan kemampuan kognitif, psikomotor sertaperkembangan rasa percaya bayi lebih tinggi secara bermakna pada ibu yang mendapat terapi kelompok terapeutik dibandingka ndengan yang tidak mendapat terapi kelompok terapeutik. Terapi kelompok terapeutik direkomendasikan untuk dilakukan pada tatanan pelayanan kesehatan di masyarakat sebagai bentuk pelayanan kesehatan jiwa bagi ibu yang mempunyai usai bayi.
The aim of this research her to get comprehensive picture about the influence therapeutic group therapy to mother's ability stimulating for infant, and infant development trust in district of Mulyasari, Tasikmalaya. Result showed increased cognitive ability, psychomotor, and infant development of trust is significantly. Increaased cognitive skills, psychomotro and growth child trust was significantly higer in mother who receive therapy compared with teament groups that received no therapy group. Therapy group is recommended to be done within the framework of health services in the community as a form of mental health servicesfor mother with infant age.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T28405
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Erwina
Abstrak :
ABSTRAK Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) ditemukan sebanyak 55,67% di RW 3 dan 57,57% di RW 11 Kelurahan Air Tawar Barat setelah gempa di Sumatera Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh CBT terhadap pengetahuan tentang PTSD, kemampuan mengatasi PTSD dan tanda dan gejala PTSD di Kelurahan Air Tawar Barat Kecamatan Padang Utara Propinsi Sumatera Barat. Desain penelitian Quasi eksperimental dengan sampel sebanyak 39 orang di kelompok intervensi dan 39 orang dikelompok kontrol. Teknik pengambilan sampel dengan random sampling. Hasil penelitian menunjukkan penurunan PTSD secara bermakna pada kelompok yang mendapatkan CBT (p-value<0,05) sedangkan pada kelompok yang tidak mendapat CBT terjadi penurunan yang tidak bermakna (p-value>0,05). CBT direkomendasikan pada individu yang mengalami PTSD sebagai tindakan keperawatan spesialis jiwa.
ABSTRACT Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) were found as many as 55,67% in RW 3 and 57,47% in RW 11 Air Tawar Urban Village after earthquake in Sumatera Barat. This research aims to determine the effect of CBT on knowledge about PTSD, the ability to cope with PTSD and the alteration of signs and symptoms of PTSD in Air Tawar Barat Urban Village Padang Utara Subdistrict West Sumatera. Quasi-experimental research design with 39 respondents for intervention group and 39 respondent for control group. Sampling technique with the random sampling. The results showed decrease of PTSD on intervention group significantly (p-value<0,05) and on control group showed decrease but not significant (p-value>0,05). CBT recommended in individuals who experience PTSD as psychiatric nursing specialist intervention.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T28476
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Ratih Wibawa
Abstrak :
Skizofrenia merupakan suatu sindroma klinis yang mempengaruhi kognitif, emosi, perilaku dan fungsi sosial. Diagnosa keperawatan terbanyak yang ditemukan pada skizofrenia adalah halusinasi dan risiko perilaku kekerasan. Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah mengetahui perbedaan perubahan tanda gejala dan kemampuan klien halusinasi dan risiko perilaku kekerasan antara yang diberikan tindakan keperawatan ners, terapi perilaku kognitif, latihan asertif dan psikoedukasi keluarga. Desain karya ilmiah ini case series. Kelompok intervensi I diberikan tindakan keperawatan ners, terapi perilaku kognitif dan psikoedukasi keluarga serta kelompok intervensi II diberikan tindakan keperawatan ners, terapi perilaku kognitif, latihan asertif dan psikoedukasi keluarga dengan jumlah sampel masing-masing kelompok adalah 15 orang. Hasil asuhan keperawatan menunjukkan intervensi II menurunkan tanda gejala halusinasi dan risiko perilaku kekerasan lebih besar daripada intervensi I. Tindakan keperawatan ners direkomendasikan dilakukan oleh perawat di ruang rawat inap serta terapi perilaku kognitif, latihan asertif dan psikoedukasi keluarga dilakukan oleh perawat spesialis dalam mengatasi halusinasi dan risiko perilaku kekerasan. ......Schizophrenia is a clinical syndrome that affects cognitive, emotional, behavioral and social functions. The most common nursing diagnoses found in schizophrenia are hallucinations and the risk of violent behavior. The study aims to determine the differences in symptom change and the ability of the hallucinations and the risk of violent behavior between nursing actions, cognitive behavioral therapy, assertiveness training and family psychoeducation. The study design was case series. The intervention group I was given nursing action ners, cognitive behavioral therapy and family psychoeducation as well as intervention group II were given nursing actions, cognitive behavioral therapy, assertive training and family psychoeducation with the number of samples each group was 15 people. The results showed intervention II decreases symptoms of hallucinations and the risk of violent behavior is greater than intervention I. Nursing care ners are recommended performed by nurses in inpatient rooms as well as cognitive behavioral therapy, assertiveness training and family psychoeducation performed by a specialist nurse in overcoming hallucinations and risks violent behavior.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Soimah
Abstrak :
Perilaku kekerasan merupakan salah satu gejala yang menjadi alasan bagi keluarga untuk membawa klien ke rumah sakit jiwa karena berisiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungannya. Manajemen perilaku kekerasan terdiri dari tiga strategi yaitu strategi pencegahan, strategi antisipasi, dan strategi pengekangan. Latihan asertif merupakan salah satu strategi pencegahan untuk mengantisipasi tindakan kekerasan yang berulang. Tujuan penanganan kasus ini adalah diketahui perubahan tanda gejala dan kemampuan klien risiko perilaku kekerasan setelah diberikan tindakan keperawatan ners dan latihan asertif. Penulisan karya ilmiah ini menggunakan pendekatan metode case series. Responden berjumlah 26 orang yang dibagi dalam 2 kelompok sesuai kriteria inklusi. Kelompok pertama adalah klien yang mengalami risiko perilaku kekerasan karena halusinasi, kelompok kedua klien yang mengalami risiko perilaku kekerasan karena keinginan/kebutuhan tidak terpenuhi. Hasil penanganan kasus menunjukkan bahwa terjadi penurunan tanda gejala risiko perilaku kekerasan terutama pada aspek perilaku, kognitif dan afektif setelah diberikan tindakan keperawatan ners dan ners spesialis latihan asertif. Rekomendasi dari penanganan kasus ini adalah tindakan keperawatan ners dan tindakan keperawatan ners spesialis latihan asertif dilakukan secara terus-menerus untuk menurunkan tanda gejala pada klien risiko perilaku kekerasan.
Violent behavior is one of the main reasons for families to take clients to a mental hospital because they risk injuring themselves, others and the environment. Violent behavior management consists of three strategies: prevention strategies, anticipatory strategies, and restraint strategies. Assertive training is one prevention strategy to anticipate repeated acts of violence. The purpose of handling this case is to know the change of symptoms and the ability of the client's risk of violent behavior after being given nursing actions ners and assertive training. Writing this scientific paper using case series method approach. Respondents were 26 people divided into 2 groups according to inclusion criteria. The first group is the client who is experiencing the risk of violent behavior due to hallucinations, the second group of clients experiencing the risk of violent behavior due to desire/needs are not met. The results of case management showed that there was a decrease in signs of violent behavior risk behavior especially on behavioral, cognitive and affective aspects after being given nursing actions ners and assertive training. Recommendations from the handling of this case are nursing actions ners and nursing actions ners specialists assertive training are conducted continuously to reduce sign and symptoms on the client risk of violent behavior.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Damanik, Nurilla Safitri
Abstrak :
Psikosis ditandai dengan adanya perubahan proses pikir, perasaan dan perilaku yang menyimpang dan membuat rasa tidak nyaman dan aman. Harga diri rendah merupakan gejala negatif yang ditemukan pada klien psikosis. Tujuan karya ilmiah untuk menguraikan penerapan terapi kognitif perilaku dan psikoedukasi keluarga pada klien dengan harga diri rendah. Karya ilmiah ini menggunakan pendekatan metode case series. Sampel berjumlah 32 orang dan dibagi 3 kelompok sesuai kriteria inklusi yaitu kelompok pertama untuk klien relapse dengan perlakuan terapi kognitif perilaku, kelompok dua klien early psychosis dengan perlakuan terapi kognitif perilaku dan kelompok tiga klien early psychosis dengan perlakuan terapi kognitif perilaku dan psikoedukasi kelurga.Alat ukur menggunakan lembar evaluasi tanda dan gejala serta kemampuan klien harga diri rendah. Analisa tampilan data berupa persentasi dalam bentuk tabulasi. Hasil menunjukkan tindakan keperawatan ners, terapi kognitif perilaku dan psikoedukasi keluarga pada klien early psychosis menurunkan tanda dan gejala serta meningkatkan kemampuan klien lebih besar dibandingkan dengan klien relapse dan early psychosis yang hanya mendapatkan tindakan keperawatan ners dan terapi kognitif perilaku. Rekomendasi penulisan ini adalah penerapan terapi kognitif perilaku dan psikoedukasi keluarga dapat meningkatkan harga diri klien dan dapat digunakan sebagai standar terapi spesialis keperawatan jiwa.
Psychosis is characterized by a change of thought processes, feelings and behaviors that deviate and create discomfort and security. Low self-esteem is a negative symptom found in clients of psychosis. The purpose of scientific work is to describe the application of cognitive behavior therapy and family psychoeducation to clients with low self-esteem. This study uses a case series method approach. The sample was 32 people and divided into 3 groups according to the inclusion criteria ie the first group for the relapse client with the treatment of cognitive behavior therapy, the second group clients early psychosis with cognitive behavior therapy treatment and the third group clients early psychosis with treatment of cognitive behavior and family psychoeducation therapy. Using evaluation sheets of signs and symptoms as well as low self esteem client ability. Analysis of data display in the form of percentage in tabulation form. The results show nursing actions, cognitive behavior therapy and family psychoeducation on early psychosis clients decrease signs and symptoms and increase client ability greater than with relapse and early psychosis clients who only get nursing actions and cognitive behavior therapy. Recommendation of this writing is the application of cognitive behavior therapy and family psychoeducation can increase the client's self-esteem and can be used as a standard therapy of mental nursing specialists.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tubalawony, Fransina
Abstrak :
Menarik diri adalah perilaku klien Skizofrenia sebagai percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain. Tujuan karya ilmiah akhir ini adalah gambaran tentang hasil terapi spesialis Sosial Skill Tranning terhadap klien psikotik gelandangan yang mengalami isolasi sosial dengan menggunakan pendekatan teori King. Latihan keterampilan sosial adalah proses belajar dimana seseorang belajar cara fungsional dalam berinteraksi. Analisa dilakukan dengan menggunakan model teori King (theory of goal attainment). Jumlah klien terdiri dari dari 5 klien psikotik gelandangan. Hasil dari Karya Ilmiah Akhir ini adalah kemampuan klien dalam melakukan interaksi dengan orang meningkat, hal ini tampak dari respon klien secara kognitif, fisiologis, afektif, perilaku, sosial dan motivasi klien psikotik gelandangan meningkat. Rekomendasi dari Karya Ilmiah Akhir ini adalah mengembangkan terapi spesialis keperawatan jiwa untuk meningkatkan kesehatan dan kemandirian klien psikotik galandangan dalam perawatan di Rumah Sakit.
Withdrawal is the behavior of Schizophrenia clients as an experiment to avoid interaction with others, avoid relationships with others. The purpose of this final paper is the description of the results of the Tranning Social Skills specialist therapy on homeless psychotic clients who experience social isolation using the King theoretical approach. Social skills training is a learning process whereby a person learns a functional way of interacting. The analysis is done by using King (theory model theory of goal attainment). The number of clients consists of 5 clients homeless psychotics. The result of this Final Scientific Writing is the client 39;s ability to interact with people increases, as evidenced by the client 39;s cognitive, physiological, affective, behavioral, social and motivational responses. The recommendation of this Final Scientific Work is to develop the therapy of mental nursing specialists to improve the health and independence of psychotic psychiatric clients in hospital care.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Ayu Putri Wulandari
Abstrak :
Bencana alam merupakan peristiwa yang tidak terduga. Bencana alam yang paling banyak terjadi di Indonesia selama 2018 adalah puting beliung sebanyak 750 kejadian dan tercatat bahwa 21% dari bencana alam yang tejadi di Indonesia disebabkan oleh angin puting beliung. Anak-anak merupakan individu yang lebih terdampak secara emosional paska bencana. Kesiapsiagaan psikologis yang rendah dan kurangnya kemampuan yang dimiliki anak-anak menyebabkan dampak emosional yang diterima berkembang menjadi kecemasan dan muculnya pikiran negatif. Terapi yang tepat diberikan untuk mengatasi masalah tersebut adalah terapi kognitif dan terapi kelompok terapeutik usia sekolah. Tujuan karya ilmiah akhir ini untuk mengetahui pengaruh terapi kognitif dan terapi kelompok terapeutik usia sekolah terhadap kecemasan dan kesiapsiagaan psikologis paska bencana. Pendekatan dalam karya ilmiah akhir ini menggunakan case series dengan responden sebanyak 8 klien kelolaan anak sekolah dengan dilakukan pengukuran pre post test terhadap kecemasan, kesiapsiagaan psikologis, dan kemampuan klien. Instrumen yang digunakan adalah Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) dan Psychological Preparedness for Disaster Threat Scale (PPDTS). Analisis data dilakukan dengan menggunakan aplikasi Ms. Excel. Hasil analisis menunjukkan terjadi perubahan kecemasan, kesiapsiagaan psikologis paska bencana, dan kemampuan anak sekolah yang lebih optimal setelah diberikan tindakan keperawatan Ners, terapi kognitif, dan terapi kelompok terapeutik usia sekolah. Pemberian Terapi Kognitif dan Terapi Kelompok Terapeutik Usia Sekolah direkomendasikan sebagai penanganan dasar untuk anak sekolah yang mengalami kecemasan dan membentuk kesiapsiagaan psikologis anak sekolah paska bencana. Natural disaster is an unpredictable event. The most frequent natural disaster happened in Indonesia on 2018 was tornado as much as 750 events and it is documented that 21% of natural disaster in Indonesia are caused by tornado. Children are the most affected psychologically on the post disaster state. The shortage of psychological preparedness and the lack of capability on children cause the emotional effect lead to anxiety and emerging negative thoughts. The appropriate therapy given on overcoming such problems are cognitive therapy and school-age therapeutic group therapy. The aim of this study was to identify the effect of cognitive therapy and school age therapeutic group therapy on anxiety and post disaster psychological preparedness. The research approach used in this study was case series conducted on 8 respondents consist of school-age children by pre post test measurement of anxiety, psychological preparedness and the client capability. The instrument used were Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) and Psychological Preparedness for Disaster Threat Scale (PPDTS). The data were analyzed using Ms. Excel application. The analysis result showed the changes in anxiety scale, disaster psychological preparedness and the improvement of childrens capability after they were given the nursing intervention, cognitive therapy and school age therapeutic group therapy. The application of cognitive therapy and school age therapeutic group therapy were recommended as the basic management of anxiety and the therapy of post disaster psychological preparedness on school-age children.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Meigo Anugra Jaya
Abstrak :
Distress spiritual merupakan suatu keadaan menderita yang berhubungan dengan gangguan kemampuan untuk memahami makna hidup melalui hubungan dengan diri sendiri, dunia atau kekuatan yang tinggi. Penulisan karya ilmiah ini untuk menjelaskan hasil tindakan terapi Acceptance Commitment Therapy (ACT) pada pasien Distress Spiritual. Metode yang digunakan adalah Case Report. Analisis dilakukan dengan cara mengukur tanda gejala dan kemampuan sebelum dan sesudah diberikan tindakan keperawatan generalis dan spesialis ACT pada 5 pasien distress spiritual dengan kriteria yaitu pasien skizofrenia atau psikotik akut, punya riwayat mampu beribadah, riwayat tidak ada motivasi/makna hidup. Hasil pemberian terapi ACT menunjukkan terjadi penurunan tanda gejala distress spiritual dan peningkatan kemampuan pasien, namun pada umumnya pasien masih meninggalkan 1 tanda gejala dan kemampuan yang belum tercapai yaitu berinteraksi dengan pemuka agama. Sehingga pemberian terapi ACT ini dapat diterapkan pada pasien dengan Distress Spiritual. Dan disarankan agar di ruangan perawatan menyediakan program layanan bimbingan ibadah oleh pemuka agama bagi pasien distress spiritual.Distress spiritual merupakan suatu keadaan menderita yang berhubungan dengan gangguan kemampuan untuk memahami makna hidup melalui hubungan dengan diri sendiri, dunia atau kekuatan yang tinggi. Penulisan karya ilmiah ini untuk menjelaskan hasil tindakan terapi Acceptance Commitment Therapy (ACT) pada pasien Distress Spiritual. Metode yang digunakan adalah Case Report. Analisis dilakukan dengan cara mengukur tanda gejala dan kemampuan sebelum dan sesudah diberikan tindakan keperawatan generalis dan spesialis ACT pada 5 pasien distress spiritual dengan kriteria yaitu pasien skizofrenia atau psikotik akut, punya riwayat mampu beribadah, riwayat tidak ada motivasi/makna hidup. Hasil pemberian terapi ACT menunjukkan terjadi penurunan tanda gejala distress spiritual dan peningkatan kemampuan pasien, namun pada umumnya pasien masih meninggalkan 1 tanda gejala dan kemampuan yang belum tercapai yaitu berinteraksi dengan pemuka agama. Sehingga pemberian terapi ACT ini dapat diterapkan pada pasien dengan Distress Spiritual. Dan disarankan agar di ruangan perawatan menyediakan program layanan bimbingan ibadah oleh pemuka agama bagi pasien distress spiritual. Spiritual distress is a state of suffering associated with impaired ability to understand the meaning of life through relationships with oneself, the world or high strength. This study explain the results of the actions of Acceptance Commitment Therapy (ACT) in Spiritual Distress patients. The method used in this study was Case Report. The Analysis was carried out by measuring symptoms and abilities before and after being given generalist nursing actions and Acceptance Commitment Therapy in 5 spiritual distress patients with acute schizophrenia or psychotic patients, having a history of being able to worship, a history of no motivation / meaning in life. The results of ACT therapy showed the decrease in signs of spiritual distress symptoms and the increase of patients ability, but in general patients still left 1 sign of symptoms and the ability that has not been achieved is interacting with religious leaders. So that the provision of ACT therapy can be applied to patients with Spiritual Distress and  recommended in the treatment room provide a religious guidance service program for religious distress patients.

Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Silalahi, Malianti
Abstrak :
Remaja merupakan fase pertumbuhan yang cukup rentan yang membutuhkan peran orang tua sebagai tempat untuk bertanya di dalam proses pencarian jati diri. Diperkirakan akhir abad kedua puluh di Amerika Serikat lebih dari empat puluh persen pernikahan akan mengalami perceraian dan Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki angka perceraian yang tinggi di dunia. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa perceraian orang tua memberikan dampak negatif bagi psikologis seluruh anggota keluarga terutama remaja. Tujuan penulisan karya ilmiah ini menjelaskan hasil tindakan terapi ners, terapi kelompok terapeutik dan terapi kognitif perilaku dalam menurunkan angka prodroma pada remaja dengan orang tua yang sudah bercerai. Metode yang digunakan adalah case series. Analisis dilakukan pada enam remaja yang memiliki orang tua yang sudah bercerai. Hasil pemberian tindakan ners, terapi kelompok terapeutik remaja, dan terapi kognitif perilaku menunjukkan terjadi penurunan angka prodroma pada remaja dengan orang tua yang sudah bercerai sehingga terapi ini direkomendasikan diberikan pada remaja yang mengalami prodroma akibat dari perceraian orang tua dan perlunya dilakukan penelitian lebih lanjut dengan sample yang lebih banyak. Kata kunci: Remaja, Perceraian, Prodroma, Terapi Kelompok Terapeutik (TKT), Terapi Kognitif Perilaku
Teenage is a growth phase that is quite vulnerable which requires the role of parents as a place to ask in the process of finding identity. It is estimated that in the late twentieth century in the United States more than forty percent of marriages will experience divorce and Indonesia is one of the countries that has a high divorce rate in the world. Some studies show that parental divorce has a negative impact on the psychology of all family members, especially teenagers. The purpose of this scientific paper explains the results of therapeutic measures for nurses, therapeutic group therapy and cognitive behavioral therapy in reducing the rate of prodroma in adolescents with divorced parents. The method used is case series. The analysis was carried out on six teenagers who had divorced parents. The results of nurses' action, therapy of adolescent therapeutic groups, and cognitive behavioral therapy showed a decrease in prodroma rates in adolescents with divorced parents so that this therapy is recommended given to adolescents who experience prodroma as a result of parental divorce and the need for further research with samples more.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>