Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 25 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Punike Pirantya
Abstrak :
ABSTRAK
Ekstasi (3,4-methylenedioxymethamphetamine atau MDMA) adalah drugs yang unik dan merupakan perpaduan antara halusinogen dan stimulants. Selain mengandung MDMA, ekstasi umumnya mengandung banyak impurities. Drug profiling tablet ekstasi bertujuan untuk menentukan karakteristik fisik dan impurity profiling tablet ekstasi, sehingga dapat ditentukan prekursor, rute sintesis, hubungan antar tablet, kesamaan kondisi sintesis dan lokasi pembuatannya. Karakteristik fisik meliputi bobot, diameter, ketebalan, tampak dari segala sisi serta outside colour. Impurity profiling terdiri atas screening test menggunakan marquis dan simon test, jenis impurities ditentukan dengan GC/MS dan untuk penentuan konsentrasinya digunakan HPLC. Berdasarkan drug profiling, tablettablet ekstasi dicetak dengan logo timbul, alphanumeric dengan variasi warna dan memiliki range diameter 6,8-8,9 mm, ketebalan 3,9-5,5 mm dan bobot 236- 398 mg. Prekursor dari MDMA adalah piperonal dan MDP2P dengan rute sintesis melalui aminasi reduksi dan Leuckart reaction. Ada tiga kelompok drugs yang memiliki hubungan. Tiga tablet ekstasi dengan logo popeye ternyata berasal dari batch yang berbeda. Kemudian, ditemukan juga ekstasi dengan logo yang berbeda berasal dari sindikat yang sama, namun batch berbeda. Hal ini terlihat dari jenis impurities-nya sama, tetapi konsentrasi berbeda.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Etika Widiyanti
Abstrak :
ABSTRAK
Sampai saat ini, minyak lumas sudah dapat diproduksi di dalam negeri. Namun, minyak lumas yang dikatagorikan pengerjaan logam (metal-working) belum dibuat di Indonesia produk tersebut masih diimpor. Penelitian formulasi minyak lumas pengerjaan logam (metal-working) yang akan dilakukan dititik beratkan pada peningkatan sifat ? sifat fisika dan kimia minyak jarak sebagai bahan dasar fluida pembentuk (forming fluid) yang akan digunakan sebagai rolling oil. Kebutuhan akan rolling oil di Indonesia cukup besar, terutama untuk dipakai di pabrik ? pabrik baja dan industri mobil. Dalam penelitian ini minyak jarak dipilih sebagai bahan studi karena jenis minyak ini mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan dengan minyak mineral atau minyak nabati lainnya. Minyak jarak terdiri dari sebagian besar asam risinoleat yang merupakan asam lemak tidak jenuh yang mengandung gugus hidroksil. Minyak jarak sebagai bahan dasar minyak lumas rolling oil, diharapkan indeks viskositasnya sama atau mendekati sifat ? sifat bahan dasar dari minyak mineral. Namun, nilai indeks viskositas minyak jarak ini tergolong masih rendah dan harus ditingkatkan agar dapat digunakan sebagai bahan dasar untuk rolling oil. Peningkatan nilai indeks viskositas ini salah satunya dapat dilakukan melalui proses dehidrasi parsial dengan adanya katalis yang sesuai.

Uji yang dilakukan pada dehidrasi minyak jarak ini adalah penentuan bilangan iod, penentuan indeks viskositas, dan uji spektoskopi UV. Nilai optimum indeks viskositas dari produk dehidrasi minyak jarak ini adalah 133. Proses tersebut terjadi selama pemanasan 2 jam, dengan menambahkan katalis atapulgit dengan natrium hidroksida sulfat anhidrat sebesar 2 [% b/b] dan 0,5 [% b/b]. Nilai bilangan iod yang diperoleh dari produk dehidrasi ini sebesar 22,79 g I2/ g minyak. Ikatan rangkap terkonjugasi yang terbentuk dari proses ini muncul puncak pada panjang gelombang maksimum 233,25 nm. Dengan demikian indeks viskositas minyak jarak ini memenuhi kriteria sebagai bahan dasar minyak lumas untuk minyak lumas Rolling Oil sebagai pengepresan pada industri baja.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Adi Nugroho
Abstrak :
ABSTRAK
Teknik tracer adalah suatu teknik untuk mempejalari dinamika suatu sistem dengan menandai atau melabel sistem tersebut dengan suatu zat yang spesifik dan mudah untuk dimonitor, baik selama masih berada dalam sistem atau setelah keluar dari sistem. Penggunaan zat perunut radioaktif (radiotracers) yang pertama kali diaplikasikan untuk menyelesaikan masalah di bidang industri yaitu digunakan untuk mengetahui terjadinya arus air bawah tanah secara alami atau yang terjadi sebagai hasil eksploitasi.

Pembuatan larutan sampel yang mengandung zat perunut 125I dengan berbagai konsentrasi aktivitas dari larutan sumber radioaktif Na125I yang memiliki konsentrasi aktivitas telah diketahui sebesar 2,1056 x 108 Bq. Larutan-larutan tersebut kemudian direaksikan secara kimia sehingga dapat membentuk endapan AgI. Preparasi dilakukan dengan menggunakan prinsip reaksi oksidasi dan reduksi terhadap ion iodida. Endapan AgI yang terbentuk kemudian dianalisis dengan menggunakan alat penghitung pencacah cair (Liquid Scintillation Counter/LSC). Adanya zat perunut 125I diketahui dengan adanya anomali fluktuasi cacahan yang melebihi cacahan latar belakang (background).
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abraham Hertanto
Abstrak :
ABSTRAK
Senyawa organotimah mempunyai banyak manfaat di berbagai bidang. Salah satunya adalah penggunaan senyawa organotimah dalam bidang wood preservative. Senyawa organotimah yang umum digunakan adalah TBTO (Tributil timah Oksida). Hasil penggunaan senyawa ini sebagai pengawet kayu cukup efektif, walaupun di kemudian hari dilarang penggunaanya di berbagai negara, karena dianggap mencemari lingkungan dan dapat meracuni manusia. Oleh sebab itu, digunakan senyawa organotimah dalam bentuk yang lain, yakni trifeniltimah asetat, yang relatif aman terhadap lingkungan dalam batas-batas tertentu. Walaupun senyawa ini masih mempunyai potensi yang cukup nyata, dapat mencemari lingkungan dan meracuni manusia. Berdasarkan pemikiran tersebut dilakukan sintesis TPTA(trifeniltimah asetat), karena selain banyak digunakan sebagai insektisida, namun juga berfungsi sebagai fungisida. Senyawa TPTA ini disintesis dengan 2 metode yang berbeda. Masing-masing metode ini mempunyai kelebihan dan kekurangan, pada % hasil dan kemurnian produk TPTA yang didapatkan. Pada metode I, yakni sintesis TPTA secara langsung menggunakan TPTCl dan garam NaOCOCH3 berlebih didapatkan rata-rata hasil produk yang didapatkan sebesar 79,6 % atau 1,268 gram. Selain itu pada proses karakterisasinya, dengan uji titik leleh,didapatkan bahwa produk refluks 3 jam I, sebagai produk dengan probability TPTA yang besar, sehingga kemudian produk ini dikarakterisasi lebih lanjut dengan spectrometer FTIR dan GCMS. Hasilnya pada FTIR menghasilkan spectra pada bilangan gelombang 1737 cm-1 dan 1355 cm-1, yang merupakan spectra gugus O-C-O serta spectra di bilangan gelombang 576,72, yaitu ikatan antara Sn-O. Hal ini menunjukkan telah terbentuk ikatan atom-atom tersebut pada senyawa TPTA yang dihasilkan. Selanjutnya pada kromatogram GCMS, ada satu peak yang dominan pada waktu retensi 14,94 menit, dan fragmen-fragmen di m/z 351 m/z 274 m/z 197 m/z 120. Pada masing-masing fragmen, dapat dianalisi bahwa terjadi kehilangan gugus fenil. Sedangkan pada metode II, yaitu sintesa TPTA menggunakan metode Bock, didapatkan produk TPTA sebesar 83,33 % hasil atau 0,5 gram. Sintesa dengan metode Bock, dilakukan 2 tahap; dimana dihasilkan TPTOH terlebih dahulu. Selanjutnya TPTOH ini kemudian direaksikan dengan asam asetat glasial berlebih menghasilkan senyawa trifeniltimah asetat (TPTA). Uji karakterisasi produk sintesa Bock, memberikan hasil positif, yakni pada kedekatan temperatur titik leleh dengan titik leleh literatur pada uji titik leleh, maupun pada pengukuran FTIR dan GCMS. Pada pengukuran FTIR ini, produk sintesa Bock menghasilkan spektrum pada bilangan gelombang 1738 cm-1 dan 1356 cm-1, yang merupakan spektrum khas ikatan O-C-O maupun spektrum pada bilangan gelombang 559,68 cm-1, yang merupakan spektrum khas ikatan Sn-O. Keberadaan spektrum khas ini merupakan petunjuk adanya senyawa TPTA. Selanjutnya pada karakterisasi dengan GCMS, dihasilkan peak yang dominan pada waktu retensi 14,91 menit dan fragmen di m/z 410 m/z 351 m/z 274 m/z 197 m/z 120. Adanya fragmen di m/z 410, memperkuat dugaan bahwa produk hasil sintesis benar mempunyai TPTA. Selanjutnya produk hasil sintesa Bock kemudian diaplikasikan pada kayu sebagai bahan anti rayap. Dengan dasar pertimbangan bahwa produk sintesa Bock memiliki kemurnian yang tinggi, dikaji dari hasil karakterisasi. Hasilnya terjadi penurunan % kehilangan berat kayu, kenaikan mortalitas rayap dan penurunan derajat serangan rayap secara sigifikan, melalui uji statistik yang dilakukan. Selain itu terjadi peningkatan ketahanan kayu sebesar 2 tingkat, dari kelas V menjadi kelas III. Sehingga dapat diambil suatu kesimpulan bahwa TPTA merupakan bahan anti rayap yang cukup efektif.
2007
S30655
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yurahman
Abstrak :
Modifikasi elektroda Au yang merupakan salah satu metoda alternatif yang dapat dipilih sebagai sensor kimia untuk analisis ion logam Cu2+. Modifikasi elektroda Au dilakukan dengan cara mengimobilisasi 2-aminoetanatiol pada permukaan elektroda Au membentuk self assembled monolayers yang difungsionalisasikan dengan EDTA. Imobilisasi EDTA pada permukaan elektroda melalui pembentukan ikatan amida antara gugus karboksil dari EDTA dengan gugus amina dari 2-aminoetanatiol. Pembentukan ikatan amida dipercepat dengan menggunakan katalis EDC dan NHS. Karakterisasi dan pengukuran elektroda Au termodifikasi dilakukan secara elektrokimia dengan teknik voltametri siklik. Hasil penelitian menunjukan modifikasi permukaan elektroda emas dengan 2-aminoetanatiol difungsionalisasi dengan EDTA telah dapat digunakan untuk penentuan logam Cu2+ dengan optimasi pengukuran pada pH 4.0, waktu akumulasi 10 detik, scan rate 150 mV/s, batas deteksi 2,526x10-5 M, luas elektroda yang digunakan 2.697x10-4 cm2. Elektroda termodifikasi EDTA stabil digunakan dalam satu hari setelah modifikasi.
Depok: Universitas Indonesia, 2007
S30667
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asri Febriyani
Abstrak :
Pada diabetes melitus penghambatan enzim glukosidase merupakan terapi untuk menunda absorpsi glukosa setelah makan. Salah satu sumber penghambat enzim glukosidase berasal dari tanaman Beligo (Benincasa hispida) yang memiliki komponen bioaktif dapat menghambat kerja enzim pemecah karbohidrat glukosidase umumnya disebut inhibitor enzim. Untuk uji komponen bioaktif sampel uji yang digunakan berupa ekstrak metanol dari daging buah biji dan kulit buah Beligo. Hasil uji penapisan fitokimia pada ekstrak metanol baik dari daging buah biji maupun kulit buah Beligo menunjukkan hasil positif terhadap adanya kandungan karbohidrat alkaloid fenol dan asam amino. Hasil positif terhadap kandungan flavonoid terdapat pada ekstrak daging buah tanin dan triterpenoid terdapat pada ekstrak biji sedangkan hasil positif terhadap kandungan flavonoid saponin tanin dan steroid ditunjukkan pada ekstrak kulit buah Kondisi optimum pengukuran aktivitas glukosidase terdapat pada panjang gelombang maksimum 399 nm dengan konsentrasi glukosidase sebesar 0,3 unit mL dan konsentrasi substrat pNP G 10 mM. Pada pengujian daya inhibisi ekstrak sampel terhadap aktivitas enzim glukosidase dengan variasi konsentrasi 2% 1% 5% 1% 0,5% 0,25% dan 0,125% dengan inhibisi terbesar pada konsentrasi 2 terdapat pada ekstrak biji fraksi interface dan fraksi etil asetat yaitu 40,73% dan 35,98% diikuti ekstrak daging buah fraksi etil asetat yaitu 32,49% dan ekstrak kulit fraksi etil asetat yaitu 29,51%. ......In diabetes mellitus glucosidase enzyme inhibition therapy is to delay the absorption of glucose after a meal. One source of the enzyme glucosidase inhibitor derived from plants that have Beligo (Benincasa hispida) bioactive components can inhibition the enzyme carbohydrate breaker glucosidase commonly called enzyme inhibitors. For the bioactive component sample used methanol extract of pulp seeds and rind Beligo. The results of phytochemical screening test on either methanol extract of pulp seeds and rind Beligo showed positive results for the presence of the content of carbohydrate alkaloids phenols and amino acids. The positive result of the content of flavonoids present in pulp extracts tannins and triterpenoids present in seed extracts while a positive result against the content of flavonoids saponins tannins and steroid shown in extract rind. The optimum measurement conditions glucosidase activity present in the maximum wavelength of 399 nm the glucosidase concentration of 0 3 units mL and pNP G substrate concentration of 10 mM. In the test sample extract inhibition against glucosidase enzyme activity with various concentrations of 2% 1% 5% 1% 0,5% 0,25% and 0,125% with the greatest inhibition at concentrations of 2 found in the seed extract interface and ethyl acetate fraction is 40,73% and 35,98% followed by pulp extract ethyl acetate fraction is 32,49% and the rind extract ethyl acetate fraction is 29,51%.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Handayani
Abstrak :
Green Coke, diproduksi di kilang UP Dumai PT. Pertamina (Persero). Green Coke merupakan residu dari hasil pengolahan minyak mentah berupa produk samping yang berbentuk padat dan berwarna hitam. Green Coke mempunyai nilai kalor sebesar 7500-8500 kcal/kg, jika dibandingkan dengan batu bara (5000-6000 kcal/kg), nilai kalor Green Coke cukup tinggi.Sintesis Green Coke Water Mix ini dapat dilakukan dengan memformulasikan komposisi antara Green Coke, air, dispersan (PSS) dan stabilizer (amilum&CMC). Dari penelitian ini diperoleh komposisi optimum sampel GCWM yang stabil telah memenuhi nilai spesifikasi standar GCWM yaitu : Green Coke (200 mesh) : air : PSS : Amilum 50 : 50 : 0.04 : 0.4 Dengan hasil uji kestabilan mencapai 4 minggu dan nilai viskositas secara percobaan pada suhu 25.9 oC sebesar 1032 Cp, nilai kalor sebesar 6827.82224 Kkal/l. dan kadar abu untuk sampel Green Coke (140 gram) 50 gram, air 50 gram dan PSS 0.04 sebesar 0.06%. Green Coke (200 gram) 50 gram, air 50 gram dan PSS 0.04 gram dan amilum 0.4 gram sebesar 0.2%. Sedangkan hasil uji FTIR Sampel GCWM tersebut dengan penambahan PSS dan amilum dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Posisi absorbsi (cm-1) Gugus fungsional 3449.06 Gugus-OH 2845.93-2919.15 Gugus alkana/ gugus alkil (-CH3, -CH2- ) 1375.97 Gugus alkena geminal 1032.16 Gugus benzene mono substitusi
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S30649
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alief Nasrullah Pramana
Abstrak :
Pada penelitian ini dilakukan percobaan mengenai pengaruh suhu dan tekanan tangki destilasi terhadap kinerja permeasi uap dengan membran NaA-Ze dalam pemurnian larutan etanol-air. Pada variabel suhu, konsentrasi rententat tertinggi dan konsentrasi permeat terendah terjadi pada suhu 130oC dengan nilai masing - masing 62% dan 5%. Volume rententat dan permeat tertinggi terjadi pada suhu 130oC dengan nilai masing - masing 202mL dan 679mL. Sedangkan pada variabel tekanan tangki destilasi, konsentrasi rententat tertinggi dan konsentrasi permeat terendah terjadi pada tekanan 1½ bar dengan nilai masing - masing 66% dan 3%, Volume rententat dan permeat tertinggi terjadi pada tekanan 1½ bar dengan nilai masing - masing 180mL dan 1062mL. Untuk variabel suhu, fluks tertinggi diperoleh di suhu 130oC dengan nilai 0,0011 kg/m2.menit dan selektivitas tertinggi diperoleh sebesar 1,066. Sedangkan untuk variabel tekanan tangki destilasi, fluks tertinggi diperoleh di tekanan 1½ bar dengan nilai 0,0016 kg/m2.menit dan selektivitas tertinggi diperoleh sebesar 1,089. ......In this study conducted experiments on the effect of temperature and pressure on the performance of the distillation tank with a vapor permeation membrane purification NAA-Ze in ethanol-water solution. At temperatures variables, the highest rententat concentration and the lowest permeat concentration occured at 130oC with value 62% and 5%. The highest rententat and permeat volume occurred at 130o with value 202mL and 679mL. While at the variable distillation tank pressure, the highest rententat concentration and the lowest permeat concentration occured at 1½ bars with value 66% and 3%. The highest rententat and permeat volume occured at 1½ bar with value 180ml and 1062mL. For variable temperature, highest flux obtained at 130oC with value 0,0011 kg/m2.min and the highest selectivity is obtained at 1,066. While at the variable distillation tank pressure, the highest flux is obtained at 1½ bar with value 0,0016 kg/m2.min and the highest selectivity is obtained at 1,089.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47656
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Banu Nursanni
Abstrak :
Bioetanol dapat dimanfaatkan untuk bahan bakar nabati (BBN) dan keperluan industri. Sebagai BBN, konsentrasi bioetanol yang digunakan harus tinggi yaitu ≥ 99,5%. Konsentrasi etanol yang dihasilkan pada fermentasi hanya 8 - 12% sehingga diperlukan proses pemisahan etanol dengan air. Pemisahan dengan distilasi konvensional hanya menghasilkan etanol dengan konsentrasi 95,6%. Sehingga dibutuhkan proses pemurnian untuk mendapatkan etanol absolut. Metode pemurnian yang dipilih pada penelitian ini adalah permeasi uap. Kondisi operasi yang divariasikan adalah konsentrasi umpan (20, 30, 40, 70, 90%) dan suhu umpan (90, 100, dan 110°C, pada konsentrasi umpan 20%). Kinerja membran yang dianalisa adalah selektivitas dan fluks massa permeat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi 70% (suhu indikator = 100°C) memiliki kinerja membran yang lebih baik dibandingkan variasi lainnya. Konsentrasi etanol pada retentat, selektivitas, dan fluks massa permeat pada variasi 70% yaitu 94%, 1,2381 dan 0,0096 kg/m2.mnt. Semakin tinggi konsentrasi dan suhu umpan mengakibatkan selektivitas semakin tinggi dan fluks massa permeat semakin rendah. Pada variasi suhu umpan 110°C tidak mengalami pemisahan dan nilai fluks massa permeat mengalami penurunan drastis. ......Bioethanol can be used for biofuels (BBN) and industrial use. As a biofuel, ethanol concentration used should be as high as ≥ 99.5%. Concentration of ethanol produced in fermentation only 8-12% that is needed to process the ethanol-water separation. Separation by conventional distillation to produce ethanol with a concentration only 95.6%. So that the purification process is needed to get absolute ethanol. Purification method chosen in this study is the vapor permeation. Operating conditions be variated are feed concentrations (20, 30, 40, 70, 90%) and feed temperature (90, 100, and 110°C, the feed concentration of 20%). The performance of membrane being analyzed is selectivity and permeate mass flux. The results showed that the variation of 70% (temperature of indicator = 100°C) membrane has a better performance than the other variation. The concentration of ethanol in the retentate, selectivity, and permeate mass flux variations at 70% is 94%, 1.2381 and 0.0096 kg/m2.mnt. The higher the concentration and temperature of the feed resulted in higher selectivity and lower permeate mass flux. At temperature of the feed variations 110°C is not had separation and permeate mass flux values decreased drastically.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52561
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Retania
Abstrak :
Senyawa etanol merupakan sumber alternatif dari hasil fermentasi material hayati yang dapat dikonversi menjadi hidrokarbon aromatik. Etanol yang dihasilkan dari industri fermentasi umumnya mengandung air dalam jumlah yang bervariasi sehingga memerlukan energi tinggi untuk pemurnian etanol tersebut. Adanya kandungan air dalam konversi etanol menjadi hidrokarbon aromatik mampu menjaga stabilitas katalis. Keberadaan kandungan air ini dapat mempengaruhi kemampuan aktivitas dan selektivitas katalis. Konversi etanol dilakukan menggunakan katalis zeolit sintetik HZSM-5 dan Al2O3 sebagai pendukung. Tujuan dari penelitian ini adalah melihat kemampuan aktivitas dan selektivitas katalis dalam konversi etanol berkadar air menjadi hidrokarbon aromatik, khususnya benzena, toluena, dan xylena. Kemampuan aktivitas dan selektivitas HZSM-5 terhadap terbentuknya senyawa hidrokarbon aromatik sangat tinggi berdasarkan struktur jaringan pori dan permukaan inti asam. Uji kristalinitas pada katalis sebelum dan sesudah konversi menunjukkan bahwa tidak adanya perubahan yang signifikan pada katalis HZSM-5.
Alternative sources of ethanol are fermented biological material that can be converted into aromatic hydrocarbons. Ethanol produced from fermentation industry still in the water containing relatively high amounts that require great energy to the ethanol purification. The existence of this water content can affect the activity and selectivity of the catalyst. Presence of water content in ethanol conversion into aromatic hydrocarbons capable of maintaining the stability of the catalyst. Catalytic conversion of ethanol made using synthetic zeolite HZSM-5 catalyst and Al2O3 as support. The purpose of this study was to investigate the ability of the activity and selectivity of the catalyst in the reaction of water to ethanol conversion selectivity of aromatic hydrocarbons, in particular benzene, toluene, and xylene. Ability activity and selectivity of HZSM-5 to the formation of very high aromatic hydrocarbon compounds by acid core surface and the size of the pore structure. The crystallinity test of the catalyst showed that there is no significant change in crystallinity of the HZSM-5 catalyst before and after conversion.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52856
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>