Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
Maria Immaculatus Djoko Marihandono
Abstrak :
Pendahuluan
Manusia adalah mahluk sosial yang tidak dapat hidup dan memenuhi semua kebutuhannya sendiri sehingga dalam aspek kehidupannya, manusia selalu berhubungan dengan sesamanya. Dalam berkomunikasi dengan sesama manusia, bahasa memegang peranan yang sangat penting karena fungsi bahasa yang paling utama adalah sebagai alat komunikasi. (Martinet: 1979:9).
Vanoye (1973:13) dalam bukunya Expression Communication menyebutkan bahwa dalam setiap komunikasi selalu terdapat dua pihak yang terlibat dalam komunikasi tersebut. Kedua belah pihak tersebut adalah: yang pertama pengirim berita, dan yang kedua adalah penerima berita.
Dalam penyampaiannya, komunikasi bahasa disampaikan melalui dua cara, yaitu penyampaian bahasa secara lisan dan penyampaian bahasa secara tertulis. Dalam penyampaian bahasa secara lisan, pembicara berhadapan dengan kawan bicara. Dalam penyampaian bahasa seperti ini, mimik, gerakan tangan serta intonasi dapat membantu pemahaman berkomunikasi. Lain halnya dengan penyampaian bahasa secara tertulis. Penyampaian komunikasi melalui bahasa tulis merupakan realisasi dari pengungkapan grafis dari bahasa lisan.
Depok: Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian Universitas Indonesia Library
Kawira, Lita Pamela
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian Universitas Indonesia Library
Kawira, Lita Pamela
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian Universitas Indonesia Library
Lilie Suratminto
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian Universitas Indonesia Library
Lilie Suratmino
Abstrak :
ABSTRAK
Dalam kelas BIPA (Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing) tingkat tengah dan lanjutan sering dijumpai peserta yang belum dapat merealisasikan fonem-fonem bahasa Indonesia baik lisan maupun tertulis secara benar. Sebagian besar peserta umumnya telah menguasai lafal dengan benar karena mereka sejak tingkat dasar telah dilatih secara intensif di kelas atau di laboratorium bahasa. Kebanyakan mahasiswa yang mengalami kesulitan merealisasi ini fonem-fonem tersebut adalah mahasiswa yang loncat kelas ke tingkat lebih tinggi dalam ujian saringan masuk BIPA (placement test) yang diselenggarakan setiap tahun ajaran baru. Meskipun mereka nantinya lulus ujian terakhir pada BIPA tingkat akhir (lanjutan), namun apabila mereka belum dapat merealisasikan fonem-fonem bahasa Indonesia dengan benar, hal ini akan memberikan kesan bahwa mereka tidak diajar atau belajar dengan benar. Makalah ini membahas masalah tersebut berdasarkan pengalaman penulis di kelas mata kuliah pandang dengar tingkat tengah dan lanjutan. Selain pemilihan metode yang tepat, pendekatan dalam menangani masalah secara individual atau klasikal, juga teknik yang sesuai. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa untuk memperoleh hasil yang lebih optimal tanpa mengganggu proses belajar mengajar di kelas, sebaiknya didirikan kelas khusus yang menangani masalah ini secara individual (remedial comer atau remedial class). Dalam kelas ini mengurangi beban psikologis peserta terutama berdasarkan faktor usia mereka, mereka akan malu bila dikoreksi di depan peserta lain di kelas terutama bagi mereka yang pemalu. Dalam kelas khusus ini mereka dapat berlatih dengan tenang.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1996
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian Universitas Indonesia Library
Nuniek Novia Chandra
Abstrak :
Terjemahan beranotasi adalah penerjemahan yang dilakukan dengan memberikan anotasi (catatan) mengenai padanan yang dipilih dalam Bahasa saran. Tujuan terjemahan beranotasi adalah memberikan pertanggungjawaban atas padanan yang dipilih. Ada dua metode yang digunakan dalam tugas akhir ini, yaitu penerjemahan novel dan anotasi. Metode dan prosedur penerjemahan yang digunakan adalah yang sesuai dengan penerjemahan karya sastra. Anotasi dalam tugas akhir ini membahas sejumlah kata, (rasa, klausa, dan kalimat yang menimbulkan permasalahan dalam penerjemahan dan pemecahannya. Ditemukan permasalahan yang dominan, yaitu kata dan ungkapan India yang digunakan penulis novel berbahasa Inggris. Dari kegiatan penerjemahan novel ini dan anotasinya, dapat disimpulkan bahwa latihan menganotasi terjemahan telah meningkatkan kesadaran saya sebagai penerjemah untuk menghasilkan terjemahan yang tepat.
......An annotated translation is a translation with additional annotations (notes) on reasons for the equivalents selected in the target language. The purpose of the annotations is to justify the choices which have been made by the translator. There are two methods used in this final assignment, namely the translation of the novel itself and the addition of annotations to the translation. The main translation methods and procedures employed in this final assignment are in accordance with literary translation. The annotations added to this final assignment are limited to words, phrases, clauses, and sentences that have caused a problem in their translation and the solutions of the translation problems. The dominant problem found in translating the novel is the use of Indian words and expressions in this English novel by the writer. From the translation of the novel and its annotations, it is concluded that having to give annotations on the translation problems encountered has raised my awareness as a translator of the difficulties encountered in producing an accurate translation.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
T18980
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library