Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yuddy Crisnandi
Abstrak :
Kondisi dan upah krja yang dihadapi buruh Indonesia masih mengkhawatirkan. Hal ini dapat dilihat dari upah yang rendah yaitu berkisar 60-70% dari nilai kebutuhan fisik minimum, secara jam kerja yang panjang yaitu 10-40 jam sehari. Permasalahan upah buruh merupakan penyebab utama sengketa antara majikan (Perusahaan) dan buruh (pekerja kasar), terutama perusahaan Industri yang Inasih banyak memberikan upah dibawah standar upah minimum yang telah diterapkan Pemerintah. Keadaan ini menimbulkan berbagai gejolak internal yang berdampak eksternal akibat ketidak puasaan buruh terhadap perusahaan, seperti unjuk rasa, pemogokan sampai aksi perusakan. Industri Tekstil merupakan sektor Industri yang kerapkali menghadapi persoalan ini lebih menyolok. Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja buruh, sebagai sebuah asumsi faktor pengupahan memiliki pengaruh yang cukup signifikan dalam menciptakan kondisi kerja yang stabil. Melalui rencana penelitian ini, peneliti ingin memastikan seberapa besar pengaruhnya dan faktor-faktor pendukung lainnya yang mempengaruhi hal tersebut.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Liestyowati
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan pertama mengetahui dan menganalisa pengaruh faktor BETA, DER, EPR, LN. ME, dan PBV terhadap R saham di BEJ periode sebelum krisis dan selama krisis. Kedua mengetahui dan menganalisa ada tidaknya perbedaan pengaruh faktor BETA, DER, EPR, LN. ME, dan PBV terhadap R antara dua periode tersebut. Berdasarkan CAPM pengaruh BETA terhadap return adalah positif. Sementara studi empiris ditemukan adanya kontradiksi pada model CAPM: Basu (1977) menemukan pengaruh EPR terhadap return adalah positif. Stattman (1980) ; Rosenberg(1985) dan Fama&French (1992) menemukan pengaruh BE/ME terhadap return adalah positif (pengaruh negatif PBV terhadap return). Banz (1981); Reinganum (1981); Brown dkk.(1983) dan Fama&French (1992) menemukan bahwa leverage punya pengaruh positif terhadap return . Sementara Fama&French (1992) dalam penelitian yang sama tanpa ada uji pembedaan menemukan ada perbedaan pengaruh faktor Beta, Size dan BeIMe terhadap return secara individual antara periode 1963-1976 dan periode 1977-1990, begitupun penemuan Davis periode observasi antara Januari 1940-1962 dan Pebruari-Desember 1940-1962. Penelitian di Indonesia dilakukan Sulastri,1999 yang menguji perbedaan pengaruh beta (risiko) terhadap return antara periode sebelum dan selama krisis, hasilnya adalah ada perbedaan yang signifikan pada pemodal domistik. Berdasarkan studi empiris tersebut maka hipotesa pertama dalam penelitian ini adalah ada pengaruh positif yang signifikan faktor BETA, DER dan EPR terhadap R , ada pengaruh yang negatif yang signifikan faktor ME dan PBV terhadap R dan hipotesa kedua adalah ada perbedaan pengaruh faktor BETA, DER, EPR, LN. ME, dan PBV terhadap R antara periode sebelum dan selama krisis. Metode penelitian melalui beberapa tahap pertama seleksi sampel yaitu saham teraktif dan mempunyai market equity besar selama periode observasi sebelum krisis dan selama krisis (Januari 1995 - Juli 1999). Tahap kedua merupakan analisis pengaruh faktor BETA, DER, ERR, LN. ME, dan PBV terhadap R periode sebelum, selama krisis dan gabungan. Dan tahap ketiga adalah analisis uji perbedaan pengaruh faktor BETA, DER, EPR, LN. ME, dan PBV terhadap R antara periode sebelum dan selama krisis. Ketiga tahap ini dilakukan terhadap data observasi sebelum dan setelah dikeluarkan data yang tidak normal (outlier). Pada analisa setelah outlier dikeluarkan juga dilakukan analisa terhadap variabel Leverage dan BE/ME. Hasil penelitian sebelum outlier dikeluarkan adalah pertama dari analisis pengaruh secara individual ditemukan faktor paling signifikan berpengaruh terhadap return pada periode sebelum krisis, selama krisis dan periode gabungan masing-masing EPR(0.0008,**), PBV(-0.032,***) dan BETA (0.068,1'11. Variabel DER merupakan faktor paling tidak berpengaruh dan tidak signifikan selama periode observasi. Sedang dari analisis pengaruh pada regresi cross section berganda ditemukan bahwa diantara faktor lainnya variabel DER paling tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap R. Ditemukan ada indikasi multikolinier antara variabel EPR dan Ln. ME. Maka dibentuk model regresi dengan mengeluarkan variabel DER dan Ln. ME hasilnya adalah terjadi model regresi yang signifikan secara partial dan keseluruhan pada periode sebelum, selama dan gabungan dengan nilai Fmasing -masing 2.323*, 23.65*** dan 11.x88*** Uji perbedaan pengaruh dengan variabel dummy secara individual ditemukan faktor -faktor yang signifikan mempunyai pengaruh yang berbeda antara periode sebelum dan selama krisis yaitu EPR (***], Ln. ME {*) dan PBV(*). Uji perbedaan pengaruh dengan uji dummy secara berganda ditemukan faktor - faktor yang signifikan mempunyai pengaruh yang berbeda antara periode sebelum dan selama krisis yaitu EPR (***} dan PBV(**). Hasil penelitian setelah outlier dikeluarkan adalah pertama dari analisis pengaruh secara individual ditemukan diantara faktor BETA, DER, EPR, LN. ME, dan PBV LEV. dan BEJME, faktor yang pal signifikan berpengaruh terhadap R pada periode sebelum krisis adalah BETA (*) dan EPR(*). Sedang dari analisis pengaruh pada regresi cross section berganda ditemukan tidak satupun variabel tersebut berpengaruh dan tidak signifikan terhada R. Uji perbedaan pengaruh dengan variabel dummy secara individual ditemukan hanya faktor BETA yang signifikan mempunyai pengaruh yang berbeda antara periode sebelum dan selama krisis. Dan secara berganda ketika model regresi dibentuk dengan variabel independen BETA, DER, EPR, LN. ME, dan PBV sebelum dan selama krisis, kecuali PBV. Sedang ketika model regresi dibentuk dengan variabel independen BETA, EPR, LN. ME, LEV. dan BE/ME hasilnya adalah hanya variabel EPR signifikan mempunyai pengaruh yang berbeda antara periode sebelum dan selama krisis terhadap R . Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa ada faktor lain selain BETA yang selalu konsisten dan signifikan mempengaruhi return saham di BEJ yaitu EPR. Pengaruh kedua faktor terhadap return ini adalah signifikan berbeda antara periode sebelum dan selama krisis.
2000
T20565
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sirait, Julita Minangsari
Abstrak :
Reksa Dana adalah Kontrak Investasi Kolektif (KIK) yang merupakan wadah menghimpun dana masyarakat secara kolektif untuk selanjutnya diinvestasikan dalam saham, efek hutang, maupun pasar uang oleh Manajer Investasi. Pada periode Januari 2003 - Februari 2005 reksa dana pendapatan tetap mengalami pertumbuhan yang sangat pesat , hat ini disebabkan oleh reksa dana dapat memberikan imbal hasiI atau return di atas rata-rata tingkat suku bunga deposito. Pertumbuhan reksa dana yang cepat tidak hanya disebabkan oleh return tadi, tetapi juga disebabkan oleh Bank yang berperan sebagai agen penjual reksa dana sehingga nasabah bank banyak yang menjadi investor baru di industri reksa dana. Kondisi yang sangat menguntungkan bagi investor tadi temyata tidak selamanya, kehandalan para Manajer Investasi teruji dengan berbagai kondisi makro ekonomi yang dialami oleh Indonesia yang ditandai dengan naiknya tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia, Suku Bunga The Fed (Federal Reserve USA), harga Minyak dunia yang mendorong Pemerintah untuk rnenaikkan harga BBM untuk mengurangi beban subsidi, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS yang terns merosot, aksi penjualan unit reksa dana yang mulai menimbulkan kepanikan di kalangan investor diawal Maret 2005. Hal tersebut mengakibatkan tekanan terhadap reksa dana pendapatan tetap yang banyak ditempatkan dalam obligasi sehingga pasar obligasi mengalami over supply sehinga menekan harga obligasi menjadi semakin turun. Dan sebagai dampak akhimya adalah NAB turun dan apabila investor melakukan pencairan akan mengurangi nilai pokok awal dari dana yang diinvetasikan. Investor banyak yang mengeluhkan nilai pokok awal investasi yang berkurang, hal ini terjadi karena para investor yang tidak memahami dengan jelas risiko produk reksa dana pendapatan tetap tadi dan memiliki anggapan bahwa akan selalu mendapat imbal hasil yang tetap seperti deposito. Kesalah pahaman ini terjadi karena andiI dari agen penjual yang banyak menginformasikan keuntungan yang diperoleh dalam berinvestasi tetapi tidak transparan dalam menjelaskan risiko dalam berinvestasi di reksa dana. Untuk mengetahui kinerja dari 11 (sebelas) reksa dana yang dipilih dan termasuk kinerja dari Manajer Investasi digunakan metode Sharpe, Treynor dan Jensen. Dalam melakukan pengukuran kinerja reksa dana dibandingkan dengan kinerja pembanding yaitu indeks obligasi. Kinerja reksa dana yang balk adalah yang memiliki nilai positif dan dapat dianggap layak untuk dipilih untuk investasi jika memiliki nilai diatas kinerja pembanding yang disebut outperformed dan memiliki kinerja yang buruk apabila berada dibawah pembanding yang disebut sebagai underperformed. Untuk investasi periode 2003-2005, reksa dana Trimegah Dana Tetap memiliki imbal hasil (return) yang paling tinggi sedangkan reksa dana yang memiliki imbal hasil paling rendah adalah Si Dana Obligasi Plus. Dari hasil pengkuran Sharpe measure untuk periode 2003-2005 tidak terdapat reksa dana yang outperformed . Pengukuran Traynor measure untuk periode 2003-2005 memberi basil atau peringkat yang berbeda dari Sharpe measure, terdapat beberapa reksa dana yang outperformed yaitu Nikko TRON, Nikko Indah Nusantara dan Trimegah Dana Tetap. Dari basil pengukuran Jensen measure untuk periode 2003-2005 reksa dana yang memiliki kinerja outperformed adalah Nikko TRON, Nikko Indah Nusantara. dan Trimegalh Dana Tetap. Untuk periode Pasca redemption tahun 2005 yaitu dari Januari-Maret 2006 terdapat perbaikan kinerja reksa dana, hal ini banyak didorong oleh mulai menurunnya tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia. Dan basil penulisan karya akhir ini, diperoleh kesimpulan bahwa terdapat reksa dana yang menunjukkan kinerja yang positf dan terdapat juga reksa dana yang menunjukkan kinerja yang negatif dan berada dibawah nilai pasar. Untuk dapat menumbuhkan kembali minat para investor untuk berinvestasi dalam reksa dana pendapatan tetap, perlu aturan yang lebih jelas dari BAPEPAM perihal, kode etik dalam menjual reksa dana baik untuk Manajer Investasi maupun untuk Agen Penjual. Edukasi mengenai risiko dan keuntungan dalam berinvestasi di reksa dana pendapatan tetap perlu disampaikan secara berimbang kepada para investor sehingga keputusan membeli dan menjual dapat dilakukan lebih rasional.
Mutual Fund is Contract of Collective Investment ( KIK) representing basin muster fund socialize collectively is henceforth invested in share, debt effect, and also money market by Investment Manager At period of January 2003 - February 2005 mutual fund of fixed income to experience of very fast growth , this matter because of mutual fund can give return above average return of deposit rate. The quickly growth of mutual fund which do not only because of mentioned return, but also because of Bank which personating as selling agent of mutual fund so that customer of bank, a lot become new investor in mutual fund industry. The high return season for investor is not realty forever, Fund Manager were tested with various condition of macro economics experienced by Indonesia which triggered by increasing the interest rate of Certificate Bank Indonesia, interest rate of The Fed ( Federal Reserve of USA), increasing of world oil price pushing Government to increase price of BBM to lessen burden subsidize, exchange rate of Rupiah to US Dollar declined, action of sale of mutual fund which start to generate panicity among investor, early March 2005. The mentioned result pressure to mutual fund of earnings which remain to a lot of placed in bond so that the bond market tend to face over supply and depress price of bond become progressively descend. And as impact finally is NAB descend and if investors do redemption will lessen fundamental value of principal. Investor do complain towards of decreasing value of principal, this matter was happened because all investor which do not clearly understand about the risk of product and thinking about receiving the stable earning as time deposit. The selling agent contributed to wrong perception of investors where they much more explain about return and do not explain transparently about the risk. To know about performance of 11 (eleven) mutual fund which has been selected from Investment Manager used the method of Sharpe Measure, Treynor Measure and Jensen Measure. Measuring the performance of mutual fund were compared to Bond Index. Good performance of mutual fund owned positive value and can be assumed competent to be selected for investment if owning value above the comparator performance and called as Outperformed, and if performance is under the comparator called as underperformed . For investment of period 2003-2005, mutual fund of Trimegah Dana Tetap had the highest return while mutual fund of Si Dana Obligasi Plus had the lowest return. The result of Sharpe measure for period 2003-2005 showed that there are no mutual fund which had outperformed. Measurement of Treynor measure for period 2003-2005 giving different result from Sharpe measure, there are some mutual fund which outperformed are Nikko TRON, Nikko Indah Nusantara and Trimegah Dana Tetap_ From result of measurement Jensen measure for period 2003-2005 mutual fund which outperformed are Nikko TRON, Nikko Indah Nusantara, and Trimegah Dana Tetap. For period of post redemption 2005 that is from Januari-Maret 2006, there is increasing of performance mutual fund, it is pushed by decreasing of interest rate SBI. This writing concluded that there are mutual fund showing positive performance and there are also mutual fund showing negative performance and below market value. To grow the enthusiasm of investment in mutual fund of fixed income, BAPEPAM must act to clear the code of ethic in selling mutual fund to Investment Manager and also to the Seller Agent. Educating about risk and return in balance will help the investor to make rational decision for investment.
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T19691
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edi Srimulyanti
Abstrak :
Pada abad informasi sekarang dan masa yang akan datang sebuah perusahaan harus mencapai keberhasilan kompetitif yang mensyaratkan adanya kemampuan baru yang harus dimiliki Seharusnya model akuntansi keuangan dikembangkan dengan mengikutsertakan penilaian atas aset intelektual dan intangible asset lainnya, seperti produk dan jasa yang berkualitas, karyawan yang mempunyai kompentensi, proses bisnis yang konsisten dan pelanggan yang puas dan loyal. Tetapi kenyataannya sulit menghitung nilai finansial untuk aset seperti kapabilitas proses, kompetensi karyawan, loyalitas pelanggan, sistem informasi yang tepat. Padahal kemampuan perusahaan untuk mengelola intangible asset Iebih menentukan keberhasilan daripada melakukan investasi dan mengelola tangible asset. Konsep Balanced Scorecard adalah konsep yang dapat digunakan untuk memberikan penilaian atas intangible asset maupun tangible asset yang diselaraskan dengan visi,misi dan strategi untuk menyusun Rencana Jangka Panjang. Metode Penelitian yang digunakan dalam karya akhir ini berupa Rise' Perpustakaan yang mempergunakan Literatur untuk memperkuat landasan penelitian. Literatur yang digunakan yaitu berupa Buku, Journal, Majalah, Artikel, dan sumber-sumber lain yang berhubungan dengan bahasan dalam penulisan ini, Riset Lapangan yaitu berupa kunjungan lapangan diperlukan dalam penulisan ini untuk memperoleh data-data primer, diantaranya ke PT ABC kantor pusat dan Analisis Data dengan memahami dahulu konsep Balanced Scorecard dalam aplikasinya untuk menyusun Rencana Jangka Panjang. Kemudian melakukan evaluasi terhadap RP PT ABC tahun 2007-20011 dan membuat pembenahan terhadap Strategy Map yang sudah ada. Hasil akhir analisis berupa pengukuran kinerja yang berbasis Balanced Scorecard. Dalam karya akhir ini analisis Rencana Jangka Panjang tahun 2007-2011 yang sudah dibuat, dianalisis dengan menggunakan 4 (empat) perspektif dan 3 (tiga) prinsip Balanced scorecard untuk menyelaraskan organisasi dengan strategi. Dalam pembahasan juga dilakukan perubahan tujuan strategi supaya dapat selaras dengan visi, misi dan strategi yang sudah dirumuskan didalam Rencana Jangka Panjang, yang mana didalamnya terdapat aspek kepuasan pentagon saham, kepuasan pelanggan, mcningkatkan kualitas hidup masyarakat, mendorang perekonomlan dan kepuasan anggota perusahaan. Strategy Map yang sudah dibuat berdasarkan Rencana Jangka Panjang tersebut juga terlihat masih belum dirinci unsur leading dan lagging indicator , cause-effect relationship juga masih perlu disempurnakan. Rincian ukuran hasil (lag indicator) dan ukuran pernicu kinerja (lead indicator) dan target sampai dengan tahun 20I I juga masih belum dibuat, sehingga perlu untuk dibuatkan. Dari hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan, bahwa Rencana Jangka Panjang PT ABC tahun 2007-2011 masih perlu pembenahan supaya sesuai dengan konsep Balanced Scorecard untuk mcnyelaraskan dengan visi, misi dan strategi yang sudah dirumuskan. Sehingga Strategy Map yang sudah dibuat juga perlu pembenahan supaya mencerninkan strategi yang selaras dengan visi dan misi. Terutama dalam perspektif pelanggan yang masih belum tertuang unsur leading indicator , yaitu customer retention dan customer acquisition. Pcrspeklif proses bisnis internal juga belum tertuang leading indicator dan setelah dievaluasi ternyata faktor perbaikan load factor bukan masuk dalam perspektif internal tetapi masuk dalam perspektif pelanggan. Sedangkan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan tujuan akhir dari perspektif ini tidak terlihat jelas dan setelah dievalusi adalah kepuasan pegawai (anggota perusahaan). Saran yang diberikan untuk PT ABC adalah pada saat menyusun Rene-ma Jangka Panjang , tujuan strategi harus selaras dengan nisi, misi dan strategi yang sudah dirumuskan. Ukuran hasil, ukuran pemicu kinerja hams diidentifikasi supaya dalam pelaksanaannya nanti dapat dievaluasi, demikian juga hams dibuat hubungan sebab-akibat dalam Strategy Map nya, supaya terlihat bahwa tujuan strategi yang dibuat sudah selaras dan mudah dalam pemahamannya. Key Performance Indicator hams diidentifikasi mana yang merukan indikator basil dan mana yang merupakan indikator pemicu kinerja.
In the era of information right now and in the future era a company must achieve competitive income which has essential of new ability that mast he has. The financial accountancy model ought to develop by follow the value on the intellectual asses and the others intangible asset, such as product and quality service, a competency employee, consistent business process and satisfied customer and loyal. But in reality is very difficult to calculate financial value of assets such as capability process, a competency employee, customer loyally, a right information system. Whereas the company capability to manufacture intangible asset more decisive success than doing infestation and manufacture tangible asset. Balanced Scorecard concept is a concept which can be used to give value on intangible asset or tangible asset which brings harmonious on aim, mission and strategy to arrange long distance planning. Examination method which used in this final work formed as Library Research which used literature to strengthen the under-layer research. Literature which used such as hook, journal, magazine, article, newspaper, and the other sources which connected to this writing essay. Field Research is a visiting field which is needed in this writing essay to get primaries data, among other things to limited liability district electric company (PT ABC) main office and Analysts Data with understanding the last Balanced Scorecard concept in its application to arrange long distance planning. Then doing evaluation to RIP District Electric State (RiP PT ABC) 2007-201! and make tidy up to the strategy map which is available. The final analysis result is measure the way of work based on the Balanced Scorecard. In this final work the analysis of long distance planning 2007-2011 which has been made, analyzed by using 4 (four) perspective and 3 (three) principle Balanced Scorecard to harmonious organization with strategy. In this discussion is also change the aim of strategy so it can make harmony with aim, mission and strategy which has been formulated into long distance planning, which is inside its found aspect of shareholder satisfied, customer satisfied, to step on the community quality life, to push economy and company member satisfied Strategy Map which has been made based on long distance planning that is also not notice derails as leading element and lagging indicator, cause-effect relationship is needed to he completeness. The specify measure result (lag indicator) and measure the way of work (lead indicator) and the target until 2011 still has not been made yet, so it needs to he made. Through the final analysis and the discussion can be concluded, that is the long distance planning limited liability district electric state company (RP PT ABC) 2007-201 I still need to be tidy up so it can appropriate with the scorecard balance to make it harmonious with aim, mission and strategy which has been already made. So that strategy map which has been made also need to be tidy up so it can be reflected the harmonious of aim and mission. Especially in the customer perspective which is still not have leading indicator element inside that is customer retention and customer acquisition. Internal business process perspective is also not have leading indicator inside it and after evaluated appear that revision factor of load factor is not included in the internal perspective but get into customer perspective. Even though studying perspective and the grown up final aim of this perspective not clearly but after evaluated is reach an employee satisfied (company member). The advice which must be given to limited liability district electric state (PT ABC) is in order to aim strategy which has been formulated as scorecard balance must he bringing dr)i:':z cs branch company, business unit, each directorate and finally become individual strategy to each organization member.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T19740
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tita Dewi Sugiartin
Abstrak :
Investor melakukan investasi dengan tujuan untuk memperoleh pendapatan dari tingkat pengembalian yaitu berupa capital gain dari kenaikan harga saham dan deviden. Dalam pasar modal, instrumen investasi mengandung unsur ketidakpercayaan ataupun resiko. Resiko ini disebabkan karena harga saham senantiasa berubah dan tidak dapat diprediksi secara tepat akibat pergerakannya yang fluktuatif. Nilai (value) suatu perusahaan dapat ditentukan dari kinerja keuangan perusahaan tersebut selama periode tertentu. Ada berbagai metode yang dapat digunakan untuk menilai suatu perusahaan seperi PER (price to earning ratio), ROI (return on investment), ROE (return on equity), ROA (return on aseO, EVA (economic value added), dan MVA (market value added) suatu metode yang tergolong bare. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kinerja perusahaan dengan menggunakan metode ROI, EVA dan MVA. Industri farmasi dipilih sebagai objek penelitian. Terdapat 9 perusahaan yang terdaftar sebagai perusahaan publik di industri ini, yakni Daria-Varia Labolatoria, Indofarma, Kimia Farma, Kalbe Farma, Merck, Pyridam Farina, Shering Plough, Bristol-Myers dan Tempo Scan. Kurun waktu yang dipilih dalam penelitian ini dari tahun 2003 hingga tahun 2005. Dui basil perhitungan ROI diperoleh bahwa semua perusahaan pads industri farmasi memiliki nilai 1Z 01 yang berfluktuasi. Sepanjang periode penelitian Merck menghasilkan nilai RQl tertinggi dibandingkan perusahaan lain. Nilai ROl terendah selam dua tahun berturut-turut (2004-2005) dicapai oleh Schering Plough. Berdasarkan perhitungan kinerja menggunakan EVA , sepanjang tahun 2003-2005 Kalbe Farma, Merck, Bristol-Myers dan Tempo Scan yang memiliki nilai EVA positif. lndofarrna menghasilkan nilai EVA positif pada tahun 2004 dan 2005. Darya-Varia menghasilkan nilai EVA positif baru pada tahun 2005. Seiebihnya nilai EVA yang dimiliki perusahaan lain mencatat angka negatif_ Pyridam Farma memiliki nilai EVA terendah sepanjang periode penelitian. Perhitungan kinerja dengan menggunakan MVA menghasilkan bahwa nilai MVA tertinggi dicapai oleh Darya-Varia. Posisi kedua dicapai oleh Kalbe Farma. Nilai MVA perusahaan ini terus meningkat berbeda dengan perusahaan lain yang nilainya fluktuasi. Nilai MVA terendah dicapai oleh Pyridam Farma yang sepanjang tahun 2003-2005 rnemiliki nilai MVA negatif. Hal ini menyiratkan bahwa perusahaan ini tidak mampu menciptakan nilai secara internal maupun ekstemal. Perhitungan kinerja dengan menggunakan ROI menghasilkan penilaian yang sederhana karena hanya melibatkan komponen laba bersih dan total assets. Penilaian ini hanya berdasarkan pada laba secara akutansi sehingga sulit untuk mengetahui apakah perusahaan berhasil menciptakan nilai. Sementara perhitungan kinerja berdasarkan EVA dan MVA mampu menggambarkan kondisi riel perusahaan karena dalam kedua metode tersebut melibatkan perhitungan biaya modal atas investasi yang dilakukan sehingga dapal dikelahui apakah perusahaan malnpu menciptakan return alas investasi yang telah ditanamkan.
Investors do some investment with a goal to gain earnings from repayment level which is capital gain of increasing share and dividend price. In capital market, instrument of investment have a distrust or doubt or risk point. This risk has been caused by share price that always changing continuously and not be able to predict w exact amount for vary moves. Value of company can be seen freedom company's finance performance in some period of lime. There are some methods that can be used to calculate the company's value such as PER (Price to Earnings Ratio), ROI (Return On investment), ROE, (Return On Equity) ROA(Return On Asset), EVA (Economic Value Added and MVA (Market Value Added). This study is aimed to evaluate the firm?s performance using methods of ROl, EVA and MVA. Pharmacy industry is chosen as observation object. There are 9 firms that registered at BEI in this industry, such as Darya-Varia Labolatoria, Indofarma, Kimia Parma, Kalbe Farina, Merck, Pyridam Farina, Schering Plough, Bristol-Myers Squibb and Tempo Scan Pacific. The period that is chooser for the study is started from 2003 to 2005. All firms in this industry have fluctuate movements using ROI method. During certain period (2003-2005), Merck have highest ROI compared by others. Schering Plough achieve the lowest within 2 period (2004-2005). During 2003 to 2005 by using EVA Method, Kai/re Farina, Merck, Bristol-Myers and Tempo Scan have positive EVA. lndojar ma get improvement and have positive EVA in 2004 and 2005. Darya-Varia achieves positive EVA in 2005. The others only have negative EVA. During period of this study Pyridam Farina get the lowest EVA. Using MVA method, Darya-Varia achieves the highest EVA. The other side, Kalbe Farma as second position get positive EVA and increasing year by year. The lowest position is achieved by Pyridam Farina. It shows that Pyridam not able to create value internally and externally. Evaluating performance using RDI is the simple evaluation. This method is just involved net income and total assets. ROl is based accounting profit and d cult to know whether the firms are able to create value or not. Whereas, using EVA and MVA method as evaluating performance are able to give real performance of the firm because that method is involve the calculation on capital cost of investing. Therefore the return of invested capital can be known.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T19761
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Aryanti
Abstrak :
Likuiditas saham merupakan indikator penting dalam menggambarkan kinerja saham di bursa efek. Secara fundamental likuiditas saham tergantung pada kinerja perusahaan, yang diukur berdasarkan; 1) ROE (Return On Equity), 2) Kebijakan dividen, 3) Pemberian saham bonus. Tingkat likuiditas saham ini diukur berdasarkan nilai frekuensi perdagangan saham yang terjadi di Bursa Efek Jakarta.

Periode penelitian ini adalah dari tahun 1994 sampai dengan 1996. Penelitian ini dilakukan atas; pertama, kelompok emiten yang memberikan sekaligus saham bonus, dividen tunai, dan mengumumkan ROE. Kedua, kelompok emiten yang hanya dilihat pada setiap variabel bebas tanpa mengabaikan ada tidaknya variabel bebas lainnya. Ketiga, kelompok emiten yang hanya dilihat pada setiap variabel dalam kondisi variabel bebas lain tidak muncul.

Dengan menggunakan pendekatan analisis regresi majemuk (sampel kelompok pertama) dan regresi individual (sampel kelompok kedua dan ketiga), penelitian ini membuktikan bahwa secara serentak (regresi majemuk) ROE, dividen tunai dan saham bonus ternyata tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap likuiditas saham di Bursa Efek Jakarta. Sedangkan secara individual (regresi dua variabel) hanya dividen tunai yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap likuiditas saham di Bursa Efek Jakarta, baik dalam kondisi emiten memberikan saham bonus maupun tidak. Pengaruh dividen tunai ini bersifat negatif. Rrtinya kenaikan nilai dividen tunai menyebabkan terjadinya penurunan likuiditas saham.
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library