Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Joseph Kedang
Abstrak :
ABSTRAK
Semenjak pemberlakuan kurikulum 1975, sistem pendidikan dan pengajaran di sekolah mengacu kepada ?Tendidikau Berdasrkan Kompetensi" (PBK) atau ?Competency Based Educationi Strategi pembelajaran yang dianut dalam sistem tersebut adalah ? belajar tuntas? (mastery leaming), dengan kompetensi minimal, yang mengacu kepada taksonomi Bloom. Optimasi strategi tersebut dilakukfm mclalui evaluasi formatjf dan evaluasi sumatif. .

Berlatar taksonomi Bloom, pada penelitan ini diterapkan empat perlakuan. Pedakuan BI, yakni evaluasi formatif tertulis disusul umpan balik MULTI DIMENSI. Perlakuan B2, yaitu efvaluasi fonnatif tertulis clisusul umpan balik UNI DIMENSI (benar-sa1a.h). Perlakurrn B3,adalah eveluasi formatif tertulis tetapi TIDAK ADA umpan halik. Perlakuan B4, yakni TIDAK ADA evaluasi fonnatif tertulis dan (tergtunya juga) TIDAK ADA umpan balik.

Pada setiap perlakuan di atas terdapat siswa-siswi berinteligensi ICURANG (Al = < 90), siswa berinteligensi SEDANG (A?2,= 90 -110), dan siswa berinte1igensi TINGGI (A3 = > 110).

Permasalahan pokok adalah ? apakah perlakuan evaluasiformatif tertulis dan umpan balik mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar kelompok siswa yang berbeda inteligensinya

Untuk menjawab pertanyaan pokok di atas, diketengahkan sembilan hipotesis yakni (1) ada pengaruh perlakuan evaluasi formafif tertulis dan umpan balik yang signifikan terhadap prestasi belajar kelompok siswa yang berbeda inteligensinyag (2) umpan balik MULTI DIMENSI [Bl] memberi pengaruh paling tinggi; (3) UMPAN BALIK [B1+B2) mempunyei pengaruh lebih tinggi dari pada TANPA umpan balik (B3+B4); (4) evaluasi formatif tertulis (BS) lebih unggul dari pada tanpa evlauasi formatif (B4); (5) ada interaksi yang signifikan evaluasi formatif tertulis dan umpan balik dengan inteligensi; [6] umpan balilc MULTI DIMENSI [Bl] lebih menguntungkan kelompok siswa berinteligensi KURANG [A 1] dan SEDANG (AQ) dari panda kelompok siswa berinteligensi TINGGI (A3); (7) UMPAN BALIK (BU-BQ) lebih menguntungkau kelompok siswa bcriuteligensi KU RANG (A 1) dan SEDANG (A2) dari pada kelompok inteligensi TINGGI (A3); (8) umpan balik MULTI DIMENSI (Bl) membantu lebih banyak siswa mencapai kompctensi minimal 70.0% pada evaluasi sumatif; (9) UMPAN BALIK (B1+B2) membantu lebih banyak siswa mencapai kompetensi minimal 70.0% pada evaluasi sumatif.

Dari sembilan hipotesis penelitian, lima hipotesis cliterima yakni (1) ada pengaruh evaluasi formatif tertulis dan umpan balik terhadap prestasi belajar siswa ( hipotesis ke 1; hal. 149; 168) ; (2) umpan balik MULTI DIMENSI (B 1) memberi pengaruh optimal terhadap prestasi belajar siswa (hipotesis ke 2; hal. 15},'168) ; (3) UMPAN BALIK ( B1+ B2] Iebih unggul pengaruhnya dari pada TANPA uzcnpan balik (B3+ B4) (hfporesis ke 3; ha1.15s,~169; (4) umpan balik MULLT1 DIMENSI memberi manfaat lebih besar kepada kelompok siswa berinteligensi KURANG (A1) aan SEDANG (AQ) am pada kelompok siswa berinteligensi TINGGI (A3) (h)hipetensis ke 6; ha.160,'169]; (5) frekuensi siswa yang mendapat UMPAN BALIK (B\+B2) lebih banyak mencapai kompetensi minimal 70.0% padn eveduasi sumatif dari pada frekuensi siswa. yang tidak medapat umpan 'balik (B3-+B4) (hipotesi ke 9; hal. 166;17o).

Dua hipotesis diterima sebagian, yakni (1) kelompok siswa berinteligensi KURAN G (A 1) dan kalompok siswa berinteligensi SEDANG (A2) , yang mendapat UMPAN BALIK (B 1+B2), mendapat memfaat lebih besar berupe. peningkatan prestasi belajar yang sigfiniken; ternyata hanya kelompok siswa berinteligensi KURANG (Al) yang mendapat memfaat tersebut (hipotesis ke 7; hal- 1603715 (2) frekuensi siswa yang mendapat umpan balik MULTI DIMENSI (131) lebih banyak mencapai kompetensi minimal 70.0?% pada eveduasi sumatif, dari pada feekuensi siswa dari perlakufm B2, Bl), B4; kenyataannya frekuensi Bl hanya mengungguli frekuensi dari kelompok B4, tetapi tidak lebih banyak dari kelompok B2 dam E33 (hipotesis ke 8; hal. 165,171 )

Dua hipotesis ditolak yalni (1) kelompok siswa yang mengikuti evaluasi formaiif tertulis (B3) mempunyai presemtasi belajar lebih. tinggi secara signifikan dari pada kelompok siswa yang TIDAK mengikuti evaluasi formatif` tertulis (B4) (hipotensis ke 4; hal.152:169). (2) Ada pengaruh intereksi yang signifikan antara evaluasi formatif tertu tulis dan umpan balik dengan inteligensi terhadap prestasi belajar kelompok siswa (hipotesrls ke 5; hal. 150,169 ).

Penelitian ini mengetengahkan Sejumlah saran untuk Departemen terkait dan sekolah sehubungan dengan pelaksanaan ?secara murni dan konsekuen? dari sistern Pendidikcm Berdasakan Kompetensi (PKB) dengan ?strategi belajar' tuntas? beracuan kriteria. Rangkuman pendapat para pakar tentang evaluasi dan umpem balik diketengahkan juga untuk mempertinggi daya guna penelitian ini dan memperluas cakrawala pandang. Beborapa pokok terkait yang bulum dapat dihadirkan pada penelitian ini, diutarakan sebagai ve1riabel penelitian lanjutan bagi yang berkepentingan
1995
T37973
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ros Mayasari
Abstrak :
Penelitian ini bertolak dari adanya kebutuhan akan pemahaman peran faktor-faktor psikologis dalam proses pembelajaran mata kuliah Bahasa Arab. Di IAIN (Institut Agama islam Negeri), mata kuliah Bahasa Arab menjadi mata kuliah yang penting dilihat dari tujuan lembaga ini yang bergerak pada pengkajian dan pengembangan ilmu-ilmn keislaman- Pengemhangan dan pengkajian ilmu-ilmu keislaman sangat memerlukan penguasaan bahasa Arab karena sumber utama pengkajian bidang disiplin ilmu ini berasal dan literatur yang berbahasa Arab. Namun pada kenyataannya, hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah Bahasa Arab belum optimal Oleh karena itu, dalam penelitian ini dikaji beberapa faktor psikologis yang dianggap memberi sumbangan terhadap keberhasilan Mahasiswa pada mata kuliah Bahasa Arab. Dari beberapa faktor psikologis yang perlu mendapatkan perhatian adalah kemampuan awal bahasa Arab, self-efficacy, dan rask value. Faktor kemampuan awal bahasa Arab penting diteliti karena mahasiswa IAIN berasal dari sekolah umum, madrasah, dan pondok pesantren dimana ketiga lembaga pendidikan tersebut memberi porsi mata pelajaran Bahasa Arab yang berbeda-beda. Faktor self-efficacy (penilaian kemampuan diri untuk melakukan tugas tertentu) juga dianggap penting untuk diteliti karena mata kuliah Bahasa Arab sering dianggap sebagai mata kuliah yang sulit Pandangan tentang kesulitan suatu tugas akan mempengaruhi penilaian seseorang tentang kemampuannya untuk berhasil pada tugas tersebut. Demikian juga dengan faktor task value (penilaianmu tentang kebermaknaan dan kepentingan suatu tugas). Adanya perbedaan tujuan jurusan-jurusan yang ada di setiap fakultas yang tidak semuanya berhubungan langsung dengan pengkajian ilmu keislaman, memungkinkan perbedaan penilaian (ask value mahasiswa terhadap mata kuliah Bahasa Arab. Oleh karena itulah penelitian ini bertujuan untuk meneliti sumbangan kemampuan awal bahasa Arab, faktor self-efficacy, dan task value terhadap hasil belajar mata kuliah Bahasa Arab. Penelitian dilakukan terhadap mahasiswa Fakultas Tarbiyah semester satu yang sedang mengambil mata kuliah Bahasa Arab. Sampel berjumlah 214 orang yang diperoleh dengan teknik accidental .sampling. Data tentang kemampuan awal bahasa Arab menggunakan hasil ujian masuk IAIN pada mata ujian Bahasa Arab dan data hasil belajar diambil dari hasil ujian mid semester mata kuliah Bahasa Arab. Adapun data tentang self-efficacy dan task value diperoleh dari kuesioner self-efficacy dan task value. Analisis data dilakukan dengan metode analisis regresi dan pengolahan data dilakukan dengan memanfaatkan program SPSS (Statistical Package for Social Science). Penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan awal dan self-efficacy memberi sumbangan yang signifikan terhadap hasil belajar mata kuliah Bahasa Arab, baik pada saat dihitung sendiri~sendiri maupun bersama-sama. Adapun faktor task value ternyata tidak memberikan sumbangan yang signifikan terhadap hasil belajar mata kuliah Bahasa Arab. Tidak adanya sumbangan yang signifikan variabel task value terhadap hasil belajar diduga karena adanya interaksi antara variabel task value dengan variabel lain yang tidak diukur dalam penelitian ini, adanya tingkat self-efficacy yang rendah dan dimungkinkan pula oleh adanya sikap faking good responden dalam menjawab kuesioner. Untuk penelitian lebih lanjut disarankan melakukan pengontrolan variabel tertentu yang dianggap memberi pengaruh terhadap hasil belajar mata kuliah Bahasa Arab seperti bakal bahasa asing dan perlunya keseragaman pengukuran hasil belajar serta menggunakan teknik random sampling untuk pengambilan sampel penelitian agar hasil penelitian dapat digeneralisir secara lebih luas. Penelitian tentang variabel rask value perlu dilakukan dengan melibatkan variabel-variabel lain seperti strategi belajar karena dalam penelitian Pintrich dan Dc Groot (1990), sumbangan task value muncul terhadap strategi belajar. Strategi belajar inilah yang berpengaruh secara langsung terhadap hasil belajar. Di samping itu, penelitian bersama antara variabel kemampuan awal, motivational belief (seperti self-efficacy dan task value) serta strategi belajar penting dilakukan untuk melihat bagaimana pola hubungan dan interaksi antara variabel-variabel tersebut dalam mempengaruhi hasil belajar. Faktor kemampuan awal bahasa Arab dan self-efficacy ternyata memberi sumbangan yang signifikan terhadap hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah Bahasa Arab. Oleh karena itu, disarankan untuk mengembangkan program pengajaran yang dapat mengakomodasi perbedaan kemampuan awal bahasa Arab mahasiswa yang bervariasi, misalnya dengan memberi bimbingan remedial atau mengelompokkan mahasiswa pada satu kelas sesuai dengan tingkat kemampuan awal bahasa Arabnya di samping itu, disarankan pula untuk mengmbangkan proses pembelajaran di kelas yang dapat meningkatkan self-efficacy mahasiswa terhadap mata kuliah Bahasa Arab. Misalnya, memberi pengalaman sukses dalam mengerjakan tugas-tugas mata kuliah Bahasa Arab, memberi umpan balik yang konsisten terhadap kemajuan penguasaan mahasiswa terhadap hasil belajarnya serta tetap memberikan persuasi verbal bahwa mereka memiliki kemampuan untuk berhasil dalam mata kuliah Bahasa Arab.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Roekayah, T.
Abstrak :
Mata pelajaran IPA dewasa ini merupakan pe1ajaran yang diidea1kan agar murid-murid mampu memanfaatkannya sebagai beka1 menghadapi kehidupan dan landasan i1mu pengetahuan dan tekno1ogi. Guru-guru merupakan faktor penge1o1a dan pengenda1i pembelajaran IPA, oleh karena itu sebagian terbesar keberhasi1an dan kegaga1an murid sangat tergantung pada kemampuan dan kebijakan mereka. Tujuan utama pene1itian ini ada1ah mempero1eh gamba- ran sikap guru-guru SD terhadap pe1ajaran IPA di Jayapu-ra, ditinjau dari jenis ijazah yang mereka mi1iki, kemampuan penguasaan materi, keterampi1an penggunaan a1at-a1at IPA, juga lama mengajar, banyaknya penataran yang mereka ikuti, jenis ke1amin, dan asa1 daerah guru-guru tersebut. Dari Studi kepustakaan baik teori maupun pene1itian-pene1itian sebetulnya, yang berkaitan dengan sikap, 1atar belakang pendidikan, kemampuan penguasaan materi, keterampilan penggunaan alat-a1at IPA, dipero1eh informasi bahwa rata-rata sikap guru-guru SD terhadap pe1ajaran IPA da1am kriteria ragu-ragu atau dengan skor sikap rata-rata 3,083. Pene1itian ini mengajukan empat hipotesis. Hipotesis pertama berbunyi: "Terdapat hubungan yang positif sorta bermakna antara 1atar be1akang pendidikan dan sikap guru-guru SD terhadap pe1ajaran IPA", diterima; yang kedua berbunyi: "Terdapat hubungan yang positif serta bermakna antara kemampuan penguasaan materi dan sikap guru-guru SD terhadap pe1ajaran IPA", dito1ak; yang ketiga berbunyi: "Terdapat hubungan yang positif Serta bermakna antara keterampi1an penggunaan alat-a1at dan sikap guru-guru SD terhadap pe1ajaran IPA", ditolak; dan yang keempat berbunyi: "Terdapat hubungan yang positif serta bermakna antara kemampuan penguasaan materi, keterampi1an penggunaan a1at-alat, dan sikap guru-guru SD terhadap pelajaran IPA", dito1ak. Metode penelitian untuk menguji keempat hipotesis tersebut adalah non-eksperimenta1. Sebagai sampe1 pene11tian yaitu guru-guru IPA SD, ke1as IV, V, dan VI di kecamatan Abepura, Jayapura, Irian Jaya. Teknik pengambi1an sampe1 adalah "purposive samp1ing". A1at pengumpu1 data berupa: (1) Kuesioner, yang disusun o1eh penulis; (2) Ska1a Sikap tipe Likert, disusun penu- 11s; (3) Tes kemampuan penguasaan materi; dan (4) Tes keterampiian penggunaan a)alat-a1at IPA Untuk nomor (3) dan (4) dipinjam dari Pus1itbangdikbud (Jakarta). ' Data yang dipero1eh dio1ah me1a1ui ana1isis frekuensi, uji-perbedaan, uji-kore1asi, dan regresi ganda. Ditinjau dari besarnya kontribusi antara tiga (3) variabe1 bebas dan satu (1) variabel terikat, ternyata variabe1 jenis pendidikan memberi kontribusi yang dominan terhadap sikap guru terhadap pe1ajaran IPA, kemudian diikuti oleh variabe1 kemampuan penguasaan materi dan keterampilan penggunaan a1at-a1at IPA. Temuan 1ain yang perlu mendapat perhatian adalah banyaknya penataran yang pernah dipero1eh mempunyai dampak positif terhadap kemampuan penguasaan materi. O1eh karena itu kesempatan da1am pemerataan mengikuti pena- taran wajib menjadi bahan pertimbangan demi peningkatan mutu guru. Saran yang diutarakan antara 1a1n bagi peneliti yang akan datang, hendaknya memperhatikan dan me1ibatkan aspek-aspek yang berkaitan dengan pribadi guru yaitu: potensi belajar, motivasi berprestasi, disiplin diri, dan minat para guru yang mengajar IPA, juga diupayakan agar sampe1 bervarias1, wi1ayah sampe1 diper1uas, agar pene1itian yang berhubungan dengan upaya peningkatan mutu guru pendidikan dasar (SD) mendapat wawasan yang 1ebih luas dan tepat.
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1997
T37849
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
HR Prihatinawati
Abstrak :
ABSTRAK
Keuntungan dan kerugian pembelajaran bahasa kedua sejak usia dini hingga sekarang masih diperdebatkan (Izdihar, 2009). Pada beberapa kasus, pembelajaran bahasa kedua pada usia dini dipercaya justru dapat menghambat perkembangan kemampuan bicara siswa (Howell, P; Davis, S; William, R, 2009). Tesis ini membahas tentang hubungan bilingualisme dan pola asuh autoritatif pada perkembangan kreativitas siswa kelas 5 SD di Bogor. Kemampuan kreativitas anak diukur menggunakan Tes Kreativitas Verbal/TKV paralel 1 (Munandar, 1988), bilingualisme diukur menggunakan Picture Naming Test/PNT (Kharkhurin, 2008), dan pola asuh autoritatif dilihat melalui kuesioner pola asuh autoritatif. Selain itu, hal-hal lain yang diperhitungkan dalam penelitian ini adalah usia belajar bahasa kedua (second language acquisition/SLA), bahasa yang dipergunakan di rumah, serta jenis kelamin. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non eksperimental. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) bilingualisme berkorelasi positif dengan kreativitas, namun tidak demikian halnya dengan pola asuh autoritatif dan kreativitas; 2) bahasa campuran Inggris-Indonesia yang dipergunakan sehari-hari berkorelasi positif dengan kreativitas; 3) usia mulai belajar bahasa kedua berkorelasi negatif terhadap kelancaran bilingual. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran bahasa kedua sejak dini dapat membawa keuntungan bagi siswa dengan cara mendukung perkembangan kreativitas siswa, khususnya jika bahasa tersebut dilatih dan dipergunakan sehari-hari.
2010
T37864
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elok Dianike Malay
Abstrak :
Besarnya dampak selfesteem dalam menentukan kualitas hidup manusia, terutama di masa remaja, meningkatkan pentingnya penelitian mengenai efektivitas Cognitive-Behavioral Therapy (CBT) untuk meningkatkan self-esteem remaja. Dengan penggunaan single case A-B design, penelitian ini hanya melibatkan satu orang partisipan. JAS, seorang remaja laki-laki berusia 14 tahun 8 bulan mengikuti CBT yang diberikan terdiri dari 8 sesi pertemuan, dengan dua sesi per minggu dan durasi 1 hingga 2 jam per pertemuan. Berdasarkan pengukuran dengan menggunakan Rosenberg Self-Esteem Scale, behavioral checklist, wawancara, dan observasi pada saat sebelum dan sesudah program CBT dijalankan, terlihat adanya peningkatan yang signifikan pada self-esteem JAS. Penelitian ini membuktikan bahwa CBT efektif untuk meningkatkan self-esteem remaja. Penelitian ini juga membuktikan bahwa bentuk CBT yang disusun dalam penelitian ini tepat diberikan pada kasus remaja dengan self-esteem rendah, seperti JAS.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010
T37877
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library