Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Harry Kurniawan
Abstrak :
BRI mempunyai Service Level Agreement SLA success rate pada aplikasi layanan e-banking sebesar 99,9 . Namun pada tahun 2015, persentase pencapaian SLA success rate layanan e-banking BRI hanya mencapai 98 dari 99,9. Kualitas aplikasi e-banking menjadi perhatian khusus karena tingginya error rate aplikasi sepanjang tahun 2015. Kualitas aplikasi e-banking dipengaruhi oleh banyaknya kesalahan logika saat pengembangan aplikasi. Kesalahan logika aplikasi e-banking dikarenakan minimnya pengetahuan alur aplikasi perbankan yang ada pada Programmer. Selama ini, pengetahuan alur aplikasi perbankan secara keseluruhan hanya diketahui oleh System Analyst dalam bentuk Tacit Knowledge. Kondisi permasalahan ini membutuhkan adanya aktifitas manajemen pengetahuan dalam pengembangan aplikasi e-banking di BRI. Namun tidak semua organisasi dapat berhasil dapat menerapkan manajemen pengetahuan. Oleh karena itu, BRI perlu mengidentifikasi tingkat kesiapan penerapan manajemen pengetahuan di bagian pengembangan aplikasi e-banking terlebih dahulu sebelum menerapkan manajemen pengetahuan di organisasinya.Penulis memetakan 6 Knowledge Management Critical Success Factor KMCSF terhadap Knowledge Management Infrastructure untuk mendapatkan instrumen penilaian yang lebih detil dan handal. Penelitian ini bersifat kuantitatif dan metode pengumpulan data menggunakan media kuesioner. Hasil olah data dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif untuk mendapatkan informasi tingkat kesiapan penerapan manajemen pengetahuan organisasi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa BRI mendapatkan nilai 65,48 sehingga telah siap untuk menerapkan manajemen pengetahuan di proses pengembangan aplikasi e-banking. ......BRI has a Service Level Agreement SLA success rate in the e banking service application of 99.9 . However, by 2015, the percentage of achievement of SLA success rate of BRI e banking services reaches only 98 from 99.9 . The quality of e banking applications is the particular concern due to the high application error rate throughout 2015. The quality of e banking applications is influenced by the many logical errors during application development. The logical errors of application is due to the lack of knowledge of the existing banking application flow in the programmer. So far, the knowledge of the whole banking application flow is only known by the System Analyst in the form of Tacit Knowledge. The condition of this problem requires knowledge management activities in the development of e banking applications in BRI. But not all organizations can successfully implement knowledge management. Therefore, BRI needs to identify the level of readiness of the application of knowledge management in the e banking application development section first before applying knowledge management in the organization.The author mapped 6 Knowledge Management Critical Success Factors KMCSF to Knowledge Management Infrastructure to obtain more detailed and reliable assessment instruments. This research is quantitative and data collection method using questionnaire media. The results of the data were analyzed using descriptive statistical analysis to obtain information on the readiness level of organizational knowledge management implementation.The result shows that BRI gets 65.48 once it is ready to implement knowledge management in the e banking application development process.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Donie Prasetya
Abstrak :
Perkembangan teknologi informasi membuat informasi sudah menjadi kebutuhan bagi masyarakat. Badan Informasi Geospasial BIG sebagai salah satu badan publik mempunyai kewajiban untuk menyediakan informasi bagi masyarakat. Kepuasan masyarakat kepada layanan informasi geospasial yang disediakan BIG belum memenuhi target yang diharapkan. Media sosial sebagai sarana untuk menunjang pelayanan BIG kepada masyarakat saat ini belum dimanfaatkan dengan baik. Hal ini disebabkan oleh belum adanya strategi media sosial yang diterapkan di BIG. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi media sosial yang sesuai dengan kondisi di BIG. Metodologi penelitian yang digunakan adalah action research. Proses pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi dan mempelajari dokumen terkait. Strategi media sosial disusun berdasarkan kerangka kerja Karl Werder dan menggunakan analisis SWOT. Penentuan prioritas strategi dilakukan dengan menggunakan analisis AHP. Penelitian ini menghasilkan 3 sasaran strategis pengelolaan media sosial, dan 31 strategi yang mendukung tercapainya sasaran strategis. Penelitian ini juga menghasilkan 4 kategori indikator kinerja untuk mengukur tingkat keberhasilan pelaksanaan strategi. ......The development of information technology makes information has become a necessity for people. Geospatial Information Agency BIG as one of the public institution has an obligation to provide information to the public. People rsquo s satisfaction to the geospatial information services provided BIG has not met the expected target. Social media as a tool to support services to the community is currently not utilized well by BIG. This is caused by the lack of a social media strategy that is applied at BIG. This study aims to formulate a social media strategy that appropriate with the conditions in BIG. The research methodology used was action research. The process of data collection was done by interview, observation and study related documents. Social media strategy was formulated using framework developed by Karl Werder and SWOT analysis. The strategy priority was determined by using AHP analysis. This research produced three strategic goals of social media management, and 31 strategies that support the achievement of strategic objectives. The study also produced four categories of key performance indicators to measure the success rate of strategy implementation.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tami Utiwi Handayani
Abstrak :
PT Pertamina Persero adalah perusahaan yang bergerak di bidang energi yang menjalankan bisnisnya dari hulu hingga hilir. Pada tahun 2015, Pertamina menuntut dirinya untuk melakukan efisiensi di segala lini. Sebagai fungsi yang bertanggung jawab terhadap layanan teknologi informasi TI di Pertamina, Corporate Shared Service CSS mengambil langkah efisiensi dengan menyediakan infrastruktur video conference vicon sebagai alternatif rapat yang membutuhkan biaya perjalanan dinas. Permasalahan yang terjadi menurut VP IT Operation adalah penyediaan layanan vicon masih perlu ditingkatkan. Dari analisis akar permasalahan, dapat diambil pertanyaan penelitian yaitu, bagaimana rancangan kebijakan dan prosedur pada penyediaan layanan vicon agar dapat meningkatkan layanan vicon Pertamina? Penelitian ini bertujuan untuk menyusun kebijakan dan prosedur penyediaan layanan vicon. Penyusunan kebijakan dan prosedur dilakukan dengan Soft System Methodology SSM two strands model. Tahapan penelitian dilakukan sesuai dengan tahap-tahap pada SSM. Kebijakan dan prosedur juga disusun berdasarkan ITIL- Service Strategy dan hasil wawancara dengan tim vicon serta tim Manajemen IT Operation. Kebijakan dan prosedur yang disusun dapat mendukung beberapa klausul pada ISO/IEC 20000. Dari tahap penyusunan kebijakan dan prosedur tersebut, dihasilkan dokumen Pedoman sebagai dokumen kebijakan, dokumen Tata Kerja Organisasi TKO dan Tata Kerja Penggunaan Alat TKPA sebagai dokumen prosedurnya. Selain ketiga dokumen tersebut, dihasilkan juga strategi implementasi dan manajemen perubahan yang mendukung pelaksanaan ketiga dokumen tersebut. Dokumen-dokumen ini berisi aturan serta panduan kepada tim vicon dan juga pelanggan terkait penyediaan layanan vicon, sehingga meningkatkan layanan vicon Pertamina.
PT Pertamina Persero is a company engaged in the field of energy that runs its business from upstream to downstream. In 2015, Pertamina demands itself to make efficiency on all fronts. As a responsible function of Information Technology IT services in Pertamina, Corporate Shared Service CSS takes efficiency by providing video conference vicon infrastructure as an alternative to meetings that require official travel expenses. Problems that occur according to VP IT Operation is, the provision of vicon service still need to be improved. From root cause analysis, the research question is, how is the design of policy and procedure on vicon service provision in order to improve Pertamina vicon service. This study aims to develop policies and procedures the provision of vicon services. The design of policies and procedures is done with Soft System Methodology SSM two strands model. The stages of the study were conducted in accordance with the stages of the SSM. Policies and procedures are also developed on the basis of the ITIL Service Strategy and interviews with the vicon team and the IT Operation Management team. The policies and procedures prepared may support some clauses in ISO IEC 20000. From the preparation stage of such policies and procedures, Pedoman areproduced as a policy document, Tata Kerja Organisasi TKO and Tata Kerja Penggunaan Alat TKPA as the procedure documents. In addition to these three documents, also generated implementation and change management strategies that support the implementation of the three documents. These documents contain rules and guidelines to vicon teams as well as customers related to the provision of vicon services, thereby enhancing Pertamina vicon services.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library