Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 51 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agoes Koesrijanto
"Telekomunikasi adalah dunia bisnis yang sangat dinamis, karena tingkat persaingan yang ada sangat kompetitif. Kompetitifnya pasar telekomunikasi khususnya layanan Jasa Jaringan atau Network ini disebabkan faktor pelanggan, faktor operator,dan faktor teknologi. Untuk pasar Jasa Jaringan, Telkom sebagai market leader dalam layanan Jasa Jaringan ini dengan menguasai pangsa pasar sebesar 66%. Saat ini kontribusi layanan Metro Ethernet di Telkom posisi Juni 2010 masih sebesar 7% dengan revenue growth 328%, maka perlu dilakukan penyusunan strategi kompetisi untuk mempertahankan bisnis Wholesale Metro Ethernet, sehingga dapat memberikan kontribusi optimal dalam upaya mempertahankan posisi Telkom selaku market leader layanan Wholesale Metro Ethernet. Dari hasil analisa kompetitif layanan Wholesale Metro Ethernet Telkom dengan menggunakan model Porter 5 Forces didapatkan bahwa layanan Wholesale Metro Ethernet memiliki potensi kompetitif HIGH. Modeling dengan tools SWOT terletak pada kuadran 1 yaitu Growth Oriented Strategy. Hasil analisa Matriks IE layanan Wholesale Metro Ethernet berada pada kuadran 5 atau Stability dan diarahkan untuk ke kuadran 1 (Growth). Langkah yang harus dilakukan adalah untuk penggeseran kuadran ini adalah dengan 7 langkah strategis antara lain inovasi skema bisnis, pengembangan produk, peningkatan QoS, penyediaan alat produksi, peningkatan kerjasama, simplifikasi organisasi dan peningkatan kompetensi SDM. Balance Scorecard menjelaskan tentang framework untuk Financial point revenue bernilai 316.161 juta Rupiah atau growth peningkatan kapasitas jual sebesar 95% dan Customer Satisfaction Index 80%. Langkah kuantitatif beserta targetnya dalam suatu framework pointer nilai dan bobot ini yang selanjutnya dipakai sebagai tujuan tahunan. Strategi dan langkah ini diharapkan dapat dapat mendukung Telkom sebagai market leader layanan Wholesale Metro Ethernet.

Telecommunication is a very dynamic and very competitive business. The competitiveness of these market especially in telecommunication network, because of many factors, i.e.: customers, operators and technology. Telkom is the market leader operator in telecommunication network with stand for 66% market share. Digital leased channel based on TDM is the market leader for type of product hold 74% market share. Metro Ethernet contribute only 7% for the Telkom network revenue and have revenue growth 328%, so it is need to arrange implementation of network wholesale Metro Ethernet strategy to maintain Telkom as a market leader in telecommunication Metro Ethernet market. Modelling by use Porter 5 Forces have result for Telkom Wholesale Metro Ethernet has a HIGH competitive potential. SWOT analysis has position at Quadran 1 or at Growth Oriented Strategy. Internal & External Matrix modeling has result at Quadrant 5 or Stability, and must be move to quadran 1 Growth to reach the strategic goals. 7 Strategic activity to move this quadran are : business scheme innovation, product development, QoS improvement, infrastructure preparation, joint venture, organization simplification and human resource competence improvement. Balance Scorecard has framework for financial revenue 316.161 million rupiahs, growth of capacity 95% and Customer Satisfaction Index 80%. Strategic activities in Balance Scorecard could be used as Annual target. All of Strategic could be use by Telkom to reach the goal Telkom as a market leader in Metro Ethernet market in Indonesia."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T27998
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sito Dewi Damayanti
"

Beberapa tahun belakangan ini proses digitalisasi telah diadopsi oleh banyak institusi baik pemerintahan, dan perusahaan besar maupun kecil. Mereka telah menyadari manfaat digitalisasi untuk peningkatan produktivitas dan efisiensi. Termasuk di antaranya adalah pemanfaatan Internet of Things (IoT) untuk berbagai segmen bisnis mulai dari transportasi, manufacturing, logistic, maupun agriculture. Sudah banyak kisah sukses implementasi IoT di bisnis, tetapi banyak juga masalah yang terjadi di lapangan setelah implementasi tersebut, terutama yang berkaitan dengan performansi sistem, kemudahan penggunaan, maupun user experience. Penelitian ini mengambil fokus pada studi kasus PT X yang telah menerapkan smart poultry di beberapa kandang ayam milik mereka di Cimaung, Serang sejak 2019. Studi penelitian ini membahas tentang pengukuran keberhasilan implementasi IoT (smart poultry) di peternakan ayam PT X, yaitu dari sisi Quality of Experience (QoE), untuk memperoleh gambaran seberapa sukses implementasi ini dari sudut pandang penggunanya sendiri. Tahap awal dilakukan in-depth interview kepada pimpinan perusahaan untuk menentukan key performance index (KPI) yang ingin diukur, kemudian dilanjutkan dengan interview ke berbagai unit di PT X untuk mendapatkan feedback terkait QoE, dan analisis menggunakan Absolute Category Rating with Hidden Reference (ACR-HR) untuk memperoleh skor differential mean opinion score (DMOS) sebagai tolok ukur QoE. Pengukuran Quality of Service (QoS) pada beberapa parameter teknis juga dilakukan untuk melengkapi data secara obyektif. Hasil analisis menunjukkan bahwa smart poultry yang diimplementasi bisa dianggap cukup baik dibandingkan sistem konvensional, walaupun masih ada beberapa perbaikan yang direkomendasikan terutama di sisi user experience.


In recent years the digitalization process has been adopted by many institutions including government and large/small enterprises. They are already aware that the digitalization will increase productivity and efficiency. This is including the use of the Internet of Things (IoT) technology in various business segments from transportation, manufacturing, logistics, and agriculture. There are many success stories in IoT implementations, but many problems have occurred though after the implementation, mostly related to system performance, ease of use, and user experience. This study discusses the measurement of IoT implementation (smart poultry) focus in PT X chicken farms, in terms of the Quality of Experience (QoE), to obtain the success level of implementation from the perspective of the users. PT X has implemented smart poultry in some of their chicken coops located in Cimaung, Serang since 2019. The study was conducted with in-depth interviews with company leaders to determine the main performance index (KPI) to be assessed, then continued with interviews to various units at PT X to get feedbacks related to QoE, and analysis using Absolute Category Ratings with Hidden References (ACR-HR ) to get differential mean opinion score (DMOS) as a QoE benchmark. This study also includes the measurement of service quality (QoS) on several technical parameters to complement the data objectively. The results show that the smart poultry can be considered comparatively better than the previous conventional system, although there are still some improvements needed, especially in terms of user experience.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rama Krisna Prasetia
"ABSTRAK
Layanan panggilan darurat adalah kontak yang dapat dihubungi dalam keadaan darurat oleh masyarakat umum untuk mendapatkan bantuan dari berbagai pihak seperti polisi, pemadam kebakaran dan pertolongan medis atau pengangkutan evakuasi ke Rumah sakit. Salah satu faktor terpenting dalam mitigasi bencana adalah penyampaian informasi, sistem aduan yang baik dalam keadaan darurat untuk perlindungan publik sangat dibutuhkanPemerintah berencana membuat sebuah layanan panggilan darurat dengan 1 satu nomor panggil, beberapa skema penyediaannya antara lain dengan ldquo;Skenario Beli rdquo; atau ldquo;Skenario Sewa rdquo; , jumlah rata-rata panggilan digunakan untuk menentukan kebutuhan bandwidth yang diperlukan dan hasil analisa keekonomian, ldquo;Skenario Beli rdquo; lebih baik karena memliki Ratio B/C >1 lebih besar dibanding ldquo;Skenario Sewa rdquo; serta memiliki nilai Opex yang lebih rendah pertahunnya.

ABSTRACT
Emergency call services is an available contact number that can be reach by public citizent in emergency situation to accomodate services from public Instutions such as Police Departement, Fire Departement, and Medical Services nor Hospital Evacuation Services. The most important thing in disaster mitigation process is fast delivery information, the eficiency of emergency service system is the main needs of public security.The Indonesian Ministry of Communication Informatics Technology, leading the development of all emergency call services in one single number, the several schemes provide such as ldquo Buy Scenario rdquo or ldquo Lease Scenario rdquo , the average total call is used to decide the bandwidth needs, and the result statement in economic analysis. The ldquo Buy Scenario rdquo is a better option which already have B C 1 ratio is bigger then ldquo Lease Scenario rdquo which also contain the smaller opex score each year. "
2017
T46836
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Izzuddin
"ABSTRAK
Jakarta yang telah didukung oleh teknologi big data. Peran teknologi big data bagi perkembangan smart city sangat penting karena dapat menjadi dasar untuk menyusun perencanaan dan menentukan kebijakan pemerintah daerah. Pada tesis ini dibahas mengenai analisis implementasi teknologi big data di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan menggunakan metode gap analysis pada data-data hasil in-depth interview dan data pendukung lainnya. Berdasarkan hasil gap analysis diketahui bahwa implementasi
teknologi big data di Jakarta Smart City masih memerlukan perbaikan dan pengembangan karena masih adanya kesenjangan pada elemen-elemen penelitian yaitu data, infrastruktur, pengelolaan, sumber daya manusia dan manfaat. Pada penelitian ini selanjutnya dirumuskan usulan perbaikan terhadap kesenjangan yang ditemukan dan menyusun urutan prioritas perbaikan dengan menggunakan metode capability, accessibility, readiness dan leverage (CARL).

ABSTRACT
The Jakarta Smart City Unit is a work unit of the Jakarta Provincial Government in Indonesia with the main duty and function of implementing smart city, one of its
efforts using big data technology. The role of big data technology in the development of smart city is very important, because it can be the basis of the steps in determining the policies of the local government. This study discusses and analyses the implementation of big data technology in the Provincial Government of Jakarta by using gap analysis tool based on in-depth interview data and other supporting data. Based on the results of the gap analysis, it is known that the use of big data technology in Jakarta Smart City still needs improvement and development because there are still gaps in the research elements, namely data, infrastructure, governance, human resources and benefit. In this study the proposed improvements to the gaps that were found and formulated the priority order of improvement using the method of Capability, Accessibility, Readiness,
and Leverage CARL."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T51700
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bobby Zainir
"Dalam penelitian ini mengangkat masalah penggunaan Radio Frequency Identification (RFID) pada sistem pembayaran tol yang masih terdapat beberapa kekurangan, salah satunya masih terjadinya kemacetan dan belum berfungsinya gerbang tol secara Multi Line Free Flow (MLFF). Penelitian ini mengusulkan dua solusi teknologi yaitu Automatic Number Plate Recognition (ANPR) dan Global Navigation Satellite System (GNSS). Dalam kontek keindonesiaan, studi kelayakan kedua teknologi tersebut dilakukan dengan metode in deep interview bersama tiga narasumber, yaitu regulator, ahli telematika, dan akademisi. Ketiga narasumber tersebut berasal dari kalangan pemerintah, pakar telematika, dan akademisi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemerintah mengatakan mengenai izin frekuensi penggunaan RFID dan satelit serta sistem integrasi sistem transportasi terintegrasi di masa depan, ahli telematika menjelaskan aspek umum dan aspek khusus terkait teknologi yang akan digunakan untuk keperluan di sistem pembayaran jalan tol, dan akademisi menjelaskan bagaimana proses kebutuhan penyedia layanan jalan tol membuat keputusan untuk membuat sistem pembayaran non tunai dengan melakukan benchmarking ke luar negeri terlebih dahulu dan bagaimana seharusnya suatu sistem dapat menjalankan semua proses dengan baik untuk kepentingan audit internal . Mengingat sudut pandang ini dan data dukungan dari benchmark negara lain, ANPR adalah teknologi yang cukup baik untuk sistem pembayaran tol karena lebih banyak data dapat digunakan dan dapat digunakan di masa mendatang.

This research raises the problem of using Radio Frequency Identification (RFID) in the toll payment system which still have deficiency, the congestion often happen and a Multi Line Free Flow (SLFF) system at toll gate still are ongoing yet. This study proposes two technology solutions, Automatic Number Plate Recognition (ANPR) and Global Navigation Satellite System (GNSS) as the option. In the Indonesiaan context, the feasibility study of the two technologies by using in deepth interviews method with three sources speaker, from regulator, telematics experts, and academics. The three resource persons came from the government, telematic expert, and academic. The results of the study show that the government says about the frequency permit for the use of RFID and satellites as well as an integrated transportation system integration system in the future, telematic expert explain general aspects and specific aspects related to technology that will be used for purposes in the toll road payment system, and academics explain how to process requirements. toll road service providers make a decision to make a non-cash payment system by benchmarking abroad first and how a system should be able to carry out all processes properly for internal audit purposes. Considering this point of view and supporting data from other country benchmarks, ANPR is good enough technology for a toll payment system because more data can be used and can be used in the future."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Domo Pranowo K.
"Perkembangan Wireless Broadband Access (WBA) sebagai standar global untuk media transmisi data telah digunakan sebagai penyedia jasa akses intemet berkecepatan tinggi. Aplikasi WBA ISP yang ditunjang oleh kemampuan interoperabilitas, fleksibilitas, dan aspek komersial telah membawa dampak penggunaan intemet dedicated lebih efisien serta memberikan layanan kepelanggan murah dan mudah. Fenomena ini hams disikapi oleh para operator ISP dalam mengembangkan bisnisnya karena penuh persaingan di era global sekarang ini.
Dengan melihat aspek pasar, aspek teknik, serta aspek keuangan yang bertujuan dalam menetapkan kelayakan implementasi penyedia jasa internet melalui Wireless Broadband Acces di kawasan industri jababeka maka dalam penelitian ini akan dilakukan kajian implementasi BWA ISP dengan teknologi WIMAX sebagai layanan komplemen dan subtitusi. Analisa pasar ditujukan untuk memperoleh market share yang ada serta proyeksi pelanggan. Dan analisis pasar ini pasar untuk industri di kawasan industri jababeka sampai tahun 2009 mencapai 2.219 dan target market yang ingin dicapai sebesar 25% sebanyak 555 pelanggan, Untuk desain teknis dengan menggunakan frekuensi kerja 3.5 GHz dan lebar kanal 3.5 MHz, untuk melayani lebar bandwith sebesar 95,295 Mpbs disediakan 3 Base Station dengan 14 sektor sesuai kebutuhan pelanggan melihat kondisi geografi dan demografi kawasan industri jababeka.
Selanjutnya analisa kriteria investasi untuk perhitungan masa investasi selama 5 tahun diperoleh NPV Rp -168,601,289.42, IRR: 12.57%,'PI: 0.96, ARR: 60.33% dan PP: 4 tahun 1 bulan dihitung dan biaya investasi dan operasional serta proyeksi pelanggan sebagai bahan pertimbangan kelayakan bisnis pengembangan unit bisnis Wireless Broadband Acces ISP di kawasan industri Jababeka. Dengan hasil analisis investasi tersebut implementasi di kawasan industri Jababeka tidak layak diimplementasikan untuk saat ini dengan parameter yang ada sekarang.

The improvement of Wireless Broadband Access as a global standard for data transmission media have been used to high speed Internet access provider. The WBA ISP application is supported by capabilities of interoperability, flexibility and commercial aspect, has had effect of the using dedicated efficiently and given services to customer cheaper and easier. ISP operators for growth the business , who are at this moment facing effect of globalization which full of competition, have to react against this phenomenon.
By observing the market aspect, the technical aspect, the organization and also the financial aspect which purpose to give input to Wireless Broadband Access Internet Service Provider with WIMAX technology in kawasan industri Jababeka to come to a decision of their development business strategy, This research will observe by analyzing market aspect view intention to get available market share number and the projection of the subscriber number. the market until 2009 reaching 2.219 subscribers and target market 25% is 555 subscriber number. The technical design criteria determine by subscriber needed use frequency 3.5 GHz with 3.5MHz channel to serve bandwidth equal to 95,295 Mpbs provided 3 Base of Station by 14 Sector.
Then by based on analyse investment criterion for calculation a invesment period during 5 year obtained [by] A P V-RP - 168,601,289.42, IRR: 12.57%, PI 0.96, ARR: 60.33% and PP: 4 year 1 months reckoned from the expense of operational and investment and also projection upon which consideration to business development Wireless Broadband Acces ISP in kawasan indusri Jababeka. With result of investment analysis implementation in kawasan industri Jababeka improper implementation to in this time with existing parameter now.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T16857
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusnatali
"ABSTRAK
WLAN merupakan standar nirkabel yang banyak digunakan sebagai hotspot. Permasalahan WLAN adalah adanya pemakai yang tidak mendapatkan cakupan sinyal sehingga timbul permasalahan backhaul. Salah satu solusi untuk mengatasi masalah ini adalah menggunakan WMAN untuk melayani pengguna WLAN. IEEE 802.16d merupakan standar WLAN untuk pemakai fixed. IEEE 802.16d dapat diaplikasikan
untuk melayani IEEE 802.11e melalui interworking. Metode Interworking IEEE 802.16d dengan IEEE 802.11e yang diajukan
adalah dengan memodelkan IEEE 802.11e dengan menerapkan HCF (hybrid coordination function) dan membuat kelas layanan bagi pengguna IEEE 802.16d dan IEEE 802.11e yang dilakukan oleh BSHC (base station hybrid coordination function).Penelitian membahas mengenai kemampuan BSHC untuk melakukan interworking IEEE 802.16d dan IEEE 802.11e pada MAC layer. BSHC memiliki dual MAC yang
bekerja sesuai dengan kebutuhannya. Kemampuan BSHC sebagai bagian dari jaringan IEEE 802.16d untuk memberikan kelas layanan bagi SS (Subscriber Station) dengan menggunakan MAC WiMAX dan QSTA (Qos Station) dengan menggunakan MAC WiFi disimulasikan menggunakan OPNET 14.0.A versi Pendidikan. Hasil penelitian
interworking kedua sistem berupa throughput BSHC sebesar 12.112.000 sps, 77,78% dari jumlah pengguna IEEE 802.16d yang dapat dilayani oleh IEEE 802.16d saat interworking, delay end to end system IEEE 802.16d paling lama 38,85 ms, dan load network IEEE 802.11e sebesar 1300 bit/detik.

ABSTRACT
WLAN is a wireless standard which often used as a hotspot. WLAN coverage is not very wide so some of WLAN?s user can?t be covered. The solution is to applied WMAN to cover WLAN?s users. IEEE 802.16d is a standard for fixed users. IEEE 802.16d can be applied to serve IEEE 802.11e, we call it as an interworking. The method for IEEE 802.16d and IEEE 802.11e interworking is performed through a HCF (hybrid coordination function) model for IEEE 802.11e and class
service classification for IEEE 802.16d? and IEEE 802.11e? users. This method is conducted by a BSHC (base station hybrid coordination function). This research discuss about BSHC? capabilities for interworking IEEE 802.16d and IEEE 802.11e on MAC layer. BSHC has a dual MAC which are MAC of WiFi and MAC of WiMAX. The capabilities of BSHC as a part of IEEE 802.16d network is simulated using OPNET 14.0.A Educational Version. The results are 12,112,000 sps BSHC?
throughput for interworking both systems, 87% from the number of IEEE 802.16d users are served by IEEE 802.16d system, end to end system delay of IEEE 802.16d is 35.85 ms, and IEEE 802.11e load network is 1300 bit/s. "
2009
T 25935
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bernadus Toto P.
"Salah satu parameter kinerja manajemen di perusahaan distribusi distribusi adalah nilai SAIFI (System Average Interruption Frequency Index) dan SAIDI (System Average Interruption Duration Index) sistem jaringan distribusi. Nilai ini menunjukkan besarnya kegagalan atau pemadaman yang mengakibatkan pelanggan tidak mendapatkan layanan listrik. Nilai SAIFI dan SAIDI sistem yang semakin besar menunjukkan buruknya unjuk kerja manajemen. Nilai SAIFI dan SAIDI dipengaruhi oleh laju kegagalan (failure rate) sistem jaringan distribusi, yang berasal dari probabilitas kegagalan peralatan-peralatan jaringan distribusi atau probabilitas kegagalan pada titik bebannya. Disisi lain adanya kegagalan atau pemadaman mengakibatkan hilangnya pendapatan dari pelanggan, semakin lama dan sering pemadaman yang terjadi mengakibatkan semakin besar pula kehilangan pendapatan dari pelanggan tersebut. Selain itu pemadaman yang lama dan sering akan bercitra buruk di mata pelanggan dan mengurangi nilai parameter kinerja manajemen untuk pelayanan pelanggan dan ada kemungkinan bahwa perusahaan distribusi harus membayar biaya kompensasi ke pelanggan bila nilainya lebih besar dari TMP (Tingkat Mutu Pelayanan). Nilai probabilitas kegagalan tersebut dapat dikurangi dengan cara melakukan pemeliharaan, yang tentunya memerlukan biaya, semakin lengkap pemeliharaan yang dilakukan, semakin besar pula peluang nilai SAIFI dan SAIDI sistem dapat diturunkan, akan tetapi semakin besar pula biaya pemeliharaan yang diperlukan. Agar efektif diperlukan strategi prioritas pemeliharaan peralatan. Metode perencanaan prioritas pemeliharaan yang digunakan adalah berbasis keandalan sistem dan biaya akibat pemadaman. Peralatan-peralatan yang mendapatkan prioritas utama dalam perencanaan pemeliharaan di GI Plumpang trafo satu untuk empat penyulang adalah PGDB1.A, Trafo3.A, PB3.A, Trafo2.A, Trafo4.A, PB4.A, PB2.A dan Trafo5.A di penyulang Astra1 dan PGDB1.B di penyulang Bibir."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T26213
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wisnu Suryo Pratomo
"Industri perminyakan dan pertambangan adalah pelanggan utama dari bisnis radio trunking. Selain industri minyak dan gas, industri keamanan, termasuk TNI dan Polri juga masih membutuhkan teknologi radio trunking. Bisnis radio trunking adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan yang mementingkan unsur keselamatan dan keamanan. Dari hal-hal tersebut dapat dilakukan sebuah penelitian yang memiliki beberapa pokok permasalahan. Pokok permasalahan yang pertama adalah kondisi bisnis radio trunking. Kondisi bisnis ini akan dilihat dengan menggunakan analisa Porter 5 Forces. Pokok permasalahan yang kedua adalah analisa lingkungan industri radio trunking untuk mengetahui tekanantekanan yang ada dalam industri ini.

Oil and gas industry is main customer of radio trunking business. Besides that, security industry, including TNI and Polri, is still needing radio trunking technology. Radio trunking business is unbreakable part of activity that needs safety and security. From those points, there?s a research which has some problems. First problem is radio trunking business condition. The condition will be reviewed using Porter 5 Forces analysis. Second problem is industry enviroment of radio trunking to know preassure that will be in this industry."
2009
T26214
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Purnomosidi
"Perkembangan pasar aplikasi dan layanan 3G sejak pertama kali diluncurkan di Indonesia pada tahun 2006 hingga hampir 3 tahun belakangan ini nampaknya belum dapat menunjukkan hasil yang optimal. Jika dibandingkan dengan jumlah total pelanggan seluler GSM, maka jumlah pelanggan maupun pengguna aplikasi dan layanan 3G masih sangat kecil. Hal tersebut tentunya mengindikasikan adanya kegagalan pasar serta masih rendahnya antusiasme konsumen seluler GSM dalam menggunakan aplikasi dan layanan 3G. Mengetahui faktor - faktor dari perspektif konsumen dalam hubungannya dengan intensitas penggunaan aplikasi dan layanan 3G sangat penting untuk diamati sebagai landasan dalam penyusunan strategi dan penentuan segmen pasar yang tepat oleh operator telekomunikasi sebagai penyedia aplikasi dan layanan 3G.
Tesis ini membahas tentang hubungan karakteristik konsumen seluler berbasis GSM dengan penggunaan aplikasi dan layanan 3G berbasis WCDMA di wilayah DKI Jakarta. Selain itu, pada penelitian ini juga akan dilakukan pembahasan mengenai tingkat kepuasan pelanggan dan pengguna 3G dari operator GSM penyedia 3G. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari hubungan ( korelasi ) antara karakteristik konsumen seluler GSM dengan penggunaan aplikasi dan layanan 3G, mengetahui popularitas 3G di kalangan konsumen seluler GSM, termasuk persepsi konsumen tentang 3G.
Dari hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi bagi operator untuk perbaikan proses segmentasi pasar agar lebih sesuai, serta perbaikan strategi yang bertujuan untuk meningkatkan penggunaan layanan 3G di kalangan konsumen seluler. Pengolahan data pada tesis ini menggunakan beberapa metode penelitian, yakni teknik/metode analisis korelasi Spearman Rank, dan koefisien kontingensi dengan uji chi kuadrat, yang diolah dengan bantuan software SPSS versi 15, serta analisis kepuasan pelanggan dengan teknik/metode gap analysis, dan Customer Satisfaction Index.

Market development of 3G?s applications and services since first launched in Indonesia in 2006 to almost 3 years seems not to show an optimal result. If compared with the total number of GSM cellular subscribers, the number of user or subscribers in 3G's application and services are still very small. This certainly indicates a failure of market and low consumers enthusiasm in using 3G?s application and service. Knowing the various constraint from the consumer?s perspective is very important things for determine the appropriate strategy and market segment by the services and applications provider.
This thesis discuss about analyzes the relationship on consumers characteristics of GSM cellular related to 3G applications and services in Jakarta region. On the other hand, This thesis also analyzes about 3G?s customer satisfaction. The purpose of this research is to find out the relationship between GSM consumer characteristics with their preferences in using 3G?s applications and services, including consumers perception about 3G, popularity of 3G in GSM's consumer, and also observe in 3G?s customer satisfaction.
In addition, the result of this research are expected to provide information for the operators of 3G to improve their market segmentation to be more appropriate, and improvement strategy that aims to increase the use of 3G application and service. In additional, to find out a correlation between variables, it used Spearman rank analysis, and coefficient contingency with chi - square test, which are processed by SPSS version 15. Then, to observed about 3G?s customer satisfaction, gap analysis and customer satisfaction index are used as tools in this thesis."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T26770
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>