Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Endang Burni Prasetyowati
Abstrak :
Japanese Encephalitis (JE) merupakan salah satu penyakit zoonosa yang dapat menimbulkan radang akut pada susunan syaraf pusat yang ditularkan oleh hewan melalui gigitan nyamuk terutarna Culex sp. Departemen Kesehatan bekerjasama dengan sektor terkait telah melalukan berbagai upaya untuk mengetahui seberapa besar insiden JE di Indonesia dengan melakukan surveilans terhadap JE diantaranya di Propinsi Bali. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui beberapa faktor risiko lingkungan di dalam dan di luar rumah selain faktor individu penderita dan perilaku terhadap pencegahan gigitan nyamuk yang berhubungan dengan kejadian JE pada anak-anak. Desain penelitian yang digunakan adalah kasus kontrol, dengan perbandingan 1 : 2. Kelompok kasus adalah anak-anak dari seluruh kabupaten di Propinsi Bali yang didiagnosa secara klinis dan laboratoris menderita JE, dan sebagai kelompok kontrol adalah anak-anak selain menderita encephalitis. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 76 kasus dan 152 kontrol. Data dikumpulkan melalui wawancara dengan orang tua responden dan obsrvasi lingkungan tempat tinggal responden. Selanjutnya hasil yang diperoleh dianalisa dengan uji kai kuadrat dan regresi logistik. Hasil analisa bivariat menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan dengan kejadian JE pada anak-anak dengan derajat kepercayaan 95% meliputi : adanya ternak babi (p=0,002, OR = 2,81), tempat perindukan nyamuk (p=0,005, OR = 2,59), kualitas rumah (p=0,003, 0R= 3,49), umur (p=0,0l7, OR = 2,04), jenis kelamin (p=0,03l, OR=1,84), tingkat pengetahuan ibu (p=0,000, OR=3;59), kebiasaan memakai kelambu (p=0,029, OR = 2,93), kebiasaan memakai obat nyamuk (p=0,007, OR = 2,18), pemakaian kawat kasa (p=0,006, OR = 2,78). Sedangkan variabel yang tidak berhubungan adalah kelembaban rumah (p=0,201), dan kebiasaan memakai repellent (p=0,6l4). Hasil analisa multivariat menunjukkan bahwa faktor-faktor yang Berhubungan dengan kejadian JE pada anak-anak adalah tingkat pengetahuan ibu (p=0,000, OR=3,48), kualitas rumah (p=0,016, OR=3,40), pemakaian kawat kasa (p=0,014, OR=2,79), adanya ternak babi (p=0,010,0R=2,62), umur (p=0,038, OR=2,01) dan kebiasaan memakai obat nyamuk (p=0,018, 0R=2,15). Disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan ibu dibawah rata-rata, kualitas rumah yang buruk, adanya ternak babi, tidak memakai kawat kasa, umur kurang dari lima tahun, dau tidak mempunyai kebiasaan memakai obat nyamuk akan berisiko lebih besar untuk menderita JE. Disarankan agar meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat tentang konstruksi rumah sehat, dimana atap dilengkapi dengan plafon, dinding dan lantai rumah tidak berlubang, ventilasi dilengkapi dengan kawat kasa sehingga nyamuk tidak dapat masuk ke dalam rumah, memelihara ternak babi mengikuti standar kandang babi yang baik dan terpisah dari lingkungan pemukiman, kerjasama dengan Dinas Pertanian tentang pemilihan jenis padi yang tidak banyak membutuhkan air sehingga dapat mengurangi tempat perindukan nyamuk, dengan tujuan untuk memutuskan rantai penularan JE. Penelitian lebih Ianjut dengan desain yang lebih sempurna, dan variabel-variabel yang penting secara teori dengan definisi operasional dan cara pengukuran yang lebih baik maupun variabel-variabel yang belum diteliti untuk mengetahui faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap kejadian JE.
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T13172
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aghnianditya Kresno Dewantari
Abstrak :
ABSTRAK
Arbovirus (arthropode-borne virus) yang timbul dan timbul kembali telah memengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia. Infeksi arbovirus terbanyak di Indonesia: dengue, Japanese encephalitis (JE) dan chikungunya (CHIK) menyebabkan kasus luar biasa tiap tahun. Ketersediaan metode deteksi JE dan CHIK sangat terbatas di Indonesia. Pengembangan in-house IgM antibody-capture Enzyme Linked Immunosorbent Assay (MAC ELISA) dengan antigen local terinaktivasi akan meningkatkan deteksi dan pemantauan dengan meningkatkan spesifisitas dan sensitivitas. Antigen diproduksi dalam kultur sel dengan sel BHK-21 dan sel Vero kemudian diinaktivasi dengan gamma-irradiasi dan 0,01% beta-propiolakton. Kinerja Antigen dievaluasi dengan uji MAC ELISA dan titer virus dihitung dengan uji plak. Virus Japanese encephalitis dan chikungunya terinaktivasi pada 20 kGy gamma- irradiasi dan 0,01% BPL. In-house MAC ELISA telah dioptimisasi dengan inkubasi 2 jam. Kit in-house MAC ELISA yang telah dikembangkan berguna untuk deteksi dan pemantauan JE dan Chik dengan fasilitas terbatas.
ABSTRACT
The emerging and re-emerging arthropod-borne viruses (arboviruses) have effected many aspects of human existence. Three major arbovirus infection in Indonesia: dengue, Japanese encephalitis (JE) and chikungunya (CHIK) causes numerous outbreaks each year. However, availability of detection methods for JE and CHIK are very limited in Indonesia. Development of in-house IgM antibody-capture Enzyme Linked Immunosorbent Assay (MAC ELISA) with inactivated local antigen will improve detection and surveillance capability across Indonesia by increasing its specificity and sensitivity. Antigens were produced in cell culture using BHK-21 cells and Vero cells then inactivated using gamma-irradiation and 0.01% beta-propiolactone (BPL). Antigen performance was evaluated using MAC ELISA and virus titer were calculated using plaque assay. Japanese encephalitis virus and chikungunya virus was inactivated at 20 kGy with 0.01% BPL. Optimized in-house MAC ELISA protocol using these antigen has been developed. Developed in-house MAC ELISA kit will be beneficial for detection and surveillance of JE and CHIK with limited facility.
2016
S65193
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Virus Japanese encephalitis (JEV) merupakan virus neuropathogen yang dapat menyebabkan penyakit pada sistem syaraf pusat seperti meningitis dan beberapa encephalitis. Meskipun vaksin telah dikembangkan, sampai saat ini belum ada obat yang spesifik dan efektif yang tersedia. Pada penelitian sebelumnya, telah dilakukan skrining terhadap inhibitor RNA helikase JEV, yaitu suatu enzim yang esensial untuk replikasi virus dari isolat Actinomycetes dan ditemukan bahwa Streptomyces chartreusis dapat menghasilkan inhibitor RNA helikase JEV. Pada studi ini, protein ekstraseluler yang dapat menghambat aktivitas ATPase dari RNA helikase JEV dipurifikasi dari kultur supernatan Streptomyces chartreusis menggunakan pengendapan ammonium sulfat dan kromatografi gel filtrasi. Analisis SDS-PAGE memperlihatkan pita tunggal dengan perkiraan berat molekul 11,4 kDa, sehingga dapat dikatakan inhibitor telah berhasil dipurifikasi menjadi protein tunggal.
Abstract
apanese encephalitis virus (JEV) is a neuropathogenic virus commonly caused central nervous diseases such as meningitis and severe encephalitis. Although vaccine has been developed, no specific and effective drug is available so far. We previously carried out a screening of inhibitor of JEV RNA helicase, an enzyme that essential for virus replication, from Actinomycetes and found that Streptomyces chartreusis produce the inhibitor of JEV RNA helicase. In this study, an extracellular protein which has inhibition activity on ATPase activity of JEV RNA helicase was purified from supernatant of Streptomyces chartreusis culture by ammonium sulfate precipitation and size exclusion chromatography. SDS-PAGE analysis showed a single band with aproximate molecular mass of 11,4 kDa, suggesting that the inhibitor was successfully purified into a single protein.
[Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan], 2009
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Japanese encephalitis (JE) merupakan penyakit endemik di Asia, bahkan telah menjadi penyakit hiperendemik di Bali, Indonesia. Keterbatasan vaksin dan belum adanya obat anti virus JE telah menjadi kendala utama dalam mengatasi penyakit tersebut. Salah satu alternatif adalah penemuan kandidat obat berupa inhibitor RNA helikase virus JE. Penelitian bertujuan mengisolasi suatu substansi inhibitor aktivitas ATPase RNA helikase virus JE dari kultur Streptomyces achromogenes (Okami dan Umezawa, 1953). Protein RNA helikase virus JE berfungsi sebagai substrat diekspresikan dari plasmid pET-21b yang telah ditransformasi ke dalam Escherichia coli BL21 (DE3) pLysS. Substansi inhibitor diisolasi dari supernatan S. achromogenes yang telah dikultur selama 3 hari. Supernatan medium kultur menghasilkan persentase inhibisi sebesar 26,8%. Protein inhibitor telah berhasil diisolasi dengan pengendapan amonium sulfat 0--75 %, dialisis, dan kromatografi filtrasi gel menggunakan Sephadex G-50 fine. Uji aktivitas inhibisi dilakukan dengan uji kolorimetrik ATPase dan dianalisis dengan SDS-PAGE 12%. Substansi hasil pengendapan amonium sulfat sebelum dialisis menunjukkan persentase inhibisi sebesar 82,36% dan setelah dialisis sebesar 87,77%. Hasil kromatografi filtrasi gel menunjukkan aktivitas inhibisi tinggi mulai dari fraksi 4--11 dengan aktivitas inhibisi berturutturut 78,89%; 78,59%; 78,08%; 74,59%; 69,09%; 65,58%; 65,85%; 55.13%. Analisis SDS-PAGE hasil isolasi dan pemurnian protein inhibitor menunjukkan substansi protein inhibitor RNA helikase virus JE memiliki berat molekul kurang lebih 37 kDa.
Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library