Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 78 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sagala, Birean D.
"Salah satu bahaya yang sering melanda daerah pengembangan lapangan Panas Bumi adalah gerakan tanah. Secara alamiah daerah panas bumi adalah sangat rentan terhadap pergerakan tanah, karena daerah tersebut umumnya didaerah vulkanik, dimana jalur patahan banyak ditemukan dan kegiatan gempa bumi relatif tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi penyebaran potensi bahaya gerakan tanah dan mengevaluasi tingkat bahayanya terhadap kegiatan pengembangan Panas Bumi didaerah Wayang Windu, Jawa Barat.
Ada enam lokasi potensi bahaya gerakan tanah telah di petakan, menyebar secara tidak teratur di daerah penelitian. Methoda yang digunakan untuk mengevaluasi tingkat bahaya potensi gerakan tanah adalah dengan mengenalisa tingkat ketidakstabilan lereng dari masing-masing lokasi potensi gerakan tanah dan kemuadian mengenalisa tingkat kerugian terhadap property, manusia maupun lingkungan yang mungkin terjadi sebagai akibat gerakan tanah tersebut. Dari hasil penelitian dibuat program yang ter-integrasi untuk pencegahan, mitigasi atau perbaikan dalam rangka mengelola potensi bahaya tersebut.
Daftar bacaan : 26 (1977 - 2002)

Rock Movement Hazards Analysis at the Wayang Windu Geothermal Development FieldNaturally, geothermal development fields are susceptible to rock movement hazards because the areas are normally developed in volcanic regions, where fault structures are well developed and earthquake occurrence is highly intense. The purpose of this research is to identify the potential rock movement hazards and to assess the potential risk to property, employees, and possibly to the environment at the Wayang Windu geothermal development field, West Java.
Six (6) potential rock movement hazards were mapped, geographically disseminated from the north to the south in the field investigation. The method used to assess the level of potential rock movement hazards was to analyze the slope instability of every single potential landslide that was identified and then evaluate the level of potential loss or vulnerability to property, humans, and the environment associated with the identified potential landslides. From the results of the research, we will make a recommendation to management on the best, cost-effective way to manage the potential hazards.
References : 26 (1977 - 2002)"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T7264
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yosef Ronald Costam
"Prediksi tekanan pori merupakan hal yang penting dalam persiapan program pemboran, khususnya jika diprediksi menembus zona gas dangkal. Program pemboran akan mempengaruhi saat penentuan desain selubung pemboran, berat lumpur dan mitigasi tekanan abnormal sebagai bahaya pemboran. Di lapangan ?B?, Cekungan Sumatera Tengah beberapa sumur mengalami tendangan lumpur (kick). Kejadian tersebut yang melatar belakangi studi tekanan pori untuk pemboran selanjutnya. Studi ini ditekankan pada teknik integrasi prediksi tekanan pori dari data sumur, yaitu data pemboran, wireline log, data tekanan formasi dan data seismik 2-D. Saat ini, teknologi seismik dengan dasar teknik geopressure dapat memberikan estimasi tekanan dari data kecepatan seismik dikombinasikan dengan data sumur memiliki tren yang sama.
Studi ini menggunakan hasil analisa kecepatan seismik untuk mendapatkan resolusi tinggi kecepatan dalam tiga dimensi. Tahap kalibrasi dilakukan berdasarkan hasil perhitungan tekanan pori dari data sumur dan well log. Metoda Eaton merupakan metoda empiris untuk mengestimasi tekanan pori data log sonik, resistivitas, dan densitas yang dikalibrasi dengan pengukuran tekanan formasi dari data RFT dan DST. Prediksi tekanan pori di Lapangan ?B? dilakukan dapat membuat prediksi di seluruh area lapangan dan berguna dalam desain selubung pemboran, berat lumpur, dan pencegahan untuk drilling hazard.

Pore Pressure Prediction is crucial to prepare a safe drilling program especially if there the well will potentially intersect shallow gas zones. It influences casing design, drilling mud weight and mitigation of overpressure as a drilling hazard. In the "B" Block, Central Sumatra Basin several wells have experienced kicks. These kicks led me to conduct a pore pressure study ahead of future drilling. The work more emphasize the technique integrated pore pressure prediction (PPP) brings together well and 2-D seismic data. The study used as input data from drilling data, wireline logs, pressure tests,and 2D Seismic.
Nowadays, seismic technology-based geopressure techniques provide an estimation of pore pressure from seismic velocity combine with well data has a relation in trend.
This study uses velocity analysis result to obtain a high-resolution velocity cube. Afterward, calibrated to pore pressure using well log and drilling data. The Eaton method is an empirical method to estimate pore pressures from sonic, resistivity and density logs which are calibrated to measured pore pressures from RFT and DST. In the "B" Block, the resistivity data did not reliably characterize pore pressure, and density data was incomplete, so the sonic log proved to be the most appropriate source data. Reliable pore pressure distribution required an empirical relationship between pore pressure and velocity. The Bentu Block pore pressure model created in this study allowed us to predict pore pressure throughout the block, and was used to design a drilling program especially for propose delineation wells, casing design, drilling mud weight, and overpressure prediction to prevent drilling hazards.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T38097
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Fitrianto
"Tesis ini membahas penentuan penyebaran reservoar batu pasir DST-5 dan DST-6 formasi Gumai dan penyebaran minyak pada reservoar tersebut di lapangan Jura dengan menggunakan pemodelan rock physics serta inversi AVO. Metoda ini digunakan karena diferensiasi litologi reservoir dengan non-reservoir tidak dapat dilakukan dengan menggunakan pemodelan Acoustic Impedance (AI). Karakterisasi reservoar dilakukan dengan analisa crossplot Lambda-Rho dan Mu-Rho sebagai parameter yang paling sensitif dalam membedakan litologi. Karakterisasi fluida dilakukan dengan analisa crossplot menggunakan parameter Lambda-Rho serta menggunakan metoda FRM (Fluid Replacement Modeling) untuk membedakan minyak dengan air. Karakterisasi reservoar dan fluida tersebut dikontrol oleh pengukuran data core pada sumur terdekat yang telah dikorelasikan dengan kondisi geologi bawah permukaan lapangan Jura. Hasil penelitian yang diperoleh berupa peta penyebaran lateral dari reservoar dan minyak di lapangan Jura.

The study is focused on the distribution of sandstone reservoir DST-5 and DST-6 and the distribution of oil on Gumai Formation in Jura Field using rock physics modeling and AVO inversion. This work was performed since Acoustic Impedance (AI) can not differentiate the reservoir and non-reservoir rock. The reservoir characterization is analyzed by cross plotting Lambda-Rho and Mu-Rho as a sensitive parameters to differentiate lithology. In addition the fluid characterization is analyzed by cross plotting Lambda-Rho and also using Fluid Replacement Modeling (FRM) to differentiate between oil and water. Those analyses were controlled by core measurement on the adjacent well, which already correlated with sub-surface geological condition of Jura field. The result of this study is a reservoir and oil distribution in Jura field using Lambda-Mu-Rho as sensitive parameters to differentiate lithology and fluid."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
T29835
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anastasia Sarma Ramalo
"[Studi ini memberikan pemahaman bagaimana perempuan melakukan adaptasi di dalam subkultur musik cadas sebagai ranah maskulin. Penelitian ini juga memberikan pemahaman mengenai alasan di balik adaptasi yang dilakukan oleh penggemar perempuan tersebut. Penelitian mengenai adaptasi perempuan di dalam ranah maskulin dilakukan terutama karena adanya kuasa laki-laki sebagai bentuk hegemoni maskulinitas di dalam ranah-ranah tertentu yang membuat identitas mereka menjadi norma. Subkultur musik cadas di Indonesia menggambarkan adanya kuasa laki-laki tersebut, baik sebagai musisi maupun sebagai penggemar. Padahal, subkultur ada sebagai ruang perjuangan melawan nilai-nilai dominan, namun kenyataannya subkultur justru melanggengkan patriarki sebagai budaya dominan. Dalam menganalisis mengenai adaptasi perempuan terhadap maskulinitas, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif serta menggunakan teknik wawancara mendalam dan observasi partisipan. Penelitian kritis ini berhasil membuktikan bahwa perempuan di dalam subkultur musik cadas mengakui, mengizinkan, dan justru turut melanggengkan dominasi laki-laki sebagai bentuk hegemoni maskulinitas. Maskulinitas kemudian menjadi norma dalam hierarki identitas. Perempuan di dalam subkultur musik cadas pun melakukan adaptasi perilaku dan gaya berpakaian agar menyesuaikan dengan penggemar laki-laki di dalam subkultur musik cadas.;This study provides an understanding on how women adapt in a rock
subculture as a masculine terrain. This study also sheds an understanding about
the reason behind the said adaptation done by female fans. The discourse on
women?s adaptation in a masculine terrain is conducted particularly due to men?s
power as a hegemonic masculinity in some particular terrains that renders their
identity as a norm. Indonesian rock subculture helps delineate male power, as a
musician and a fan. Ironically, subcultures are established as a form of struggle against dominant cultures, but really subcultures even perpetuate patriarchy as adominant culture.
In analyzing women?s adaptation to masculinity, this study employs
qualitative approach as well as in-depth interviews and participant observation
methods. This critical inquiry manages to prove that women inside rock
subculture acknowledge, permit, and even help perpetuate male?s domination as a
form of hegemonic masculinity. Masculinity then becomes the norm in a
hierarchy of identity. Women inside rock subculture then mimic men?s behaviors and clothing style in order to appropriate themselves with men inside the rock subculture., This study provides an understanding on how women adapt in a rock
subculture as a masculine terrain. This study also sheds an understanding about
the reason behind the said adaptation done by female fans. The discourse on
women’s adaptation in a masculine terrain is conducted particularly due to men’s
power as a hegemonic masculinity in some particular terrains that renders their
identity as a norm. Indonesian rock subculture helps delineate male power, as a
musician and a fan. Ironically, subcultures are established as a form of struggle against dominant cultures, but really subcultures even perpetuate patriarchy as adominant culture.
In analyzing women’s adaptation to masculinity, this study employs
qualitative approach as well as in-depth interviews and participant observation
methods. This critical inquiry manages to prove that women inside rock
subculture acknowledge, permit, and even help perpetuate male’s domination as a
form of hegemonic masculinity. Masculinity then becomes the norm in a
hierarchy of identity. Women inside rock subculture then mimic men’s behaviors and clothing style in order to appropriate themselves with men inside the rock subculture.]"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S59318
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bintang Rahmat
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi variasi motif manusia beserta pola yang terbentuk dari variasi tersebut di Gua Metanduno di Pulau Muna, Sulawesi Tenggara. Penelitian diawali dengan penelusuran kepustakaan yang berkaitan dengan topik yang dibicarakan dan dilanjutkan dengan survei. Survei ini dilaksanakan untuk memperoleh data keadaan gua dan lingkungannya dengan melakukan pemetaan, pemotretan gua, dan gambar cadas yang ada didalamnya yang dilengkapi dengan deskripsi. Pada tahap analisis dilakukan analisis khusus terhadap atribut-atribut motif manusia, seperti bentuk badan, alat yang melekat di kepala atau tangan, dan jenis kendaraan yang dinaiki. Tahap terakhir berupa pengintegrasian hasil analisis khusus yang menghasilkan kesimpulan adanya tiga variasi motif, yaitu manusia menaiki perahu, menaiki kuda, dan tidak menaiki apa pun. Ketiga variasi motif manusia tersebut memiliki pola tersendiri yang berkaitan dengan bentuk badannya.

ABSTRACT
This research aims to identify the variations of human motif depiction and the patterns derived from these variations in Metanduno Cave on Muna Island, Southeast Sulawesi. The research started with the investigation of relevant literatures followed by survey. The survey is conducted to collect data concerning the cave and its surroundings by mapping and photographing the cave and the rock art, completed with detail description. In the analytical step, specific analysis is attended toward the attributes of human motif, such as body shape, artefacts attached to the head and hands, and vehicle being mounted. Finally, the result of the integration of specific analysis shows the presence of three human motif variations: human on boat, human riding a horse, and human on its own. Each of these three human motif variations have its own pattern of depiction associated to its body shape.
"
2016
S64824
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amiril Muqsithin Pambayun
"Keuntuhan lereng batuan merupakan kasus kelongsoran yang memerlukan analisis khusus, sehingga menimbulkan antusias untuk melakukan analisis berdasarkan metode elemen hingga. Metode tersebut dianggap paling memiliki sensitivitas yang baik. Dalam melakukan analisis perlu direncanakan pemodelan yang dianggap tepat dalam memodelkan geometri antar batuan utuh dan model konstitutif yang merepresentasikan kondisi batuan aslinya. Digunakan model geometri yang merepresentasikan jenis kelongsoran guling khususnya dalam memodelkan diskontuniutas celah antar batuan utuh. Model geometri yang digunakan adalah model dengan elemen area kecil bersudut 60̊ berlawanan jarum jam. Model konstitutif yang digunakan untuk memodelkan lereng batuan adalah Mohr-Coulomb. Ada beberapa faktor yang diprediksi dapat mempengaruhi keruntuhan lereng, diantaranya pengaruh pemotongan lereng karena pekerjaan konstruksi dan kondisi muka air tanah. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan pemodelan yang optimal pada analisis kelongsoran lereng batuan menggunakan media perangkat Midas GTS NX.

The failure of rock slopes is a landslide case that requires special analysis, so that it creates enthusiasm to carry out an analysis based on the finite element method. This method is considered to have the best sensitivity. In conducting the analysis, it is necessary to plan a model that is considered appropriate in modeling the geometry between intact rocks and a constitutive model that represents the original rock condition. A geometric model is used that represents the type of toppling failure, especially in modeling the jointed rock. The geometry model used is a model with a small area element at an angle of 60̊ counterclockwise. The constitutive model used to model rock slopes is Mohr-Coulomb. There are several factors that are predicted to affect slope failure, including the effect of cutting slopes due to construction work and ground water level conditions. The purpose of this study was to obtain optimal modeling of rock slope slide analysis using sotfware Midas GTS NX."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Goodman, Richard E.
New York: John Wiley & Sons, 1980
624.151 32 GOO i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Schenk, George
California: Lane book, 1964:
635.967 2 Sch h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
": Walaupun bahan keraktanah memperlihatkan beberapa sifat yang hampir sama dengan
batuan sedimen klastik, tetapi dari aspek lithologi bahan ini tidak boleh diklasifikasikan sebagai
batuan. Ketidakpastian mengenai pengkelasan bahan ini boleh menimbulkan beberapa masalah
dalam kerja pengorekan keraktanah terutamanya mengenai kaedah pengorekan dan kadar
pembayaran. Dalam usaha mengujudkan prosedur menentukan tahap kebolehkorekan
keraktanah, kertas kerja ini memperjelaskan beberapa perbezaan dan persamaan asas antara
keraktanah dan batuan sedimen klastik. Data ujikaji makmal dan kerja lapangan menunjukkan
bahawa dari segi tektur dan kekuatan, keraktanah menunjukkan persamaan dengan batuan
sedimen. Walaubagaimanapun, mod pembentukannya tidak memenuhi kriteria untuk dikelaskan
sebagai batuan. Dengan ini bagi bahan-bahan geologi tertentu, pengkelasan lithologi sahaja tidak
dapat menggambarkan kebolehkorekannya. Penilaian tambahan ke atas sifat-sifat bahan juga
merupakan aspek penting yang perlu diambilkira."
620 MJCE 19:2 (2007)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>