Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Denita Biyanda Utami
"Latar belakang: Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktif (GPPH) adalah gangguan neurobehavioral ditandai dengan gejala kurangnya perhatian, sifat hiperaktif, dan impulsif. GPPH adalah gangguan perilaku yang paling sering didiagnosis pada anak dan apabila tidak teridentifikasi dan ditangani pada anak usia sekolah akan mengakibatkan dampak pada perkembangan sosial dan kognitif. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk mengidentifikasi tanda-tanda awal GPPH untuk orang tua. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan tentang gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif (GPPH) dengan tingkat pendidikan dan pekerjaan orang tua pada anak-anak usia sekolah di Jakarta.
Metode: Penelitian cross-sectional ini dilaksanakan di beberapa sekolah dasar di Jakarta pada bulan Januari 2012. Data diperoleh menggunakan kuesioner terstruktur yang diberikan kepada orang tua dari siswa SD di Jakarta. Analisis data dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17 dan uji statistik dan nilai kemaknaan p<0,05 dari analisis chi-square.
Hasil: Lima puluh koma tiga persen orang tua dengan tingkat pengetahuan mengenai GPPH yang tinggi berasal dari kelompok orang tua dengan tingkat pendidikan yang tinggi. Terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik dari hubungan tingkat pengetahuan tentang GPPH dan tingkat pendidikan pada orang tua (p = 0,01). Untuk orang tua yang bekerja, dalam penelitian ini adalah ibu, 31,3% dari seluruh ibu yang memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi adalah ibu yang tidak bekerja, sementara hanya 14% dari ibu yang bekerja yang memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi. Terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik antara tingkat pengetahuan tentang GPPH dan pekerjaan orang tua (p = 0,005).
Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan mengenai GPPH dengan tingkat pendidikan dan pekerjaan orang tua. Selain itu, sebagian orang tua mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi mengenai GPPH.

Background: Attention-deficit/hyperactivity disorder (ADHD) is a neurobehavioral disorder characterized by symptoms of inattention, hyperactivity, and impulsivity. ADHD is the most commonly diagnosed behavioural disorder in school-age children and if it remains unidentified and untreated, it will affect the social and cognitive development of the children. Therefore, it is essential to identify the early signs of ADHD for the parents. The aim of this study is to know the relationship between knowledge level of ADHD and education level and employment status of the parents in school-age children in Jakarta.
Method: This cross-sectional study was conducted in several elementary schools in Jakarta in January 2012. The data was collected through structured questionnaires given to parents of elementary school students in Jakarta. The data analysis was done by using SPSS 17 and analytical study with significancy value of p <0.05 in chi- square method.
Results: The results of this study showed that 50.3% of parents with a high knowledge level comes from the parents with high education level. There are significant differences in the relationship between knowledge level about ADHD and education level of the parents (p = 0.01). For employed parents, in this study were mothers, 31.3% of all mothers who have a high knowledge level is the mother who are unemployed, while only 14% of employed mothers who have high knowledge level. There are significant differences in the relationship between knowledge level about ADHD and employment status of the parents (p = 0.005).
Conclusion: There is a relationship between the knowledge level about ADHD and education level and employment status of the parents. In addition, most of the parents have high knowledge level about ADHD.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laksmana Rizki Putranto
"Latar belakang: Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktif (GPPH) adalah gangguan neurobehavioral yang gejalanya ditandai oleh sifat hiperaktif, kurangnya perhatian, dan impulsif. GPPH termasuk salah satu gangguan psikiatri yang sering ditemukan pada anak usia sekolah. Gangguan ini dapat mengakibatkan kekurang dalam perkembangan sosial dan kognitif anak apabila tidak terdeteksi dan tidak diobati sedini mungkin. Oleh karena itu, sangatlah penting bagi orang tua untuk dapat mengidentifikasi tanda-tanda awal GPPH. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui prevalensi GPPH dan hubungannya dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya pada anak-anak usia sekolah di Jakarta.
Metode: Penelitian ini merupakan penilitan cross sectional yang dilakukan di tiga sekolah dasar di Jakarta. Data didapat melalui kuesioner Conner’s yang dibagikan kepada orang tua dari siswa SD tersebut. Kuisioner Conner’s adalah salah satu metode deteksi dini untuk anak ADHD. Kemudian data dianalisis menggunakan program SPSS 19 dan metode chi-square dengan nilai kemaknaan p,0,05.
Hasil: Berdasarkan hasil studi analisis deteksi dini didapatkan 69,6% anak dengan GPPH, dengan prevalensi terbanyak berasal dari SDN Kampung Melayu. Akan tetapi, prevalensi ini tidak terbukti bermakna secara statistik jika dihubungkan dengan tingkat pengetahuan (p = 0,975) dan tingkat pendidikan ayah (p = 0,132) dan ibu (p = 0,372).
Kesimpulan: Dalam penilitian ini tidak terdapat hubungan yang bermakna antara angka prevalensi GPPH dengan tingkat pengetahuan dan tingkat pendidikan orangtua. Namun, faktor ayah merokok terbukti memiliki asosiasi yang kuat terhadap prevalensi GPPH di Jakarta.

Background: Attention-deficit/hyperactivity disorder (ADHD) is a neurobehavioral disorder which characterized by hyperactivity, inattention, and impulsivity. ADHD is one of the most frequent psychiatric disorders in school-age children. This condition may affect the social and cognitive developmental in the children if it is remain unidentified and untreated. Thus, it is important for parents to be able to identify the early signs of ADHD in their children. The aim of this study is to know the prevalence of ADHD and the relationship to its contributing factors among school-age children in Jakarta.
Method: The study uses cross sectional design and it was conducted in three elementary schools in Jakarta. The data was obtained through Conner’s Rating Scale which distributed to the parents of the subject children. The Conner’s questionnaire is one of the early screening methods to determine whether the child is having ADHD or not. Then, the data is analyzed with SPSS 19 program and chi-square method with significancy value p<0,05.
Results: Based on the analysis of early detection, it is found that 69,6% of all children have ADHD, with the most prevalent one comes from SDN Kampung Melayu. However, this result is not statistically significant if compared to knowledge level (p = 0,975) or with father’s (p = 0,132) and mother’s (p = 0,372) education level.
Conclusion: There are no significant relationship between the prevalence of ADHD with the knowledge level and the education level of the parents. However, there is a strong association between paternal smoking with the prevalence of ADHD in Jakarta.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library