Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 62 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Masdar Hilmy
"Islam et acculturation javanaise: line analyse textuelle et contextuell du rite du Slametan Ce memoire porte sur la rencontre culturelle entre L'lslam et la culture javanais telle que representee par le rituel du slaenetan. Les objectifs principaux de cette recherch se presentent en trois valets: Premierement, en dormant un bref apercu du context historique de la rencontre entre !Islam et la tradition javanaise, deuxiemement, e analysant le debat des specialistes sur la question d'etablir si le slametan est un rit animiste, syncretiste ou islamique et, troisiemement, en proposant une nouvell perspective du rituel du slametan, fondee sur une analyse textuelle (religieuse) e contextuelle (socio-culturelle).
L'hypothese sous-jacente de cette etude est que le slaenetan soit le prototype d'u rituel syncretiste, etant dune part, la representation d'elements islarniques (en son centre et, d'autre part, la representation de traditions locales (a sa peripherie). Cette recherch critiquera la theorie du slaenetan developpee a la fois par Geertz ainsi que Woodward. L premier chercheur percoit le slaenetan uniquement d'apres une perspective socio-culturell alors que le second considere ce rite selon une approche theologique islamique. L'autet de ce present memoire insiste qu'une perspective holistique devrait plutit etre employe afin de parvenir a une vision d'ensemble, a la fois de "1'interieur" (perspective religieus+ et de "I'exterieur" (perspective culturelle)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1999
T10626
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Chitra Liestyati KNP
"Kompetensi Komunikasi Antarpribadi terhadap Akulturasi Kebudayaan merupakan konstelasi konsep yang berimplikasi terhadap subjek sebagai individu dan bagian dari masyarakat di dalam menjalankan peran sosial. Ada kecenderungan bahwa di dalam masyarakat informatif berkembang ciri-ciri umum, yaitu derajat rasionalitas yang tinggi yang mempengaruhi tindakan sosial dan hubungan sosial seseorang dalam mengembangkan pilihan dan langkah tindak atas dasar pilihannya sendiri. Merujuk fenomena tersebut, diasumsikan bahwa konstelasi konsep ini menjadi sangat penting diterapkan pada era informasi.
Gejala perpindahan sementara manusia dari tempat asal menuju tempat-tempat yang menjadi daya tariknya saat ini semakin menonjol. Suatu gejala yang memberikan dan menciptakan peluang berusaha, melibatkan hubungan antarmanusia dan adanya (human touch), mendasari sikap mental (attitude), tingkah laku (behavior) dalam menggeluti bidang kerjanya. Oleh karena menyangkut hubungan antarmanusia yang berbeda latar budaya dan memungkinkan benturan nilai-nilai budaya yang mengarah pada akulturasi kebudayaan, maka setiap pelaku interaksi dituntut kemampuan berkomunikasi dalam membina hubungan yang harmonis.
Upaya menilai kualitas subjek sebagai pelaku interaksi di dalam berperan, bertindak secara interaksional, konsep kompetensi komunikasi antarpribadi diasumsikan sebagai konsep kontekstual yang efektif dan relevan untuk diterapkan. Aktualisasi konsep pada diri subjek, memposisikan ketergantungan subjek di dalam interaksi dengan objek dan lingkungan fisik serta proses itu sendiri. Konsep ini pun bermanfaat bagi subjek untuk menumbuhkan kesadaran diri, kewaspadaan diri, kendali diri dan keterlibatan diri di dalam interaksi sosial.
Interaksi pramuwisata Indonesia dengan wisatawan Jepang memperlihatkan latar pribadi subjek sebagai individu mempunyai pengaruh yang besar terhadap kinerja. Pernyataan ini menggarisbawahi anggapan bahwa, pelaku interaksi yang beragam status sosial di dalam suatu komunitas cenderung berperilaku sejalan dengan perilaku normatif.
Kenyataannya perwujudan eksistensi individu ke arah kehidupan intelektual dan kultural memerlukan pemahaman intens terhadap konsep yang relevan. Dengan demikian disimpulkan, bahwa kompetensi komunikasi antarpribadi terhadap akulturasi kebudayaan sebagai konstelasi konsep yang mempunyai hubungan yang signifikan, dapat diterapkan pada peradaban masyarakat informasi global."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tan, Ta Sen
"Culture contact took place throughout recorded history. The three major worls civilizations, namely, chineses, indian and arabian, all originated in Asia. SInce the 2nd century BC, these three civilizations began to interact with each other via the overland and see trade routes-the Chama (Tea and Horse), the Silk, and the Maritime Ceramic and Spice routes. SUch interaction triggered off a dynamic chain reaction of culture change in all societies in the regions largely by peaceful means through trade and cultural interchange as well as migration. A review of the literature of the subject under study reveals the lack of in-depth study of the subject leaving many gaps for future research. This macro-study is the first of such an attemt that adopts a holistic view of continental-wide culture contact. It deals with the incoming indian and islamic alien cultures infiltrating into china's confucianism and daoism on the one hand, and againts java's indigeneus culture on the other. The study explores the localization of these alien cultures through a process of sinicization in china and javanization in insular southeast asia set within a broader historical context of regional trade development and geo-politics. This research then narrows down to an investigation of the highly significant role played by Ming China through the hands of the famous matitime explorer, Cheng Ho, in the Islamization of the Nusantara world and particularly in helping to unravel the localization process that took place in 15th and 16th centuries in Java. In the final analysis, this study has uncovered the striking differences in the resulting patterns of culture contact between East and West imbedded in their differing world view. It clearly demonstrates the cultural fusion-clash polarization pattern in culture contact."
2007
D1665
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tan, Ta Sen
"ABSTRACT
Culture contact took place throughout recorded history. The three major worls civilizations, namely, chineses, indian and arabian, all originated in Asia. SInce the 2nd century BC, these three civilizations began to interact with each other via the overland and see trade routes-the Chama (Tea and Horse), the Silk, and the Maritime Ceramic and Spice routes. SUch interaction triggered off a dynamic chain reaction of culture change in all societies in the regions largely by peaceful means through trade and cultural interchange as well as migration. A review of the literature of the subject under study reveals the lack of in-depth study of the subject leaving many gaps for future research. This macro-study is the first of such an attemt that adopts a holistic view of continental-wide culture contact. It deals with the incoming indian and islamic alien cultures infiltrating into china's confucianism and daoism on the one hand, and againts java's indigeneus culture on the other. The study explores the localization of these alien cultures through a process of sinicization in china and javanization in insular southeast asia set within a broader historical context of regional trade development and geo-politics. This research then narrows down to an investigation of the highly significant role played by Ming China through the hands of the famous matitime explorer, Cheng Ho, in the Islamization of the Nusantara world and particularly in helping to unravel the localization process that took place in 15th and 16th centuries in Java. In the final analysis, this study has uncovered the striking differences in the resulting patterns of culture contact between East and West imbedded in their differing world view. It clearly demonstrates the cultural fusion-clash polarization pattern in culture contact."
2007
D628
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desrika Retno Widyastuti
"Kebudayaan suatu masyarakat bersifat dinamis, selalu berubah. Salah satu bentuk perubahan kebudayaan adalah melalui akulturasi/percampuran. Proses akulturasi dapat terjadi bila dua kebudayaan dalam masyarakat atau bangsa, masing-masing memiliki kebudayaan. tertentu lalu saling berhubungan. Selain itu proses akulturasi juga ditentukan pula oleh tingkat kebudayaan suatu bangsa, jika tingkat kebudaayan kedua bangsa sama atau hampir sama, maka kemungkinan menerima kebudayaan asing sangat besar, begitu pula sebaliknya. Penelitian ini terbatas hanya pada Kompleks Asta Tinggi Sumenep sebagai salah satu hasil kebudayaan yang bernafaskan Islam (yang sudah tercampur dengan hasil proses pra Islam). Penelitian dilakukan untuk mengetahui adanya akulturasi dengan unsur kebudayaan asing (Eropa dan Cina, Islam) dan mengetahui besarnya pengaruh tersebut pada Kompleks Asta Tinggi Sumenep. Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan adalah melalui (a) pengumpulan data, (b) pengolahan data, (c) penafsiran data. Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah adanya pengaruh unsur kebudayaan Cina, Islam dan Eropa. Pengaruh Cina tidak begitu besar, terbatas pada seni hias dan ukir yang terdapat pada rana kayu cungkup B, C dan D serta pada prasasti di dalam cung_kup F. Pengaruh Islam hanya terlihat pada kaligrafi yang berbentuk prasasti di Gapura D, kelir, prasasti dalam cungkup F, pada rana batu cungkup D serta pada nisan. Unsur kebudayaan Eropa besar pengaruhnya pada arsitektur di Kompleks Asta Tinggi Sumenep yang terli_hat pada pagar keliling, gapura dan bentuk cungkup F (cungkup Pnb. Sumolo). Ciri-ciri arsitektur Eropa yang menonjol di Asta Tinggi adalah arsitektur Inggris. Hal ini menguatkan pendapat Soekmono yang mengatakan gapura di halaman timur Kompleks Asta Tinggi mendapat pengaruh Inggris (Soekmono, 1985 : 114). Walaupun di Kompleks Asta Tinggi Sumenep banyak mendapat pengaruh asing namun pada bagian-bagian yang dianggap suci masih berakar pada unsur kebudayaan pra Islam, seperti bentuk makam, keletakan makam, penem_patan gapura berdasarkan jenisnya. Kesimpulan yang didapat dalam penelitian ini adalah bersifat sementara. Oleh karena itu penelitian serta pengujian lebih dalam masih dibutuhkan."
1995
S11584
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hafshoh Arrobbaniyah
"Skripsi ini membahas tentang "Bentuk dan Makna Sorban di Indonesia". Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bentuk serta makna sorban yang berkembang di Indonesia. Metode penulisan yang digunakan adalah studi kepustakaan (library search) dengan mencari sumber-sumber referensi yang berkaitan dengan sorban dan perkembangannya di dunia dan Indonesia, serta metode wawancara dengan narasumber untuk menunjang sumber referensi. Analisis yang digunakan adalah teori akulturasi yang dikemukakan oleh Yong Yun Kim serta konsep komodifikasi agama dalam menganalisis makna sorban di Indonesia oleh Pattana Kitiarsa. Hasil dari analisis ini adalah bentuk sorban di Indonesia merupakan hasil akulturasi dengan bentuk sorban di Timur Tengah, khususnya Yaman dan India. Selain sebagai komodifikasi agama, sorban juga dapat bermakna sebagai komoditas.

This undergraduate thesis discusses about "The Form and Meaning of Turban in Indonesia". To determine the form and meaning of turban in Indonesia is the purpose of this study. The methodology which is used in this study is the study of literature (library search) to find the source of references which relating to the turban and its development in the world and Indonesia, also the interviews with informants to support the reference. This undergraduate thesis used the theory of acculturation propounded by Young Yun Kim to analyze the forms of a turban in Indonesia, and the concept of commodification of religion propounded by Pattana Kitiarsa to analyze the meaning of turban in Indonesia. The results of this study is the form of turban in Indonesia is an acculturation product with the turban in Middle East, especially in Yemen and India. Aside from being a religious symbol, turban can also meaningful as a commodity."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S58718
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Yuha Afina Khalish
"Batik telah ditetapkan sebagai salah satu warisan budaya tak benda Indonesia oleh UNESCO. Batik besurek merupakan salah satu kain batik di Indonesia yang berasal dari Bengkulu. Kain batik besurek memiliki kekhasan pada motifnya, yaitu kaligrafi Arab yang menjadikan hal tersebut sebagai bentuk akulturasi budaya. Akulturasi budaya dalam kain batik besurek juga menghasilkan motif kain besurek baru hasil perkembangan dari perajin kain besurek di Bengkulu. Dalam penelitian ini dibahas tentang hasil akulturasi budaya Arab dengan budaya Indonesia pada batik besurek Bengkulu. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode studi pustaka dan wawancara. Data-data diperoleh dari artikel jurnal, laporan penelitian, dan buku serta wawancara dengan narasumber. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori akulturasi budaya dari Koentjaraningrat. Hasil dari akulturasi budaya dalam kain batik besurek berupa perkembangan motif kain besurek yang terdapat bunga raflesia yang merupakan ikon dari Provinsi Bengkulu.
......Batik has been designated as one of Indonesia's intangible cultural heritage by UNESCO. Besurek batik is a batik cloth in Indonesia originating from Bengkulu. Besurek batik cloth has a unique motif, namely Arabic calligraphy, which makes it a form of cultural acculturation. Cultural acculturation in besurek batik cloth also produces new besurek cloth motifs as a result of developments from besurek cloth craftsmen in Bengkulu. This study discusses the results of the acculturation of Arabic culture with Indonesian culture in Bengkulu besurek batik. This research is a qualitative research using literature and interview methods. The data were obtained from journal articles, research reports and books as well as interviews with source person. The theory used in this study is the theory of cultural acculturation from Koentjaraningrat. The result of cultural acculturation in the development of besurek batik cloth is in the form of besurek cloth motifs which contain rafflesia flowers which are icons of Bengkulu province."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rosyid Abdul Majid
"Penelitian ini mengungkap akulturasi keturunan Sayid Ahmad ibn Muhammad Basyaiban di Magelang dari tahun 1813-1939. Sayid Ahmad ibn Muhammad Basyaiban adalah keturunan keluarga Basyaiban yang pertama kali bermigrasi ke wilayah Ngayogyakarta. Keturunan dari Sayid Ahmad ibn Muhammad Basyaiban berkembang di wilayah Magelang. Keluarga mereka banyak berakulturasi dengan Jawa. Penelitian ini membahas bagaimana genealogi lalu akulturasi keturunan Sayid Ahmad ibn Muhammad Basyaiban di Magelang dan bagaimana identitas keturunan Sayid Ahmad ibn Muhammad Basyaiban di Magelang? Tujuannya adalah untuk mengungkap silsilah Sayid Ahmad ibn Muhammad Basyaiban ke atas dan ke bawah serta menjelaskan identitas Basyaiban. Metode yang digunakan adalah metode historis yang terdiri dari empat tahapan, yaitu heuristic, verifikasi, interpretasi dan historiografi. Adapun konsep yang digunakan adalah konsep akulturasi disamping itu teori genealogi Foucault dan Representasi dan Cultural Identity dari Hall digunakan untuk membantu menjawab pertanyaan penelitian. Temuan dari penelitian ini adalah pertama: genealogi keturunan Sayid Ahmad ibn Muhammad Basyaiban di Magelang ke atas tersambung dengan kaum Alawiyyin Hadramaut. Genealogi keturunan Sayid Ahmad ibn Muhmmad Basyaiban ke bawah terakulturasi dan tersambung dengan keluarga keraton Ngayogyakarta. Kedua: identitas keturunan Sayid Ahmad ibn Muhammad Basyaiban sebagai seorang Arab Alawiyyin Hadramaut. Di sisi lain keturunan Sayid Ahmad ibn Muhammad Basyaiban juga mempunyai identitas sebagai keluarga Jawa dari keraton Ngayogyakarta. Identitas mereka dapat terlihat dalam aspek budaya dan sosial. Semua identitas itu merupakan akulturasi dari budaya Arab dan Jawa.
......Sayid Ahmad ibn Muhammad Basyaiban was the first member of the Basyaiban family to migrate to the Ngayogyakarta palace. The descendants of Sayid Ahmad ibn Muhammad Basyaiban grew up in the Magelang area and underwent significant acculturation with Javanese culture. This research aims to explore the process of acculturation experienced by the descendants of Sayid Ahmad ibn Muhammad Basyaiban in Magelang from 1813 to 1939. The primary focus of this study is to examine the genealogy of Sayid Ahmad ibn Muhammad Basyaiban's descendants in Magelang, tracing their lineage from top to bottom. Additionally, this research aims to investigate the identity of Sayid Ahmad ibn Muhammad Basyaiban's descendants in Magelang, specifically addressing the question of Basyaiban's identity. The historical method is employed in this research, consisting of four stages: heuristic, verification, interpretation, and historiography. The study utilizes Foucault's concept of genealogy and Hall's theory of representation and cultural identity. The findings of this research indicate the following: Firstly, the genealogy of Sayid Ahmad ibn Muhammad Basyaiban's descendants in Magelang is linked to the Alawiyyin Hadramaut people in their ancestral lineages. The genealogy of Sayid Ahmad ibn Muhammad Basyaiban's descendants downward shows acculturation and connection with the Ngayogyakarta royal family. Both the upward and downward genealogies have been verified by their lineage institution. Secondly, Sayid Ahmad ibn Muhammad Basyaiban's descendants identify themselves as Arab Alawiyyin Hadramaut. Moreover, they also possess an identity as a Javanese family originating from the Ngayogyakarta palace. Their identity is manifested in cultural and social aspects, enabling them to represent their Javanese Arab heritage and gain recognition from both the Javanese community and the Arabians in Magelang."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>