Search Result  ::  Save as CSV :: Back

Search Result

Found 2 Document(s) match with the query
cover
Sri Nindita
"Latar belakang. Gagal ginjal terminal (GGT) atau penyakit ginjal kronik (PGK) stadium 5 merupakan masalah serius pada populasi anak dan dewasa, dengan insidens dan prevalensnya yang terus meningkat setiap tahun dan dapat menyebabkan komplikasi penyakit kardiovaskular. Kardiomiopati dilatasi (KMD) merupakan salah satu penyakit kardiovaskular yang dapat menyebabkan kematian pada anak dengan GGT. Prevalens KMD pada anak GGT cukup bervariasi, antara 2- 41%. Namun, saat ini studi tentang kejadian KMD pada anak GGT di Indonesia masih terbatas, terutama pada anak dengan GGT yang menjalani dialisis. 
Tujuan. Mengetahui prevalens KMD dan faktor risiko yang berasosiasi dengan kejadian KMD, yaitu etiologi GGT, status nutrisi, anemia, hipertensi dan jenis dialisis pada anak dengan GGT yang menjalani dialisis di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). 
Metode. Desain studi potong lintang dilakukan di RSCM pada anak dengan GGT yang menjalani dialisis selama periode 2017-2022 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Pengambilan data dilakukan melalui penelusuran rekam medik. 
Hasil. Terdapat 126 subjek yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dengan jenis kelamin lelaki lebih banyak (59,5%), mayoritas usia di atas 5 tahun (98,4%), dengan median 12 tahun (10-15). Sebanyak 95,2% subjek adalah rujukan dari rumah sakit luar datang pertama kali ke RSCM dengan kegawatdaruratan dan membutuhkan dialisis segera. Prevalens KMD pada studi ini adalah 53,2%. Hasil analisis multivariat dengan regresi logistik menunjukkan anemia dan status nutrisi berasosiasi positif dengan kejadian KMD (OR 4,8, IK 95% 1,480-15,736, p=0,009) ; (OR 9,383, IK 95% 3,644-24,161, p=0,000). Tidak terbukti adanya hubungan etiologi PGK, hipertensi dan jenis dialisis dengan kejadian KMD. 
Kesimpulan. Prevalens KMD pada anak dengan GGT yang menjalani dialisis di RSCM adalah 53,2%. Terdapat asosiasi positif antara anemia dan status nutrisi dengan kejadian KMD. Etiologi GGT, hipertensi, dan jenis dialisis tidak berasosiasi dengan kejadian KMD pada anak dengan GGT yang menjalani dialisis.  

Background.  Kidney failure is a serious problem in children with the incidence and prevalence increasing every year, can cause cardiovascular disease. Dilated cardiomyopathy (DCM) is one of the cardiovascular disease can cause mortality in children with kidney failure. The prevalence varies between 2-44% and limited studies in Indonesia especially in children with kidney failure on dialysis. 
Objective. To determine the prevalence of DCM and risk factors in children with kidney failure on dialysis in Cipto Mangunkusumo hospital. The association of etiology of kidney failure, nutritional status, anemia, hypertention, and type of dialysis with DCM in children with kidney failure. 
Methods. A cross-sectional study among children with kidney failure according to the inclusion and exclusion criteria during 2017-2022 periode, in Cipto Mangunkusumo hospital. Collecting data using medical record. 
Result. There were 126 study subjects, with 59,5% male and 98,4% over 5 years old, the median is 12 years (10-15). The prevalence of DCM was 53.2%. The results of the multivariate analysis showed anemia and nutritional status were associated with the incidence of DCM, (OR 4.8, 95% CI 1.480-15.736, p=0.009); (OR 9.383, 95% CI 3.644-24.161, p= 0.000). There is no association between the etiology of kidney failure, hypertension and type of dialysis with DCM. 
Conclussion. The prevalence of DCM in children with kidney failure on dialysis was 53.2%. Anemia and nutritional status was associated with DCM in children with kidney failure on dialysis. The etiology of kidney failure, hypertension, and type of dialysis were not associated with DCM.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Usman Sulaeman Markum
"Latar Belakang: Contrast Induced Acute Kidney Injury (CIAKI) merupakan gangguan ginjal akut sebagai komplikasi pemberian Media Kontras (MK) tanpa ada sebab yang lain. Gangguan ginjal akut (GGA) karena MK merupakan penyebab ketiga GGA tersering yang terjadi di rumah sakit. Skor Mehran 2 merupakan prediktor timbulnya CIAKI pasca Intervensi Koroner Perkutan (IKP) pada pasien Sindrom Koroner Akut (SKA) dan Sindrom Koroner Kronik (SKK) yang merupakan pengembangan dari skor Mehran yang telah dipakai sejak tahun 2004 dan telah mengalami berbagai validasi. Skor Mehran 2 masih belum secara luas dipakai dan belum pernah dilakukan validasi di Indonesia yang mempunyai karakteristik demografi yang berbeda.
Tujuan : Melakukan validasi dan mempelajari performa skor Mehran 2 pada pasien IMA-EST, IMA-NEST, Angina pektoris Tidak Stabil dan Angina pektoris Stabil yang menjalani IKP
Metode: Studi kohort retrospektif terhadap 292 pasien yang menjalani IKP di RSUPN dr Cipto Mangunkusumo Jakarta selama periode Januari 2021 sampai Juli 2024. Uji validasi dilakukan untuk menilai performa skor Mehran 2 pada pasien pasca IKP.
Hasil: Didapatkan hasil 56 pasien (19,17%) mengalami CIAKI dengan 71,43% laki-laki. Median total skor Mehran 2 pada pasien yang mengalami CIAKI adalah 13. Area under curve (AUC) skor Mehran 2 didapatkan 0,658 (95% IK 0,577-0,738 p<0,0001).
Simpulan: Skor Mehran 2 memiliki nilai diskriminasi moderate atau sedang dalam memprediksi CIAKI pada pasien SKA yang menjalani IKP dan mempunyai nilai kalibrasi yang baik

Background: Contrast Induced Acute Kidney Injury (CIAKI) is an acute kidney disorder as a complication of the administration of contrast media without any other cause. Acute Kidney Injury (AKI) due to contrast media is the third most frequent cause of AKI that occurs in hospitals. Mehran score 2 is a predictor of the onset of CIAKI after Percutaneous Coronary Intervention (PCI) in patients with Acute Coronary Syndrome (ACS) and Chronic Coronary Syndrome (CCS) which is a development of previous Mehran score that has been used since 2004 and has undergone various validations. The Mehran score 2 is still not widely used and has never been validated in Indonesia which has different demographic characteristics from other countries.
Objective: To validate and study the performance of Mehran score 2 in patient with ST Elevation Myocardial Infarction (STEMI), Non ST Elevation Myocardial Infarction (NSTEMI), Unstable Angina Pectoris (UAP) and Stable Angina Pectoris who undergo PCI.
Methods: A retrospective cohort study of 292 patients who underwent PCI at Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta during the period January 2021 to July 2024. A validation test was carried out to assess the performance of the Mehran 2 score in post PCI patients.
Results: The results were obtained that 56 patients (19.17%) experienced CIAKI with 71.43% subject are male. The median total score of Mehran score 2 in subject who experienced CIAKI was 13. Area under curve (AUC) Mehran score 2 score 0,658 (95% IK 0,577-0,738 p<0,0001).
Conclusions: Mehran score 2 has a moderate discrimination value in predicting CIAKI in patients undergoing PCI and it has good calibration level
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2025
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library