Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Turnip, Idawaty Elisabet
"Timbal, mangan, fenol, merupakan zat-zat kimia yang banyak terdapat
diperairan karena berasal dari limbah buangan industri, maupun sisa-sisa
penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya diperairan, terutama
timbal dan mangan juga terdapat di linkungan udara.Kandungan yang berlebihan
akan zat-zat tersebut diperairan dapat menimbulkan kemsakan dalam sistem biota
akuatik, terutama pada ikan, yang akhirnya dapat merugikan manusia pula, karena
hidup manusia tidak bisa lepas dari air dan lingkungan sekitar.Dalam penelitian ini
dilakukan uji toksisitas akut zat-zat tersebut terhadap ikan mas yang berusia
sekitar 1 bulan dengan berat antara 1 - 2 gr.Timbal dan mangan yang
dipergunakan dalam bentuk senyawaan dengan nitrat, dan fenol dalam bentuk fenol mumi. Parameter dalam uji toksisitas akut ini adalah LCso. yaitu konsentrasi
toksikan dimana diperoleh 50% hewan uji mati. Pengujian dllakukan selama 96
jam atau 4 hari. Penelitlan ini juga mengamati apakah ada bioakumulasi zat-zat
tersebut dalam tubuh ikan. Hasii yang diperoleh dari penelitlan ini adalah harga
LCso - 96 jam bagi fenol adalah sebesar 40 ppm, timbal nitrat sebesar 50 ppm,
dan 100 ppm bagi mangan nitrat. Tidak terlihat adanya akumulasi pada ikan mas
untuk semua senyawa tersebut."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2002
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amirah Deandra Diba
"ABSTRACT
Di Indonesia, kanker kolorektal termasuk dalam kanker dengan insidensi tinggi yang
memiliki rata-rata kematian sebanyak 10.2% pada pria dan 8.5% pada wanita.
Meskipun kemoterapi adalah terapi standar untuk kanker kolorektal, efek samping yang
disebabkan masih tinggi. Oleh karena itu, dibutuhkan agen antikanker potensial yang
berasal dari herbal sebagai terapi baru atau tambahan. Berdasarkan penelitian
sebelumnya, kulit Garcinia mangostana L. (mangostin) mengandung α- mangostin yang
berpotensi sebagai agen antikanker karena dapat memicu apoptosis dan memiliki
kandungan antioksidan yang tinggi. Untuk meningkatkan efikasinya di area kolon,
fraksinasi ekstrak etil asetat dari G. mangostana L. diformulasikan ke dalam bentuk
mikropartikel dan dienkapsulasi dengan kitosan-alginat yang bersifat targeted-release
pada area kolon. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan LD50 dari fraksinasi etil
asetat ekstrak G. mangostana L. dengan mikroenkapsulasi. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah uji toksisitas akut oral dengan menggunakan 20 mencit
BALB/c betina nulipara yang dibagi menjadi 4 kelompok (n=5) yang diberikan dosis
tunggal 2, 3, dan 5 g/kgBB dan satu kelompok kontrol. Administrasi ekstrak pada
mencit BALB/c pada dosis tunggal mangosteen 2, 3, dan 5 g/kgBB tidak menunjukkan
gejala toksisitas selama 14 hari observasi. Hasil dari penelitian ini mengindikasikan
bahwa mikropartikel ekstrak fraksi etil asetat G. mangostana L. tidak menunjukkan
toksisitas pada dosis tunggal 2, 3, dan 5 g/kgBB. Untuk memastikan tingkat keamanan
dari partikel ini, perlu dilakukan pemeriksaan histopatologi dan biokimia serta uji
toksisitas subkronik.

ABSTRACT
In Indonesia, colorectal cancer is included in the list of cancers with high incidence with
estimated death rate of 10.2% in men and 8.5% in women. Although chemotherapy is a
standard therapy for colorectal cancer, it leaves a problem of adverse side effects that
need to be sought from potential anticancer agents from herbs to be used as a new or
additional therapy. Based on previous studies, Garcinia mangostana L. (mangosteen)
pericarp contains α- mangostin that is potential as an anti-cancer agent as it can induce
apoptosis and has a high antioxidant content. To improve its efficacy in the colon area,
fractionation of ethyl acetate extract of G. mangostana L. was then formulated into
microparticles encapsulated by chitosan-alginat material which targeted-release aiming
the colon area. This research aims to identify the LD50 microencapsulated fractionation
of ethyl acetate extract of G. mangostana L. The method used in this experiment was
oral acute toxicity test using 20 nulipara female BALB/c mice that were divided into 4
groups (n=5) that were given intragastric administration of a single dose of 2, 3, and 5
g/kg.BW and one control group. Administration of this extract to BALB/c mice at a
single dose of 2, 3, and 5 g/kg body weight mangosteen produced no toxicity signs
during 14 days of observation. The results of this study indicate that encapsulated of
ethyl acetate fraction microparticles of G. mangostana L. extract cause no toxicity at a
single dose of 2, 3, and 5 g/kg body weight. To ensure the safety level,
histopathological, biochemical examination and subchronic toxicity test are necessary."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Rahayu Widya Ningrum
"Hingga saat ini di Indonesia belum ada metode uji toksisitas akut limbah yang terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN). Organization for Economic Cooperation & Development (OECD) merupakan salah satu organisasi yang sudah mengeluarkan prosedur standar pengujian toksisitas lingkungan OECD 425 secara internasional.
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis apakah metode OECD 425 memenuhi persyaratan validasi yaitu akurasi dan presisisi serta dapat digunakan sebagai metode standar pengujian toksisitas akut limbah di Indonesia. Pada penelitian ini digunakan tembaga (II) sulfat pentahidrat sebagai reference toxicant untuk mengetahui nilai LD50 dan pengaruh pemberian larutan tersebut pada hati dan ginjal. Hewan uji berupa mencit betina galur DDY sebanyak 120 ekor. Kelompok perlakuan diberi tembaga (II) sulfat pentahidrat dengan dosis berturut-turut 840 dan 2150 mg/kg bb, sedangkan kelompok kontrol diberi akuades. Nilai LD50 ditentukan dengan software AOT425StatPgm, kemdian dilakkan validasi nilai LD50 tersebut.
Hasil uji toksisitas akut oral OECD 425 menunjukkan nilai LD50 tembaga (II) sulfat pentahidrat 1344 mg/kg bb yang sesuai dengan literatur. Pemeriksaan histologi hati dan ginjal menunjukkan adanya pengaruh pemberian dosis 840 mg/kg bb dan 2150 mg/kg bb. Metode pengujian toksisitas akut oral OECD 425 memenuhi persyaratan akurasi dan presisi serta dapat menjadi metode acuan untuk pengujian toksisitas akut oral limbah di Indonesia.
......Up to this time in Indonesia, an acute oral toxicity test of waste hasn?t been accreditated by the National Accrediatation Committee (KAN). Organization for Economic Cooperation & Development (OECD) is one of the organization which published an OECD 425 guideline method for environmental toxicology testing internationally.
This study was intended to find out whether the OECD 425 method can satisfy the accuracy and precision of validation criteria and can be used as the standard acute toxicity test for waste in Indonesia. Copper (II) sulphate pentahydrate was used as a reference toxicant in order to determine the LD50 value and determine the effect of the solution on liver and kidney. One hundred and twenty DDY female mice were used in the trial. Treated groups were given the reference toxicant solution of copper (II) sulphate pentahydrate with dose of 840 and 2150 mg/kg bw, while control group was given the aquadest. LD50 value was determined by AOT425StatPgm software.
The results of the acute oral toxicity OECD 425 test showed that LD50 value of copper (II) sulphate pentahydrate was 1344 mg/kg bw which was in agreement with literature. The histology examinations data showed that administration of the reference toxicant solution dose 840 mg/kg bw and 2150 mg/kg bw affect the liver and kidney of mice. Acute oral toxicity OECD 425 method has proved its accuracy and precision of validation criteria, thus can be used as the reference acute toxicity method for waste in Indonesia."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42763
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gugum Permana
"Carbon nanotubes CNT merupakan terobosan penghantar obat kanker yang mampu menuju ke dalam sel dengan meminimalisasi kerusakan jaringan normal di luar jaringan kanker. Fungsionalisasi dilakukan untuk memperbaiki dispersibilitas dan toksisitas CNT sehingga mampu memenuhi standar penghantar obat. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh pengaruh penambahan HCl terhadap dispersibilitas dan toksisitas akut CNT. Fungsionalisasi menggunakan campuran H2SO4 6M dan HNO3 6M dan HCl dengan variasi molaritas sebesar 6M, 8M, 10M dan 12M. CNT yang telah difungsionalisasi f-CNT dikarakterisasi dengan FTIR, Uji dispersi, dan SEM-EDS serta dilakukan pengujian toksisitas akut in vivo. Karakterisasi menunjukkan bahwa f-CNT dengan konsentrasi HCl 10 molar memiliki kandungan oksigen tertinggi sebanyak 6,84, dispersibilitas selama lebih dari 24 hari dan bersifat praktis tidak toksik setelah di uji menggunakan uji toksisitas akut selama 14 hari.
......Carbon nanotubes CNT are novel strategy for cancer drug delivery and equipped with a cell targeting agent to increase target specificity. Functionalization needed to fix the dispersibility and toxicity of CNT as a drug delivery. This study aims to obtain The Effect of Optimation Hydrochloric Acid HCl against dispersibility and toxicity. Functionalization used a mixture of 6 M HNO3 and 6 M H2SO4 and variation of HCl molarity from 6M, 8M, 10M, and 12 M. Functionalized CNT f CNT were characterized by FTIR, dispersion tests, SEM EDS and acute toxicity In vivo. The characterization resulted f CNT with HCl concentration 10M has the best oxygen percentation from functionalization for 6,84, dispersion up to 24 days and practical non toxic after using acute toxicity method for 14 days."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rasyid Setyawan
"Telah dibuat ekstrak jamu anti-aterosklerosis (AA) dengan bahan daun tanjung (Mimusops elengi L.), daun belimbing manis (Averrhoa carambola L.), dan temulawak (Curcuma xanthorriza L.) yang merupakan tumbuhan dengan kandungan zat aktif yang bisa menurunkan faktor risiko aterosklerosis. Pembuatan ekstrak meliputi pengeringan bahan segar yang dilakukan menggunakan tray dryer pada suhu 100oC dan waktu 230 menit untuk temulawak, 60 menit untuk daun tanjung, dan 80 menit untuk daun belimbing. Simplisia kering diekstrak menggunakan pelarut air dalam waktu 45 menit yang ditandai nilai TPC dan TFC tertinggi pada variasi waktu ekstraksi, dengan nilai TPC sebesar 3,173 mg GAE/ml, dan nilai TFC terbaik pada 30 menit, dengan nilai TFC sebesar 0,635 mg QE/ml. Ekstrak cair kemudian disaring menggunakan kain saring dan dikeringkan menggunakan pengeringan beku dan dihasilkan kandungan fitokimia yaitu xanthorrhizol, alfa-curcumene, dan alfa-bergamotene tertinggi dengan area berturut-turun 11,5%, 7,66%, dan 6,33%. Hasil uji toksisitas menunjukkan nilai Lethal Dose (LD50) ekstrak jamu AA sebesar 3,321 g/kg BB mencit. Berdasarkan hasil simulasi produksi ekstrak jamu AA berkapasitas 7,024 kg/hari, didapatkan NPV sebesar 3.084.000$, IRR sebesar 38,52%, serta PBP dalam kurun waktu 1,55 tahun dengan harga produk 0,2$ per kapsul.
......Anti-atherosclerosis (AA) herbal extracts have been made using tanjung leaves (Mimusops elengi L.), sweet starfruit leaves (Averrhoa carambola L.), and temulawak (Curcuma xanthorriza L.) which are plants with active substances that can reduce atherosclerosis risk factors. The extracts included drying of fresh ingredients using a tray dryer at a temperature of 100oC and a time of 230 minutes for temulawak, 60 minutes for tanjung leaves, and 80 minutes for star fruit leaves. Dried simplicia was extracted using water in 45 minutes which was marked by the highest TPC and TFC values ​​at various extraction times, with a TPC value of 3.173 mg GAE/ml, and the best TFC value at 30 minutes, with a TFC value of 0.635 mg QE/ml. The liquid extract was then filtered using filter cloth and dried using freeze-drying and the highest phytochemical content, namely xanthorrhizol, alpha-curcumene, and alpha-bergamotene, were 11.5%, 7.66%, and 6.33% respectively. The results of the toxicity test showed that the lethal dose (LD50) of the herbal extract AA was 3.321 g/kg body weight of mice. Based on the simulation results of AA herbal extract production with a capacity of 7,024 kg/day, obtained NPV of 3,084,000$, IRR of 38.52%, and PBP for a period of 1.55 years with a product price of 0.2$ per capsule."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desy Rasta Waty
"Penghambat Angiotensin Converting Enzyme ACE merupakan salah satu golongan obat antihipertensi utama dalam menurunkan tekanan darah. Metabolit sekunder golongan flavonoid telah banyak diteliti dan terbukti memiliki aktivitas penghambat ACE. Herba suruhan Peperomia pellucida L. Kunth. merupakan tanaman yang berpotensi sebagai penghambat ACE. Belum diketahui karakterisasi senyawa yang terdapat dalam herba suruhan dengan aktivitas penghambat ACE.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan karakterisasi senyawa golongan flavonoid dengan aktivitas penghambat ACE yang terdapat dalam ekstrak metanol herba suruhan serta keamanan penggunaan ekstrak metanol herba suruhan. Penentuan karakterisasi senyawa dilakukan dengan metode Liquid Chromatography-Mass Spectrophotometry LC-MS dan uji aktivitas penghambat ACE secara in vitro menggunakan metode Lam, sedangkan uji keamanan ekstrak metanol dengan uji toksisitas akut.
Melalui penelitian ini dihasilkan bahwa nilai IC50 ekstrak metanol herba suruhan adalah 19,356 g/mL dengan karakterisasi senyawa flavonoid dengan aktivitas penghambat ACE yang terdapat dalam ekstrak metanol herba suruhan memiliki nilai [M] m/z 329; 433; 477; 537; 591; 593; 609; dan 623. Uji toksisitas akut ekstrak metanol herba suruhan menunjukkan bahwa tidak terdapat kematian dengan LD50>4000 mg/kg BB, serta tidak terdapat perbedaan yang signifikan nilai AST dan ALT.
Berdasarkan hal tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa ekstrak metanol herba suruhan mengandung senyawa flavonoid dengan aktivitas penghambat ACE yang tidak menimbulkan kematian dan perubahan pada organ hati hewan coba.

Inhibition of Angiotensin Converting Enzyme ACE is one of therapeutic treatment of hypertension in decreasing blood pressure. Many evident and research done for flavonoid as one of secondary metabolite that has ACE inhibitor activity. Peperomia pellucida L. Kunth. herb is one of the Indonesian potential plant as an ACE Inhibitor. It is not known characterization of the active substances with ACE inhibitor activity. Many flavonoids substances have ACE inhibitor activity.
The present study was aimed at investigating the characterization of flavonoid substances with ACE inhibitor activity in Peperomia pellucida methanolic extracts. Substances characterization conducted using Liquid Chromatography Mass Spectrophotometry LC MS while in vitro ACE inhibitor test performed using Lam method and acute toxicity test for safety assessment. Peperomia pellucida methanolic extracts showed ACE inhibitor activity with IC50 value 19,356 g mL. Substances characterization analysis revealed the presence of flavonoid with M m z 329 433 477 537 591 593 609 623.
Acute toxicity test analysis showed that there was no death with LD50 value more than 4000 mg kg BW. Blood analysis for aspartate aminotransferase AST and alanine aminotransferase ALT showed no significant differences between normal group and dose group in male and female mice.
From this study, it is suggested that Peperomia pellucida methanolic extracts have many flavonoid substances with ACE inhibitor activity that did not cause mortality and liver function changes."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
T47240
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Nurita Anggraini
"Akar tanaman Acalypha indica Linn. banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia sebagai obat tradisional untuk menghilangkan nyeri sendi dan menurunkan kadar asam urat dalam darah, karena itu perlu dilakukan pengujian keamanan efektivitas penggunaan akar Acalypha indica Linn. dalam pengobatan asam urat. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan uji toksisitas akut dan mengetahui nilai LDso serta pengaruh pemberian ekstrak air akar Acalypha indica Linn. terhadap hematologi dan histologi organ mencit. Pada penelitian ini digunakan 50 ekor mencit (25 ekor mencit betina dan 25 ekor mencit jantan). Tiap jenis kelamin dibagi di dalam 5
kelompok dengan 5 ekor mencit tiap kelompoknya. Kelompok I, II, Ill, dan IV
merupakan kelompok yang diberi ekstrak air akar Acalypha indica Linn. pada hari ke-1 dengan dosis berturut-turut 39, 78, 156, dan 312 g/kg bb mencit. Kelompok V adalah kelompok kontrol yang diberi aquadest. Pada hari ke-0 dan hari ke-2 dilakukan pemeriksaan hematologi yang meliputi pemeriksaan kadar hemoglobin, jumlah sel darah merah, jumlah sel darah putih, dan jumlah trombosit. Empat belas hari setelah pemberian ekstrak, dilakukan pemeriksaan hematologi dan pembedahan untuk pemeriksaan histologis organ (hati, ginjal, jantung, dan paru). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak akar Acalypha indica Linn. praktis tidak toksik (>15 g/kg bb). Hasil pemeriksaan hematologi menunjukkan tidak terjadi perbedaan yang bermakna antara kelompok I, II, Ill, dan IV dengan kelompok kontrol normal pada a = 0,05. Hasil pemeriksaan histologi menunjukkan pemberian ekstrak akar Acalypha indica Linn. tidak menyebabkan kerusakan jaringan ginjal, jantung, dan paru-paru. Namun, pada hati dapat menyebabkan peningkatan diameter vena sentralis hewan uji mencit."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia , 2005
S32440
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The Psidium guava Linn leaf extract as mouthrinse has been suggested to be used against toothache, and also has suggested effect against diarrhea and vomitting, as well as anti spasmodic and rheumatic symptoms, anti inflammation, anti piretic, analgetic, and anti bacterial activity. However, to consider potential side effects, this work aimed to test the acute toxicity of guava leaf extract. For this purpose guava leaf extract was given orally to groups of ten mice each at a doses of 1.25g, 2.5, 5, 10 and 21 g/kg body weight in a suspension with CMC Na 0,5%. Ten mice were used as control with a dose of 1 ml CMC Na 0,5%. The results suggest no acute toxicity to mice, since even the biggest dose given (show no measurable) value of LD 50. It could be concluded that guava leaf extract shows no acute toxicity to mice at tested concentrations."
Journal of Dentistry Indonesia, 2004
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Eka Fitri Testa Nuridayanti
"ABSTRAK
Rambut jagung untuk peluruh air seni, penurun tekanan darah tinggi, dan penurun kadar kolesterol belum diketahui keamanan penggunaannya, sehingga perlu dilakukan penelitian mengenai keamanannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keamanan penggunaan ekstrak air rambut jagung yang ditinjau dari nilai LD50 dan pengaruhnya terhadap fungsi hati dilihat dari dari aktivitas alanin aminotransferase (ALT) dan alkali fosfatase (ALP) plasma serta fungsi ginjal dilihat dari kadar urea dan kreatinin plasma. Hewan uji berupa mencit jantan dan betina galur DDY, sebanyak 50 ekor yang dibagi menjadi 5 kelompok. Kelompok 1, 2, 3, dan 4 diberi ekstrak air rambut jagung dengan dosis berturut¬turut 3,84; 7,68; 15,36; 30,72 g/kg bb, sedangkan kelompok 5 diberi larutan CMC 0,5%. Nilai LD50 ditentukan dengan menghitung jumlah hewan yang mati selama 24 jam setelah pemberian ekstrak. Pengukuran fungsi hati dan ginjal dilakukan pada 24 jam dan 14 hari setelah perlakuan. Penilaian fungsi hati ditinjau dari aktivitas ALT dan ALP menggunakan metode kolorimetri, penilaian fungsi ginjal ditinjau dari kadar urea menggunakan metode Fearon dan kadar kreatinin menggunakan metode Jaffe yang dimodifikasi. Hasilnya menunjukkan pemberian ekstrak air rambut jagung sampai dosis tertinggi 30,72 gram ekstrak/kg bb tidak menimbulkan kematian dan tidak mempengaruhi fungsi hati dan ginjal mencit.

ABSTRACT
Corn silk for diuretic, antihypertension, and antihyperlipidemia is unknown its safety of use, so that research was needed to find out its safety of use. This study was intended to find out the safety of use of aqueous extract of corn silk reviewed from LD50 and its effect on liver function in terms of alanin aminotransferase (ALT) and alkali phosphatase (ALP) activity and renal function in terms of urea and creatinine level. Fifty DDY male and female mice were used and divided into 5 groups. First to fourth groups were given the aqueous extract of corn silk with dose respectively 3.84; 7.68; 15.36; 30.72 g/kg bw, while fifth group was given 0.5% of CMC solution. LD50 value was determined by calculating dead mice for 24 hours of administration of extract. Measurements of liver and renal function were carried out in 24 hours and 14 days after treatment. Assessment of liver function in terms of ALT and ALP was using colorimetry method, assessment of renal function in terms of urea level was using Fearon method and creatinine level was using modified Jaffe method. Results showed that administration of aqueous extract of corn silk until dose of 30.72 g/kg bw did not cause death and did not affect liver and renal function of mice."
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S673
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library