Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hutcheon, Linda
New York: Routledge, 2006
578.4 HUT t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Zulaeha Hamidoen
"Tesis ini mengkaji masalah tentang adaptasi penduduk yang terkena gusuran di lingkungan pemukiman baru oleh Proyek Pengembangan Lingkungan (PPL) dan Proyek Perkayuan Marunda (PPM). Obyek penelitian adalah masyarakat kampung Marunda Baru atau RW.03 Kelurahan Harunda Jakarta Utara.
Kajian tesis ini menunjukkan bahwa lingkungan pemukiman baru dengan sarana dan prasarana yang direncanakan dan diatur secara baik denaan uang penggantian rumah yang diterima penduduk tidak menjamin penyelesaian masalah yang menimpa penduduk yang tergusur tersebut. Penggusuran ternyata memerlukan penyelesaian yang terpadu antar instansi yang terkait, meliputi persiapan mental, pengetahuan dan ketrampilan penduduk yang sesuai dengan lingkungan pemukiman baru dengan cara memberikan sarana Balai Latihan Ketrampilan (BLK) dan kursus-kursus lainnya yang dapat menunjang keberhasilan adaptasi penduduk.
Penelitian ini mengacu-kepada konsep yang dikemukakan oleh Steward dengan kajian yang mengfokuskan pada sistem ekonomi yang diwujudkan dalam pola penghasilan dan perbelanjaan penduduk merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan adaptasi penduduk di lingkungan pemukiman baru. Sedangkan konsep adaptasi mengacu kepada pendapat yang dikemukakan oleh J. Binnet, yaitu adaptasi tingkah laku dan adaptasi sosial. "
1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
S3072
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hartman, Ann
London: Sage, 1979
362.734 HAR f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Marthanya
"ABSTRAK
Keluarga merupakan setting yang penting bagi perkembangan remaja.
Pada masa sekarang struktur keluarga dapat berubah, salah satunya yang
semakin berkembang dewasa ini adalah keluarga tiri. Keluarga tiri dapat terjadi
akibat meninggalnya salah satu dari pasangan yang menikah atau akibat
perceraian. Di dalam penelitian ini, peneliti memilih untuk memfokuskan pada
bentuk keluarga tiri yang terjadi akibat meninggalnya pasangan hidup.
Keluarga tiri berbeda baik secara struktur maupun emosional.
Terbentuknya keluarga tiri seringkali berarti suatu keluarga harus menerima
kehadiran seseorang yang asing ke dalam keluarga. Hal ini kemungkinan
menghasilkan tuntutan bagi anggota keluarga untuk menyesuaikan diri, terutama
untuk anak, sebab masalah terbesar di dalam remarriage menyangkut soal anak.
Anak akan sulit menyesuaikan diri dengan orangtua tiri, terutama dengan ibu tiri,
dan apabila ia berada di dalam usia remaja. Remaja putri dikatakan lebih sulit
menyesuaikan diri dengan ibu tiri dibandingkan dengan remaja
putra.Berdasarkan penjelasan di atas maka penelitian ini ditujukan untuk
mendapatkan gambaran mengenai penyesuaian diri remaja putri di dalam
keluarga dengan ibu tiri.
Pada penelitian ini digunakan teori dari Greenblat et al. (dalam Feldman,
1989) untuk mengetahui tahap berduka yang dialami remaja putri akibat
kematian ibu kandung. Untuk mengevaluasi masalah-masalah yang umum terjadi
di dalam keluarga tiri digunakan teori dari Zanden (1993). Penyesuaian diri
menggunakan teori dari Lazarus (1976), Holander (1981), Rathus dan Nevid
(1983), dan Atwater (1983) serta teori mengenai karakteristik penyesuaian diri
yang baik dari Haber dan Runyon (1984).
Metode penelitian yang digunakan menggunakan pendekatan kualitatif
dengan penggunaan studi kasus terhadap tiga orang responden.Untuk menggali
informasi sedalam-dalamnya digunakan wawancara mendalam. Data yang
diperoleh kemudian diolah dan dianalisis satu per satu. Analisis data terutama
mengacu pada lima kriteria penyesuaian diri dari Haber dan Runyon (1984), yaitu
memiliki persepsi yang akurat terhadap realitas, mampu mengatasi stres dan kecemasan, memiliki citra diri yang positif, mampu mengekspresikan emosi
secara wajar, dan memiliki hubungan interpersonal yang baik.
Di dalam menyesuaikan diri dengan ibu tiri, keseluruh responden
memiliki setidaknya tiga dari lima masalah yang dikemukakan oleh Zanden.
Responden 1 melakukan penyesuaian diri yang aktif dan responden 2 dan 3
cenderung menggunakan penyesuaian diri yang pasif.
Dari analisis penyesuaian diri berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh
Haber dan Runyon (1984) berhasil diketahui bahwa hanya responden 1
melakukan penyesuaian diri yang baik karena telah memenuhi keseluruh kriteria.
Responden 2 belum melakukan penyesuaian diri yang baik karena tidak
memenuhi syarat yang ditetapkan. Hal ini mungkin disebabkan penyesuaian diri
yang dilakukan masih berada di dalam proses. Responden 3 hingga kini belum
melakukan penyesuaian diri yang baik karena ia hanya memenuhi dua kriteria
pertama. Hal ini mungkin dapat disebabkan kurang baiknya interaksi yang
berlangsung di dalam keluarga."
2002
S3156
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aliyah Shifa Rifai
"Transformasi karya sastra ke dalam bentuk film atau yang disebut sebagai ekranisasi sering kali melibatkan berbagai penyesuaian untuk menyesuaikan karakteristik format film. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan aspek penciutan, penambahan, dan perubahan bervariasi yang terjadi pada alur dalam ekranisasi novel ke film 24 Jam Bersama Gaspar serta menjelaskan pengaruh aspek-aspek tersebut terhadap penyampaian cerita dan pengalaman yang ingin diberikan kepada penonton. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teori ekranisasi. Hasil penelitian menunjukkan terdapat beberapa penyesuaian yang dilihat melalui aspek penciutan, penambahan, dan perubahan bervariasi dalam ekranisasi 24 Jam Bersama Gaspar. Penyesuaian tersebut dilakukan untuk menyesuaikan alur cerita dengan format film. Dalam penelitian ini, penciutan berfungsi untuk menghilangkan unsur yang tidak relevan, penambahan agar memperjelas motivasi karakter, dan perubahan bervariasi untuk mengubah beberapa struktur alur cerita dalam novel supaya lebih selaras dengan film. Dengan demikian, adaptasi novel menjadi film tidak hanya mentransfer cerita dari satu medium ke medium lain, tetapi juga menciptakan interpretasi baru yang relevan dengan karakteristik film.

The transformation of literary works into films, known as film adaptation, often involves various adjustments to align with the characteristics of the film format. This study aims to explain the aspects of reduction, addition, and varied changes in the plot during the film adaptation of the novel 24 Jam Bersama Gaspar into its film adaptation and to analyze the impact of these aspects on narrative delivery and the audience's experience. This research employs a qualitative descriptive method using film adaptation theory. The findings reveal several adjustments observed through the aspects of reduction, addition, and varied changes in the film adaptation of 24 Jam Bersama Gaspar. These adjustments were made to align the storyline with the film format. In this study, reduction serves to eliminate irrelevant elements, addition clarifies character motivations, and varied changes modify certain plot structures in the novel to better suit the film. Thus, it can be concluded that adaptation does not merely transfer a story from one medium to another but also creates a new interpretation relevant to the characteristics of film."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2025
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aliyah Shifa Rifai
"Transformasi karya sastra ke dalam bentuk film atau yang disebut sebagai ekranisasi sering kali melibatkan berbagai penyesuaian untuk menyesuaikan karakteristik format film. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan aspek penciutan, penambahan, dan perubahan bervariasi yang terjadi pada alur dalam ekranisasi novel ke film 24 Jam Bersama Gaspar serta menjelaskan pengaruh aspek-aspek tersebut terhadap penyampaian cerita dan pengalaman yang ingin diberikan kepada penonton. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teori ekranisasi. Hasil penelitian menunjukkan terdapat beberapa penyesuaian yang dilihat melalui aspek penciutan, penambahan, dan perubahan bervariasi dalam ekranisasi 24 Jam Bersama Gaspar. Penyesuaian tersebut dilakukan untuk menyesuaikan alur cerita dengan format film. Dalam penelitian ini, penciutan berfungsi untuk menghilangkan unsur yang tidak relevan, penambahan agar memperjelas motivasi karakter, dan perubahan bervariasi untuk mengubah beberapa struktur alur cerita dalam novel supaya lebih selaras dengan film. Dengan demikian, adaptasi novel menjadi film tidak hanya mentransfer cerita dari satu medium ke medium lain, tetapi juga menciptakan interpretasi baru yang relevan dengan karakteristik film.

The transformation of literary works into films, known as film adaptation, often involves various adjustments to align with the characteristics of the film format. This study aims to explain the aspects of reduction, addition, and varied changes in the plot during the film adaptation of the novel 24 Jam Bersama Gaspar into its film adaptation and to analyze the impact of these aspects on narrative delivery and the audience's experience. This research employs a qualitative descriptive method using film adaptation theory. The findings reveal several adjustments observed through the aspects of reduction, addition, and varied changes in the film adaptation of 24 Jam Bersama Gaspar. These adjustments were made to align the storyline with the film format. In this study, reduction serves to eliminate irrelevant elements, addition clarifies character motivations, and varied changes modify certain plot structures in the novel to better suit the film. Thus, it can be concluded that adaptation does not merely transfer a story from one medium to another but also creates a new interpretation relevant to the characteristics of film."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2025
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aliyah Shifa Rifai
"Transformasi karya sastra ke dalam bentuk film atau yang disebut sebagai ekranisasi sering kali melibatkan berbagai penyesuaian untuk menyesuaikan karakteristik format film. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan aspek penciutan, penambahan, dan perubahan bervariasi yang terjadi pada alur dalam ekranisasi novel ke film 24 Jam Bersama Gaspar serta menjelaskan pengaruh aspek-aspek tersebut terhadap penyampaian cerita dan pengalaman yang ingin diberikan kepada penonton. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teori ekranisasi. Hasil penelitian menunjukkan terdapat beberapa penyesuaian yang dilihat melalui aspek penciutan, penambahan, dan perubahan bervariasi dalam ekranisasi 24 Jam Bersama Gaspar. Penyesuaian tersebut dilakukan untuk menyesuaikan alur cerita dengan format film. Dalam penelitian ini, penciutan berfungsi untuk menghilangkan unsur yang tidak relevan, penambahan agar memperjelas motivasi karakter, dan perubahan bervariasi untuk mengubah beberapa struktur alur cerita dalam novel supaya lebih selaras dengan film. Dengan demikian, adaptasi novel menjadi film tidak hanya mentransfer cerita dari satu medium ke medium lain, tetapi juga menciptakan interpretasi baru yang relevan dengan karakteristik film.

The transformation of literary works into films, known as film adaptation, often involves various adjustments to align with the characteristics of the film format. This study aims to explain the aspects of reduction, addition, and varied changes in the plot during the film adaptation of the novel 24 Jam Bersama Gaspar into its film adaptation and to analyze the impact of these aspects on narrative delivery and the audience's experience. This research employs a qualitative descriptive method using film adaptation theory. The findings reveal several adjustments observed through the aspects of reduction, addition, and varied changes in the film adaptation of 24 Jam Bersama Gaspar. These adjustments were made to align the storyline with the film format. In this study, reduction serves to eliminate irrelevant elements, addition clarifies character motivations, and varied changes modify certain plot structures in the novel to better suit the film. Thus, it can be concluded that adaptation does not merely transfer a story from one medium to another but also creates a new interpretation relevant to the characteristics of film."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2025
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library