Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 35 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fardiana
"Akibat kurang puas pada pelayanan dokter dan rumah sakit di dalam negeri, saat ini cukup banyak pasien Indonesia yang berobat ke luar negeri. Dari survey awal diketahui bahwa pasien Indonesia yang berobat ke Malaysia dan Singapura merupakan pasien yang loyal terhadap rumah sakit di kedua negara tersebut. Hal ini patut menjadi perhatian pihak rumah sakit di Indonesia. Tetapi sampai saat ini penelitian tentang kesetiaan pasien di rumah sakit masih sangat terbatas.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang menentukan kesetiaan pasien Indonesia terhadap Hospital Pantai Ayer Keroh Melaka karena Melaka merupakan salah satu kota di Malaysia yang cukup banyak menerima pasien Indonesia. Diharapkan hasil penelitian ini dapat membantu memahami alasan pasien dan faktor penentu kesetiaan pasien sehingga rumah sakit di Indonesia dapat memperbaiki pelayanan untuk mengurangi jumlah pasien yang berobat ke luar negeri.
Penelitian ini merupakan penelitian survey kuantitatif dengan disain cross-sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara berpanduan kuesioner terhadap 89 responden yang diambil secara convenience sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik mayoritas pasien Indonesia yang berobat ke Hospital Pantai adalah antara usia 25-44 tahun, dengan pendidikan menengah dan berasal dari kota-kota kecil di Indonesia yang tidak jauh dari Melaka. Alasan terbanyak untuk berobat ke Melaka adalah karena kurang puas dengan pelayanan dokter di kota asal responden di Indonesia. Tingkat kesetiaan pasien Indonesia terhadap Hospital Pantai Ayer Keroh tertinggi untuk face konatif dimana pasien menyatakan berniat untuk berobat kembali ke Hospital Pantai. Tetapi niat untuk berobat kembali ini ternyata kurang diikuti keinginan yang tinggi untuk merekomendasikan Hospital Pantai pada teman atau kerabat.
Dengan bantuan analisis bivariat menggunakan korelasi dan analisis multivariat menggunakan analisis jalur dibuktikan bahwa kesetiaan pasien dipengaruhi oleh kepuasan pasien terhadap rumah sakit dan persepsi pasien tentang kualitas layanan rumah sakit.
Dengan hasil penelitian ini diharapkan rumah sakit Indonesia dapat memperhatikan kualitas penyampaian layanan rumah sakit dan secara berkala melakukan survey kepuasan untuk memahami harapan dan keinginan pasien. Peningkatan kualitas layanan rumah sakit di dalam negeri diharapkan dapat menekan jumlah pasien Indonesia yang berobat ke luar negeri.

Due to dissatisfaction of patients concerning service of local doctors and hospitals, many Indonesia patients go abroad for medical care. The preliminary survey on patients going to Malaysia and Singapore reveals that this group of patients is quite loyal to the hospitals in both countries. This could be beneficial to the neighboring countries but alarming to Indonesia. However, there is only very limited number of research on patient loyalty toward a hospital.
The study aims to analyze factors that determine Indonesian patient loyalty toward Hospital Pantai Ayer Keroh Melaka since Melaka receives quite large amount of Indonesian patients. It is expected. that this study can help understanding the reasons of going abroad for medical care and the factors that determine patient loyalty so that local hospitals can make improvement to reduce the number of Indonesian patients doing abroad for medical care.
The study is a cross-sectional survey using questionnaires as data collection tools. 89 respondents were collected using convenience sampling method.
Majority of Indonesian patients seeking medical care in Hospital Pantai are between 25-44 years of age, with secondary education, and living in small towns in Riau which is not far from Melaka. The important reason of going abroad is dissatisfaction of local doctors? service. The highest rate of loyalty is in conative phase where Indonesian patients have strong intention to return to and repurchase the service of Hospital Pantai in the future. Nevertheless this strong intention to repurchase is not followed by strong will to recommend the hospital to friends and relatives.
Bivariate analysis using correlation method and multivariate analysis using path analysis prove that patient loyalty is significantly influenced by patient perception of hospital service quality and by patient satisfaction.
By understanding the result of this study, Indonesian hospitals should take good care of service quality delivery to the patients and regularly carry out satisfaction survey to understand patients? needs and expectation. Improvements in service quality are expected to reduce the numbers of Indonesian patients seeking medical care abroad.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T19077
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfitri
"ABSTRAK
Accuired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan sekumpulan gejala yang
timbul akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh manusia, yang disebabkan oleh
Human Immunodeficiency Virus (HIV). Pasien HIV/AIDS memerlukan dukungan dari
semua aspek termasuk intervensi spiritual. Tindakan yang dapat dilakukan adalah
konseling kepatuhan dan konseling spiritual untuk meningkat kepatuhan terapi ARV.
Tujuan dari penelitian adalah menilai efektifitas pemberian konseling kepatuhan dengan
konseling spiritual terhadap koping kepatuhan minum obat ARV pasien HIV/AIDS,
dengan desain quasi-exsperiment, rancangan the unthreated control group design with
pretest and posttest. Penelitian dilakukan di RSUP. DR. M. Djamil Padang selama 30
hari dari tanggal 25 Oktober 2008 sampai dengan 24 November 2008 dengan 22 sampel
yang diambil secara purposive sampling. Intervensi yang dilakukan yaitu konseling
spiritual oleh ulama dan konseling kepatuhan oleh peneliti dilakukan 2 kali seminggu
selama 2 minggu. Analisis data menggunakan uji t. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa rata-rata skor kepatuhan kelompok intervensi konseling kepatuhan dan spiritual
adalah 1,909 dengan standar deviasi 1,044, sedangkan kelompok intervensi konseling
kepatuhan rata-rata skor kepatuhan 0,909 dengan standar deviasi 1,044 dengan nilai
p=0,016. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan yang bermakna
rata-rata skor kepatuhan antara kelompok yang mendapatkan intervensi konseling
kepatuhan dan konseling spiritual dengan kelompok yang mendapatkan intervensi
konseling kepatuhan. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan kepada perawat
bekerjasama dengan ulama untuk melakukan konseling spiritual kepada pasien
HIV/AIDS untuk meningkatkan kepatuhan pasien. Kepada penelitian selanjutnya untuk
mengembangkan penelitian ini.

ABSTRACT
Accuired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) is a syndrome related deficiency of
body immune, caused by HIV. HIV/AIDS patients need all aspects of supports
including spiritual intervention. Adherence counseling and spiritual counseling are
interventions to increase adherence of ARV therapy. The purpose of this study was to
identify the effectiveness of spiritual and adherence counseling with adherence of ARV
theraphy on HIV/AIDS patients, with quasi-experiment ; control group design with
pretest and posttest design. These study was taken place VCT outpatiens department at
RSUP DR. M. Djamil Padang from 25th October until 24th November 2008 (30 days),
with 22 sample, was selected by purposive sampling. The intervention include : spiritual
counseling by leader of Islamic religion ( ulama) and adherent counseling by researcher
twice a week for 2 weeks. t test applied in this study. The result showed mean of
adherence on adherence and spiritual counseling group is 1.909, standard deviation
1.044. Mean of adherence on adherence counseling group is 0.909, standard deviation
1.044 (p = 0.016). In conclution, there are significant different score between: a group
who has adherence counseling and spiritual counseling, with others, who has adherence
counseling only. There for, it is important for the nurse to work together with the leader
of Islamic religion to be able providing the spiritual counseling on HIV/AIDS patients.
Further research is needed to assess a depth the spiritual counseling in by using another
research method."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T26579
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Indah Iswanti
"Penatalaksanaan regimen terapeutik tidak efektif merupakan masalah keperawatan dengan karakteristik ketidakpatuhan klien melakukan regimen pengobatan dalam rutinitas sehari-hari. Ketidakpatuhan dalam pengobatan meningkatkan risiko masalah kesehatan, memperpanjang dan memperburuk kesakitan yang diderita. Terapi perilaku modeling partisipan merupakan suatu strategi meningkatkan kepatuhan dengan memodifikasi perilaku melalui role model perilaku kepatuhan dari seorang modeling.
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi pengaruh terapi perilaku modeling partisipan terhadap kepatuhan minum obat pada klien penatalaksanaan regimen terapeutik tidak efektif. Jenis penelitian kuasi eksperimen pre-post test dengan kelompok kontrol, menggunakan 64 sampel (intervensi dan kontrol) dengan instrumen kuesioner kepatuhan.
Hasil uji statistik menunjukkan ada perbedaan signifikan kepatuhan minum obat sebelum dan setelah diberikan terapi perilaku modeling partisipan pada kelompok intervensi. Guna mencapai hasil yang optimal maka terapi perilaku modeling partisipan dapat dilanjutkan dengan terapi kelompok suportif.

Inefective therapeutic regiment management is a nursing problem with the characteristic of disobedience in doing treatment regimen in daily activity. Disobedience in therapy raising risk of health problem, prolong and aggravate disease. The Theory of modeling bahaviour participant is a strategy to increase obedience by modifiying behaviour through a role model person.
The aim of this study was to identify the influence of modeling behavior therapy participants on medication compliance. This study was a quasi experimental research of pre-post test with control group, using 64 samples (intervention dan control) with adherence questionnaire.
The result showed there was a significantly difference of the obedience in taking madicine between before and after therapy in intervention group. To reach an optimum result a modeling behavior therapy participants can be pursued to a supportive group therapy.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
T30349
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gobel, Hafni Van
"Motivasi individu dipengaruhi oleh faktor ekstrinsik dan intrinsik yang akan, menyebabkan individu tersebut terdorong untuk melakukan sesuatu kegiatan. PeneIitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang hal-hal yang mempengaruhi motivasi klien menarik diri dalam mematuhi program pengobatan. Pertanyaan dalam penelitian ini adalah faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi motivasi klien menarik diri dalam mematuhi program pengobatan.
Data dianalisa dengan menghitung nilai sentral (mean) dari komponen komponen faktor-faktor yang diukur. Sebanyak 30 orang klien menarik diri yang menjadi responden dapat membaca dan menulis, dapat berkomunikasi dalam bahasa Indonesia, dalam keadaan sadar dan cukup kooperatif. Alat pengumpulan data dengan menggunakan kuisioner yang terdiri dari isian tentang demografi dan empat komponen faktor yang mempengaruhi motivasi yaitu faktor ekstrinsik dan intrinsik.
Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa dari faktor faktor tersebut ditemukan bahwa faktor dukungan keluarga ( support system ) dan tingkat pengetahuan klien paling berpengaruh pada tingkat kepatuhan klien dalam program pengobatan."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
TA5042
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Iman Muhamad Firmansyah
"ABSTRAK
Interdialytic Weight Gain (​IDWG) merupakan akumulasi cairan pada dua waktu dialisis yang dapat dipengaruhi ​oleh asupan cairan, natrium, dan tidak adekuatnya ultrafiltrasi. Kenaikan IDWG yang tinggi akan meningkatkan mortalitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan manajemen terapi dialisis kronis dengan IDWG. Desain penelitian ini adalah ​cross-sectional yang melibatkan 94 responden yang dipilih melalui consecutive sampling. Kepatuhan dinilai menggunakan kuesioner yang diadaptasi dari End Stage Renal Disease Adherence Quesstionaire. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan negatif yang sedang antara kepatuhan manajemen terapi dialisis kronis dengan IDWG (P value = 0,001), (r = - 0,49) artinya semakin tinggi kepatuhan manajemen terapi dialisis kronis maka IDWG akan semakin ringan. Pembatasan cairan dan makanan menunjukkan ada hubungan dengan IDWG (P value = 0,001), (r = -0,48); r = -0,38) untuk keduanya. Mayoritas pasien patuh terhadap manajemen terapi dialisis kronis (61,7%) dan IDWG terbanyak dalam kategori ringan (46,8%). Disarankan bagi perawat HD agar memilih strategi yang tepat dalam meningkatkan kepatuhan pasien HD untuk menurunkan IDWG.

ABSTRACT
Interdialytic Weight Gain (IDWG) is an accumulation of fluid between two-time dialysis which influenced by fluid intake, sodium, and inadequate of ultrafiltration, the increase of IDWG may enhance mortality among haemodialysis patient. This study aims to identify the relationship between chronic dialysis therapy management and IDWG. The design of this study was cross-sectional, involved 94 respondents being selected by consecutive sampling. The adherence was assesed using questionnaire that was adapted from End Stage Renal Disease Adherence Qustionnaire. The result of the study shows there is a significant relationship between chronic dialysis therapy management and IDWG (P value = 0,001), (r = - 0,49) it means higher the adherence of chronic dialysis therapy management then IDWG will be lighter. Fluid restriction and diet restriction showed a relationship with IDWG (P value = 0,001), (r = -0,48; r = -0,38) respectively. Majority patients had adherence of chronic dialysis therapy management (61,7%) had IDWG in low category (46,8%). it can be suggested that nurses have to create appropriate strategies to increase patients' adherence in order to reduce IDWG on haemodialysis patients"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S66030
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iswanto
"Pendahuluan – Kasus HIV di Indonesia dilaporkan terus meningkat setiap tahunnya, secara kumulatif kasus HIV yang dilaporkan hingga Maret 2022 sebanyak 329.581 orang atau 60% dari estimasi jumlah orang yang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA) sebanyak 543.100 orang, sedangkan kasus AIDS sebanyak 137.397 orang atau 25%. Berdasarkan data dan pelaporan dari tahun 2022 dan Sekitar 214.819 orang memenuhi syarat untuk pengobatan ARV. Dari jumlah tersebut, hanya 180.843 orang yang mendapatkan obat ARV dan 39.543 menjalani post-absence care (LFU). Di antara pasien HIV yang menerima ARV, 21,87% adalah pasien yang tidak patuh. Tujuan penelitian ini adalah memanfaatkan peer group support untuk mengurangi stigma negatif dan meningkatkan kepatuhan minum obat ARV di Lapas DKI Jakarta. Metodologi/Pendekatan – Rancangan penelitian ini adalah Quasy Experiment dengan pre test dan post test group. Pada penelitian ini, desain eksperimen yang digunakan adalah one group pretest posttest yang dilakukan sebelum diberikan treatment dan posttest yang dilakukan setelah diberikan treatment, sampel penelitian ini berjumlah 27 orang dengan teknik sampling purposif. Variabel bebas penelitian ini adalah intervensi peer support dan variabel terikat dalam penelitian ini adalah stigma dan kepatuhan minum obat ARV. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan statistik uji t berpasangan. Hasil: Hasil penelitian dengan uji t berpasangan menunjukkan hasil analisis bivariat sebelum dan sesudah intervensi peer support selisi rerata stigma 4,2 dengan SD 1,9 sedangkan tingkat kepatuhan selisi rerata sebelum dan setelah intervensi 4,8 dengan SD 1,3 setelah di uji statistic stigma dan kepatuhan didapat hasil uji paired tet p value 0,000<0,05 maka terdapat hubungan bermakna antara stigma dan kepatuhan sebelum dan setelah intervensi. Hasil penelitian dengan uji t berpasangan menunjukkan hasil analisis bivariat sebelum dan sesudah intervensi peer support selisi rerata stigma 4,2 dengan SD 1,9 sedangkan tingkat kepatuhan selisi rerata sebelum dan setelah intervensi 4,8 dengan SD 1,3 setelah di uji statistic stigma dan kepatuhan didapat hasil uji paired tet p value 0,000<0,05 maka terdapat hubungan bermakna antara stigma dan kepatuhan sebelum dan setelah intervensi. Implikasi: Hasil penelitian menunjukkan peran peer group terhadap stigma dan kepatuhan pada ODHA dapat membuktikan menurunkan stigma negatif terhadap ODHA dan meningkatkanya kepatuhan minum obat ARV. Diharapkan hasil penelitian ini menjadi referensi bagi pelayanan keperawatan dalam upaya meningkatnya kepatuhan sehingga mengurangi angka dari HIV menjadi AIDS, mengurangi infeksi oportunistik, meningkatkan jumlah CD 4 dan meningkatkanya qualitas hidup.

Introduction – HIV cases in Indonesia are reported to continue to increase every year, cumulatively HIV cases reported up to March 2022 are 329,581 people or 60% of the estimated number of people living with HIV/AIDS (PLWHA) of 543,100 people, while AIDS cases are as many as 137,397 people or 25%. Based on data and reporting from 2022 and Approximately 214,819 people are eligible for ARV treatment. Of these, only 180,843 people received ARV drugs and 39,543 underwent post-absence care (LFU). Among HIV patients receiving ARVs, 21.87% were non-adherent patients. Purpose – The purpose of this study was to utilize peer group support to reduce negative stigma and increase adherence to taking ARV medication in the DKI Jakarta Prison. Methodology/Approach – The design of this research is Quasy Experiment with pre test and post test group. In this study, the experimental design used was one group pre-test post-test which was carried out before being given treatment and post-test which was carried out after being given treatment, a sample of this the study amounted to 27 people with a purposive sampling technique. The independent variable of this research is Peer support interventions and the dependent variables in this study were stigma and adherence to taking ARV medication. The data in this study were analyzed using the paired t-test statistic. Findings – The results of the study using paired t tests showed that the results of bivariateanalysis before and after peer support interventions had a mean difference of 4.2 with an SD of 1.9 while the average difference in the level of adherence before and after the intervention was 4.8 with an SD of 1.3 after being tested for stigma and statistics. Compliance was obtained from the results of the paired tet test p value 0.000 <0.05, so there was a significant relationship between stigma and adherence before and after the intervention. The results of the study using paired t tests showed that the results of bivariate analysis before and after peer support interventions had a mean difference of 4.2 with an SD of 1.9 while the average difference in the level of adherence before and after the intervention was 4.8 with an SD of 1.3 after being tested for stigma and statistics. Compliance was obtained from the results of the paired tet test p value 0.000 <0.05, so there was a significant relationship between stigma and adherence before and after the intervention. Implication –The results of the study show that the role of peer groups in stigma and adherence to PLWHA can prove to reduce negative stigma against PLWHA and increase adherence to taking ARV medication. It is hoped that the results of this study will become a reference for nursing services in an effort to increase adherence thereby reducing the number of HIV to AIDS, reducing opportunistic infections, increasing the number of CD 4 and increasing the quality of life."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frangky Ertanto
"Tesis ini menganalisis perilaku patuh pekerja operasional perusahaan transportasi publik di Jakarta. Penelitian ini bertujuan menganalisis dan menjelaskan determinan perilaku patuh pekerja terhadap kebijakan perlindungan kesehatan selama masa pandemi COVID- 19 pada tahun 2020 – 2021. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dan dilakukan di Jakarta pada bulan Januari sampai dengan Mei 2022 dengan responden sebanyak seratus pekerja. Data dianalisis menggunakan analisis Chi Square dan regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 51% pekerja memiliki perilaku patuh dan 49% pekerja tidak memiliki perilaku patuh terhadap kebijakan perlindungan kesehatan. Analisis Chi Square menemukan determinan perilaku patuh adalah jenis kelamin, umur, jenjang pendidikan terakhir, persepsi risiko, dukungan sosial, ketersediaan dan akses sarana dan prasarana, dan kebijakan perlindungan kesehatan. Analisis regresi logistik ganda menemukan ketersediaan dan akses sarana dan prasarana merupakah faktor paling dominan yang memengaruhi perilaku patuh. Pengembangan strategi komunikasi risiko, penerapan sanksi secara terukur dan nyata, komunikasi secara dua arah antara manajemen dan pekerja, dan pemberlakuan Service Level Agreement merupakan langkah-langkah yang disarankan untuk memastikan kepatuhan para pekerja terhadap kebijakan perlindungan kesehatan.

This thesis analyses the adherence of operational workers in a public transportation operator in Jakarta. This study aims to analyze and explain the determinants of adherence to a health protection policy during the COVID-19 pandemic within 2020 – 2021. Using a cross-sectional design, this study was conducted in Jakarta from January to May 2022 with 100 respondents to participate. The collected data was analyzed by Chi Square and multiple logistic regression analysis. This study found 51% of the workers adheres and 49% of which not adheres to health protection policy at PT X. Chi Square analysis found determinants of adherence are sex, age, education background, risk perception, social support, availability and access to facilities and infrastructure and health protection policy. Meanwhile, multiple logistic regression found availability and access to facilities and infrastructure is the most influencing factor to adherence. Developing risk communication, imposing a measurable and evident saction, conducting two ways communications between management and workers, and creating service level agreement are some suggested measures to ensure and improve the worker’s adherence to health protection policy."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Najwa Harlika Chandra
"HIV (human immunodeficiency virus) merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh sehingga mengharuskan penderitanya melakukan pengobatan Antiretroviral (ARV) sepanjang hidup penderitanya. Orang dengan HIV (ODHIV) mengalami banyak permasalahan sejak pertama kali terdiagnosis HIV positif, sehingga diperlukan resiliensi atau ketahanan pada diri ODHIV. Peneliti ingin melihat adanya hubungan antara resiliensi ODHIV dengan kepatuhan pengobatan ARV. Resiliensi diukur menggunakan kuesioner The Connor-Davidson Resilience Scale (CD-RISC) dan kepatuhan pengobatan ARV diukur dengan kuesioner Simplified Medication Adherence Questionnaire (SMAQ). Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sebanyak 107 responden di RSU Pengayoman Cipinang dipilih berdasarkan teknik purposive sampling. Hasil analisis menggunakan uji chi-square didapatkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan secara statistic antara resiliensi ODHIV dengan kepatuhan pengobatan ARV (p < 0,05). Tingkat resiliensi ODHIV berperan penting dalam menghadapi stres dan permasalahan yang terjadi selama pengobatan berlangsung, sehingga berdampak pada peningkatan kepatuhan pengobatan ARV.

HIV (human immunodeficiency virus) is a virus that attacks the immune system, requiring the sufferer to take Antiretroviral (ARV) treatment throughout their life. People living with HIV (PLWH) have experienced many problems since they were first diagnosed HIV positive, so resilience is needed. The researcher wanted to see the relationship between PLWH resilience and ARV treatment adherence. Resilience was measured using The Connor-Davidson Resilience Scale (CD-RISC) questionnaire and ARV treatment adherence was measured using the Simplified Medication Adherence Questionnaire (SMAQ). The research design used was descriptive quantitative with a cross sectional approach. A total of 107 respondents at RSU Pengayoman Cipinang were selected based on purposive sampling technique. The results of the analysis using the chi-square test showed that there was a statistically significant relationship between PLWH resilience and ARV treatment adherence (p < 0.05). The level of resilience of PLWH plays an important role in dealing with stress and problems that occur during treatment, which has an impact on increasing ARV treatment adherence."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pardede, Lisbeth
"Stroke adalah suatu sindrom klinis akibat gangguan aliran dara menuju otak, timbul mendadak yang biasanya mengenai penederita berusia 45-80 tahun. Menurut penyebabnya stroke dibagi dua yaitu bemoragik akibat pecahnya oembuluh darah otak dan stroke non hemoragik akibatanya adanya thrombus atau embolus pada pembuluh darah otak. Kesimpulan penelitian ini adalah tidak ada hubungan antara kepatuhan penderita stroke dalam mendhindari resiko yang dapat diubah dengan kejadian stroke berulang
Stroke is a clinical syndrome due to disruption of blood flow to the brain, arising suddenly which usually affects patients aged 45-80 years. According to the cause, stroke is divided into two, namely hemorrhagic stroke due to rupture of a blood vessel in the brain and non-hemorrhagic stroke due to a thrombus or embolus in a cerebral blood vessel. The conclusion of this study is that there is no relationship between the compliance of stroke patients in avoiding modifiable risks and the incidence of recurrent stroke."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Tri Hastuti
"ABSTRAK
Penyakit degeneratif hipertensi atau penyakit darah tinggi adalah suatu
keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal
yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian
(mortalitas). Umumnya 15% dari penderita hipertensi akan menderita stroke, lalu
sekitar 10% menderita penyakit ginjal dan 75% akan menderita penyakit jantung.
Untuk mengatasi hal itu caranya adalah taat dalam mengonsumsi obat, diet yang
seimbang dan mengikuti pola hidup sehat.
Medical adherence atau kepatuhan seorang pasien terhadap saran-saran
yang diberikan oleh dokternya menjadi sangat penting dalam pengobatan
hipertensi, karena apabila pasien menghentikan pengobatan secara sepihak tanpa
berkonsultasi dengan dokter atau ahli, maka hal tersebut dapat berakibat sangat
fatal seperti kenaikan tekanan darah secara tiba-tiba, bahkan dapat mengakibatkan
kematian yang disebabkan adanya komplikasi dari serangan jantung atau stroke.
Morris (1990) mengatakan bahwa individu yang memiliki internal health
locus of control yakin status kesehatan dirinya dipengaruhi oleh perilakunya
sendiri. Mereka memiliki perilaku sehat yang positif, berusaha lebih giat untuk
mendapatkan kesehatan, dan mereka lebih bertanggung jawab terhadap kebutuhan
kesehatannya seperti mencegah dari berbagai penyakit, mengobati diri sendiri
apabila sakit, dan mencari informasi mengenai kesehatan mereka. Sebaliknya, pada individu yang memiliki external locus of control, lebih pasif dalam menjaga
kesehatan diri mereka, kurang melakukan aktivitas fisik, dan kurang mencari
informasi dalam menjaga kesehatan.
Subyek penelitian adalah penderita hipertensi yang berusia 40 - 65 tahun di
Jakarta. Jumlah sampel sebanyak 36 orang yang terdiri dari 19 orang wanita dan 17
orang pria. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah incidental
sampling. Alat yang digunakan untuk mengukur health locus of control adalah
skala multidimensional health locus of control yang disusun oleh Wallston dkk
(1978) dan alat yang digunakan untuk mengukur medical adherence adalah skala
medical adherence yang disusun oleh peneliti.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
positif antara internal health locus of control dan medical adherence, yang artinya
semakin internal subyek maka semakin taat dalam mematuhi saran-saran medis
yang diberikan oleh dokter/ahli kesehatan lainnya. Hasil lainnya menunjukkan
bahwa terdapat hubungan yang negatif antara chance health locus of control dan
medical adherence yang berarti semakin eksternal subyek maka ia semakin kurang
taat dalam mematuhi saran medis. Dan tidak ada hubungan yang signifikan antara
powerful others health locus of control dan medical adherence.
Berdasarkan hasil tersebut, diharapkan agar para dokler/ahli kesehatan
lainnya dapat menciptakan suatu kondisi yang dapat membentuk health locus of
control yang internal pada diri pasien sehingga pasien dapat memiliki ketaatan
terhadap saran medis yang tinggi dan hipertensi yang dimiliki oleh pasien dapat
dikontrol dan tidak mengakibatkan efek yang fatal."
2004
S3326
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>