Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 379 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Marsha Alexandra
Abstrak :
ABSTRAK
Ameloblastoma merupakan aspek penting dalam patologi mulut dan maksilofasial. Frekuensi dan distribusi ameloblastoma bervariasi di setiap negara, namun masih sangat sedikit penelitian mengenai hal ini yang dilakukan di Indonesia. Penelitian ini bertujuan mengetahui frekuensi dan distribusiameloblastoma di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo periode Januari 2008-September 2014. Analisis dilakukan pada 98 kasus ameloblastoma. Frekuensi dan distribusi dilihat berdasarkan usia, jenis kelamin, dan tipe histopatologis. Mayoritas pasien berusia 30-39 tahun (33.67%) dan berjenis kelamin laki-laki (59.18%) dengan perbandingan 1.45:1 terhadap perempuan. Tipe histopatologis yang paling banyak ditemukan adalah tipe campuran pleksiform dan folikuler (18.37%).
ABSTRACT
Ameloblastoma constitutes an important aspect of oral and maxillofacial pathology. Frequency and distribution of ameloblastoma varies in different countries, however very few studies have been done in Indonesia. This study aims to evaluate the frequency and distribution of ameloblastoma cases in Dr. Cipto Mangunkusumo General Hospital from January 2008-September 2014. 98 ameloblastoma cases were analyzed. Frequency and distribution was analyzed based on age, gender, and hisopathologic type. Most of the patients were 30-39 years old in age (33.67%) and men were more involved than women (59.18%) with ratio 1.45:1. The most frequent histopathologic type that was found is plexiform and follicular mixed type (18.37%).
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
The purpose of this research was examining financial reporting timeliness (annual report) that go public at Indonesia Stock Exchange. Indicator of characteristic information at capital market is most actually information which timeliness. Timeliness constitutes main problem so there is trend for public's firms to mistiming deep to pass on financial statements to BAPEPAM. The effect this research is subject to be analized discipline or compliance zoom that gets bearing with financial reporting and to find empiric prove hits factors that regard corporate finance reporting timeliness that go public at Indonesia Stock Exchange. Samples in this research are 198 firms that go public at Indonesia Stock Exchange in year 2003 until 2005. This research used binary logistic's regression by use of program SPSS 13. To determine and chooses best fit model in hypothesis testing was done by estimation by use of two scenario. Result of this research : (1) Size, age and insider ownership impact of corporate finance reporting timeliness. (2) Debt to equity ratio, profitability and outsider ownership did not impact of corporate finance reporting timeliness.
JUEKBIS
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Darmoko
Abstrak :
Seni gerak dalam pertunjukan wayang sering disebut dengan sabetan. Dalam seni gerak wayang dikandung aturanaturan, norma-norma atau wewaton yang merupakan konvensi yang dianut dan diacu oleh para seniman dalang ketika menggerakkan wayang-wayangnya. Salah satu konvensi seni gerak dalam pertunjukan wayang yakni udanagara. Udanegara yakni tatacara bertutur kata, bersikap, dan bertingkahlaku seorang tokoh dalam pertunjukan wayang, yang di dalamnya dikandung etika dan estetika. Yang dimaksud gerak wayang meliputi, antara lain: menyembah, berjalan, berlari, menari, terbang, dan perang. Gerak wayang tersebut berprinsip pada status sosial, tua-muda (usia), klasifikasi, dan wanda tokoh-tokoh wayang. Dalam seni gerak wayang memperhatikan pula prinsip wiraga (benar dan tepatnya action dalam gerak), wirasa (benar dan tepatnya penghayatan dalam gerak), dan wirama (benar dan tepatnya irama dalam gerak). Langkah kerja penelitian ini dilakukan secara bertahap, yakni: pengumpulan data (menyaksikan pergelaran wayang langsung, baik di televisi, live, wawancara kepada para dalang: studi kepustakaan; pengolahan data; dan laporan penelitian. Penelitian ini menyimpulkan: gerak wayang terdiri dari dua pengertian, “luas” (totalitas gerak tokoh) dan “sempit” (perang); gerak wayang dibatasi oleh konvensi (norma) yang disepakati para dalang (udanegara); prinsip gerak wayang mengacu pada status sosial, usia (tua-muda), klasifikasi, dan wanda tokoh wayang; gerak wayang dewasa ini telah banyak penggarapan, dinamis (tidak terlihat kendor). Perkembangan gerak wayang tersebut seiring dengan pola pikir masyarakat yang semakin maju, kritis, dan dinamis.

Movement art in the puppet performances is often mentioned as sabetan. Puppet movement art, that contains rules, norms, guidance (orientation) is convention that is observed and referred to guidance the dalang artists when they move the puppets. One of the convention of movement in the puppet performance is udanagara. Udanegara, that contains ethics and aesthetic, is the rules of speaking, attitude, and action for actors in the puppet performance. Puppet movement include among others paying homage, walking, running, dancing, flying and fighting. That puppet movement is based on social class of puppet, age of puppet, class of puppet, and mood of expression of puppet. Therefore, the movement art of the puppet adopts basic wiraga (true or false action in the puppet movement), wirasa (true or false feeling of puppet movement), and wirama (true or false rhythm in the puppet movement). Method in this research will be conducted step by step: collection data (to watch of puppet performance on television, live performance, dialogue with dalang artist), analysis of data, literary research, conclusion and reporting of the research. This research concludes: puppet movement has of two meanings, large (totality of puppet movement) and narrow (fighting); puppet movement refers to the conventions (norms), oriented by dalang artists (udanegara); basic of puppet movement refers to social class of puppet, age of puppet, class of puppet, and mood of expression of puppet; now, puppet movement becomes more and more creative and dynamic. The development of puppet movement in line with the way of thinking of society that is more improved, critical, and dynamic.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Meiynana
Abstrak :
Tesis ini membahas tentang Evaluasi Proses Pelaksanaan Program Indonesia Pintar sebagai salah satu Nawacita dalam bidang pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan akses layanan pendidikan bagi anak usia 6-21 tahun yang berasal dari keluarga tidak mampu. Lokasi penelitian adalah SMA yang berada di Kecamatan Babakan sebagai representasi pelaksanaan PIP terbaik di Kabupaten Cirebon. Penelitian ini dilakukan menggunakan jenis penelitian evaluasi menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Metode pengumpulan data melalui wawancara, studi literatur, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam Pelaksanaan PIP di Kecamatan Babakan terdapat keterkaitan komponen input atau sumber daya yang mendukung yaitu adanya pelaksana PIP yang memiliki kompetensi dan jumlah sesuai dengan kebutuhan di setiap unsur yang terlibat, adanya sarana dan anggaran yang mendukung pelaksanaan seperti pemberian insentif pada petugas PIP, serta adanya pedoman pelaksanaan PIP yang digunakan. Sumber daya tersebut mendukung adanya tahapan mekanisme pelaksanaan yang sesuai dengan petunjuk pelaksanaan PIP yang berjalan pada setiap jenjang serta pada tiap tahapan mekanisme saling berkaitan dan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan PIP. Mekanisme berawal dari adanya sosialisasi dan koordinasi mengenai pelaksanaan PIP oleh Kemdikbud kepada seluruh unsur yang terlibat. Selanjutnya proses pengusulan data calon penerima PIP yang sesuai dengan kriteria yaitu pemilik KIP dan Non-KIP yang terdaftar dalam sumber data kemiskinan, proses penyaluran PIP yang dilaksanakan sesuai dengan perjanjian dan waktu yang tepat, proses pencairan yang dilakukan oleh penerima PIP di BNI Losari yang berjalan dengan lancar, dan adanya proses pemantauan yang dilakukan oleh Direktorat SMA serta Cabang Dinas Wilayah X. Rekomendasi dari penelitian ini yaitu meningkatkan komitmen dan tanggung jawab pada setiap unsur yang terlibat sesuai dengan peran dan fungsi pada pelaksanaan PIP, adanya proses perencanaan penyusunan program yang lebih baik sumber daya untuk mendukung pelaksanaan PIP agar mencapai tujuan, serta pelaksanaan PIP pada jenjang SMA yang baik di Kecamatan Babakan dapat menggunggah daerah-daerah lainnya untuk mengikuti dan menerapkan. ......This thesis discusses the evaluation of the Program Indonesia Pintar (PIP) as one of the Nawacita program in the field of education which aims to increase access to education services for school-age children who come from underprivileged families. The research location is a high school located in Babakan subdistrict which based on premliminary observations shows an indication of successful PIP implementation. This research uses a evaluation type research with qualitative approach. The data is collected through document review by analizing the PIP report data and in-depth interviews with relevant stakeholders. The results showed that in the implementation of PIP in Babakan subdistrict there was a linkage of supporting resources, namely the existence of PIP implementers who had a sufficient number and competence to the needs of each element involved, the facilities and budgets that supported implementation such as providing incentives to PIP officers, and the usage of PIP implementation guidelines. These resources support the stages of the coordination and socialization implementation mechanism that runs at each level and at each stage whichare interrelated and influence the achievement of PIP goals. The mechanism begins with the socialization and coordination of the implementation of PIP by the Ministry of Education and Culture to all elements involved. Furthermore, the process of proposing data for potential PIP recipients that is in accordance with the criteria, namely ownership of Kartu Indonesia Pintar and Non-KIP owners who are registered in the poverty data source. The PIP distribution process is carried out according to the agreement in timely manner, the disbursement process carried out by PIP recipients at BNI Losari is running smoothly, and there is a monitoring process carried out by the Direktorat SMA and Cabang Dinas Pendidikan Wilayah X. The recommendations of this study are to increase the commitment and responsibility of each element involved in accordance with the roles and functions in the implementation of PIP, a better program resources planning process to support the implementation of PIP in order to achieve goals, as well as the implementation of PIP at the SMA level which is well-implemented in Babakan subdistrict and could motivate other areas to follow and implement.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Masulili
Abstrak :
Hospitalisasi merupakan suatu kondisi seseorang karena sakit dan masuk rumah sakit. Tujuan penelitian mengetahui pengaruh metode bimbingan imajinasi rekaman audio terhadap stres hospitalisasi pada anak usia sekolah di Rumah Sakit di Kota Palu. Desain penelitian quasi eksperimental dengan pre and post test design with control group. Sampel yaitu anak usia 7–12 tahun sebanyak 26 responden kelompok intervensi dan 26 responden kelompok kontrol. Intervensi yaitu metode bimbingan imajinasi rekaman audio, diberikan 3 kali selama 2 hari (6 sesi @ 15 menit)). Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan yang signifikan rerata skor stres hospitalisasi setelah intervensi (pv = 0,004). Tidak ada kontribusi variabel confounding. Berdasarkan hasil penelitian ini, bimbingan imajinasi rekaman audio dapat diterapkan pada asuhan keperawatan anak sakit di rumah sakit.

Audio Recorded Guided Imagery Method to Reduce Stress Hospitalisazation in School Age Children in Palu Hospital. Hospitalization is a condition of a person because of illness and hospital admission. Research objectives determine the influence of audio recorded guided imagery method to stress of hospitalization in school-age children in hospital in Palu. Quasi-experimental research design with pre and post test design with control group. The sample of children aged 7-12 years were 26 respondents intervention group and 26 control group respondents. Intervention is the method of audio recorded guided imagery, three times a day for two days (one session equal to15 minutes). The results showed the significant difference mean stress score of hospitalization after the intervention (Pv = 0.004). No contribution of confounding variables. Based on these results, audio recorded guided imagery intervention can be applied to care the sick pediatric in hospital.
Politeknik Kesehatan Kemenkes Palu ; Universitas Indonesia. Fakultas Ilmu Keperawatan ; Universitas Indonesia. Fakultas Kesehatan Masyarakat, 2013
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Soni Akhmad Nulhaqim
Abstrak :
Peningkatan jumlah penduduk lansia disatu sisi menggembirakan yaitu mencerminkan meningkatnya kualitas kesehatan masyarakat, namun pada sisi lain menimbulkan permasalahan bagi lansia berupa permasalahan umum, permasalahan fisik, psikologis dan sosial ekonomi, juga bagi pemerintah yaitu berkaitan dengan penyediaan berbagai pelayanan. Keluarga diharapkan dapat menjadi lingkungan utama dalam pelayanan lansia. Dengan demikian, program-program pelayanan lansia yang berbasiskan pada keluarga merupakan program yang perlu dikembangkan. Penelitian ini berupaya untuk mengkaji sistem pelayanan BKL di Kelurahan Batununggal Kecamatan Bandung Kidul Kota Bandung. Permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah : (1) bagaimana keadaan kelompok BKL sebagai sistem pelaksana perubahan; (2) bagaimana keadaan sistem kegiatan kelompok BKL; (3) bagaimana keadaan sistem sasaran kelompok BKL dan; (4) bagaimana keadaan sistem klien kelompok BKL. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif Berdasarkan hal tersebut, maka jenis penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan sistem pelayanan kelompok BKL Bougenville di Kelurahan Batununggal Kecamatan Bandung Kidul Kota Bandung. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif dan kuantitatif. Populasi penelitian adalah para pengurus 18 orang dan para anggota kelompok BKL sebanyak 92 orang. Dengan menggunakan teknik sensus maka keseluruhan responden diambil dalam penelitian ini, sedangkan key person untuk wawancara mendalam digunakan teknik purposive sampling sebanyak tiga orang. Kerangka teori utama yang digunakan adalah sistem dasar praktek pekerjaan sosial. Kerangka ini mengacu pada pendekatan pekerjaan sosial yaitu dualistic aproach maksudnya pekerja sosial berusaha melakukan perubahan terhadap masalah yang dihadapi oleh klien, juga melakukan usaha perubahan terhadap lingkungan sosial klien tersebut. Dengan demikian, suatu usaha perubahan yang dilakukan oleh pekerja sosial memunculkan sub-sub sistem dalam sistem dasar praktek pekerjaan sosial yaitu sistem pelaksana perubahan, sistem kegiatan, sistem sasaran, dan sistem klien. Kerangka analisis penunjang menggunakan pelayanan sosial dan teori tentang lansia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kelompok BKL merupakan kelompok sosial yang berada di dalam iingkungan RW yang berusaha mengadakan perubahan dalam meningkatkan kepedulian dan peran serta keluarga dalam mewujudkan kesejahteraan lansia. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan kelompok BKL adalah kegiatan agama, kegiatan kesehatan, kegiatan olah raga, kegiatan keterampilan dan kegiatan usaha, kegiatan anjang sana, serta kegiatan pertemuan lansia. Kegiatan tersebut melibatkan orang-orang yang diangggap berkompeten dalam bidangnya. Sistem sasaran BKL mengacu pada kelompok-kelompok yang memiliki keterkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan kelompok BKL, sedangkan sistem kliennya adalah orang-orang yang menjadi anggota BKL. Dilihat dari sistem dasar praktek pekerjaan sosial, maka kelompok BKL dianggap: (a) sebagai sistem pelaksana perubahan yaitu kelompok yang berada dilingkungan RW yang berusaha mengadakan perubahan dalam meningkatkan kepedulian dan peran serta keluarga dalam mewujudkan kesejahteraan lansia; (b) sistem kegiatan kelompok BKL adalah orang-orang yang dianggap ahli dalam bidangnya masih terbatas pada kegiatan tertentu saja; (c) sistem sasaran seharusnya adalah keluarga bukan kelompok-kelompok yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakannya; dan (d) sistem klien seharusnya adalah lansia bukan semua orang yang menjadi peserta BKL. Saran yang dirumuskan meliputi saran akademik adalah perlunya penelitian pekerjaan sosial dengan menggunakan perspektif pekerjaan sosial, sedangkan saran praktis ditujukan bagi pengembangan pelayanan sosial bagi lansia meliputi pengembangan pelayanan bagi keluarga lansia dengan menggunakan pendekatan sistem dasar praktek pekerjaan sosial, dan pendekatan budaya berupa sosialisasi nilai-nilai kepada anggota keluarga dan pelayanan sosial bagi lansia secara umum berupa pemberdayaan lembaga panti werda baik yang bersifat komersial maupun non komersial, sedangkan penciptaan pelayanan sosial yang baru yaitu mengupayakan pelayanan baru terutama pelayanan yang ditujukan untuk menunjang aktivitas lansia misalnya penyediaan fasilitas umum.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T5081
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mustaqimah
Abstrak :
[ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan usia gestasi dengan tumbuh kembang anak usia 1 tahun yang lahir prematur. Penelitian kuantitatif yang menggunakan desain cross sectional dengan metode wawancara dan pemeriksaan tumbuh kembang (z-score dan Denver II). Subyek penelitian adalah anak yang dilahirkan prematur (usia gestasi < 37 minggu) yang berusia 1 tahun pada tahun 2013 dengan jumlah responden sebanyak 44. Hasilnya tidak ada perbedaan proporsi kejadian gangguan pertumbuhan pada perbedaan usia gestasi (p value = > 0,05) dan terdapat perbedaan proporsi kejadian suspek keterlambatan perkembangan pada perbedaan usia gestasi (p value = 0,002, OR 1,7). Semakin muda usia gestasi akan berisiko mengalami suspek keterlambatan perkembangan sebesar 1,7 kali lebih tinggi dibandingkan dengan usia gestasi yang lebih tua.
ABSTRACT
This study aimed to know the correlation of gestational age with the growth of children development in 1 year old who were born prematurely. The study used quantitative cross-sectional design with interviews and examination of growth (z-score and the Denver II). The subjects of this research were children who were born prematurely (gestational age <37 weeks) 1 year old in 2013 with a number of respondents were 44 patients. The results is there was no differences of impaired growth in the proportion of gestational age (p value> 0.05) and there were differences in the proportion of events with suspected developmental delays in gestational age difference (p value = 0.002, OR 1.7). The younger of gestational age would be at risk of developmental delay at 1.7 times higher than the older gestational age., This study aimed to know the correlation of gestational age with the growth of children development in 1 year old who were born prematurely. The study used quantitative cross-sectional design with interviews and examination of growth (z-score and the Denver II). The subjects of this research were children who were born prematurely (gestational age <37 weeks) 1 year old in 2013 with a number of respondents were 44 patients. The results is there was no differences of impaired growth in the proportion of gestational age (p value> 0.05) and there were differences in the proportion of events with suspected developmental delays in gestational age difference (p value = 0.002, OR 1.7). The younger of gestational age would be at risk of developmental delay at 1.7 times higher than the older gestational age.]
2014
T43254
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elvicta Venteysa Ternate
Abstrak :
Peningkatan jumlah penduduk yang terjadi di Indonesia dan Maluku Utara secara peresentase jumlah penduduk di Maluku Utara mengalami penurunan pertumbuhan, akan tetapi secara jika dibandingkan dengan presentase laju pertumbuhan penduduk. Maluku Utara memiliki laju pertumbuhan pendudukan jauh lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan penduduk di Indonesia. Fertilitas merupakan salah satu komponen pertumbuhan penduduk yang bersifat menambah jumlah penduduk (Syaekhu, 2020). Penduduk Tumbuh Seimbang (PTS) dengan TFR= 2,1 (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Republik Indonesia, 2020b). Tingkat dan faktor – faktor terkait fertilitas setiap daerah ataupun wilayah berbeda – beda. Hal ini dikarenakan suatu daerah atau wilayah cenderung dipengaruhi oleh kondisi yang ada di daerah atau wilayah tersebut seperti sosial, ekonomi, dan demografi (Jaya & Ranatwati, 2022; Purba et al., 2021). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor – faktor terkait fertilitas pada wanita usia subur di Provinsi Maluku Utara. Penelitian ini menggunakan 2 variabel yaitu variabel dependen (fertilitas) dan variabel independent (jumlah anak ideal, tingkat pendidikan, daerah tempat tinggal, umur perkawinan pertama, umur (saat ini), umur melahirkan anak pertama, jumlah anak meninggal, status perkawinan, status bekerja, dan status penggunaan kontrasepsi). Data pada penelitian ini menggunakan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain cross sectional dengan uji regresi logistik. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa: Jumlah anak > 2 memiliki hubungan signifikan (p- value < 0,05 ) dengan jumlah anak ideal > 2 anak, tingkat pendidikan sedang, daerah tempat tinggal di pedesaan, umur saat ini 15 – 24 tahun, umur pertama kawin < 20 tahun, umur melahirkan anak pertama < 25 tahun, > 1 anak yang meninggal, status perkawinan berstatus kawin, status bekerja berstatus kerja, dan status menggunakan kontrasepsi berstatus menggunakan kontrasepsi. Faktor resiko yang paling berhubungan dengan jumlah anak > 2 adalah umur melahirkan anak pertama < 25 tahun dengan OR sebesar 3,346 (p-value <0,001). Artinya jumlah anak > 2 pada wanita usia subur di Provinsi Maluku Utara dipengaruhi oleh umur melahirkan anak pertama dengan umur. ......The increase in population that occurred in Indonesia and North Maluku as a percentage of the population in North Maluku experienced a decrease in growth, but when compared to the percentage of population growth rate. North Maluku has a much faster population growth rate than the population growth in Indonesia. Fertility is one component of population growth that increases the population (Syaekhu, 2020). Balanced Population Growth (PTS) with TFR = 2.1 (National Population and Family Planning Agency of the Republic of Indonesia, 2020b). The level and factors related to fertility in each region or area are different. This is because a region or area tends to be influenced by existing conditions in the region or area such as social, economic, and demographic (Jaya & Ranatwati, 2022; Purba et al., 2021). This study was conducted to determine factors related to fertility in women of childbearing age in North Maluku Province. This study used 2 variables, namely the dependent variable (fertility) and independent variables (ideal number of children, education level, region of residence, age at first marriage, (current) age, age at first childbirth, number of dead children, marital status, working status, and contraceptive use status). The data in this study used the 2017 Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS) data. This study used a quantitative approach with a cross sectional design with logistic regression tests. Based on the results of the study it is known that: The number of children > 2 has a significant relationship (p-value < 0.05) with the ideal number of children > 2 children, moderate education level, rural residence, current age 15 - 24 years, age of first marriage < 20 years, age of giving birth to the first child < 25 years, > 1 child who died, marital status with married status, working status with working status, and status using contraception with contraception status. The risk factor most associated with the number of children > 2 is the age of first childbirth < 25 years with an OR of 3.346 (p-value < 0.001). This means that the number of children > 2 in women of childbearing age in North Maluku Province is influenced by the age of giving birth to the first child with age.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muammar Riyandi
Abstrak :
Latar belakang: Modified Blalock-Taussig shunt (MBTS) merupakan prosedur bedah jantung sederhana namun memiliki angka mortalitas cukup tinggi. Karakteristik terutama usia pasien yang menjalani prosedur MBTS di Indonesia berbeda dengan negara lain. Tujuan: Membandingkan angka mortalitas operatif MBTS berdasarkan kriteria usia dan  mengidentifikasi faktor prediktor mortalitas operatif dan morbiditas pascaoperasi MBTS. Metode: Penelitian ini merupakan studi kohort retrospektif mortalitas pada 400 pasien yang menjalani operasi MBTS di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita. Hasil: Mortalitas berdasarkan kriteria usia yaitu 32,1% pada usia ≤ 28 hari, 19,9% pada usia 29-365 hari, 3,6% pada usia 366-1825 hari dan 8% pada usia > 1825 hari. Berat badan kurang dari 3 kg, kadar hematokrit lebih dari 45% sebelum operasi dan kadar activated partial thromboplastine time (aPTT) < 60 detik sebagai prediktor mortalitas. Transfusi packed red cell  (PRC) > 6 ml/kg, penggunaan ventilasi mekanik dan penggunaan prostaglandin preoperasi dan kadar aPTT < 60 detik 4 jam pasca operasi terbukti sebagai prediktor morbiditas. Kesimpulan: Terdapat perbedaan bermakna angka mortalitas pascaoperasi berdasarkan usia. Kriteria usia tidak terbukti sebagai prediktor mortalitas. Berat badan < 3 kg meningkatkan mortalitas. Prediktor morbiditas pascaoperasi adalah transfusi PRC > 6ml/kg, penggunaan ventilator, penggunaan prostaglandin dan kadar aPTT < 60 detik. ...... Background: Modified Blalock-Taussig shunt (MBTS) is a simple procedure but has a considerable operative mortality rate. Patient’s characteristics who underwent MBTS in Indonesia is different than other country. There was no predictor of operative mortality has been identified in Indonesian. Objectives: To compare mortality rate based on age criteria and to identify mortality and morbidity predictors after MBTS procedure. Methods: A retrospectively cohort study was conducted on 400 patients who underwent MBTS at National cardiovascular center Harapan Kita (NCCHK). Results: There were 32,1% death at age ≤ 28 days, 19,9% at age 29-365 days, 3,6% at age 366-1825 days and 8% at age > 1825 days. Body weight < 3 kg, haematocrite level > 45% before procedure and activated partial thromboplastine time level (aPTT) < 60 seconds were operative mortality  predictors. Packed red cell  transfusion (PRC) > 6 ml/kg, mechanical ventilator and prostaglandin E1 use before procedure, aPTT level < 60 seconds after procedure were identified as postoperative morbidity predictors. Conclusion: age was not proven as an operative mortality predictors. Body weight < 3 kg increase mortality rate. Postoperative morbidity predictors were PRC transfusion > 6ml/kg, aPTT level < 60 seconds, mechanical ventilator and prostaglandine E1 use.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Tejabaswara
Abstrak :
Latar belakang: Menars merupakan kondisi ketika seorang remaja putri mengalami menstruasi pertama kali. Di Indonesia, usia menars diketahui mengalami tren penurunan. Menars dini dapat meningkatkan berbagai risiko terjadinya masalah- masalah kesehatan, di antaranya masalah reproduktif dan psikologis. Perubahan gaya hidup hingga asupan nutrisi diyakini menjadi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi usia menars baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara indeks massa tubuh, aktivitas fisik, pekerjaan orang tua dan pendapatan orang tua. Metode: Penelitian ini dilakukan dengan desain cross-sectional. Pengukuran berat badan dan tinggi badan, pengisian kuesioner, dan wawancara 24 hour recall dilakukan dalam pengumpulan data. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji Kruskal- Wallis dan Mann-Whitney. Uji post-hoc Mann-Whitney juga dilakukan untuk variabel yang signifikan. Hasil: Didapatkan 352 sampel yang sudah menstruasi dari sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di Jakarta, Depok, Bandung dan Tegal. Rerata usia menars berada pada usia 12 tahun. Berdasarkan analisis data, didapatkan terdapat hubungan antara indeks massa tubuh dan usia menars (p < 0,000). Namun, tidak didapatkan adanya hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik, pekerjaan orang tua dan pendapatan orang tua terhadap usia menars (p > 0,05). Kesimpulan: Terdapat hubungan antara indeks massa tubuh (IMT) dan usia menars, sedangkan aktivitas fisik, pekerjaan orang tua dan pendapatan orang tua tidak berhubungan dengan usia menars. ......Background: Menstruation is a condition when a young woman experiences her first menstruation. In Indonesia, the age of menstruation is known to be experiencing a decreasing trend. Early menstruation can increase the risk of various health problems, including reproductive and psychological problems. Changes in lifestyle and nutritional intake are believed to be factors that can influence the age of menstruation both directly and indirectly. For this reason, this study aims to analyze the relationship between body mass index, physical activity, parental employment, and parental income. Methods: This research was conducted with a cross-sectional design. Measurement of body weight and height, filling out questionnaires, and 24-hour recall interviews were carried out in data collection. Data analysis in this study used the Kruskal-Wallis and Mann-Whitney tests. Mann-Whitney post-hoc tests were also performed for significant variables. Result: There were 352 menstruating samples from elementary and junior high schools in Jakarta, Depok, Bandung and Tegal. The average age of menstruation is 12 years. Based on data analysis, it was found that there was a relationship between body mass index and age at menarche (p < 0.000). However, there was no significant relationship between physical activity, parental employment, and parental income on menstrual age (p > 0.05). Conclusions: There is a relationship between body mass index (BMI) and age at menarche, while physical activity, parental occupation and parental income are not related to age at menarche.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>