Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Hindra Rahmawati
Abstrak :
Tanaman Polyscias guilfoylei (Cogs. & Marche) Bailey (sinonim Nothopanax guilfoylei Miq.) termasuk suku Araliaceae, yang sering digolongkan sebagai suku yang kaya akan saponin. Tanaman ini, yang dikenal dengan nama daerah 'puding', merupakan tumbuhan perdu yang tumbuh terutama di Sumatra dan Malaysia. Sejauh ini belum ada laporan penelitian yang rinci mengenai khasiat atau kandungan kimianya, sementara jenis yang lain dari marga Polyscias telah dikenal oleh penduduk sebagai obat tradisional, antara lain untuk peluruh keringat, diuretika, radang payudara, dan menyuburkan rambut. Ekstrak petroleum eter dari daun Palyscias guilfoylei yang telah dikeringkan dan ditumbuk halus; difraksinasi dengan kromatografi kolom menggunakan silika gel sebagai fasa diam dan pelarut landaian kloroform-metanol sebagai fasa geraknya. Suatu glikosida triterpen telah berhasil diisolasi melalui pembuatan turunan pentaasetat dimetilester, yang diduga berasal dari senyawa asalnya yaitu asam 3-0-[ß-D-glukopiranosil(1__>4) ß -D-glukuronopiranosil] oleanolat (C42H66O14). Penentuan struktur molekulnya dilakukan dengan metode spektroskopi (IR, RMI 1H, RMI 13C serta MS).
Polyscias guilfoylei (Cogn. & Marche) Bailey (syn. Nothopanax guilfoylei Miq.) belongs to the Araliaceae, which is often considered as one of the richest saponin containing families. It is an ornamental plant which can reach up to 5 m in height. The plant is commonly known as 'puding', and grows especially in Sumatra and Malay. Up to now, there has been no report on the biological activity or chemistry of this plant, though other species of this genus, Polyscias scutellaria ('mangkokan') and Polyscias fruticosa ('kedondong laut'), have been used widely as home remedies for anti-inflammatory, diuretic, and sudorific drugs in Indonesian traditional medicine. The petroleum ether extract of dried, ground leaves of Polyscias guilfoylei had been further purified by silica gel column chromatography using gradient mixture of chloroform and methanol as mobile phase. A triterpenic glycoside had been isolated through its dimethyl-pentaacetyl-derivative, and the original constituent was established to be 3-O-[ ß -D-glucopyranasyl(1-->4) ß -D-glucuronopyranosyl] oleanolic acid (C42H&60l4). The structure was measured by spectroscopic means (IR, 1HNMR, 13CNMR, and FARMS).
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Priti Pratiwi Bakti
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1983
S16795
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Nur Hidayat
Abstrak :
Agrobisnis di Indonesia merupakan sektor yang memiliki peran yang sangat penting dalam perindustrian nasional. Pangsa nilai tambahnya dalam industri nonmigas sebesar 80,70%, kesempatan kerja 74,90% dan efek pengganda nilai tambah sebesar 3.23. (LRPTN, ITB Bandung, 2005). Tongkol jagung merupakan salah satu limbah padat pertanian yang mengandung pentosan sehingga memiliki nilai ekonomis untuk diolah menjadi produk yang lebih bermanfaat. Tongkol jagung akan memberikan nilai ekonomis yang tinggi jika dikonversi menjadi furfural. Proses pembuatan furfural dengan bahan baku tongkol jagung dilakukan dengan kombinasi proses Batch dan kontinyu dengan reaksi utama adalah hidrolisis yang diikuti dengan reaksi dehidrasi menggunakan katalis asam sulfat. Reaktor yang digunakan adalah reaktor stirred barch (berpengaduk) yang dioperasikan pada tekanan 2 bar dan tcmperatur 128 oC selama 70 menit. Pemurnian furfural menggunakan azeotropik distillation dan dehydration column guna mendapatkan furfural berkemurnian tinggi yaitu 99%. Stirred Reactor yang digunakan adalah reaktor yang telah digunakan dalam pengolahan furfural dengan menggunakan SupraYield Technology®. Teknologi ini lebih unggul dan lebih ekonomis dibandingkan teknologi konvensional. Pada perancangan awal pendirian pabrik furfural ini akan dipilih di Propinsi Jawa Timur tepatnya di Kawasan Industri Gresik karena alasan ketersediaan bahan baku dan distribusi pasar. Berdasarkan simulasi dengan software SuperPro Designer® diperoleh bahwa untuk mendapatkan produksi furfural 183 kg/batch berdasarkan proyeksi permintaan pasar tahun 2008, maka dibutuhkan bahan baku yaitu tongkol jagung sebesar 900 kg/barch (4.9 kg/Kg furfural) dan asam sulfat 36% sebesar 84 kg/batch (0.45 kg/Kg furfural). Untuk kapasilas produksi sebesar 362 ton/tahun, total investasi yang dibutuhkan untuk membangun sebuah pabrik furfural di Indonesia adalah US$ 2.855.773,00 dengan dengan biaya manufaktur sebesar US$ 189.86S,00. Parameter kelayakan untuk pabrik furfural dengan kapasitas 362 ton/tahun adalah NPV US$ 2.873.820,29, IRR 15 %, PBP 4 tahun 9 bulan.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S49534
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gibranadhi
Abstrak :
Prospek industri pertanian di Indonesia sangatlah besar dengan melimpahnya jenis buah-buahan dan sayur-mayur yang dapat diproduksi. Namun, seringkali terdapat gangguan hama, khususnya ulat grayak, yang menyebabkan menurunnya kualitas produk atau mengakibatkan gagal panen. Oleh karena itu, dibutuhkan pengendalian terhadap hama tersebut dengan menggunakan bioinsektisida yang diperoleh dari ekstrak biji buah bintaro. Diketahui bahwa biji tersebut memiliki beberapa zat aktif dari golongan alkaloid, flavonoid, saponin, dan steroid yang dapat mematikan ulat tersebut. Biji akan dihaluskan dan kemudian dibuat campuran biji bintaro dan pelarut NADES, yang berupa campuran dari kolin klorida (ChCl) dan asam laktat dengan rasio mol 1:1, dengan variasi konsentrasi 20 mg/mL, 40 mg/mL, dan 60 mg/mL. Campuran diekstraksi dengan gelombang ultrasonik 53 kHz dan waktu sonikasi 20 menit. Setelahnya, hasil ekstrak melalui uji kualitatif Liebermann-Burchard dan FTIR untuk identifikasi gugus, serta uji efikasi untuk membuktikan keefektifan ekstrak dalam mematikan hama. Setelah didapat konsentrasi ekstrak yang paling efektif, ekstraksi diulang dengan konsentrasi yang dimaksud dan waktu sonikasi yang berbeda, yaitu 40 menit dan 60 menit. Hasil ekstrak kemudian akan melalui uji efikasi kembali untuk mencari waktu sonikasi paling efektif dan kemudian diuji LCMS untuk mendeteksi kandungan ekstrak. Hasil yang didapat adalah ekstrak pada konsentrasi 40 mg/mL dan 60 menit paling efektif dan hasil uji LCMS mengidentifikasi beberapa senyawa dalam golongan steroid dan alkaloid yang berpotensi menjadi penyebab kematian ulat.
The prospect of the agricultural industry in Indonesia is very large with the abundance of fruits and vegetables that can be produced. However, there are often pest disorders, especially from tobacco cutworms, which cause a decrease in product quality or may result in crop failure. Therefore, control of these pests is needed by using bioinsecticides obtained from Pong-Pong seed extract. It is known that these seeds have an active ingredient from alkaloid and steroid groups that can kill the worms. The seeds will be mashed and then a mixture prepared by mixing the seeds and NADES solvent, which is a mixture of choline chloride (ChCl) and lactic acid of molar ratio 1:1, with different concentrations of 20 mg/mL, 40 mg/mL, and 60 mg/mL. The mixture will be extracted with 53 kHz ultrasonic waves and sonication time of 20 minutes. Afterwards, the extract will go through Liebermann-Burchard and FTIR tests to identify the groups present and efficacy tests to prove the effectiveness of the extracts in killing worms. After obtaining the most effective concentration, extraction will be repeated with the intended concentration, but with different sonication times, which is 40 minutes and 60 minutes. The results of the extract will go through efficacy tests again and then the extract will undergo LCMS test to obtain the exact content of the seed extract. It is obtained that the extract with concentration 40 mg/mL and sonication time of 60 minutes is the most effective in killing the worms. The LCMS tests also shows several molecules from alkaloid and steroid groups being responsible in killing the worms.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library