Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
Ono Rokhadhitomo
Abstrak :
Textile ducting adalah saluran altematif untuk distribusi udara dingin atau panas ke dalam ruangan yang akan dikondisikan Dimana udara yang keluar ke dalam ruangan melewati orifice di sekitar permukaan ducting, sehingga tidak dibutuhkan diffuser dan udara keluar dari orifice dengan kecepatan yang rendah. Textile ducting terbuat dari kain polyester dengan lapisan bagian dalam yang lidak tembus udara.
Untuk aplikasi dengan luas ruangan yang besar seperti halnya pasar swalayan, perencanaan perlu diperhatikan agar kenyaman di dalam mangan sesuai dengan kondisi rancangan, yaitu dengan temperatur disain 77 F dan RH 50 % dan ukuran ruangan 295,28 ft x 254,69 ft. Pemakaian textile ducting yang sangat panjang akan rnengurangi efisiensinya karena gesekan yang terjadi antara udara dingin dengan permukaan bagian dalam ducting.
Perencanaan yang didapatkan adalah susunan textile ducting lurus tanpa percabangan sebanyak 32 buah dengan diameter 26 inch dan tekanan rata-rata 0,55 in H2O. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kerugian yang besar, karena karakteristik ducting yang agak berbeda. yaitu harus mengembang penuh ketika beroperasi. Sehingga dibutuhkan tekanan di dalam ducting yang lebih besar agar distribusi udara keluar orifice menjadi rata.
......Textile ducting is an alternative ducting to distribute heating or cooling air tlzrougliout room wliicii will be conditioned %ere the outlet air is flowing rain orifices to the conditioned space witli low velocity therefore it is no need dyussers like another ducting system. textile ducting is made of polvester fabric equqoped with thin layer ofnon-air permeable inside.
For application with a large area as department store in this case, we have to give more attention for planning properbt correspond to the design temperature at 77 F and 50% RH to get comfortable condition as human being need The measured area is 295,28 ft x 254,69 ft. Using too long textile ducting will produce inefficiencies because air flow in the textile ducting tend to make Contact with the inside wall surface and developed friction throughout the flowing of air.
Final calculation found that the ducting layout consist of 32 straight textile ducting without branches with 26 inches diameter and average pressure around 0,55 in H2O. it was aimed to reduce head losses when air is flowing. Cooling air will flow from one point to next point because they have different pressure. Textile ducting has the specyic characteristic, beside distribute cooling air to the room, textile ducting has to be fully developed first when cooling air entering the fabric. Therefore It will take care the some capacity cooling air flow thru ormce to the space.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S37544
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Rizki Ananda Putra
Abstrak :
Penelitian fenomena yang terjadi pada textile ducting berbahan taslan telah dilakukan sebagai bentuk upaya pencarían bahan alternatif pengganti material ducting konvensional. Penelitian lanjutan diperlukan untuk lebih mendalami fenomena yang terjadi pada textile ducting berbahan taslan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik pola udara keluar dari lubang orifice dari textile ducting ujung tertutup dengan memakai high speed camera. Data yang ditangkap untuk menganalisa arah semburan menggunakan kamera DSLR Nikon dan diolah menggunakan software imageJ sehingga dapat terlihat arah aliran semburan keluar orifice yang menggunakan asap sebagai medianya. Tujuan berikutnya adalah untuk mengetahui getaran yang terjadi pada orificetextile ductingdengan menggunakan high speed camera. Pengukuran getaran dilakukan pula dengan menggunakan software ImageJ dengan melihat perubahan pixel setiap gambar per milisecon.Hasil yang didapat menunjukkan adanya perubahan arah semburan menjadi lebih radial mulai dari orifice 16 hingga orifice32.Getaran yang terjadi pada textile ducting tidak terlalu signifikan getaran yang terjadi.
A research of phenomena in taslan textile ducting has been done to looking for the alternative conventiomalmaterial of ducting. Advanced research needs in order to explore more the phenomena which happen attextile ducting with material taslan. The objective of this research is to find out the characteristic of air flow at outlet orificeof end cap with used high speed camera.Data which had captured for analyze the air flow outburst used Nikon DSLR camera and process it using ImageJ so the direction of air flow burst outlet at orifice that used smoke as the media can be known. Next objective of this research is to find out the vibration that occurred at orifice textile ducting. Vibration measurement also processed using ImageJ software which can be determines by the changes of pixel every image per milisecon. The results show there are changesof air flow outburst direction from orifice. Itbecomes more radial from orifice 16 to orifice 32. The vibration that occured at orifice textile duct shows is not too significant.
2011
S640
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S36688
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Muh. Soleh
Abstrak :
Setiap manusia selalu menginginkan Lingkungan yang nyaman secara thermal. Karena dengan kondisi yang nyaman akan mendukung metabolisme lubuh manusia untuk berpikir/berkonsentrasi agar apa yang dikerjakan bisa maksimaI.l-lal ini terjadi terutama bagi mereka yang berada di dalam ruangan ataupun kabin tertentu yang memerlukan suhu udara tertentu. Dalam merancang AC mobil diperlukan pengetahuan yang cukup antara Iain cara kerja AC mobil dan distribusi sirkulasi udara di dalam kabin mobil tersebut. Pengetahun ini dilakukan untuk mcngetahui waktu yang diperlukan untuk mencapai keadaan kenyamanan thermal di dalam kabin kendaraan penumpang (Toyota Kijang LSX) tanpa ducting (standard) dan dengan penambahan ducting kebelakang (dengan kontrol individu). Untuk mendapatkan data tersebut penulis menggunakan program CFD yaitu Fluent 6.1 .Tujuan mcnggunakan program CFD ini adalah unluk mendapatkan hasil yang Iebih akurat dan cepat. CFD digunakan sebagai alat uji untuk mengestimasi penyebaran temperatur udara setiap detik dalam kabin pcnumpang yang akan diuji sebagai parameter kenyamanan thermal dalam kabin mobil dengan system tanpa dueling dan dengan ducting. Setelah hasil perhitungan didapatkan dan dibandingkan dengan referensi dari parameter standar kenyamanan thermal ISO 7730, terlihat bahwa penambahan ducting kebelakang dengan nosel kemasing-masing penumpang mempercepat penyebaran temperatur udara dingin dan meningkatkan nilai kcnyamanan thermal.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S37793
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Andri Tricahyo
Abstrak :
Setiap manusia selalu menginginkan lingkungan yang nyaman secara thermal. Karena dengan kondisi yang nyaman akan mendukung metabolisme tubuh manusia untuk beraktifitas agar apa yang dikeriakan bisa maksimal. Hal ini terjadi terutama bagi mereka yang berada di dalam ruangan ataupun kabin tertentu yang memerlukan suhu udara tertentu. Dalam merancang AC mobil diperlukan pengetahuan yang cukup antara lain cara kerja AC mobil dan distribusi sirkulasi udara di dalam kabin mobil tersebut. Pengetahun ini dilakukan untuk mengetahui waktu yang diperlukan untuk mencapai keadaan kenyamanan themlal di dalam kabin kendaraan penumpang (Toyota Kijang) tanpa ducting dan dengan penambahan ducting kebelakang dengan nozel individual. Untuk mendapatkan data temebut penulis melakukan pembuatan protorype System distribusi udara dengan penambahan ducting kebelakang dengan kontrol individu yang selanjutnya digunakan sebagai alat uji untuk mengestimasi penyebaran temperatur udara dalam kabin penumpang yang akan diuji sebagai parameter kenyamanan thermal dalam kabin mobil dengan system tanpa ducting dan dengan ducting tambahan. Setelah hasil perhitungan didapatkan dan dibandingkan dengan referensi dari parameter standar kenyamanan themlal ISO 7730, terlihat bahwa kabin dengan penambahan ducting dalam waktu tertentu, memiliki tingkat kenyamauan thermal dan kelembaban udara yang lebih baik dari pada kabin standar
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S37560
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Yulfari Oktesa Harun
Abstrak :
Penyegaran udara merupakan suatu proses mendinginkan udara sehingga mencapai temperatur dan kelembaban yang ideal. Kebanyakan unit pengkondisi udara digunakan untuk kenyamanan (comfort air conditioning), yaitu untuk menciptakan kondisi udara yang nyaman bagi orang yang berada di dalam suatu ruangan. Saluran udara (ducting) merupakan bagian dari sistem pengkondisian udara yang berfungsi untuk mendistribusikan udara dingin ke ruangan yang akan dikondisikan. Tipe ukuran dan lokasi diffuser akan menentukan distribusi temperatur dan gerakan udara dalam ruangan. Banyak kekurangan ditemui dalam diffuser sebagai penyebar udara dalam ruangan. Hampir semua diffuser membentuk daerah stagnasi, distribusi temperatur tidak merata dan kecepatan semburan yang besar serta banyak lagi kekurangan lainnya. Sehingga diperlukan suatu cara atau alat yang dapat mengurangi kerugian diatas maupun penemuan baru sebagai pilihan lain pengganti diffuser ini. Textil ducting merupakan saluran udara sekaligus sebagai pendistribusian (diffuser). Textile ducting memiliki kelebihan baik dari segi teknis, kesehatan, biaya maupun estetika. Dari segi teknis, texile ducting telah memenuhi kriteria kenyamanan dan ditribusi udara. Dari segi kesehatan textile ducting dapat berfungsi sebagai filter udara, pemasangannya yang cepat dan mudah serta banyaknya pilihan warna yang tersedia.
......Refreshing of air is an process make cool air so that reach ideal dampness and temperature. Air-Duct (ducting) is the part of system which functioning to distribute cool air to room. Measure type and location of diffuser will determine temperature distribution and air movement in room. Many insuffiencies met in diffuser as spreader of air in room. The textile diffuser is a duct and a distribution element at the same time. Textile ducting have excess either from technical facet, health, expense of and esthetics. Of technical facet, ducting texile have fulfilled freshment criterion and of ditribusi air. Of facet health of ducting textile can function as air filter, installation of which quickly and easy to set and available a lot of number colour choices.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S37530
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Yohannes Agustinus
Abstrak :
Textile ducting merupakan saluran udara yang menggunakan material lain selain metal atau logam. Biasanya terbuat bahan tekstil seperti katun atau polyester. Kelebihan textile ducting yaitu pada sistem outlet yang tidak membutuhkan diffuser seperti ducting berbahan metal. Sistem outlet pada textile ducting terdapat di sepanjang permukaan ducting sehingga distribusi udara dalam ruangan merata dan dapat menyaring debu yang berada di dalam aliran udara serta tersedia dalam berbagai pilihan warna menarik. Selain itu, Textile Ducting juga berfungsi sebagai penyaring udara. Penelitian ini menggunakan Textile ducting jenis orifis berbahan polyester. Bahan polyester dipilih karena mudah diperoleh dan memiliki tenunan yang lebih rapat. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan karakteristik tekanan statis dan air friction chart dari ducting tersebut dan membandingkannya dengan air friction chart konvensional. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen untuk mengambil data kemudian dilakukan analisa matematika untuk mendapatkan Air friction chart. Kemudian dibandingkan dengan air friction chart konvensional yang didapat dari literatur. Ternyata terdapat perbedaan yang cukup berarti dalam hal bentuk kurva yang didapatkan antara air friction chart konvensional dan air friction chart yang didapat dari analisa matematik. Hal ini disebabkan perbedaan rumus yang digunakan dalam perhitungan pressure loss.
......Textile ducting is an air duct system using material beside metal. Generally it is made from textile materials such as cotton or polyester. The advantages of this textile ducting are at the outlet system which is not need diffuser such as metal ducting. The outlet system in textile ducting is located along the surface of the ducting, thus the air distribution inside the room be spread evenly, filter dust inside air stream and available in various choices of attractive colors. Beside that, textile ducting also have function as air filter. This research uses orifice textile ducting made from polyester. Polyester is chosen because it is easy to get and the fabric of polyester is denser. The objective of this research is to know the characteristics of static pressure and air friction chart from the ducting then comparing it with conventional air friction chart. The method used to collect data is experimental method which is then analyzed mathematically to get air friction chart. Then the experimental air friction chart is compared with conventional air friction chart gotten from literature. In fact there is a fair different in the curve shape between conventional air friction chart and experimental air friction chart. This is caused by the difference of formula used in calculation of pressure loss.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S37534
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Sihombing, Krisman
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S38251
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S38321
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Muhamad Idrus
Abstrak :
ABSTRAK
Problem retak sering dijumpai pada proses pembuatan slab baja hasil proses
continous casting sewaktu slab baja tersebut mengalami proses pelurusan pada
temperatur antara 700°C-1000°C. Hal tersebur terjadi karena adanya penurunan
keuletan panas baja tersebut. Penelitian terhadap keuletan panas baja
karbon mangan dilakukan menggunakan perlakuan uji tarik panas pada temperatur 700°C, 750"C, 800°C. 850"C', 900°C dan 950°C dengan mengacu pada grafik tegangan-regangan sesunguhnya, % elongasi terhadap temperatur, % redului area terhadap temperatur dan bentuk patahan setelah dilakukan uji tarik panas.
Penelitian terhadap keuletan panas baja karbon mangan tersebut diaras dimulai
dengan pengujian tarik panas menggunakan mesin uji tarik dan dapur pemanas
yang kecepatan kenakan temperaturnya I 11°C per menit kemudian ditahan selama 5 menit pada temperatur uji. Pengujian dilakukan hingga benda uji purus dan dilakukan pengulmran diameter akhfr dan panjang alrhir, kemudian dilihat bentuk parahannya dengan memotong sampel sepanjang 5 mm.
Dari penelitian yang dilakukan didapat hasil bahwa baya karbon mangan memiliki keuletan panas pada temperatur 800°C dan 850° C dimana % elongasi dan %
reduksi area mengalami peningkatan secara drastis. Hal ini disebabkan oleh
beberapa fakior antara Iain terjadinya dynamic recovery pada baja karbon mangan sehingga laju regangan menurun, larutnya karbida dan nitrida sehingga
konsentrasi tegangan menurun pada batas butir. dan faktor-faktor lain yang secara langsung mempengaruhi keuletan panas baja karbon mangan.
2001
S41508
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library