Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yuni Syafitri
Abstrak :
ABSTRAK
Aktivitas biologis yang banyak dimiliki oleh senyawa 1,4-dihidropiridin menjadi daya tarik bagi para peneliti untuk terus mengembangkan metode sintesis senyawa ini. Pada penelitian ini senyawa turunan 1,4-dihidropiridin telah berhasil disintesis melalui reaksi Hantschz dengan mereaksikan secara bersamaan aldehida aromatik, amonium sulfat, dan etil asetoasetat dengan bantuan katalis heterogen NiFe2O4 MNPs. Katalis yang digunakan sebelumnya dikarakterisasi menggunakan instrumen XRD dan SEM-EDX untuk mengetahui struktur dan morfologinya. Sintesis turunan 1,4-dihidropiridin dilakukan selama 210 menit dalam suhu ruang dengan katalis sejumlah 0,3%mol berat dengan memvariasikan tiga aldehida aromatik yaitu benzaldehid, sinamaldehid, dan 4-hidroksibenzaldehid. Didapatkan persen hasil produk untuk masing-masing variasi aldehida aromatik sebesar 55,23%; 51,11%; dan 81,91% dengan kemurnian masing-masing produk sebesar 90,6%; 13,61% dan 1,79%. Produk hasil sintesis dikonfirmasi dengan KLT, FTIR, spektrofotometer UV-Vis, dan GC-MS. Selanjutnya dilakukan uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH pada produk dengan kemurnian lebih dari 10% dan didapatkan nilai IC50 2099,76 ppm untuk produk hasil sintesis menggunakan benzaldehid dan 310,66 ppm untuk produk hasil sintesis menggunakan sinamaldehid.
< b>ABSTRACT
Biological activity that is possessed by 1,4-dihydropyridine compounds is an attraction for researchers to continue to develop the synthesis method of this compound. In this study, 1,4-dihydropyridine derivative compounds have been successfully synthesized through the Hantschz reaction by simultaneously reacting aromatic aldehydes, ammonium sulphate, and ethyl acetoacetate with the help of heterogeneous catalysts NiFe2O4 MNPs. The catalyst used previously was characterized using XRD and SEM-EDX instruments to determine its structure and morphology. The synthesis of 1,4-dihydropyridine derivatives was carried out for 210 minutes at room temperature with the catalyst with a weight of 0.3 mole% by varying three aromatic aldehydes namely benzaldehyde, cinnamaldehyde, and 4-hydroxybenzaldehyde. Percentage of product yield for each aromatic aldehyde variation of 55.23%; 51.11%; and 81.91% with the purity of each product amounting to 90.6%; 13.61% and 1.79%. The synthesized products were confirmed by TLC, FTIR, UV-Vis spectrophotometers, and GC-MS. Furthermore, the antioxidant activity was tested using the DPPH method on products with a purity of more than 10% and IC50 values ​of 2099.76 ppm for the synthesized product using benzaldehyde and 310.66 ppm for the synthesis products using cinnamaldehyde.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muzdalifah Berlian Maloka
Abstrak :
ABSTRAK
Sintesis senyawa diarilpentanoid analog kurkumin dilakukan melalui reaksi Kondensasi Aldol dari aldehid aromatik dengan senyawa keton aromatik menggunakan katalis ramah lingkungan Fe3O4-ACE. Kondisi reaksi optimum pada suhu ruang, dengan jumlah katalis 20 berat, selama 2 jam dalam pelarut etanol. Identifikasi senyawa dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis, FTIR, dan GC-MS. Senyawa 1 dan 2 yang dihasilkan memiliki nilai persen rendemen sebesar 51,58 dan 88,20 . Katalis Fe3O4-ACE diidentifikasi dengan XRD, SEM, PSA, dan FTIR.
ABSTRACT
The synthesis of curcumin analogue diarylpentanoid compounds was carried out by the Aldol Condensation reaction of the aromatic aldehyde cinnamaldehyde with the aromatic ketone compound acetophenone using the environmentally friendly Fe3O4 ACE catalyst. The optimum reaction conditions at room temperature, with a catalyst amount of 20 weight, for 2 hours in ethanol. The identification of compounds was performed using UV Vis, FTIR, and GC MS spectrophotometers. Compound 1 and 2 have the percent yield of 51,58 and 88,20. The Fe3O4 ACE catalyst was identified by XRD, SEM, PSA, and FTIR.
2017
S68020
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nada Jinan
Abstrak :
Senyawa turunan tiosemikarbazon merupakan senyawa yang mempunyai aktivitas biologis yang baik, yaitu sebagai antioksidan, antitumor, dan antimikroba. Pada penelitian kali ini, telah dilakukan sintesis senyawa turunan tiosemikarbazon dengan menggunakan limonen dan empat senyawa aldehid aromatik yang berbeda yaitu benzaldehid, 4-hidroksibenzaldehid, sinamaldehid, dan vanilin. Produk akhir senyawa turunan tiosemikarbazon yang terbentuk diidentifikasi menggunakan KLT serta dikarakterisasi menggunakan Fourier Transform Infrared spectroscopy (FTIR), Spektrofotometri UV-Vis, dan Gas Chromatography Mass Spectrometry (GC-MS). Produk akhir senyawa turunan tiosemikarbazon diuji aktivitas antioksidannya dengan menggunakan metode 1,1-Difenil-2-pikril-hidrazil (DPPH). Pada penelitian ini diperoleh produk benzaldehid limonen tiosemikarbazon dengan persen rendemen sebesar 58,18%, 4-hidroksibenzaldehid limonen tiosemikarbazon dengan persen rendemen sebesar 49,47%, vanilin limonen tiosemikarbazon dengan persen rendemen sebesar 43,91%, dan sinamaldehid limonen tiosemikarbazon dengan persen rendemen sebesar 73,01%. Kemampuan antioksidan tertinggi diperoleh oleh senyawa vanilin limonen tiosemikarbazon dengan nilai IC50 sebesar 108,8 ppm dan kemampuan antioksidan terendah diperoleh oleh senyawa benzaldehid limonen tiosemikarbazon dengan nilai IC50 sebesar 177,2 ppm. ......Thiosemicarbazone derivatives are compounds that have good biological activity, such as antioxidant, antitumor, and antimicrobial. In this study, thiosemicarbazones derivative compounds were synthesized using limonene and four different aromatic aldehydes, such as benzaldehyde, 4-hydroxybenzaldehyde, cinnamaldehyde, and vanillin. The final product of the thiosemicarbazone derivatives were identified using TLC and characterized using Fourier Transform Infrared spectroscopy (FTIR), UV-Vis Spectrophotometry, and Gas Chromatography-Mass Spectrometry (GC-MS). The final product of the thiosemicarbazone derivatives were tested for its antioxidant activity using the 1,1-Diphenyl-2-picryl-hydrazyl (DPPH) method. In this study, the products obtained were benzaldehyde limonene thiosemicarbazone with a yield percentage of 58.18%, 4-hydroxybenzaldehyde limonene thiocarbazone with a yield percentage of 49.47%, vanillin limonene thiosemicarbazone with a yield percentage of 43.91%, and cinnamaldehyde limonene thiosemicarbazone with a yield percentage of 73.01%. The highest antioxidant ability was obtained by vanillin limonene thiosemicarbazone with an IC50 value of 108.8 ppm and the lowest antioxidant ability was obtained by benzaldehyde limonene thiosemicarbazone with an IC50 value of 177.2 ppm.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erika Rizky Wulandari
Abstrak :
Kamfor merupakan jenis rempah yang senyawa turunannya khususnya sebagai basa Schiff memiliki bioaktivitas beragam diantaranya antioksidan, antimikroba, antivirus, antikanker dan antitusif. Kamfor dapat dimanfaatkan sebagai prekursor dalam sintesis senyawa basa Schiff dengan mereaksikannya dengan variasi senyawa aldehida aromatik, yaitu benzaldehida, 2-hidroksibenzaldehida, 4-metoksibenzaldehida, sinamaldehida dan furfuraldehida. Senyawa basa Schiff hasil sintesis masing-masing diidentifikasi menggunakan KLT dan diuji titik lelehnya, serta dilakukan karakterisasi menggunakan instrumen FTIR dan LC-MS. Senyawa Basa Schiff kamfor benzaldehida memiliki yield sebesar 40,93%; senyawa Basa Schiff kamfor 2-hidroksibenzaldehida memiliki yield sebesar 50,25%; senyawa Basa Schiff kamfor sinamaldehida memiliki yield sebesar 39,28%; senyawa Basa Schiff kamfor 4-metoksibenzaldehida memiliki yield sebesar 41,55% dan senyawa Basa Schiff kamfor furfuraldehida memiliki yield sebesar 52,51%. Setelah itu, senyawa basa Schiff dilakukan pengujian aktivitas antioksidan dengan menggunakan metode DPPH. Senyawa basa Schiff kamfor 2- hidroksibenzaldehida memiliki nilai IC50 sebesar 72,59 ppm (antioksidan kuat); senyawa basa Schiff kamfor 4-metoksi benzaldehida, dengan nilai IC50 sebesar 141,20 ppm (antioksidan sedang); senyawa basa Schiff kamfor furfuraldehida dengan nilai IC50 sebesar 147,52 ppm (antioksidan sedang); senyawa basa Schiff kamfor benzaldehida dengan nilai IC50 190,20 ppm (antioksidan lemah) dan senyawa basa Schiff kamfor sinamaldehida tidak memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 381,40 ppm. ......Camphor is a type of spice derivatives, particularly as Schiff bases, exhibit various bioactivities, including antioxidant, antimicrobial, antiviral, anticancer, and antitussive properties. Camphor can be utilized as a precursor in the synthesis of Schiff base compounds by reacting it with various aromatic aldehydes, namely benzaldehyde, 2- hydroxybenzaldehyde, 4-methoxybenzaldehyde, cinnamaldehyde, and furfuraldehyde. Each synthesized Schiff base compound is identified using Thin Layer Chromatography (TLC) and its melting point is tested, followed by characterization using FTIR and LCMS instruments. The camphor-benzaldehyde Schiff base compound has a yield of 40,93%; the camphor-2-hydroxybenzaldehyde Schiff base compound has a yield of 50,25%; the camphor-cinnamaldehyde Schiff base compound has a yield of 39,28%; the camphor-4-methoxybenzaldehyde Schiff base compound has a yield of 41,55%; and the camphor-furfuraldehyde Schiff base compound has a yield of 52,51%. Subsequently, the antioxidant activity of the Schiff base compounds is tested using the DPPH method. The camphor-2-hydroxybenzaldehyde Schiff base compound has an IC50 value of 72,59 ppm (strong antioxidant); the camphor-4-methoxybenzaldehyde Schiff base compound has an IC50 value of 141,20 ppm (moderate antioxidant); the camphor-furfuraldehyde Schiff base compound has an IC50 value of 147,52 ppm (moderate antioxidant); the camphorbenzaldehyde Schiff base compound has an IC50 value of 190,20 ppm (weak antioxidant); and the camphor-cinnamaldehyde Schiff base compound does not have antioxidant activity with an IC50 value of 381,40 ppm.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Syamsul Bachri
Abstrak :
ABSTRAK
Karet alam selama penyimpanan akan mengalami pengerasan. Hal ini terjadi karena pembentukan ikatan silang selama penyimpanan. Uji fisika (Sweling,Plastisitas,VR, PRI, ASHT) telah membuktikan adanya pengerasan selama penyimpanan, sedangkan untuk uji kimia, terutama mekanisme ikatan silang yang terjadi selama penyimpanan masih belum jelas. Penyebab terjadinya ikatan silang ini adalah dengan adanya gugus aldehid dalam karet.

Dalam penelitian ini telah dilakukan penetapan kamar gugus aldehid dalam film lateks dengan menggunakan spektrofotometer ultraviolet (360 nm) secara periodik selama 10 dan 28 hari. Film lateks yang diselidiki berasal dari klon AVROS.2037, BPM.24, GT.1, dan PR.261 dengan suhu penyimpanan pada temperatur kamar.

Hasil menunjukkan bahwa selama penyimpanan, terjadi reaksi yang sangat kompleks yaitu ikatan silang, oksidasi (inisiasi, antioksidan, propagasi dan terminasi). Pada umumnya selama penyimpanan 7 hari, terjadi pengurangan gugus aldehid yang membuktikan terjadi ikatan silang yang lebih dominan dari oksidasi. Selanjutnya selama penyimpanan 7 sampai 28 hari, terjadi kenaikan gugus aldehid yang berarti terjadi oksidasi yang lebih dominan dari ikatan silang.

Seleksi orde reaksi dengan metode grafik, sulit dilakukan karena reaksinya adalah reaksi kompleks.
Daftar Pustaka 17 (1948 - 1995)
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library