Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Galih Senopati
Abstrak :

Logam titanium dan paduannya memiliki beberapa sifat yang unggul seperti kekuatan yang tinggi, densitas yang rendah, dan ketahanan korosi yang tinggi. Keunggulan sifat tersebut menyebabkan logam titanium dan paduannya dapat digunakan untuk aplikasi biomedik. Paduan Ti-6Al-4V merupakan paduan titanium yang sudah banyak digunakan untuk aplikasi biomedik. Namun dalam beberapa dekade terakhir studi mengenai toksisitas dai unsur Al dan V pada paduan Ti-6Al-4V serta perbedaan modulus elastisitas yang masih cukup tinggi memicu para peneliti untuk mendesai paduan titanium baru yang aman digunakan dalam tubuh manusia serta memiliki modulus elastisitas yang rendah atau mendekati modulus elastisitas tulang manusia. Pada penelitian ini telah dilakukan pembuatan paduan titanium beta Ti-6Mo-6Nb-xSn (Sn= 0, 4, 8) dengan metode arc remelting pada suasana gas inert argon dilanjutkan dengan homogenisasi, pengerolan panas, dan solution treatment pada temperatur (800, 900, dan 1000 °C). Hasil pengamatan struktur mikro dan analisa difraksi sinar x pada ingot hasil remelting menunjukkan penambahan Sn berpengaruh terhadap terbentuknya fasa titanium beta dan dapat menekan terbentuknya fasa titanium alfa. Paduan Ti-6Mo-6Nb-xSn memiliki modulus elastisitas yang lebih rendah dibandingkan paduan titanium komersial Ti-6Al4V. Hasil pengamatan struktur mikro dan analisa difraksi sinar x pada sampel hasil solution treatment menunjukkan temperatur solution treatment berpengaruh terhadap terbentuknya fasa titanium α dan titanium β serta besar butir β. Paduan Ti-6Mo-6Nb-xSn juga memiliki ketahanan korosi yang lebih baik dibandingkan paduan Ti-6Al-4V komersial serta berdasarkan hasil uji sitotoksisitas aman digunakan pada sel hidup.


Titanium and its alloy have excellent properties such as high strength, low density, and high corrosion resistant. The advance properties made titanium and its alloy have been used for biomedical application. Ti-6Al-4V is titanium alloy that has been used widely for biomedical application. Otherwise, in last decade toxicity of Al and V in Ti-6Al-4V alloy made researcher to design new titanium alloy that safe for human body and has low elastic modulus compared with bone. In this study Ti-6Mo-6Nb-xSn alloy have been made using arc melting in inert gas argon atmosphere followed by homogenization, hot rolled, and solution treatment at 800, 900, and 1000 °C. Microstructure observation and diffraction pattern show that Sn addition and Solution treatment temperature affect on beta titanium formation. The Ti-6Mo-6Nb-xSn have lower elastic modulus compared with commercial Ti-6Al-4V alloy. The Ti-6Mo-6Nb-xSn also has better corrosion resistance compared with Ti-6Al-4V commercial. Citotoxicity test reported that Ti-6Mo-6Nb-8Sn is safe to used in living cell.

2019
T53212
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Wahyu Utomo
Abstrak :
Piston pada motor adalah komponen dari mesin pembakaran dalam yang berfungsi sebagai penekan udara masuk dan penerima hentakan pembakaran pada ruang bakar cylinder liner. Material penyusun piston tersebut adalah aluminium AC8H yang sifatnya ringan, kuat, dan tahan aus. Dalam proses pengecoran paduan aluminium, penambahan modifier dan perlakuan panas merupakan proses yang dapat mempengaruhi sifat mekanis coran paduan. Sifat mekanis yang dimaksud adalah kekerasan, kekuatan tarik, keuletan serta keausan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemungkinan penggantian proses perlakuan panas T6 (artificial ageing) yang merupakan standar dari proses pembuatan piston dengan proses penambahan modifier dan kemungkinan mempersingkat proses perlakuan T6 (artificial ageing) dengan proses T4 (natural ageing). Penelitian dilakukan dengan melebur ingot AC8H yang kemudian ditambahkan modifier stronsium dalam ladle. Jumlah kandungan stronsium yang dihasilkan setelah proses penambahan modifier adalah sebesar 0,00072% Sr, 0,0068% Sr, 0,0133% Sr dan 0,031% Sr. Hal yang sama dilakukan dengan menambahkan modifier phospor, dimana kandungan phospor yang dihasilkan menjadi 0,0036% P,0,0038% P, 0,0041% P dan 0,0046% P. Pada perlakuan panas setelah proses pengecoran, hasil ascast dilakukan proses T6 (artificial ageing) dan T4 (natural ageing) dengan pengamatan 0 jam, 24 jam, 48 jam , 72 jam, 96 jam dan 120 jam. Masing masing sampel hasil percobaan diatas dilakukan pengujian karakterisasi struktur mikro dan sifat mekanis. Hasil pengujian menunjukkan bahwa penambahan 0,031 % Sr dan Proses perlakuan panas T4 (natural ageing) 96 jam dan 120 jam setelah quenching memiliki sifat mekanis yang telah masuk range standar kualifikasi komponen piston. Dalam implementasi hasil ini masih harus dilanjutkan dengan uji coba melalui proses engine dyno test.
Piston is motor components of the engine which works as a press incoming air and recipient burning fuel in the cylinder liner space. Material of aluminum piston is AC8H that are lightweight, strong, and wear resist. In the process of casting aluminum alloy, adding modifiers and heat treatment is a process that can affect the mechanical properties as cast alloy. Mechanical properties of the object is referred to hardness, tensile strength, elongation and wear resistance. This research aims to find out the possibility of replacing the T6 heat treatment process (artificial ageing), as standard process of making a piston with the addition of modifiers and possibility to shorten the treatment T6 (artificial ageing) with the T4 (natural ageing). Research conducted by melt ingot AC8H then added Strontium in ladle. Strontium added that the amount until contain 0.00072% Sr, 0.0068% Sr, 0.0133% Sr, and 0.031% Sr. The same is done by adding Phospor until contain 0,0036% P, 0.0038% P, 0.0041% P and 0.0046% P. In the heat treatment process sample after casting will be process with T6 and T4 observation 0 hour, 24 hours, 48 hours, 72 hours, 96 hours and 120 hours. Each sample of an experiment conducted over the microstructure characterization and mechanical properties test. The test results indicate that the addition of 0.031% Sr. and heat treatment process T4 (natural ageing) 96 hours and 120 hours after quench as mechanical properties have already entered the qualifying standard range of part-piston. Implementation of the experiment must be continued to engine dyno test process before mass production.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T25267
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Barimbing, Novel
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S40813
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aurellio Priandhika Ekavyandhi
Abstrak :
Indonesia merupakan salah satu negara yang terkenal dengan kekayaan sumber daya mineralnya, salah satunya adalah titanium. Titanium dapat diekstrasi dari ilemenite, namun perlu dilakukan proses upgrading terlebih dahulu untuk meningkatkan jumlah titanium yang dapat diesktraksi. Proses upgrading dapat dilakukan dengan proses reduksi karbotermik yang menggunakan reduktor biomassa arang cangkang kelapa sawit sebagai alternatif yang lebih ramah lingkungan dibandingkan reduktor grafit yang biasa digunakan. Penelitian ini akan membandingkan penggunaan reduktor biomassa dan grafit pada proses reduksi karbotermik ilmenit untuk melihat hasil biomassa sebagai alternatif. Penelitian dilakukan dengan membandingkan penggunaan reduktor biomassa pada suhu 1000°C, 1100°C, dan 1200°C dengan waktu tahan 0,5 jam sampai 3 jam dan penggunaan reduktor grafit pada suhu 1000°C dengan waktuh tahan 0,5 jam sampai 3 jam dan 1200°C 3 jam. Penggunaan biomassa pada 1000°C menunjukan intensitas besi metalik yang lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan grafit. Dengan semakin lamanya waktu tahan dan semakin tinggi suhu reduksi, recovery besi metalik juga akan semakin tinggi. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi solusi untuk proses upgrading ilmenit yang lebih ramah lingkungan. ......Indonesia is a country that is famous for its rich mineral resources, one of which is titanium. Titanium can be extracted from ilemenite, but an upgrading process is needed to increase the amount of titanium that can be extracted. The upgrading process can be carried out by a carbothermic reduction process that uses palm kernel shell as a reducing agent that is more environmentally friendly than the commonly used graphite reductant. This study will compare the use of biomass and graphite as a reducing agents in the ilmenit carbothermic reduction process to see the result of biomass as an alternative. The study was conducted by comparing the use of a biomass reducing agent at temperatures of 1000°C, 1100°C, and 1200°C with a holding time of 0.5 hours to 3 hours and the use of graphite reductant at a temperature of 1000°C with a holding time of 0.5 hours to 3 hours. and 1200°C 3 hours. The use of biomass at 1000°C showed a higher intensity of metallic iron than the use of graphite. With the longer holding time and the higher the reduction temperature, the metallic iron recovery will also be higher. This research is expected to be a solution for more environmenrt friendly upgrading process of ilmenit.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Husni Harion
Abstrak :
Aluminium adalah material yang banyak digunakan dalam industri otomotif karena sifatnya yang ringan, kuat dan tahan korosif. Salah satu penggunaanya untuk komponen cylinder head, komponen ini menggunakan jenis paduan aluminium AC4B dengan proses low pressure die casting. Namun produk yang dihasilkan dalam proses pengecoran ini banyak ditemukan kegagalan seperti porositas, penyusutan (shrinkage) yang menyebabkan kebocoran. Dari permasalahan tersebut maka dilakukan penelitian yaitu dengan penambahan titanium kedalam aluminium AC4B yang bertujuan untuk menigkatkan sifat mekanis dan meminimalisasi kegagalan pada komponen cylinder head yang dihasilkan. Penelitian ini secara khusus ditujukan untuk mempelajari pengaruh variasi persentase titanium (0.019 wt % dan 0.029 wt %) terhadap penghalusan butir aluminium AC4B dengan proses low pressure die casting. Kemudian menguji sampel cylinder head dengan uji tarik, uji kekerasan, pengukuran besar dendrite arms spacing dan menganalisa mikrostuktur dengan mikroskop optik dan dengan SEM dan EDS, serta pengujian bocor.\ Penambahan penghalus butir sebesar 0.019 wt % Ti dan 0.029 wt % Ti pada aluminium AC4B meningkatkan kekuatan tarik sebesar 13.4 % dan 20.1 % dengan bentuk perpatahan getas. Sementara, nilai kekerasan juga mengalami peningkatan dengan panambahan titanium. Pada bagian tipis, penambahan 0.019 wt % Ti dan 0.029 wt % Ti meningkatkan nilai kekerasan sebesar 3.06 % dan 5.65 %. Pada bagian tebal, penambahan 0.019 wt % Ti dan 0.029 wt % Ti meningkatkan nilai kekerasan sebesar 2.14 % dan 5.19 %. Untuk besar dendrite arms spacing terjadi penurunan dengan penambahan titanium. Pada bagian tipis, panambahan 0.019 wt % Ti dan 0.029 wt % Ti menurunkan besar DAS sebesar 29.3 % dan 48.5 %. Pada bagian tebal, dengan penambahan 0.019 wt % Ti dan 0.029 wt % Ti menurunkan besar DAS sebesar 6.67 % dan 28.6 %. Pada pengamatan mikrostruktur menggunkan SEM tidak ditemukannya fasa Al3Ti. Untuk hasil uji bocor terdapat cylinder head yang mengalami bocor. Penambahan 0.019 wt % Ti dan 0.029 wt % Ti tidak terlalu efektif untuk mengurangi kegagalan shrinkage dan bocor pada komponen cylinder head tapi dapat mengurangi kegagalan karena blow hole.
Aluminum is the material most used in automotive industry because of light, good strength and corrosion resistant. One of the application of aluminum is used for cylinder head component, this component use aluminum alloy AC4B with low pressure die casting process. But the product in casting process much have failure such as porosity and shrinkage which cause leakage. This experiment was conducted to counter these problems with addition of titanium to increase mechanical properties and minimize reject from cylinder head manufacturing. The subject of this research was to study the effect of 0.019 wt. % and 0.029 wt. % titanium addition on grain refinement of AC4B alloy produced with low pressure die casting. Cylinder head samples were tested with tensile test, hardness test, dendrite arms spacing observation. Microstructure analysis was performed with optical microstructure and SEM/EDS, and also leakage test. Grain refiner addition of 0.019 wt. % Ti and 0.029 wt. % Ti increased tensile strength 13.4 % and 20.1 % with brittle fracture. Meanwhile, hardness value also increased with the addition of titanium. On thin parts, addition of 0.019 wt % Ti and 0.029 wt % Ti increased hardness value for 3.06 % and 5.65 %. On thick parts, the addition of 0.019 wt % Ti and 0.029 wt % Ti increased hardness value for 2.14 % and 5.19 %. The addition of titanium decreased dendrite arms spacing value. On thin parts, the addition of 0.019 wt % Ti and 0.029 wt % Ti decreased DAS value for 29.3 % and 48.5 %. On thick parts, the addition of 0.019 wt % Ti and 0.029 wt % Ti decreased DAS value for 6.67 % and 28.6 %. Al3Ti was not found with microstructure analysis using SEM. On leakage test, there were some cylinder head that exhibit leakage. On 0.019 wt % Ti there were 5 cylinder head that experience leakage, or 6.25 % and on 0.029 wt % Ti addition there were 8 cylinder head that experience leakage, or 10 %. On leakage test, there are several cylinder head that exhibit shrinkage. The addition of 0.019 wt % Ti and 0.029 wt % Ti were not very effective in decreasing shrinkage failure and leakage on cylinder head component, but effective in decreasing failure caused by blow hole.
2008
S41735
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kaufman, J. Gilbert
Materials Park, Ohio: ASM International, 2001
e20442499
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
M. Iqbal Al Farobi
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S41024
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Kamiluddin
Abstrak :
Paduan Al-7wt%Si merupakan salah satu jenis paduan aluminium silikon yang memiliki aplikasi besar dalam dunia pengecoran khususnya proses die casting. Dalam aplikasi di dunia industri die casting terdapat problem yang disebut dengan die soldering. Die soldering adalah fenomena menempelnya aluminium cair pada permukaan material cetakan dan ada bagian benda casting yang tersisa ketika dikeluarkan dari cetakan. Reaksi die soldering biasanya terjadi pada pengecoran cetak tekan dengan tekanan tinggi dalam paduan aluminium dan membentuk lapisan intermetalik antara aluminium cair dan cetakan. Fenomena ini menyebabkan rusaknya cetakan serta mengakibatkan kualitas permukaan cetakan yang jelek, sedangkan biaya akan terus meningkat. Penelitian ini dilakukan untuk melihat karakteristik pembentukan ketebalan dan kekerasan dari lapisan intermetlic selama proses pencelupan. Dalam penelitian ini, ditemukan adanya lapisan fasa binary dari lapisan intermetalik FeAl2, Fe2Al5, and FeAl3 yang ditemukan di permukaan baja. Penelitian ini bertujuan untuk mencari morfologi dan karakteristik dari lapisan AlxFeySiz yang meliputi ketebalan dan kekerasan selama proses pencelupan. Material cetakan untuk penelitian ini adalah baja perkakas H13 yang dicelup dengan Al-7wt%Si dengan temperatur holding 700°C, 720°C, dan 740°C serta penambahan mangan dengan 0.1, 0.3, 0.5, dan 0.7 %. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa penambahan mangan diatas 0.3% pada temperatur 700°C efektif menurunkan die soldering dari ketebalan lapisan 101 mikron sampai 86 mikron di kadar 0,5%Mn dan 54 mikron pada kadar Mn 0,7%. Fenomena tersebut juga terjadi pada temperatur 740°C. Sedangkan pada temperatur 720°C, penambahan Mn efektif menurunkan fenomena die soldering setelah penambahan 0.5%Mn. Adapun kekerasan lapisan intermetalik sangat bervariasi, hal ini disebabkan karena ukuran kekerasan sangat tergantung terhadap kandungan paduan FexAly yang terdapat dalam lapisan. Semakin banyak kandungan Fe dalam paduan lapisan intermetalik FexAly, maka kekerasannya semakin meningkat, begitu juga sebaliknya. Dengan demikian, penambahan mangan terhadap Al-7wt%Si tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kekerasan lapisan intermetalik. ......Al-7wt%Si is one of aluminium alloys which have largest application in the world of casting, especially in die casting process. In the application of die casting technology, there is a dominant problem names die soldering. Die soldering is a phenomenon in which molten aluminium ?welds? to the die surface and remains there after the ejection of the part. Soldering reactions are commonly observed during high pressure die casting of aluminium alloys, and involve the formation and growth of interfacial intermetallic layers between the die and the cast alloy. This phenomenon resulting in damage to the die and poor surface quality of the casting, but increase the production cost. This research is done to study the thickness and hardness characteristic formation of the intermetallic layers during dipping test. In this research, the appeared binary phase of intermetallic layer is FeAl2, Fe2Al5, and FeAl3 which available at steel?s surface. This research aim is investigating morphology and characteristic of AlxFeySiz intermetallic layer which consist thickness and hardness of the layer during immersing period. The testing material for this research is annealed tool steel H13 which is immersed at Al-7%Si with various holding temperature at 700°C, 720°C, and 740°C and also added by four types mangan (Mn) composition at each temperature. The compositions of this mangan are 0.1, 0.3, 0.5, and 0.7 %. From the laboratory activity, it was clearly shown that additional Mn above 0.3% at 700°C can decrease die soldering effect significantly. This phenomenon can be seen from the intermetallic layer thickness formed with additional Mn at 101 to 86 micron for 0.5% Mn content and 54 micron for 0.7% Mn. This tendency is happen for 740°C reacting temperature also. But for 720°C reacting temperature, the effect of additional Mn for decreasing die soldering effect start from 0.5% Mn content. Then, intermetallic layer formed are vary due to FexAly alloy content at layer itself. The more FexAly alloy content, the more hardness level formed; and vice versa. So that, additional Mn to Al-7wt%Si did not have significant effect to hardness of intermetallic layer formed due to spreading of random hardness level at each intermetallic layer.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S41680
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kaufman, J. Gilbert
Abstrak :
Contents : - Chapter 1: Introduction - Chapter 2: Aluminum casting alloys - Chapter 3: Aluminum casting processes - Chapter 4: The effects of microstructure on properties - Chapter 5: The influence and control of porosity and inclusions in aluminum Castings - Chapter 6: Hot isostatic processing - Chapter 7: Heat treatment of aluminum castings - Chapter 8: Properties and performance of aluminum castings - Data Set 1: Aging response curves - Data Set 2: Growth curves - Data Set 3: Stress-strain curves - Data Set 4: Tensile properties at high and low temperatures and at room - Temperature after high-temperature exposure - Data Set 5: Creep rupture properties - Data Set 6: Rotating-beam reversed-bending fatigue curves - Appendix 1: Glossary of terms - Appendix 2: Abbreviations and symbols - Appendix 3: Test specimen drawings - Subject index - Alloy index
Materials Park, Ohio: ASM International, 2004
e20442643
eBooks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>