Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Audrew Johnson Budianto
"Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) diluncurkan oleh Indonesia pada 2014 di bawah pengawasan BPJS Kesehatan, menyediakan layanan kesehatan berjenjang, termasuk Program Rujuk Balik (PRB) untuk penderita penyakit kronis seperti diabetes melitus. Diabetes melitus adalah penyebab kematian keenam di Indonesia pada 2021, dengan 236.711 kasus. Penelitian ini menganalisis data resep pasien PRB di Apotek Kimia Farma Kemanggisan Raya selama Januari 2023. Dari 92 resep, 51 pasien adalah perempuan dan 41 laki-laki, dengan prevalensi tertinggi pada laki-laki usia 45-65 tahun. Peresepan obat sesuai dengan algoritma terapi PERKENI, meskipun terdapat beberapa perbedaan dengan algoritma American Diabetes Association. Sebagian besar resep menggunakan kombinasi Biguanide dan Sulfonylurea.

The National Health Insurance Program (JKN) was launched by Indonesia in 2014 under the supervision of BPJS Kesehatan, providing tiered healthcare services, including the Referral Back Program (PRB) for chronic disease patients such as diabetes mellitus. Diabetes mellitus is the sixth leading cause of death in Indonesia in 2021, with 236,711 cases. This study analyzes prescription data for PRB patients at Kimia Farma Kemanggisan Raya Pharmacy during January 2023. Out of 92 prescriptions, 51 patients were female and 41 were male, with the highest prevalence among males aged 45-65 years. Prescription of drugs aligns with the PERKENI therapy algorithm, although there are some differences with the American Diabetes Association algorithm. Most prescriptions utilize a combination of Biguanide and Sulfonylurea medications.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kumaat, Connie Frances
"American Diabetes Association ADA dan World Health Organization WHO merekomendasikan kadar glukosa vena plasma untuk diagnosis diabetes. Perbedaan hasil pengukuran kadar glukosa serum dan plasma heparin belum diketahui kemaknaan klinisnya.
Penelitian bertujuan untuk membandingkan hasil pengukuran kadar glukosa menggunakan tabung dengan clot activator tanpa gel pemisah tabung II , tabung berisi litium heparin tanpa tabung III dan dengan tabung IV gel pemisah. Penelitian ini juga ingin mengetahui perbedaan kadar glukosa darah pada serum dari tabung dengan clot activator tanpa gel pemisah pengambilan pertama tabung I dan kedua tabung II.
Desain penelitian adalah potong lintang, menggunakan 100 subjek penelitian. Median kadar glukosa pada tabung I, II, III, dan IV berturut-turut sebesar 147,5 68 ndash; 593 mg/dL, 150,5 68 ndash; 603 mg/dL, 150,5 72 ndash; 612 mg/dL, dan 152 72 ndash; 605 mg/dL.
Berdasarkan analisis statistik, tidak didapatkan perbedaan bermakna antara kadar glukosa pada tabung II, III, dan IV. Perbedaan kemaknaan klinis juga tidak ditemukan pada ketiga tabung tersebut karena dari uji ketepatan ISO 15197:2013 didapatkan penyimpangan berada dalam rentang 15 mg/dL untuk kadar glukosa.

American Diabetes Association ADA and World Health Organization WHO have recommended plasma glucose levels for the diagnosis of diabetes. Clinical significance of different results between serum glucose levels and heparin plasma glucose levels have not known yet.
This study aimed to compare the results of glucose measurements using tubes with clot activator without separator gel tube II, tubes containing lithium heparin without tube III and with tube IV separator gel. This study also wanted to find out the difference of blood glucose level in serum from tubes with clot activator without separator gel on first tube I and second tube II blood collection.
The study design was cross sectional, using 100 subjects. The median of glucose levels in tube I, II, III, and IV were 147,5 68 ndash 593 mg dL, 150,5 68 ndash 603 mg dL, 150,5 72 ndash 612 mg dL, and 152 72 ndash 605 mg dL, respectively.
Based on statistical analysis, there were no significant differences among glucose levels in tube II, III, and IV. Moreover, there were no clinical significance differences among them because according to ISO 15197 2013 accuracy test, the deviation was within 15 mg dL for glucose levels.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T58571
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library