Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sianturi, Ferdinan Gabriele Nathanael
"Lean warehousing adalah konsep yang berfokus pada pengurangan pemborosan dalam proses pergudangan untuk meningkatkan efisiensi dan menciptakan nilai tambah pada barang dan jasa. Salah satu metode yang digunakan dalam lean warehousing adalah Value Stream Mapping (VSM), yang memetakan aliran material dan informasi untuk mengidentifikasi pemborosan. PT Multi Nitrotama Kimia (MNK) sebagai penyedia bahan peledak pertambangan dan layanan peledakan di Indonesia, menggunakan lean warehousing dan VSM untuk meningkatkan efisiensi operasional gudangnya. Hasil analisis VSM menunjukkan adanya pemborosan utama berupa transportation, overprocessing, dan waiting. Dengan penerapan lean, pengurangan waktu proses sebesar 46,65% terjadi, diikuti dengan peningkatan nilai tambah dan pengurangan pemborosan waktu pada aktivitas Non-Value Added (NVA) dan Necessary but Non-Value Added (NNVA). Rekomendasi perbaikan yang diusulkan meliputi optimalisasi area gudang, digitalisasi proses pergudangan, perbaikan layout gudang, perbaikan SOP pergudangan, standarisasi sarana komunikasi operator, penambahan material handling, dan penerapan lean 5S di area office. Dengan penerapan rekomendasi ini, efisiensi dan efektivitas proses pergudangan PT MNK dapat ditingkatkan, yang akan berdampak pada peningkatan produktivitas gudang.

Lean warehousing is a concept focused on reducing waste in warehouse processes to improve efficiency and create value-added goods and services. One of the methods used in lean warehousing is Value Stream Mapping (VSM), which maps the flow of materials and information to identify waste. PT Multi Nitrotama Kimia (MNK), as a provider of mining explosives and blasting services in Indonesia, uses lean warehousing and VSM to improve its warehouse operational efficiency. The VSM analysis shows major wastes in the form of transportation, overprocessing, and waiting. With the implementation of lean, a 46.65% reduction in process time occurred, followed by an increase in value-added activities and a reduction in waste time in Non-Value Added (NVA) and Necessary but Non-Value Added (NNVA) activities. Proposed improvements include optimizing the warehouse area, digitalizing warehouse processes, improving warehouse layout, improving warehouse SOPs, standardizing operator communication tools, adding material handling, and implementing lean 5S in the office area. With the implementation of these recommendations, the efficiency and effectiveness of PT MNK's warehouse processes can be improved, which will impact the increase in warehouse productivity."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faridah Tulhotimah
"ABSTRAK
Sampah plastik menjadi masalah yang cukup rumit untuk diselesaikan, terutama di kota-kota besar yang padat penduduk. Kota Jakarta misalnya, produksi sampah plastic telah mencapai 1.870 m3/hari dan merupakan kandungan kedua terbesar setelah sampah kertas. Sedangkan plastik sulit didgradasi oleh mikroorganisme di dalam tanah.
Beberapa cara telah dilakukan untuk menangani limbah plastik, namun masih banyak menemui masalah. Akhirnya para ahli membuat plastik atau polimer yang dapat terdegradasi, dimana salah satunya adalah dengan memodifikasi pati. Penelitian ini bertujuan membuat kopolimensasi cangkok suatu polimer sintetik (metil akrilat) dengan polimer alam (pati singkong). Hasil kopolimerisasi tersebut diharapkan dapat menggantikan plastik petrokimia yang ramah Iingkungan..
Pembuatan kopolimerisasi cangkok dilakukan dengan cara inisiasi secara kirnia menggunakan inisiator ceric ammonium nitrat, dimana ion Cc akan mengoksidasi molekul pati melalui pembentukan kompleks yang stabil. Pada reaksi tahap lambat, kompleks tersebut akan membentuk radikal bebas pati. Radikal bebas molekul pati akan bereaksi dengan monomer metil akrilat membentuk kopolimer cangkok. .
Proses pembuatannya dilakukan dengan menggunakan dua metoda yang berbeda, yaitu pada penambahan inisiator. Untuk metoda A, inisiator ditambahkan sesudah monomer MA direaksikan dengan suspensi pati, sedangkan metoda B sebaliknya. Reaksi kopolimerisasi dengan metoda A berjalan sangat cepat, maka penambahan inisiator dilakukan secara bertahap. Untuk metoda B reaksinya lebih lambat dan menggunakan inisiator berlebih. Hasil kopolimerisasi dianalisa secara kuantitatif dan kualitatif dengan mengidentifikasi menggunakan spektrofoto meter FT-1R serta pengujian sifat termal menggunakan DSC (Differential Sanning Calorimeter).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kopolimerisasi cangkok dengan metoda B menghasilkan persentase konversi metil krilat (MA) menjadi polimetil akrilat (PMA) lebih besar dari metoda A, yaitu di atas 70%, sedangkan untuk metoda A dibawahnya Begitu pula dengan persentase PMA yang tercangkok pada rantai molekul pati. Untuk homopolimer PMA yang tidak tercangkok, kedua memberikan perbedaan yang tidak berarti, yaitu sekitar 11% - 12%.
Pengukuran dengan Spektrofotometer FT-liR, kopolimer cangkok MA dan pati dan kedua metoda membenikan daerah serapan yang tidak berbeda. Daerah serapan yang muncul pada spektrum kopolimer menunjukkan perbedaan dengan daerah serapan spektrum pati awal clan PMA. Pengujian sifat termal menggunakan DSC, menunjukkan bahwa termogram dani hasil pengukuran tidak memberikan puncak. Hasil kopolimer baik dan metoda A maupun metoda B Iebih bersifat amorphous."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library