Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Melati Raisa Noor
"Fibrosis merupakan ciri khas dari chronic kidney diseases (CKD) dan model unilateral uereteral obstruction (UUO) mampu merekapitulasi semua fitur penting dari respon fibrogenik. Durasi induksi selama 2 minggu merupakan durasi induksi yang banyak digunakan dalam berbagai penelitian dengan model hewan UUO. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi tingkat keparahan cedera ginjal seiring dengan perpanjangan durasi induksi dan untuk mengetahui efisiensi durasi induksi 2 minggu, ditinjau dari parameter uji. Parameter uji dalam penelitian ini adalah kadar serum kreatinin sebagai parameter fungsional ginjal, serta fraksi area fibrosis interstisial, skor fibrosis perivaskuler, dan ketebalan dinding arteri sebagai parameter struktural ginjal. Digunakan 18 ekor tikus jantan galur Sprague-Dawley yang dibagi ke dalam 6 kelompok penelitian (n = 3); terdiri atas 3 kelompok induksi UUO dan 3 kelompok kontrol yang dioperasi palsu (sham), yang digunakan untuk pengujian efek durasi induksi 1 minggu, 2 minggu, dan 3 minggu. Model UUO dibuat dengan melakukan pengikatan pada posisi proksimal dan distal ureter kiri lalu melakukan pemotongan di antara kedua situs pengikatan tersebut. Pengorbanan terhadap tikus kelompok UUO dan Sham dilakukan pada hari ke-7, hari ke-14, atau hari ke-21 setelah operasi, untuk selanjutnya dilakukan isolasi organ dan sampel darah yang dibutuhkan untuk analisis parameter uji. Tingkat keparahan cedera ginjal meningkat seiring dengan perpanjangan durasi induksi, dengan tingkat cedera ginjal ditemukan paling tinggi pada kelompok yang diinduksi selama 3 minggu. Induksi 2 minggu efisien apabila ditinjau dari parameter fibrosis perivaskuler dan kadar serum kreatinin.
Fibrosis is a characteristic of chronic kidney disease (CKD) and the unilateral ureteral obstruction (UUO) model is able to recapitulate all the important features of a fibrogenic response. Two weeks induction is widely used in various studies using UUO as an animal model. This study aims to evaluate the severity of kidney injury as a result of prolongation of induction and to determine the efficiency of 2 weeks induction, judged from the test parameters. Besides from serum creatinine levels as kidney functional parameter, interstitial fibrosis area fraction, perivascular fibrosis score, and arterial wall thickness were used as kidney structural parameters. 18 Sprague-Dawley strain male rats were divided into 6 study groups (n = 3); consisted of 3 UUO-induced groups and 3 sham-operated groups as a control group. The groups were used to evaluate the effects of induction duration of 1 week, 2 weeks and 3 weeks. The UUO model was made by making a knot at the proximal and distal position of the left ureter, then cutting the ureter area between the two sites. Sacrifices of the UUO and Sham group rats were carried out on the 7th, 14th, or the 21st day after the surgery, to isolate the organ and blood sample needed for parameters analysis. The severity of kidney injury increased as a prolongation of induction duration was done, with kidney injury rates found highest in the 3 weeks-induced group. 2-weeks induction was efficient when viewed from the parameters of perivascular fibrosis and serum creatinine levels."
Lengkap +
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
"Telah dilakukan penelitian terhadap pengaruh infeksi Fasciola gigantica yang diradiasi pada marmot. Marmot dibagi menjadi empat kelompok. Tiga kelompok diinfeksi dengan metaserkaria F.gigantica yang diradiasi 20Gy, 40 Gy, dan 60 Gy, sedangkan satu kelompok lagi sebagai kontrol positif. Setiap ekor marmot diinfeksi dengan 50 metaserkaria F.giganctica hidu[. Penelitian dilakukan sebanyak tiga kali. Pengamatan pada setiap ulangan dilakukan selama 12 minggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok kontrol dapat dipanen ulang dengan rataan 3,9%. Infeksi oleh cacing hati pada marmot masih dapat ditemukan hingga dosis radiasi 40Gy. "
MPARIN 6 (1-2) 1993
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Salwa Dinia Mufidah
"Sargassum polycystum diketahui secara in vitro memiliki aktivitas sitotoksik terhadap sel HCT-116 pada kolon yang diuji pada beberapa pelarut dan dengan nilai IC50 yang berbeda. Namun, penelitian secara in vivo Sargassum polycystum pada kanker kolon belum banyak dilakukan dan mekanisme sepenuhnya dalam penghambatan kanker belum diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek alga coklat (Sargassum polycystum) secara in vivo pada hewan model kolitis terkait kanker kolon yang diinduksi dengan Dekstran Sodium Sulfat (DSS). Penelitian ini menggunakan mencit jantan galur Balb/c (n = 30 ekor) yang secara acak dibagi dalam 5 kelompok: kelompok normal, kelompok negatif, kelompok dosis 1 (18 mg/kgBB), kelompok dosis 2 (90 mg/kgBB), dan kelompok dosis 3 (450 mg/kgBB). Induksi kolitis terkait kanker kolon menggunakan senyawa kimia Dekstran Sodium Sulfat (DSS) dengan konsentrasi 2% dan 1% selama total 24 hari. Pengukuran berat badan, analisis kelangsungan hidup, dan penilaian Disease Activity Index (DAI) dilakukan selama penelitian berlangsung. Pengaruh Sargassum polycystum sebagai antikanker diamati dengan memeriksa variabel inflamasi IL-1β dan pemeriksaan histologi jaringan kolon dengan periodic acid-schiff (PAS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa hewan uji yang diberikan Sargassum polycystum pada dosis 18 mg/kgBB memiliki kelangsungan hidup lebih tinggi dan dapat menurunkan ekspresi variabel inflamasi IL-1β.
Sargassum polycystum is known in vitro to have cytotoxic activity against HCT-116 cells in the colon, which were tested in several solvents with different IC50 values. However, in vivo studies of Sargassum polycystum on colon cancer have not been widely carried out, and the full mechanism of cancer inhibition is not yet known. This study aims to determine the effect of brown algae (Sargassum polycystum) in vivo on an animal model of colitis related to colon cancer induced by Dextran Sodium Sulfate (DSS). This study used male mice of the Balb/c strain (n = 30), which were randomly divided into 5 groups: normal group, negative group, dose 1 group (18 mg/kgBW), dose 2 group (90 mg/kgBW), and dose group 3 (450 mg/kgBW). Induction of colitis-associated colon cancer using the chemical compound Dextran Sodium Sulfate (DSS) with a concentration of 2% and 1% for a total of 24 days. Body weight measurements, survival analysis, and Disease Activity Index (DAI) assessments were carried out during the study. The effect of Sargassum polycystum as an anticancer agent was observed by examining the inflammatory variable IL-1β and histological examination of colonic tissue with periodic acid-schiff (PAS). The results showed that the test animals that were given Sargassum polycystum at a dose of 18 mg/kgBW had higher survival and could reduce the expression of the inflammatory variable IL-1β."
Lengkap +
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library