Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Artiningsih
"Suspensi antasida merupakan suatu sediaan yang banyak dipergunakan untuk mengobati penderita gangguan gastrointestinal. Telah dilakukan penelitian formulasi sediaan antasida dengan tujuan untuk mendepatkan formula suspensi antasida yang reletif baik dan stabi1 secara fisik. Zat berkhasiat yang dipakai dalam suspensi adalah : A1luminium hidroksida
koloidal, Magnesium trisi1ikat dan Dimetil polisiloxan, dengan zat pensuspensi C.M.C, Veegum dan kombinasi Aerosil dengen "Tween 80. Evaluesi stabi1itas suspensi dilakukan dengan mengukur para
meter : rupa sediaan (appearance), volume sedimentasi (Hu/ho), diameter partike1, sifat a1iran dan viskositas dari
sediaan setelah pembuatan dan se1ama penyimpanan hingga 3 bulan. Dari data diperoleh hasi1 formu1a antasida yang re1atif baik dan stabil secare fisik ada1ah sediaan dengan zat
pengental campuran C.M.C. dan Veegum ± 2% b/v dengan konsentrasi masing-masing ± 1% b/v dan Aerosi1 3-4% dikombinasikan dangen Tween- 80 0,1%."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 1977
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Hidayatulloh Syam Putra
"ABSTRAK
Ranitidin dan Antasida obat yang digunakan pada pasien yang mengalami keluhan lambung. Ranitidin dan antasida digunakan sebagai premedikasi tindakan anestesi. Bahaya timbul jika cairan lambung masuk paru-paru (mendelsons syndrome) disertai pH<2,5, volume >0,4 cc/kgBB. Ibu hamil terjadi perubahan fisiologi anatomi yang mendukung terjadinya resiko aspirasi. Penelitian dilakukan tiga kelompok perlakuan. Pertama ranitidin intra vena 50 mg, kedua antasida sirup 10 ml ketiga kombinasi keduanya. Desain penelitian true experimental design dilakukan pengukuran pH pada menit 0, 5, 15, 30, 45, 60. Analisis statistik menggunakan one way anova. Tidak didapatkan hasil yang signifikan dari tiap perlakuan.

ABSTRACT
Ranitidine and antacids are drugs commonly used in gastric complaints . Ranitidine, antacids used as premedication, given prior to anesthesia . Dangerous will happen if the gastric fluid come into the lungs, Mendelsons syndrome, pH < 2.5 and volume > 0.4 cc / kg. Pregnant women, changes in physiology, anatomy contribute risk of aspiration . This study conducted with three groups . First, ranitidin 50mg intravenously , second antacid syrup 10 ml , third uses combination. Design of this study is a true experimental design, the changes in pH values are measured at minute 0 , 5 , 15 , 30 , 45 and 60 . Statistic analysis performed by one way ANOVA . There were no significant results from each treatment groups."
2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Humaira Zakiya
"Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) adalah gangguan pencernaan akibat refluks isi lambung ke esofagus yang terjadi berulang dan dapat menimbulkan gejala hingga komplikasi. Terapi alternatif yang cepat dan efektif untuk pengobatan gejala GERD tanpa komplikasi yaitu sistem raft-forming, yang memerlukan polimer pembentuk gel sebagai raft-forming agent. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh formula tablet hisap antasida optimal menggunakan Xanthan gum dan Pektin sebagai raft-forming agent dengan metode granulasi basah. Lima formula tablet hisap dibuat dengan variasi rasio Xanthan gum-Pektin: F1 (100:0), F2 (80:20), F3 (50:50), F4 (20:80), dan F5 (0:100). Kelima formula kemudian dievaluasi karakteristik raft-nya melalui uji daya apung, volume raft, uji swelling, uji kekuatan dan ketahanan raft, serta spektrofotometri inframerah. Formula dengan karakteristik raft terbaik dilakukan uji stabilitas selama 1 bulan. Hasil menunjukkan bahwa F3 adalah formula terbaik. Raft F3 dapat mengapung setelah 8 detik, tahan selama >12 jam dalam kondisi diam dan >5 jam dalam kondisi simulasi pergerakan lambung. Raft yang dihasilkan F3 unggul dibandingkan formula lainnya dalam parameter volume, swelling index, dan kekuatannya. Raft F3 memiliki volume sebesar 17,4 ± 5,467 mL, swelling index senilai 40,75 ± 15,91% setelah perendaman 300 menit, serta kekuatan sebesar 3,08 ± 0,104 kg. Hasil spektrofotometri inframerah raft F3 menunjukkan adanya peregangan O–H dan C=O. Selain itu, karakteristik raft F3 juga stabil setelah penyimpanan 1 bulan pada suhu 40°C ± 2°C dan RH 75% ± 5%. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa F3 merupakan formula optimal dengan konsentrasi xanthan gum dan pektin masing-masing 50%.

Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) is a digestive disorder caused by repeated reflux of gastric contents into the esophagus, leading to symptoms and complications. A fast and effective adjuvant therapy for uncomplicated GERD is the raft-forming system, which requires gel-forming polymers. This study aimed to determine the optimal antacid lozenge formula using Xanthan gum and Pectin as raft-forming agents with wet granulation method. Five formulas were prepared with varying Xanthan gum–Pectin ratios: F1 (100:0), F2 (80:20), F3 (50:50), F4 (20:80), and F5 (0:100). These were evaluated for raft characteristics through buoyancy, volume, swelling, strength, durability, and IR spectrophotometry tests. Formula with the best raft characteristics underwent a 1-month stability test. The results showed that F3 was the best formula. Raft F3 floated within 8 seconds, remained afloat >12 hours in still and >5 hours in simulated gastric condition. Raft produced by F3 showed superior raft volume, swelling, and strength. Raft F3 had a volume of 17.4 ± 5.467 mL, swelling index of 40.75 ± 15.91% after 300 minutes, and strength of 3.08 ± 0.104 kg. IR analysis confirmed O–H and C=O stretching in the raft. In addition, F3 remained stable after 1 month at 40 ± 2°C and 75 ± 5% RH. Based on these results, it can be concluded that F3 is the optimal formula with a concentration of xanthan gum and pectin of 50% each."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Erik Baskara
"Esomeprazol merupakan salah satu obat penghambat pompa proton yang efektif untuk mempertahankan pH lambung. Esomeprazol dibuat dalam bentuk tablet salut selaput sehingga termasuk obat wajib Uji Bioekivalensi menurut Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia tentang Obat Wajib Uji Ekivalensi. Uji Bioekivalensi obat harus menggunakan metode bioanalisis yang tervalidasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan metode analisis esomeprazol dalam plasma mulai dari kondisi kromatografi optimum, metode preparasi plasma optimum, hingga validasi metode analisis. Kondisi kromatografi optimum adalah kolom C-18 (Waters, SunfireTM 5 µm; 250 x 4,6 mm), suhu kolom 40°C; fase gerak asetonitril - dapar fosfat pH 7,6 (40 : 60 %v/v); laju alir 1,00 mL/menit; detektor photodiode array pada panjang gelombang 300 nm; dan lansoprazol sebagai baku dalam. Preparasi sampel menggunakan metode ekstraksi cair-cair dengan pelarut diklorometan lalu dikeringkan dengan gas nitrogen pada suhu 40°C selama 30 menit; dan direkonstitusi dengan fase gerak sebanyak 100 µL. Hasil validasi terhadap metode analisis esomeprazol yang dilakukan memenuhi persyaratan validasi berdasarkan EMEA Bioanalytical Guideline tahun 2011. Metode yang diperoleh linear pada rentang konsentrasi 5,0 - 450,0 ng/mL dengan r > 0,9997.

Esomeprazole is a proton pump inhibitor drug that is effective to maintain the pH of the stomach. Esomeprazole was formulated as film coated tablet that includes mandatory drug testing bioequivalence according to Regulation Head of National Agency of Drug and Food of the Republic of Indonesia about Mandatory Drug Testing equivalences. Drug bioequivalence trials should use validated bioanalytical method. This research aimed to develop analytical methods esomeprazole in human plasma from optimum chromatographic conditions, the optimum plasma preparation method, until the validation of analytical methods. The optimum chromatographic condition was obtain using C-18 column (Waters, Sunfire? 5 μm; 250 x 4.6 mm), column temperature 40°C; mobile phase acetonitrile - phosphate buffer pH 7.6 (40: 60% v/v); a flow rate of 1.00 mL/min; photodiode array detector at a wavelength of 300 nm; and lansoprazole as internal standard. Sample preparation using liquid-liquid extraction with dichloromethane as solvent and then dried with nitrogen gas at a temperature of 40°C for 30 minutes; and reconstituted with mobile phase of 100 mL. The results of validation fulfilled the acceptance criteria of validation method based on EMEA Bioanalytical Guideline 2011. The method was linear at concentration range of 5.0 to 450.0 ng / mL with r > 0.9997.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
S64258
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library