Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sopiyatul Marwa
Abstrak :
Meloksikam adalah salah satu obat anti inflamasi non-steroid (AINS) yang memiliki kelarutan rendah dan menyebabkan terjadinya iritasi lambung. Oleh karena itu, untuk menghindari efek tersebut meloksikam dapat diformulasikan dalam bentuk sediaan transdermal. penelitian ini bertujuan untuk membuat sediaan mikroemulsi yang stabil serta mengetahui pengaruh konsentrasi mentol terhadap jumlah kumulatif meloksikam yang terpenetrasi. konsentrasi mentol yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2,5-5%. Kemampuan penetrasi sediaan mikroemulsi melalui kulit diuji secara in-vitro dengan alat sel difusi Franz menggunakan membran abdomen tikus galur Sparague-Dawley. Dari hasil uji jumlah kumulatif meloksikam yang terpenetrasi selama 8 jam dari sediaan mikroemulsi formula 1, 2, dan 3 berturut-turut adalah 67,7600 µg/cm2 ± 15,0743%, 126,6567 µg/cm2 ± 25,8984% dan 130,5000 µg/cm2 ± 25,0126%. Sedangkan jumlah fluks meloksikam dalam sediaan mikroemulsi formula 1, 2 dan 3 berturut-turut adalah 23,2043 µg/cm2.jam ± 43,6386, 40,1221 µg/cm2.jam ± 31,7465% dan 41,2888 µg/cm2.jam ± 32,0791%. Dari hasil uji penetrasi dapat disimpulkan bahwa penambahan mentol 2,5% dan 5% dapat berpengaruh pada jumlah kumulatif dan jumlah fluks meloksikam dalam sediaan. ......Meloxicam is a non-steroidal anti-inflammatory drug (NSAID) which has low solubility and causes gastric irritation. Therefore, to avoid this effect, meloxicam can be formulated in a transdermal dosage form. This study aims to make a stable microemulsion preparation and to determine the effect of menthol concentration on the cumulative amount of meloxicam penetrated. The concentration of menthol used in this study was 2.5-5%. Penetration ability through skin was examined by in-vitro Franz diffusion cell test using Sprague-Dawley rat abdomen skin. From the test results, the cumulative amount of meloxicam that penetrated for 8 hours from the microemulsion formulations formulas 1, 2 and 3 were 67.7600 g/cm2 ± 15.0743%, 126.6567 g/cm2 ± 25.8984% and 130.5000 g/cm2 ± 25.0126%. Meanwhile, the amount of meloxicam flux in the microemulsion formula 1, 2 and 3 was 23.2043 g/cm2.hour ± 43.6386, 40.1221 g/cm2.hour ± 31.7465% and 41.2888 g/cm2.hours ± 32.0791%. From the results of the penetration test, it can be concluded that the addition of menthol 2.5% and 5% can affect the cumulative amount and the amount of meloxicam flux in the preparation.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Kautsar
Abstrak :
Obat Anti Inflamasi Non steroid (OAINS) telah diketahui dapat menurunkan ketahanan mukosa lambung terhadap terbentuknya ulkus. Penggunaan OAINS kronis dapat meningkatkan kemungkinan terbentuknya ulkus. Untuk mengatasi hal ini, maka akan diteliti apakah capsaicin dapat memberi perlindungan pada mukosa lambung yang telah diberi paparan OAINS. Penelitian terdahulu telah membuktikan bahwa capsaicin memiliki pengaruh gastroproteksi baik pada hewan coba maupun pada manusia. Tikus Sprague Dawley dengan berat 150-200 gram dan jumlah 12 ekor dibagi dalam 4 kelompok. Semua tikus dibius dan dilakukan laparotomi. Lambung diolesi asam asetat pada tunika serosa untuk pembentukan ulkus. Pada kelompok kontrol tidak dilakukan apapun. Pada kelompok perlakuan 1 tikus diberi capasaicin pada hari ke-3 setelah induksi ulkus dengan dosis 10 mg/kg BB selama 5 hari. Pada tikus kelompok perlakuan 3 dan 4 masing-masing diberikan piroksikam dan piroksikam serta capsaicin yang juga dimulai pada hari ke-3 selama 5 hari. Pada hari ke- 10 setelah pembuatan ulkus, luas ulkus yang terbentuk diukur dengan program Adobe Photoshop CS II dan dianalisis. Kelompok yang di beri capsaicin menghasilkan rata-rata luas ulkus yang lebih kecil (2 mm2) dibanding kontrol (5,33 mm2). Kelompok yang diberi capsacin dan piroksikam juga menunjukkan rata-rata luas ulkus yang lebih kecil (9,67 mm2) jika dibandingkan dengan kelompok yang hanya diberikan piroksikam saja (12,33 mm2). Namun, hasil ini secara statistik tidak bermakna. ......Non-Steroid Anti Inflammatory Drugs (NSAID) have been proven to reduce the gastric mucosal defence system. Chronic use of NSAID can increase the likelihood of gastric ulcer. To overcome this problem, we studied the effect of capsaicin to protect gastric mucosa against NSAID. Previous studies have proved that capsacion has gatroprotective effect to both experimental animals and humans. Sprague Dawley rat weighed 150-200 gram (12) were divided into 4 groups. All of the rats were anesthesized and performed laparotomy procedure. The gastric was given acetic acid solution on its serosal surface to create an ulcer. Nothing was done in the control group. In Group 1, the rats were given capsaicin on day 3 after ulcer induction. The dosage of which was 10 mg/BW for 5 days. In group 3 and 4, the rats were given piroxicam and piroxicam combine with capsaicin respectively on the day 3 after ulcer induction for 5 days. On day 10 after ulcer induction, ulcer area was measured by Adobe Photoshop CS II and was analysed. The Average ulcer area in capsaicin group (2 mm2) is smaller than control grop (5,33 mm2). The Average ulcer area in capsaicin and piroxicam group (9,67 mm2) is also smaller than piroxicam group (12,33 mm2). However, these results are statistically insignificant.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Univeristas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nusaibah Muthiah
Abstrak :
Orang dewasa yang lebih tua rentan terhadap masalah terkait narkoba karena polifarmasi dan penurunan fungsi organ. Salah satu obat paling umum yang diresepkan orang dewasa yang lebih tua adalah obat antiinflamasi non steroid (NSAID). NSAID efektif untuk keluhan umum untuk orang dewasa yang lebih tua. Resep NSAID pada lansia perlu dipantau dengan hati-hati untuk menghindari efek samping. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan karakteristik resep NSAID dan menganalisis potensi masalah yang berkaitan dengan NSAID di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Baru untuk periode Juli hingga Desember 2018. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan desain studi cross-sectional. Pengambilan data secara rectrospektif dari data resep dengan teknik random sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah resep pasien NSAID dengan usia 60 tahun ke atas pada periode Juli hingga Desember 2018. Penelitian ini dilakukan pada 384 resep pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Pengguna NSAID pada pasien usia lanjut terdiri dari 56,25% wanita dan 43,75% pria. Distribusi usia terdiri dari 82,55% usia 60-69, 19,01% berusia 70-79, 1,30% berusia 80-89, dan 0,26% berusia 90-99. Resep polifarmasi ditemukan 15,37%. NSAID yang paling diresepkan adalah natrium diklofenak (69,01%), asam mefenamat (14,32%) dan piroksikam (11,20%). Peristiwa pengobatan yang tidak kompatibel tidak ditemukan. Insiden ketidakcocokan dosis dalam resep NSAIDs untuk pasien usia lanjut di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Baru periode Juli hingga Desember 2018 adalah dosis yang melebihi rekomendasi, itu piroksikam (0,78%). Potensi interaksi antar obat adalah 22,34%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada potensi masalah terkait obat NSAID di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Baru periode Juli hingga Desember 2018 sehingga diperlukan perbaikan resep dan pemantauan obat untuk meminimalkan masalah terkait obat dan menyediakan terapi obat yang rasional.
Older adults are vulnerable to drug-related problems due to polypharmacy and decreased organ function. One of the most common medications prescribed by older adults is non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs). NSAIDs are effective for general complaints for older adults. NSAID prescriptions in the elderly need to be monitored carefully to avoid side effects. This study aims to describe the characteristics of prescription NSAIDs and analyze potential problems related to NSAIDs in the Kebayoran Baru District Health Center for the period July to December 2018. This research is a descriptive study with cross-sectional study design. Retrieving data in a rectrospective way from recipe data with random sampling techniques. The sample in this study was the prescription of NSAID patients aged 60 years and over in the period July to December 2018. This study was conducted on 384 prescription patients who met the inclusion criteria. NSAID users in elderly patients consisted of 56.25% women and 43.75% men. The age distribution consisted of 82.55% aged 60-69, 19.01% aged 70-79, 1.30% aged 80-89, and 0.26% aged 90-99. The polypharmacy prescription was found to be 15.37%. The most prescribed NSAIDs were diclofenac sodium (69.01%), mefenamic acid (14.32%) and piroxicam (11.20%). Incompatible treatment events not found. The incidence of dosage mismatch in NSAIDs prescriptions for elderly patients in the Kebayoran Baru District Health Center for the period July to December 2018 was a dose that exceeded the recommendation, it was piroxicam (0.78%). Potential interactions between drugs are 22.34%. The conclusion of this study is that there are potential problems related to NSAID drugs in the Kebayoran Baru District Health Center in the period July to December 2018 so that it is necessary to improve prescription and drug monitoring to minimize drug-related problems and provide rational drug therapy.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library