Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Gabriela Atalie
"Dukungan sosial pada mahasiswa dapat berasal dari banyak sumber, seperti orang terdekat dan bantuan dari civitas akademik. Meskipun telah mendapatkan dukungan sosial dari banyak sumber, tingkat kecemasan mahasiswa terus mengalami peningkatan. Beberapa studi terdahulu menunjukkan terdapat pengaruh trait extraversion terhadap kecemasan serta dukungan sosial pada mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana peran trait extraversion mempengaruhi peran dukungan sosial yang dipersepsikan dalam mengurangi kecemasan. Sebanyak 780 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia menjadi partisipan dalam penelitian ini. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Multidimensional Scale of Social Support (MSPSS), Hopkins Symptom Checklist-25 (HSCL-25), dan Inventory Five Factor Model (IPIP-BFM-25). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perceived social support berkorelasi negatif dengan kecemasan. Selain itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat korelasi antara skor trait extraversion yang tinggi dengan kecemasan. Melalui analisis moderasi, ditemukan bahwa trait extraversion tidak memoderasi hubungan perceived social support dan kecemasan.
Social support among college students derived from many sources, such as significant others and faculty services. However, the level of anxiety in college students continue to increase. Past studies found that extraversion trait play significant role between perceived social support and anxiety. This study involving 780 college students from various universities in Indonesia. Psychological measurements used in this study are Multidimensional Scale of Social Support (MSPSS), Hopkins Symptom Checklist-25 (HSCL-25), and Five Factor Model Inventory (IPIP-BFM-25). Results indicate a significant negative correlations between perceived social support and anxiety. However, Extraversion trait is found not significant as a moderator between perceived social support and anxiety. High Extraversion score is also found not correlated with anxiety."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Dheva Oktaverina
"Coronavirus disease 19 (Covid-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome coronavirus-2 (SARS-CoV-2) yang ditemukan pada akhir tahun 2019. Covid 19 tidak hanya menimbulkan keluhan fisik tetapi berisiko tinggi menyebabkan masalah psikososial. Masalah psikososial yang banyak dialami penyintas Covid 19 adalah kecemasan. Salah satu intervensi yang dapat dilakukan untuk mengurangi kecemasan yaitu terapi murottal. Case report ini bertujuan untuk mendeskripsikan intervensi terapi murottal untuk menurunkan kecemasan pada pasien Covid 19. Hasil implementasi menunjukan adanya penurunan tingkat kecemasan setelah dilakukan 3 kali intervensi terapi murottal. Terapi murottal tidak hanya membuat rileks tetapi juga sebagai cara untuk memenuhi kebutuhan spiritual pasien. Oleh karena itu, penulis merekomendasikan penerapan terapi murotal untuk menurunkan kecemasan pasien yang dirawat di rumah sakit.
Coronavirus disease 19 (Covid-19) is an infectious disease caused by Severe Acute Respiratory Syndrome coronavirus-2 (SARS-CoV-2) which was discovered at the end of 2019. Covid 19 not only causes physical complaints but is at high risk of causing psychosocial problems. The psychosocial problem that many Covid-19 survivors experience is anxiety. One of the interventions that can be done to reduce anxiety is murottal therapy. This case report aims to describe a murottal therapy intervention to reduce anxiety in Covid 19 patient. The results of the implementation show a decrease in the level of anxiety after 3 times of murottal therapy interventions. Murottal therapy is not only relaxing but also a way to meet the spiritual needs of the patient. Therefore, the authors recommend the application of murotal therapy to reduce anxiety in hospitalized patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Hillary Nikita Setiawan
"Saat ini, masyarakat di seluruh dunia mulai menyadari bahaya krisis iklim akibat perilaku konsumsi pakaian. Hal ini mendorong masyarakat untuk mengadopsi perilaku mengonsumsi produk ramah lingkungan. Sebelum konsumen memutuskan untuk melakukan pembelian produk, konsumen perlu menaruh sikap terhadap produk tersebut. Salah satu faktor yang memengaruhi sikap terhadap produk pakaian ramah lingkungan adalah kecemasan lingkungan. Penelitian ini ingin melihat hubungan antara kecemasan lingkungan dan sikap terhadap produk pakaian ramah lingkungan pada masyarakat Indonesia yang berusia produktif. Pengukuran variabel kecemasan lingkungan dilakukan dengan menggunakan alat ukur HEAS-13, sedangkan pengukuran variabel sikap terhadap produk pakaian ramah lingkungan dilakukan dengan menggunakan alat ukur ATGP. Partisipan penelitian ini adalah masyarakat Indonesia berusia produktif (N = 487). Hasil analisis Pearson Correlation menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kecemasan lingkungan dan sikap terhadap produk pakaian ramah lingkungan pada masyarakat Indonesia yang berusia produktif, r(487) = 0.378, p < 0.01, one-tailed. Secara keseluruhan, dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan yang sedang dan positif antara kecemasan lingkungan dan sikap terhadap produk pakaian ramah lingkungan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya dan temuan ini menjadi penelitian dasar yang menemukan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kecemasan lingkungan dan sikap terhadap produk pakaian ramah lingkungan pada masyarakat Indonesia berusia produktif.
Many people around the world realized the dangers of the climate crisis that happened because of clothing consumption. This issue encourages people to adopt green consumption behavior such as purchasing green clothing. Before consumers decide to buy green products, consumers need to pay attention to their attitude toward green products. One of the factors that influence attitude towards green clothing is eco-anxiety. This study wants to examine the relationship between eco-anxiety and attitude toward green product in the productive age of Indonesians. The measurement of eco-anxiety was carried out using HEAS-13, while the measurement of attitude toward green clothing was carried out using ATGP. Both of the measurements have been adapted and used green clothing as the products. The participants of this study were the productive age of Indonesians (N = 487). The results of the Pearson Correlation analysis show that there is a positive and significant relationship between eco-anxiety and attitude towards green clothing in the productive age of Indonesians, r(487) = 0.378, p < 0.01, one-tailed. Overall, it can be said that there is a moderate and positive relationship between eco- anxiety and attitudes towards green clothing. The results of this study are in line with previous studies and found that there is a positive and significant relationship between eco-anxiety and attitude towards green clothing in productive Indonesian people"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library