Search Result  ::  Save as CSV :: Back

Search Result

Found 5 Document(s) match with the query
cover
"Nyeri adalah sesuatu yang tidak menyenangkan dan bersifat sangat individual,
keluhannya sangat bervariasi dan tidak dapat diukur secara subyektif. Banyak faktor
yang mempengaruhi rasa nyeri pasien post operasi apendiktomi. Diantaranya faktor
internal (umur, jenis kelamin, ansietas, pengalaman masa lalu tentang nyeri, budaya
dan efek placebo) dan faktor eksternal (aktivitas, batuk, dukungan keluarga,
pemasangan drain). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi rasa nyeri pasien post operasi apendiktomi di RS. Graha Medika
Jakarta. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif korelasi yaitu untuk
mempelajari hubungan antara dua variabel. Jumlah responden yang diambil adalah 24
responden dan cara pengambilannya dengan metode acak sederhana. Instrumen yang
digunakan adalah lembar kuesioner dan lembax observasi. Dari 24 responden post
operasi apendiktomi, sebanyak 45,8% mengalami nyeri sedang, 37,5% mengalami
nyeri berat dan 16,7% mengalami nyeri ringan. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa
faktor yang mempengamhi rasa nyeri pasien post operasi adalah jenis kelamin,
dengan p value 0,009 pada alpha 0.05. Sedangkan variabel yang lainnya tidak
berpengaruh terhadap rasa nyeri pasien post operasi apendiktomi."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
TA5165
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Umi Marfungatun Mudrikah
"ABSTRAK
Apendisitis merupakan salah satu kondisi bedah paling umum yang menyerang anak-anak dan orang dewasa. Insiden kejadian apendisitis menjadi fenomena yang perlu segera ditangani. Salah satu penatalaksanaan dari kasus apendisitis adalah appendiktomi. Masalah utama yang muncul pada pasien post appendiktomi adalah nyeri akut karena adanya luka operasi. Manajemen nyeri pasca operasi pada pasien anak diperlukan peran penting perawat dalam melakukan penilaian dan manajemen nyeri pasca operasi. Karya ilimiah ini bertujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan pada pasien dengan nyeri post appendiktomi dengan penerapan teknik effleurage. Hasil penerapan teknik effleurage yang dilakukan pada klien dengan post appendiktomi dapat meningkatkan rasa nyaman dan mengurangi nyeri yang dirasakan oleh klien. Hasil karya ilmiah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan menjadi salah satu evidence yang dikembangkan bagi penyedia pelayanan kesehatan mengenai penerapan teknik effleurage pada pasien anak dengan nyeri post appendiktomi.

ABSTRACT
Appendicitis is one of the most common surgical conditions that occur in children and adults. The incidence of appendicitis is the phenomenon that needs to be addressed immediately. One of the management of appendix is appendectomy. The main problem that arises in the patients postoperative appendectomy is acute pain due to surgical injuries. Postoperative pain management in child patients is required the important role of nurses in conducting assessment and management of postoperative pain. This scientific work aims to analyze nursing care in patients with pain postoperative appendectomy using application of effleurage technique. The results of the application of effleurage techniques performed on the client with post appendectomy can increase the sense of comfort and reduce the pain felt by the client. This scientific work is expected to increase knowledge and become one of the evidence developed for healthcare providers regarding the application of effleurage techniques in child patients with pain postoperative appendectomy.
"
2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Simanungkalit, Siska Ruthvina
"ABSTRAK
Angka kejadian apendisitis di negara maju khususnya daerah perkotaan meningkat. Apendisitis dapat terjadi karena gaya hidup yang kurang baik dalam pola konsumsi makanan rendah serat masyarakat perkotaan. Komplikasi apendisitis antara lain perforasi sehingga menimbulkan efek, salah satunya adalah keluhan nyeri. Pemberian posisi semi fowler dan bantal di bagian bawah punggung adalah intervensi keperawatan yang efisien, sederhana dan mandiri. Karya ilmiah ini bertujuan untuk menggambarkan asuhan keperawatan anak post operasi laparotomi appendiktomi dengan pemberian posisi semi fowler dan bantal di bagian bawah punggung. Evaluasi dari pemberian posisi semi fowler terbukti memberikan rasa nyaman dan mengurangi nyeri pada anak dengan post operasi laparotomi appendiktomi. Intervensi keperawatan pemberian posisi semi fowler dan bantal di bagian bawah punggung dapat menjadi evidence based practice pada anak post laparotomi appendiktomiKata kunci: Appendiktomi, manajemen nyeri, pemberian posisi.

ABSTRACT
The rate of appendicitis in developed countries especially in urban areas increased. Appendicitis could occur due to the lifestyle because of low fiber food consumption pattern of urban communities. One of the complications of appendicitis was perforations, so that generated pain. Semi fowler positioning and pillow in the bottom of the backbone was efficient, simple and eased independent nursing interventions. This paper aimed to describe nursing care of laparotomy appendectomy children in post surgery period with semi fowler positioning and pillow in the bottom of the backbone. The evaluation of semi fowler positioning proved to improve children rsquo s comfort and reduced the pain with post surgery laparotomy appendectomy. The intervention of care nursing of semi fowler positioning and pillow in the bottom of the backbone could be an evidence based practice to children in post laparotomy appendectomy period. Key words Appendectomy, pain management, positioning.
"
2016
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Telah dilakukan penelitian mengenai perbandingan
pemakaian infiltrasi antara lidokain 1% dengan campuran
lidokain 1% dan klonidin untuk mencegah nyeri pasca apendektomi
di instalasi bedah gawat darurat dan instalasi bedah
elektif Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusurao Jakarta.
Penderita yang diteliti berjumlah 40 orang yang dibagi
menjadi 2 kelompok, masing-masing terdiri dari 20 orang.
Kelompok A : mendapatkan infiltrasi 5 cc lidokain 1% (100 mg)
disekeliling luka insisi apendektomi yang panj ang insisi
antara 5 6 cm. Kelompok B : mendapatkan infiltrasi campuran
5 cc lidokain 1% dan klonidin 1 cc ( 150 ugr ) di sekeliling
luka apendektomi yang panjang insisi antara 5 6 cm.
Penelitian dilakukan secara acak tersamar, dan penilaian
statistik mempergunakan uji student t test dan chi square
P< 0,05 adalah perbedaan bermakna secara statistik. Penelit
ian bertujuan untuk membandingkan infiltrasi lidokain 1%
dengan campuran lidokain 1% dan klonidin, menilai keefektifan
klonidin dalam hal memperpanjang efek analgesia lidokain dan.
pengaruh campuran ini terhadap sistem kard iovaskular dan
respirasi.
Hasil penelitian menunjukkan kelompok yang mendapat
campuran lidokain 1% dan klonidin dapat memperpanj ang efek
analgesia lidokain 1% minimal sampai 8 jam, sedangkan kelompok
lidokain 1% efek analgesianya hanya 4 jam.
Efek campuran lidokain 1% dan klonidin terhadap kardiovaskular
dan respirasi minimal."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1994
T58798
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufiqurrahman
"Clinical Pathway (CP) Apendisititis Akut (AA) memberikan gambaran secara rinci tahap-tahap pelayanan yang akan diberikan kepada pasien. Implementasi CP AA di RSI Ibnu Sina Pekanbaru diharapkan dapat mengendalikan variasi proses perawatan dalam upaya meningkatkan kendali mutu dan kendali biaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat peran implementasi CP AA dalam meningkatkan efisiensi biya apendiktomi pasien JKN di RSI Ibnu Sina Pekanbaru. Desain penelitian ini adalah cross sectional menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menghitung tagihan biaya pasien yang menjalani apnediktomi sebelum dan sesudah implementasi CP AA dan diolah dengan uji statistik. Pendekatan kualitatif melalui wawancara mendalam dengan informan yang terkait dalam implementasi CP AA. Hasil penelitian terjadi pemendekan Length of Stay (LOS) secara bermakna (P<0.001) pada kelompok pasien sesudah implementasi CP dibandingkan sebelumnya. Terjadi penurunan rata-rata total biaya apendiktomi sebelum dan sesudah implementasi CP (Rp. 5.214.188.02 vs Rp. 4.436.438.37) yang bermakna (P<0.001) dengan persentase selisih 17,5%. Penurunan varian pelayanan berupa utilisasi alat kesehatan (Alkes), obat dan pemeriksaan laboratorium mempengaruhi peningkatan efisiensi biaya apendiktomi. Adanya varian dalam implementasi CP AA menjadi masukan untuk mencapai implementasi CP yang ideal. Varian berupa pengurangan pelayanan yang seharusnya diberikan kepada pasien harus ditinjaklanjuti dengan melakukan penilaian outcome pasien seperti tingakat kejadian readmission dan kondisi pasien ketika melakukan kontrol setelah pulang dari Rumah Sakit (RS).

Clinical pathway for acute appendicitis provides a detailed description of the steps of healthcare to be given to patients. Implementation of clinical pathway for acute appendicitis at Ibnu Sina Islamic Hospital Pekanbaru is expected to be able to control variations in the treatment process in an effort to improve quality and cost control.The purpose of this study aimed to see the role of implementation of clinical pathway for acute appendicitis in improving appendectomy cost efficiency in The Indonesian National Health Insurance patients at Ibnu Sina Islamic Hospital Pekanbaru. The study design was cross sectional with a quantitative approach through calculating the cost bills of patients who underwent appendectomy before and after the implementation of clinical pathway and processed with statistical tests. Qualitative approach through indepth interviews with informants who were involved in the implementation of CP. The results of the study showed shortening length of stay statistically significant as (P <0.001) in the patient group after the implementation of the clinical pathway compared to before. There was a decrease in average total costs of appendectomy before and after the implementation of clinical pathways (IDR.5.214.188.02 vs IDR.4.436.438.37) statistically significant as (P <0.001) with a percentage difference of 17.5%. Decreasing service variants in the form of the utilization of medical equipment, drug, and laboratory test affected the increase in appendectomy cost efficiency. The existence of variants in the implementation of CP can be used as input to achieve the ideal CP. Variants in the form of reducing services that should be given to patients must be followed up by evaluating patient outcomes such as readmission rates and the patient's condition when controlling after returning from the hospital.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53637
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library