Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 298 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rita Prasetiani
"Penelitian ini bertujuan tmtuk mendeskripsikan masalah deiksis dalam bahasa Arab dan untuk meugetahui kata-kata dalam bahasa Arab apa saja yang dapat diidentifikasikan bersifat deiksis juga untuk mengetahui kapan kata-kata tersebut bersifat deiktis atau nondeiktis.
Ancangan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah ancangan kualitatif . Penelitian ini terbatas pada analisis kosakata bahasa Arab ragam standar ahalm yang terdapat pada Al-Qur'an dan surat kabar. Data diperoleh dari beberapa sumber data seperti Al-Qur'an, beberapabuku pelajaran bahasa Arab, dan surat kabar.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa deiksis dalam bahasa Arab mencakup lima jenis deiksis yaitu deiksis persona, ruang, waktu,, social, dan wacana. Pada deiksis persona, semua bentuk pronomina persona dalam bahasa Arab dapat dikategorikan sebagai deikais, sedangkan pada deiksis ruang dan waktu, tidak semua kosakata yang mempunyai makna ruang dan waktu dapat dikategorikan sebagai deiksis. Dalam kosakata bermakna ruang, yang termasuk deiksis adalah pronomina demonstra of dan beberapa verba yang menyatakan perpindahan lokasi.
Pada deiksis waktu, bahasa Arab mengenal kosakata yang menunjukkan waktu yang absolut dan tidak absolut. Konteks kalimat sangat mempengaruhi kosakata- kosakata yang bermakna ruang atan waktu tersebut dalam menentukan sifat kedeiktisannya Acuan kata-kata yang bersifat deiktis harus bertitik labuh pada pembicara.
Bahasa Arab juga mengenal tingkatan sosial yang mempeugaruhi pegggunaan beberapa kata yang berhubungan dengan penghormatan terhadap Para petiuggi pemerintahan dan bersifat deiktis. Dalam wacana berbahasa Arab terdapat beberapa ungkapan yang merupakan penghubung antar tema dalam wacana dan penggunaan ungkapan tersebut bertitik labuh pada penulis."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11702
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kamal Yusuf
"Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan dan mengidentifikasikan pertentangan makna dalam bahasa Arab. Telaah ini merujuk pada teori Cruse (1986). Data penelitian diperoleh dari al-Qur'an, sejumlah kamus, dan beberapa terbitan.
Di dalam penelitian ini dibicarakan dua macam pertentangan makna, yaitu menurut pandangan linguistik Barat, dan menurut linguistik Arab. Pertentangan makna dalam pandangan Barat biasa disebut ppositeness of meaning, sedangkan dalam pandangan Arab disebut al-didd (atau yang saya sebut kontranimi).
Oposisi makna dalam bahasa Arab mencakupi tiga belas subtipe, yaitu (1) antonimi, yang meliputi tiga subtipenya: (1a) antonim berkutub, (1b) antonim ekuipolen, (1c) antonim bertumpang tindih, yang memiliki satu jenis, yakni antonim privatif; (2) tentangan komplementer, dengan subtipenya: (2a) komplemen interaktif, (2b) komplemen satisfaktif, (2c) komplemen kontraaktif, (2d) dan komplemen bertaraf; (3) tentangan kearahan, mencakupi subtipe: (3a) antipodal, (3b) imbangan, reversif, dengan dua subtipenya: reversif tak bersandar dan reversif restitutif, dan konversif, yang memiliki dua jenis, yakni konversif langsung dan konversif tak langsung, (4) tentangan lemah, terdiri atas: (4a) tentangan tak murni, dan (4b) tentangan semu.
Pola perwujudan kontranimi dalam bahasa Arab adalah (1) perbedaan asal akar kata, (2) perubahan bunyi, (3) perluasan makna, (4) perbedaan dialek, (5) substitusi konsonan akar kata, (6) mengikuti bentukfa'il/ (participle active) danmaf ?ul/ (participle passive) yang mempunyai tiga jenis bentuk, yaitu bentukfa'i!/ bentuk fa?ul dan ketumpangtindihan bentuk derivatif, (7) berkaitan dengan gramatikal, (8) dan penyerapan kata dari bahasa lain.
Berdasarkan jenis oposisi maknanya kontranimi meliputi (1) kontranimi antonim (2) kontranimi komplemen, dan (3) kontranimi kearahan. Kontranimi kearahan memiliki empat subtipe: (a) kontranimi antipodal, (b) kontranimi imbangan, (c} kontranimi reversif, (d) kontranimi konversif. Kontranimi komplemen tidak memiliki subtipe. Sementara kontranimi-antonim berkutub dan kontranimi-antonim ekuipolen adalah subtipe kontranimi antonim.
The aim of this research is to explore and to identify oppositeness of meaning in Arabic. Data have been collected from the Holy Koran, some dictionaries, and certain publications.
Two kinds of oppositeness of meaning are discussed in the study, namely modern linguistics and Arabic linguistics notions. In Arabic tradition it is called al-didd or what I called contranymy.
There are thirteen subtypes of lexical meaning opposition in Arabic, namely, (1) antonyms, which include (la) polar antonyms, (lb) equipollent antonyms, (lc) overlapping antonyms--including privative antonyms, (2) complementary, including (2a) interactive, (2b) satisfactives, (2c) counteractive, and (2d) gradable complementary, (3) directional opposites, which include (3a) antipodal, (3b) counterparts, (3c) reversives, including independent reversives and restitutives, (3d) converses, which include direct and indirect converses, and (4) near-opposites.
The contranymics patterns of Arabic consist of root differences, sound evolutions, meaning extensions, dialect variations, consonant substitutions of roots, participle active and participle passive patterns, grammatical contranyms and word borrowings.
The result show that based on its meaning opposition, Arabic contranymy involves (l) antonymic contranymy, (2) complementary contranymy, and (3) directional contranymy. Directional contranymy includes four sub-types: (a) antipodal contranymy, (b) counterpart contranymy, (e) reversive contranymy, and (d) conversive contranymy. Complementary contranymy does not have any sub-types. In another part, antonymic contranymy includes (a) polar contranymy, and (b) equipollent contranymy.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
T11180
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afdhol Tharik
"Konsep kehomoniman sebagai pertalian makna antara dua atau lebih leksem yang sama bentuk merupakan gejala semesta bahasa (language universal). Konsekuensi logis munculnya gejala kehomoniman adalah ketaksaan ujaran atau kalimat yang disampaikan oleh pembicara kepada pendengar/lawan bicara. Akibat lebih jauh yang disebabkan oleh munculnya gejala kehomoniman adalah, di samping ketaksaan ujaran atau kalimat, terjadinya distorsi pesan yang ingin disampaikan. Pemahaman yang baik terhadap kehomoniman suatu bahasa, khususnya bahasa Arab, dapat menghindari ketaksaan dan distorsi pesan yang terkandung dalam ujaran atau kalimat. Kajian kehomoniman dalam bahasa Arab masuk pada pokok bahasan Al-mustarak Al-lafzi (relasi makna), di samping kajian kepoliseman.
Dengan memakai pendekatan teori Lyons (1996) penelitian ini memperoleh formulasi klasifikasi homonimi bahasa Arab yang terdiri atas: (i) homonimi mutlak (absolute homonymy), dan (ii) homonimi sebagian (partial homonymy). Dalam menganalisis data, penelitian ini memanfaatkan juga pendekatan analisis komponen atau medan semantik. Homonimi mutlak ditemukan pada semua kelas kata, baik nomina (al-ism), verba (fi'il), maupun partikel (al-harf). Homonimi sebagian diperoleh berdasarkan perbedaan lingkungan gramatikal dari leksem-leksem yang homonimis dan subklasifikasi homonimi sebagian ini terdiri atas (I) perbedaan infleksi aspektual (perfektif - imperfektif), (ii) perbedaan derivasi, (iii) perbedaan kategori gender (maskulin - feminin), dan (iv) perbedaan kategori jumlah (tunggal - jamak)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2000
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Afdol Tharik Wastono
"Konsep kehomoniman sebagai pertalian makna antara dua atau lebih leksem yang sama bentuk merupakan gejala semesta bahasa (language universal). Konsekuensi logis munculnya gejala kehomoniman adalah ketaksaan ujaran atau kalimat yang disampaikan oleh pembicara kepada pendengar/lawan bicara. Akibat lebih jauh yang disebabkan oleh munculnya gejala kehomoniman adalah, di samping ketaksaan ujaran atau kalimat, terjadinya distorsi pesan yang ingin disampaikan. Pemahaman yang baik terhadap kehomoniman suatu bahasa, khususnya bahasa Arab, dapat menghindari ketaksaan dan distorsi pesan yang terkandung dalam ujaran atau kalimat. Kajian kehomoniman dalam bahasa Arab masuk pada pokok bahasan Al-mustarak Al-lafzi (relasi makna), di samping kajian kepoliseman. Dengan memakai pendekatan teori Lyons (1996) penelitian ini memperoleh formulasi klasifikasi homonimi bahasa Arab yang terdiri atas: (i) homonimi mutlak (absolute homonymy), dan homonimi sebagian (partial homonymy). Dalam menganalisis data, penelitian ini memanfaatkan juga pendekatan analisis komponen atau medan semantik. Homonimi mutlak ditemukan pada semua kelas kata, baik nomina (al-ism), verba (fi `il) , maupun partikel (al-harf). Homonimi sebagian diperoleh berdasarkan perbedaan lingkungan gramatikal dari leksem-leksem yang homonimis, dan subklasifikasi homonimi sebagian ini terdiri atas (i) perbedaan infleksi aspektual (perfektif - imperfektif), (ii) perbedaan derivasi, (iii) perbedaan kategori gender (maskulin - feminin), dan (iv) perbedaan kategori jumlah (tunggal - jamak)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2000
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Apipudin
"ABSTRAK
Relative clause (KR) in Arabic Language is an additional constituent describing a nominal head (FN hulu) in sentences. Its location in sentences is always behind the nominal head. Between the nominal head and the relative clause, there is a relative pronoun (PR), which relates both of them. The arrangement is like this: nominal head + relative pronoun + relative clause (FN hulu + PR + KR).
In Arabic, relative clause acts like an adjective. There are two reasons that show that relative clause function like an adjective. First, relative pronoun must concord with the nominal head in number, case, and gender. Second, a pronoun that is co-referential with nominal head must appear in the relative clause.
In the Arabic language, there are three things have to be concerned. First, the location of the nominal head is always before the relative pronoun and the relative clause. Second, relative pronoun always appears if the nominal head is a definite noun, and disappears after an indefinite nominal head. Third, the relative pronoun man will appear if the nominal head syahsurr `someone' is deleted, and the relative pronoun ma will appear if the nominal head syai'un `something' is deleted.
"
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Mutia
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas kesalahan-kesalahan dalam pelafalan dan penggunaan ungkapan bahasa Arab di Indonesia. Hal ini disebabkan banyaknya masyarakat yang menggunakan kosakata bahasa Arab di dalam kehidupan sehari-hari dan banyak diantara sebagian masyarakat di Indonesia yang menyerap bahasa Arab menjadi bahasa Indonesia. Jika tidak ada upaya untuk memperbaiki kesalahan, kesalahpahaman dalam arti bahasa Arab mungkin terus berlanjut sebagai kebiasaan di masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesalahan bunyi di dalam pengucapan bahasa Arab, dan untuk menganalisis kesalahan di dalam pengucapan bahasa Arab serta untuk menunjukkan pentingnya belajar bahasa Arab untuk menghindari kesalahan tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah preskriptif dengan pendekatan kualitatif menggunakan teknik studi literature, observasi langsung, dan penelitian lapangan ( field research ) dengan melakukan wawancara bersama santriwati dan 2 pengajar yang dilakukan di Pondok Pesantren Qotrun Nada Cipayung Depok untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam artikel ini. Penelitian ini menggunakan teori dari Harimurti Kridalaksana, Alwasilah, Hudson dan Anshor teori yang berkaitan dengan kesalahan di dalam pengucapan bahasa Arab mengenai semantik, fonologi, dan sosiolinguitik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesalahan bahasa Arab itu ada fonologi, dan semantik. Faktor penyebab kesalahan berbahasa Arab adalah karakteristik bahasa Arab yang berbeda dengan bahasa Indonesia, dan penggunaan bahasa Arab yang mengikuti bahasa Indonesia.

ABSTRACT
This study discusses errors in pronunciation and use of Arabic expressions in Indonesia. This is due to the large number of people who use Arabic vocabulary in their daily lives and many of them in Indonesia absorb Arabic into Indonesian. If there is no attempt to correct errors, misunderstandings in the meaning of Arabic may continue as a habit in society. This study aims to determine sound errors in Arabic pronunciation, and to analyze errors in Arabic pronunciation and to show the importance of learning Arabic to avoid these mistakes. The research method used was prescriptive by using qualitative using literature study techniques, direct observation, and field research by conducting interviews with students and 2 instructors conducted at Qotrun Nada Cipayung Islamic Boarding School Depok to collect the data needed in this article. This study uses theories from Harimurti Kridalaksana, Alwasilah, Hudson and Anshor theory relating to errors in the pronunciation of Arabic about semantics, phonology, and sociolinguitics. The results of the study show that there are phonological and semantic errors in Arabic. The factors that cause errors in Arabic are the different characteristics of Arabic in Indonesian, and the use of Arabic in Indonesian."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ramaditya
"ABSTRAK
Tindak tutur memuji merupakan tuturan yang mengandung ekspresi positif terhadap apa yang terjadi dengan mitra tutur. Dalam Alquran Surat Yusuf, terdapat sejumlah tindak tutur memuji yang digunakan untuk menjelaskan sejumlah konteks cerita dalam Surat Yusuf. Tindak tutur memuji yang terdapat dalam Surat Yusuf merupakan tindak tutur yang terstruktur. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini membahas mengenai tindak tutur memuji dalam Surat Yusuf. Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan tindak tutur pujian bahasa Arab dalam Surat Yusuf. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan menggunakan teknik studi pustaka dan literatur untuk mengetahui dan menjelaskan bagaimana tindak tutur memuji disampaikan dalam bahasa Arab pada Surat Yusuf. Penelitian ini menggunakan teori dari Holmes dan Nelson, El Bakary, dan Al Batal mengenai jenis tindak tutur memuji. Penelitian ini menemukan bahwa terdapat empat jenis tindak tutur memuji dalam Surat Yusuf yaitu pujian terhadap penampilan mitra tutur, pujian terhadap kemampuan, prestasi atau perbuatan baik mitra tutur, pujian terhadap benda yang dimiliki mitra tutur, dan pujian terhadap kepribadian atau keramahan mitra tutur.

ABSTRACT
Speech act of compliment are utterance that contain a positive response to what is happening with the interlocutor. In the Quran Surah Yusuf, there are a number of speech act of compliment that are used to explain some contexts of the story in Surah Yusuf. Speech act of compliment contained in Surah Yusuf are structured speech act. Based on that, this study discusses the speech act of compliment in Surah Yusuf. The purpose of this study is to explain speech act of compliment in Arabic in Surah Yusuf. This study uses descriptive research methods using library research techniques to find out and explain how speech act of compliment delivered in Arabic in Surah Yusuf. This study uses theories from Holmes and Nelson, El Bakary, and Al Batal about the types of speech act of compliment. This study found that there were four types of speech act of compliment in Surah Yusuf that is appearance compliment, ability/performance compliment, possesions compliment, and personality traits/friendliness compliment."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Vinesya Jeanette Sasmitawidjaja
"ABSTRAK
Penelitian ini menganalisis wacana informatif berbahasa Arab yang ada pada kemasan produk-produk di Indonesia dan pengaruhnya terhadap konsumen di Indonesia. Alasan diambilnya topik ini adalah banyaknya produk-produk barang yang beredar di Indonesia yang petunjuk pemakaiannya, selain menggunakan bahasa Inggris, juga bahasa Arab. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan wacana informatif berbahasa Arab dalam kemasan produk-produk bagi konsumen. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kemasan pada produk Windows 10, Kawan Puff Pastry, Rauch Orange Juice, dan Resik V. Jenis-jenis produk ini dianalisis dan ditulis menggunakan metode penulisan deskriptif analisis yang berdasarkan pada teori wacana
informatif dan linguistik, yaitu morfologi, sintaksis, semantik, dan retorika. Penelitian ini menemukan bahwa wacana informatif berbahasa Arab di Indonesia bervariasi bentuknya, tergantung pada produk yang ditawarkan, sehingga tidak ada aturan baku yang dapat diikuti. Selain itu, wacana-wacana tersebut kurang komunikatif karena terdapat kata-kata atau istilah baru yang artinya terbatas pada bidang-bidang tertentu, tidak ada kata kunci khusus yang disebut, tidak memiliki standar yang pasti, dan tidak menggunakan gambar-gambar atau ilustrasi.

ABSTRACT
This study analyses Arabic informative discourse in the packaging of products in Indonesia and its influence on consumers. There is an increasing number of products circulating in Indonesia whose instructions use Arabic aside of Indonesian and English. The purpose of this study is to determine the effectiveness of Arabic informative discourse in the packaging of products for consumers. The data used in this study are packaging fot Windows 10, Kawan Puff Pastry, Rauch Orange Juice, and Resik V. These types of products are analysed and written using descriptive analysis based on informative discourse theories and linguistics. From the results of the study it is found that Arabic informative discourse in Indonesia varies depending on the product offered, so there are no standard rules that can be followed. It is also less communicative because in the discourse there are often words that confuse the consumers, such as new words or terms unknown to the public and are technical terms or foreign words, which are specifically used in certain fields of work, there are no specific keywords mentioned in the packaging, and some are not complemented with pictures or illustrations as it may not be considered necessary."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Tjoa, Tiong Kwan
"Kita tak dapat membajangkan sebuah bahasa tanpa kata-kata. Kata-kata merupakan unsur penting dari bahasa. Kata-kata jang terdapat didalam sebuah bahasa lazim disebut perbendaharaan kata . Dengan bertambahnja pengetahuan pemakai bahaa, dengan bertambah madjunja masjarakatnja, bertambah kaja pula perbendaharaan katanja. Kata-kata baru timbul, tetapi ada djuga kata-kata jang usang, jang makin lama makin menghilang dari pergaulan sehari-hari, dan achirnja hanja terdapat dalam buku-buku lama sadja. Untunglah djumlah kata jang timbul itu djauah lebih besar daripada jang menghilang. Disamping kedua matjam kata itu masih ada lagi kata-kata jang tetap bertahan, tahan udji sepandjang masa."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1958
S11270
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Fadil M.S.
"Preposisi merupakan salah satu aspek yang dijumpai dalam sistem tata bahasa dari setiap bahasa yang memiliki pe_ranan sangat penting dalam kalimat. Preposisi juga merupa_kan bentuk bahasa yang mengandung makna gramatikal, dan dapat dianalisis secara semantis sebagai kata yang menandai suatu pertalian antara kata atau frase yang dijumpai dalam kalimat atau frase yang lebih besar.
Dalam bahasa Arab, analisis struktural mengenai pre posisi /min/ 'dari' dilihat dari sudut bentuk, fungsi dan makna merupakan sebuah masalah yang penting untuk dibicarakan Tujuan analisis ini ada1ah untuk mempelajari perilaku sintaktis dan semantik preposiai /min/ berdasarkan hubungan makna yang dinyatakan oleh preposisi tersebut. Analisis dilakukan dengan menggunakan teori-teori."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1986
S12910
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>