Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
cover
Ari Widyati Purwantiasning
"Disertasi ini merupakan rangkaian penelitian yang dilakukan di Kota Parakan, salah satu Kecamatan yang berada di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Kota Parakan dipilih menjadi studi kasus karena sejak Desember 2015, kota ini ditetapkan sebagai Kota Pusaka oleh Pemerintah Pusat Indonesia berdasarkan UU RI Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya melalui Piagam Komitmen Penataan Pelestarian Kota Pusaka 2015, Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia. Disertasi mengangkat sebuah isu yang menjadi dampak terhadap keberlangsungan Parakan sebagai Kota Pusaka. Paradoks sebuah kota pusaka menjadi pokok bahasan dari disertasi ini, dengan membenturkan dua konflik yang berbeda kepentingan yang terjadi karena kurangnya pengetahuan maupun rasa memiliki akan sesuatu terutama yang berkaitan dengan kelekatan sejarah. Melalui penggalian sejarah dari kota Parakan, maka dapat diungkapkan bahwa Parakan merupakan kota yang penting di Indonesia dan pantas ditetapkan sebagai Kota Pusaka. Kepentingan yang berbeda-beda dari beberapa pihak yang ada di Parakan, baik yang mendukung kegiatan pelestarian kota pusaka maupun justru yang menolak dilakukannya kegiatan pelestarian, menjadikan dilema yang sangat besar terutama bagi pemerintah lokal maupun beberapa kelompok masyarakat yang merasa perlu diadakan kegiatan konservasi arsitektur. Penelitian ini dapat dikatakan sebagai sebuah penelitian kualitatif yang menggunakan pendekatan naratif deskriptif dengan menggunakan tradisi lisan sebagai salah satu pendekatan dalam menggali sejarah maupun fenomena yang ada di kota Parakan melalui beberapa keturunan tokoh penting Parakan yaitu KH Subuki. Data kuantitatif yang diperoleh melalui penyebaran angket juga dilakukan untuk mendapatkan data sampling mengenai tingkat kelekatan sejarah maupun tingkat pengetahuan masyarakat lokal di Parakan mengenai kegiatan pelestarian kota bersejarah.

This dissertation is a series of studies conducted in the city of Parakan, one of the sub- district in Temanggung Regency, Central Java. The city of Parakan was chosen as a case study because since December 2015, the city has been designated as a Heritage City by the Indonesian Central Government based on Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 about Cagar Budaya (Cultural Heritage) through Piagam Komitmen Penataan Pelestarian Kota Pusaka 2015 by the Ministry of Public Works and Public Housing/ Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia. This dissertatiaon raised an issue that had an impact on the sustainability of Parakan as a Heritage City. The paradox of a heritage city is the subject of this dissertation, by colliding on two different conflicts of interest that occur due to lack of knowledge and a sense of belonging to something particularly related to historical attachment. Through the exploration of the history of the city of Parakan, it can be revealed that Parakan is an important city in Indonesia and deserves to be designated as a Heritage City. Different interests of several parties in Parakan, both those who support conservation activities and those whose refure to do conservation activities, make a very big dillemma particularly for local government and some community groups who feel the need for architectural conservation activities. This research has conducted a qualitative research method that used a descriptive narrative approach using oral tradition as one of the approaches in exploring the history and phenomena that exist in the city of Parakan through several descendants of important Parakan figures, KH Subuki. Quantitative data obtained through questionaires were also conducted to obtain sampling data regarding the level of historical attachment and level of knowledge of the local community in Parakan regarding historical city conservation activities. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
D2703
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Nayra Devi Putri
"Perkembangan teknologi digital telah membawa perkembangan signifikan dalam praktik pelestarian warisan budaya arsitektur, salah satunya melalui pemanfaatan fotogrametri. Metode ini menawarkan kemampuan dokumentasi spasial yang akurat dan efisien, serta memungkinkan pelestarian berbasis data visual yang kaya akan interpretasi. Namun, di balik potensi yang dihadirkan terdapat sejumlah keterbatasan baik secara teknis maupun konseptual yang perlu dikaji secara kritis. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk menganalisis potensi dan limitasi fotogrametri dalam dokumentasi warisan budaya arsitektur melalui studi kasus Katedral Notre-Dame di Prancis dan Candi Borobudur di Indonesia. Kajian dilakukan melalui lensa teori konservasi John Ruskin dan Eugène Viollet-le-Duc untuk memahami posisi fotogrametri dalam prinsip etika dan estetika konservasi serta potensinya dalam konteks konservasi sesuai dengan pemahaman John Ruskin dan restorasi dari Viollet-le-Duc. Melalui studi ini, diharapkan tercipta pemahaman yang lebih reflektif terhadap pemanfaatan teknologi digital dalam pelestarian warisan budaya arsitektur yang mengedepankan praktik yang etis atau menjaga keaslian material, serta estetis atau menghargai narasi visual warisan budaya, serta mendorong praktik konservasi yang lebih kontekstual dan bertanggung jawab dalam menjaga nilai historis yang terkandung.

The advancement of digital technology has significantly transformed the practice of architectural heritage conservation, notably through the use of photogrammetry. This method offers accurate and efficient spatial documentation, enabling preservation based on richly interpretable visual data. However, behind its potential, there are several technical and conceptual limitations that required critical examination. This thesis aims to analyze the potentials and limitations of photogrammetry in the documentation of architectural cultural heritage through case studies of Notre-Dame Cathedral in France and Borobudur Temple in Indonesia. The analysis is conducted through the lens of John Ruskin’s and Eugène Viollet‑le‑Duc’s conservation theories to understand photogrammetry’s position within the ethical and aesthetic principles of conservation, as well as its potential in the context of Ruskin’s notion of conservation and Viollet‑le‑Duc’s concept of restoration. Through this study, it is hoped that a more reflective understanding of the use of digital technology in the preservation of architectural cultural heritage will be achieved, emphasizing ethical practices that maintain material authenticity and aesthetic approaches that respect the visual narrative of cultural heritage, while promoting conservation practices that are more contextual and responsible in safeguarding their historical values. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library