Ditemukan 38 dokumen yang sesuai dengan query
Surabaya: Universitas Airlangga, 1992
327.59 UNI a
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Lobanov-Rostovsky, Prince A.
New York: Macmillan, 1933
327.470 5 LOB r
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Muntarbhorn, Vitit
Bangkok: Chulalongkorn University, 1986
341.247 3 MUN c
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Litta, Henriette
"In the context of massive environmental problems in Southeast Asia, the countries in the region have decided, at least in some instances, to create regimes to solve these problems jointly. This empirical observation is surprising, given the Southeast Asian countries? general reluctance to regional cooperation, the governance and budgetary constraints that are typical for developing countries and the huge heterogeneity of the involved countries in terms of environmental vulnerability, economic capacity and hegemonic power. This book analyzes the creation and effectiveness of two environmental regimes, one on transboundary haze pollution and a second on resource management of the Mekong. It will be shown that regime creation is extremely problematic and strategies to overcome conflicting actor constellations are mostly lacking."
Wiesbaden: VS Verlag, 2012
e20400756
eBooks Universitas Indonesia Library
Richmond : Curzon Press, 2001
327.509 4 ASI
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Booker, Malcolm Richar
Melborune: Melbourne University Press, 1978
327.5 BOO l
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
F.X. Widiarso
"Kebutuhan Australia untuk melindungi kcamanannya menjadi alasan yang kuat bagi Australia untuk membentuk Colombo Plan. Pembentukan Colombo Plan ini dimaksudkan sebagai salah satu alat pendukung keamanan Australia di samping ANZUS. Menurut Australia pembentukan suatu pakta pertahanan seperti ANZUS tidak mencukupi untuk mendukung keamanan Australia. Australia memerlukan suatu alat untuk mendukung diplomasi budayanya kepada negara-negara tetangganya di Asia. Diplomasi budaya ini diharapkan dapat membentuk suatu hubungan budaya antara masyarakat Australia dengan masyarakat negara-negara tetangganya di Asia, sehingga hubungan Australia dengan negara-negara tetangganya di Asia dapat berlangsung dengan balk tanpa masalah dan dapat menjembatani perbedaan yang ada antara A90tralia dengan negara-negara tetangganya di Asia tersebut. Negara-negara tetangga Australia di Asia dinilai tidak mantap politiknya dan rawan dari bahaya komunis. Australia mencoba untuk menjalin hubungan balk tersebut dengan memberikan bantuan-bantuan teknis kepada negara-negara tetangganya di Asia, yang memang sangat membutuhkannya. Semua hal ini tercakup dalam usulan Australia mengenai Colombo Plan. Tidak adanya penentangan dari Partai Buruh yang beroposisi terhadap kebijakan pemerintah Australia mengenai Colombo Plan menunjukkan bahwa kebijakan keamanan pemcrintah Australia memang menjadi perwujudan dari kcbutuhan masyarakat Australia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T37551-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Yogyakarta: Ombak, 2014
325 MIG
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Agus Catur Aryanto Putro
"Keinginan untuk mengurangi ketergantungan dengan Barat menjadi dasar kuat bagi negara-negara ASEAN+3 untuk membuat kerja sama keuangan yang sesuai dengan kebutuhan negara-negara di kawasan ini. Berubahnya kerja sama CMI dari bilateral menjadi multilateral merupakan titik penting bagi kerja sama keuangan di Asia sebagai langkah awal untuk menuju regionalisasi kawasan. Kepentingan negara-negara besar di dalam kawasan ini tidak lepas begitu saja dalam pembentukan kerja sama CMIM. Cina dan Jepang, sebagai raksasa ekonomi Asia, berebut supremasi untuk memperoleh posisi pemimpin di dalam kerja sama tersebut. Penelitian ini ingin menganalisis mengapa kedua negara akhirnya mau bekerja sama secara multilateral mengingat sebelum tahun 2010 kerja sama yang dibentuk bersifat bilateral. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa melalui kerja sama multilateral, justru keuntungan yang bisa diperoleh oleh kedua negara lebih besar dibanding jika kedua negara mempertahankan status quo untuk bekerja sama secara bilateral. Selain itu, kompleksitas hubungan kedua negara tidak hanya ditandai dengan rivalitas yang ada namun juga ditunjukkan dengan makin tingginya derajat interdependensi di antara keduanya.
The wants to eliminate the degree of dependence towards West became the main reason for ASEAN+3 states to establish financial cooperation, based on their own needs. The transformation of CMI cooperation from bilateral to multilateral was a key point for the financial cooperation in Asia as a first step striving for regionalization. Interests of big states within the cooperation cannot be excluded in establishing CMIM. China and Japan, two economic giants in the region, compete to obtain the leadership seat in the cooperation. The research is aimed to see and analyze why those two states finally decided to cooperate multilaterally after years of bilateralism upto year 2010. The result shows that through multilateral cooperation, the gain and interests that can be aimed by two states are bigger, instead of them being stagnant in status quo. Moreover, the complex relation between China and Japan is not only shown by the rivalry existing between them, but also the rising degree of interdependence amongst them. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S46476
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
"
ABSTRAK The journal aims to promote excellent, agenda-setting scholarship and provide a forum for dialogue and collaboration both within and beyond the region."
Kyoto: Center for Southeast Asian Studies, Kyoto University, {s.a.}
327 SEAS
Majalah, Jurnal, Buletin Universitas Indonesia Library