Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 70 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fia Silfia Luthfiani
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara kualitas attachment dengan ibu dan motivasi berprestasi. Hetherington dan Parke (1993) mengemukakan bahwa attachment akan berdampak pada sense of self, yang salah satu aspeknya adalah self-efficacy (Nelson dan DeBacker, 2008). Kuatnya self-efiicacy pada individu dalam melaksanakan tugas berpengaruh pada besarnya harapan individu tersebut akan kesuksesan (Tracy, 1993, dalam Zenzen, 2002). Sigelman (1999) menyatakan bahwa harapan akan kesuksesan merupakan salah satu faktor yang dapat diperhitungkan pengaruhnya terhadap motivasi berprestasi. Untuk menjawab permasalahan penelitian, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan kuesioner sebagai alat ukur penelitian. Selain itu pendekatan kualitatif melalui wawancara terhadap lima orang partisipan juga dilakukan untuk memperkaya hasil penelitian. Partisipan dalam penelitian ini adalah santri tingkat pertama dari Pondok Pesantren Al-Furqon dan Pondok Pesantren Amanah yang terletak di Kabupaten dan Kota Tasikmalaya. Hasil penelitian ini menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara kualitas attachment dengan ibu dan motivasi berprestasi. Selain itu, hasil penelitian ini juga menunjukan bahwa hampir seluruh partisipan memiliki hubungan attachment yang secure dengan ibu, dan secara umum santri Pondok Modern tingkat pertama memiliki skor motivasi berprestasi yang cukup tinggi. Hasil wawancara terhadap lima orang partispan menunjukan bahwa hal yang paling mendorong mereka untuk berprestasi adalah keinginan untuk dapat membahagiakan orang tua.

ABSTRACT
The aim of this research is to find either there is a relationship between quality of attachment with mother and achievement motivation or not. Hetherington and Parke (1993) state that attachment influence one?s sense of self, which one of its aspect is self-efficacy (Nelson and DeBacker, 2008). The degree of one?s self-efficacy in doing a task effects one?s perception about the probability of success (Tracy, 1993, in Zenzen, 2002). Sigelman (1999), states that probability of success is one of significant factors which influence achievement motivation. To answer question of this research, researcher use quantitative method with questionnaire as an instrument. Qualitative method also used by interviewing 5 participants to enrich the result of this research. The participants of this research are first grade students of Al-Furqon and Amanah Islamic Boarding School in Tasikmalaya. Result of this research showed that there is a significant positive correlation between quality of attachment with mother and achievement motivation. Beside of that, this research also found that generally, the first grade students of Islamic Modern Boarding School have a secure attachment with mother and a fairly achievement motivation. Result of the interview with 5 participants showed that the main reason for their achievement behavior is to make their parents happy."
2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hestu Prahara
"ABSTRAK
Tesis ini mengulas keterikatan tempat (place attachment) pada orang-orang
Bojong, Kelurahan Pondokcina, Kota Depok atas lingkungan tempat tinggal
mereka dalam konteks transformasi socio-ekonomi dan perubahan lanskap fisik
akibat pembangunan kota. Dalam deskripsi etnografis yang saya gambarkan,
perubahan tersebut dilihat oleh orang Bojong dalam oposisi rural-urban yang
dikontraskan tak hanya dalam bayangan spasial namun juga temporal.
Pertumbuhan kota lantas dievaluasi secara moral melalui oposisi tersebut dimana
kota dibayangkan dalam situasi degradasi moral yang bersitegang dengan
idealisasi rural sebagai lokus kohesi sosial. Dengan menggunakan perspektif
lanskap, tempat dilihat dalam konstruksi sosialnya dimana persitegangan antara
setting yang diidealisasikan dalam imaji (background) dan aktualisasi yang
tertuang dalam kehidupan nyata (foreground) terjadi dalam mengondisikan
pengalaman keterikatan orang pada tempat. Dalam penelitian ini space of place
tetap hadir sebagai sebuah potensialitas dalam menghadapi perubahan-perubahan
yang terjadi dalam pertumbuhan kota. Lebih lanjut, lanskap merupakan mnemonic
device dari relasi sosial dimana dalam materialitasnya terkandung akumulasi dari
tindakan resiprositas yang secara kontinyu direkognisi dan direkonstitusi melalui
narasi dan praxis.

ABSTRACT
This thesis elaborate the anthropological discussion of place attachment among
the Bojong peoples, Pondokcina District, Depok City, within their locales they
occupy in the context of socio-economic transformation and physical landscape
changes as a consequences of city’s growth. Within the ethnographic description I
explore how those changes perceived by Bojong peoples with the opposition of
rural-urban which contrasted spatially and temporally. Hence, the city’s growth
was being evaluated morally by using that opposition. Using ‘landscape’
perspective, I am trying to explain how places are perceived as social construction
in which involving a tension between idealized or imagined (background) against
the actuality of everyday, real, ordinary life is cast (foreground). In this research,
space of place apparently still exists as a potentiality against the changes in the
city’s growth. Furthermore, in the elaborations, landscapes play a role as
mnemonic device of social relation in which within its materiality contains the
accumulation of the act of reciprocity that has to be recognized and reconstituted
continually through narrations and praxis."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jennifer Vianna
"Penelitian sebelumnya menemukan bahwa pengalaman masa kecil yang buruk dapat berdampak terhadap penggunaan strategi resolusi konflik destruktif dalam hubungan romantis seseorang. Akan tetapi, belum banyak literatur yang menjelaskan mekanisme antara kedua variabel tersebut. Penelitian ini menguji peran disorganized attachment sebagai mediator antara kedua variabel. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 172 orang yang memiliki rentang usia 18-25 tahun yang pernah mengalami pengalaman masa kecil yang buruk dan sedang menjalin hubungan romantis selama minimal 6 bulan. Penelitian ini menggunakan Conflict Resolution Strategy Inventory untuk mengukur strategi resolusi konflik destruktif yang terdiri dari 2 dimensi yaitu conflict engagement dan withdrawal, Childhood Trauma Questionnaire Short Form untuk mengukur pengalaman masa kecil yang buruk, dan Adult Disorganized Attachment untuk mengukur disorganized attachment. Melalui analisis mediasi ditemukan bahwa disorganized attachment secara signifikan memediasi hubungan antara pengalaman masa kecil yang buruk dan resolusi konflik destruktif, baik conflict engagement ab1 = 0,009, SE = 0,005, 95% CI [0,0014, 0,0223] dan withdrawal ab2 = 0,0095, SE = 0,0051, 95% CI 0,002, 0,022. Semakin buruk pengalaman masa kecil yang dialami oleh partisipan, maka semakin tinggi tingkat disorganized attachment, yang kemudian mempengaruhi penggunaan resolusi konflik destruktif, baik conflict engagement maupun withdrawal. Diskusi dan saran penelitian dibahas di bagian akhir.
......
Previous research has found that adverse childhood experiences ACEs are related to destructive conflict resolution style in emerging adult romantic relationships. However, the pathway between the two variables has not been widely studied. This study aimed to examine the role of disorganized attachment as mediator between the two variables. Participants of this study consisted of 172 individuals with experiences of childhood maltreatment, whose ages ranged between 18-25 years and were currently in a relationship for at least 6 months. The Conflict Resolution Strategy Inventory was used to measure destructive conflict resolution which consisted of two dimensions: conflict engagement and withdrawal, the Childhood Trauma Questionnaire Short Form was used to measure ACEs, and Adult Disorganized Attachment was used to measure disorganized attachment. Mediation analysis results showed that disorganized attachment significantly mediated the relationship between ACEs and destructive conflict resolution, for both conflict engagement ab1 = 0,009, SE = 0,005, 95% CI [0,0014, 0,0223 and withdrawal ab2 = 0,0095, SE = 0,0051, 95% CI 0,002, 0,022]. Higher levels ACEs were related to higher disorganized attachment, which in turn was associated with usage of destructive conflict resolution, both conflict engagement and withdrawal. Discussion and suggestion are discussed at the end of the paper."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Luh Pratisthita
"Laki-laki yang menyukai laki-laki dikenal dengan sebutan gay (pria homoseksual) (Emka, 2004). Walaupun keberadaan gay masih menjadi hal kontroversial di masyarakat, seperti manusia pada umumnya mereka juga memiliki figur attachment / significant others yang terus mengalami perubahan dari sejak kecil hingga masa dewasa. Pada penelitian ini akan dibahas mengenai gambaran attachment styles yang dialami oleh gay dalam rentang usia dewasa muda. Bowlby dan Ainsworth (dalam Colin, 1996) mendefinisikan attachment yakni kecenderungan makhluk hidup dalam membentuk ikatan afeksi yang kuat dengan orang lain yang dianggap istimewa dan bertahan dalam waktu yang lama terhadap figur tertentu yang ditandai oleh adanya keinginan untuk mencari dan memelihara kedekatan dengan figur tersebut, terutama pada saat-saat yang menekan, agar mendapatkan perasaan nyaman dan aman. Adult attachment style terbagi menjadi empat prototipe yakni secure, preoccupied, dissmising-avoidant dan fearful-avoidant (Colin & Feeney, 2004). Peneliti menggunakan metode kualitatif dengan wawancara dan observasi sebagai metode pengumpulan data utama untuk menggali gambaran gay dan attachment stylesnya. Subjek dalam penelitian ini adalah gay dewasa muda dan memiliki figur attachment. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dua diantara tiga subjek gay tersebut termasuk dalam secure attachment style.

Man who loves man or also known as gay (homosexual) (Emka, 2004). Although the existance of the gay community still become a controvesial matter in our people, like the people in general they had a figure attachment / significant others too which is experienced a continuously alteration from childhood to mature age. This research will examine about the description of attachment styles which is experienced by young adulthood gay. Bowbly and Ainsworth (in Colin, 1996) make a definition of attachment that is the tendency of living creature in making a strong bound affection with the other people who is special and last longer to a certain figure which is marked by the will to search and rise that propinquity with that figure, especially when in underpressure momment, so he/she got a good and secure feeling. Adult attachment style consists of four prototypes that is secure, preoccupied, dissmissing and fearful-avoidant (Colin & Feeney, 2004). The researcher uses a qualitative method as the main method to collect data then interview and observation as part of collecting data method for digging up the figure of the gay and attachment styles. Subject in this research is a young adulthood gay and have a figure attachment. From this research?s result shows that two of three gay subjects considered as secure attachment style."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
155.418 PRA a
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Samosir, Fanny Eileen
"Studi ini bertujuan untuk meneliti gambaran attachment style pada mantan pengguna narkoba yang sedang berada dalam pusat rehabilitasi. Attachment style merupakan bentuk kelekatan hubungan orang tua dengan anak. Attachment style dibagi kedalam dua jenis, yaitu secure attachment dan insecure attachment, kemudian insecure attachment dibagi lagi menjadi dua, yaitu ambivalent-insecure attachment, dan avoidant-insecure attachment. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dan kualitatif. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan wawancara. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner attachment style. Responden dari penelitan ini berjumlah 95 responden dengan rentang usia 15-45 tahun dan berjenis kelamin laki-laki. Studi ini dilakukan pada pusat rehabilitasi narkoba yang berada di Sukabumi. Hasil dari studi ini terlihat bahwa sebagian besar responden mempunyai jenis secure attachment yaitu sebanyak 73 responden. Selain itu responden yang mempunyai jenis ambivalent-insecure berjumlah 4 responden, dan avoidant-insecure berjumlah 7 responden. Dalam penelitian ini juga dilihat hubungan attachment style dengan kebahagiaan pada masa kecil, status pernikahan orang tua, dan tempat tinggal pada waktu kecil. Variabel-variabel diatas diperoleh dari data kontrol dalam kuesioner yang kemudian perhitungannya menggunakan chi-square. Metode dalam penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif juga. Pengumpulan data kualitatif dalam penelitian ini menggunakan wawancara. Responden yang mempunyai jenis secure dan avoidant attachment yang peneliti ambil untuk penelitian kualitatif.

This study is to research the picture of attachment style to ex-drugs user that stay at the rehabilitation centre. Attachment syle is form of how close a relationship between parents and children. Attachment style divided by two types, secure attachment and insecure attachment, and then insecure attachment divided again by two, ambivalentinsecure attachment and avoidant-insecure attachment. The method research that I use is quantitative and qualitative. The data that I get is from questionnaire and interviews. Questionnaire that I use is questionnaire attachment style. The respondent from this research is about 95 respondent around the age 15-45 years old and they all males. This study take place in drugs rehabilitation centre at Sukabumi. The result of this study makes us see that most of the respondent having a secure attachment its about 73 respondent, the rest is ambivalent insecure 4 respondent and ambivalent insecure is 7 respondent. In this research we see that the relationship attachment style and the happiness for the childhood, parents marriage, and place where they live when they were kids. Although variables there I got from the data control from the questionnaire and than counted using chi-square. The method of this research use qualitative too. The qualitative data that I got using interviews. Respondent that has the type of secure and avoidant attachment that the researcher took is for qualitative research."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
155.418 SAM a
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hamanda Kesumaratih Moeljosoedjono
"Studi ini bertujuan untuk melihat gambaran attachment style pada wanita yang mengalami shopping addiction. Attachment style merupakan bentuk kelekatan hubungan orangtua dengan anak. Attachment style terbagi menjadi dua yaitu secure attachment dan insecure attachment. Dampak dari individu dengan insecure attachment adalah adanya strategi coping yang maladaptif dalam menghadapi permasalahan, salah satunya adalah dengan perilaku adaptif. Shopping addiction merupakan suatu perilaku adaptif, yaitu perilaku berbelanja yang kronis, berlebihan, repetitif dan dapat merusak kehidupan seseorang. Metode penelitian menggunakan penelitian kuantitatif dan kualitatif. Subjek yang didapatkan sebanyak 54 responden berjenis kelamin wanita.
Hasil dari penelitian ini didapatkan 10 responden yang tergolong high compulsive buying dimana 6 responden memiliki secure attachment dan 4 responden dengan avoidant attachment. Kemudian 36 responden yang tergolong medium compulsive buying dimana 26 responden memiliki secure attachment, 9 responden memiliki avoidant attachment dan 1 responden memiliki anxious attachment. Terdapat 8 responden tergolong low compulsive buying dimana 7 responden memiliki secure attachment, dan 1 orang memiliki avoidant attachment.
Dalam penelitian ini juga dilihat hubungan attachment style dengan shopping addiction, dan juga ingin melihat hubungan shopping addiction dengan variabel dari data kontrol yaitu limit kartu kredit, hubungan dengan tempat tinggal masa kecil, dengan kebahagiaan masa kecil dan status pernikahan orangtua. Perhitungan hubungan ini dengan menggunakan chi - square. Untuk penelitian kualitiatif, dilakukan wawancara dengan dua subjek yaitu subjek pertama tergolong high compulsive buying yang memiliki secure attachment dan subjek keda tergolong high compulsive buying yang memiliki avoidant attachment.

The purpose of this study is to see the attachment style on women whose experiencing shopping addiction. Attachment style is a form of parents and children closeness relationship. Attachment style is divided into two kinds of attachments, which are secure attachment and insecure attachment. The impact of an individual with an insecure attachment is a maladaptive coping strategy in solving problems, which is addictive behavior. Shopping addiction is one of the addictive behaviors, which is a chronic, binge, repetitive that can cause a disruptions in someone?s life. The research methods are using quantitative and qualitative approach. 54 women respondents were gathered.
The research results shows 10 respondents who are classifieds as high compulsive buying, six respondents have secure attachment and four respondents have avoidant attachment. 36 respondents are classified as a medium compulsive buying, where 26 respondents have secure attachment, nine respondents have avoidant attachment and one respondent have anxious attachment. There are eight respondents classified as low compulsive buying where seven of them have secure attachment and one of them have avoidant attachment.
This research also studies the relations between attachment style and shopping addiction, and also studying about the relations between shopping addiction and the variables of the data control which are credit card limit, childhood place of stay, childhood happiness, and parent marital status. The counting process of these relations is using chisquare. The qualitative approach is by doing interviews with two subjects, the first subject is classified as high compulsive buying who has secure attachment and the second subject is classified as high compulsive buying who has avoidant attachment."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Triwardani
"Hal paling penting dalam perjalanan hidup individu adalah kemampuan untuk membentuk dan mempertahankan relasi. Kemampuan ini dimiliki oleh setiap orang dalam kadar yang berbeda. Keluarga sebagai kelompok pez-Lama yang dikenai individu dalam perjalanan hidupnya sehingga proses pembelajaran membentuk pola relasi pertama kali diterapkan dalam keluarga Keutuhan orang tua (ayah dan ibu) dalam sebuah keluarga sangat dibutuhkan dalam membantu anak untuk memiliki dan mengembangkan pola relasi sosial yang sehat. Keluarga utuh memberi peluang besar-bagi anak untuk mengaplikasikan kemampuan berkomunikasi dan membangun hubungan yang dekat (kelekatan antar anggota keluarga. Peranan keluarga dalam membentuk perasaan kelekatan (attachment) dalam diri individu sangat besar. Attachment yang kemudian digunakan sebagai kelekatan’ (Moesono, 1993) adalah pusat dari kehidupan seseorang, di mana prosesnya berlangsung mulai dari saat individu masih bayi, dan proses ini diteruskan hingga memasuki masa remaja hingga masa tua.
Namun dalam kenyataannya, tidak semua individu menjalani kehidupan dengan perjalanan mulai dari masa kanak-kanak hingga dewasa di dalam Lingkup keluarga utuh. Individu yang hingga dewasa muda masih tinggal di panti asuhan adalah salah satu kelompok yang sudah mengalami keterpisahan dengan figur orang tua sejak masa kecil. Perbedaan pola pengasuhan di panti-asuhan, membuat individu yang tinggal di dalamnya menghayati kelekatan yang berbeda pula dari individu yang tinggal bersama keluarga. HTP sebagai Salah satu instrumen psikologi dipercaya oleh Buck (1969) mampu menampilkan hasil gambar yang mewakili penghayatan subjek ams pola relasi dengan figur orang tua. Dari beberapa penelitian HTP diperoleh hasil bahwa pemanfaatan HTP dalam lingkup penelitian belum rnaksirnal, karena nilai validitas dari alat tes ini dinilai masih rendah, ditambah dengan ada banyaknya versi interpretasi yang diajukan oleh beberapa ahli.
Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kualitatif untuk mencari gambaran kelekatan pada subjek bemisia dewasa muda yang dari usia dini sudah tinggal di panti asuhan. Tampilan dari penghayatan kelekatan dari subjek ditelaah Lewat hasil gambar tes HTP. Subyek yang diikutsertakan adalah individu berusia dewasa muda yang sejak usia dini sudah mengalami keterpisahan dari figur orang tua karena ditempatkan di panti asuhan. Dari dua jenis panti asuhan yang ada di Indonesia, yaitu panti dengan sistem ibu asuh (pengurus : penghuni =1:1O), dan panti dengan sistem asrama (pengurus 2 penghuni = 1:20), diambil data dari panti jenis kedua (sistem asrama). Pemilihan panti jenis asrama dengan tujuan mendapatkan subyek dengan lingkungan yang berbeda secara signifikan dengan lingkungan keluarga.
Hasil gambar yang sudah ada lalu dibandingkan dengan hasil anamnesa dari subyek. Dari perbandingan ini, hendak dilihat bagaimana penghayatan tentang kelekatan pada individu yang menghabiskan sebagian besar waktu dalam hidupnya terpisah dari orang tua, apakah mengarah pada lingkungan di mana ia sekarang tinggal (panti asuhan), atau mengarah pada keluarga (yang sudah terpisah belasan tahun). Ketiga subyek mengemukakan alasan yang berbeda-beda mengenai pilihan figur kelekatan mereka. Dari ketiga subyek, hanya satu subyek yang dapat mewakilkan ayahnya dalam unsur pohon (sesuai dengan interpretasi dari Buck, 1969). Dari hasil anamnesa diperoleh data bahwa setiap subyek tetap menghayati kelekatan lebih pada keluarga dibandingkan dengan lingkungan panti Pann dengan sistem asrama membuat pengurus tidak memiliki waktu dan tenaga ekstra untuk memperhatikan penghuni panti satu persatu. Komunikasi yang terjalin dalam panti tidak kontinu dan bersifat formalitas saja Telaah dari kualitas ketiga unsur dalam gambar, dibandingkan dengan karakteristik ayah dan ibu dari hasil anamnesa, diperoleh data bahwa unsur dalam gambar cukup mampu mewakili figur orang tua.
Untuk kepentingan penelitian lebih lanjut, perlu diperhatikan metode penelitian yang lebih tepat untuk HTP, menggunakan rarer di luar peneliti sehingga tidak bias, memperbanyak sampel, meneliti pada beberapa panti asuhan atau dapat juga melakukan perbandingan antar individu yang tinggal di panti dengan yang masih tinggal bersama keluarga. Berhubungan dengan hasil penelitian, hal yang penting untuk diperhatikan adalah sikap kritis dalam melaksanakan administrasi tes dan interpretasinya. Tujuan yang hendak dicapai adalah mendapatkan hasil yang lebih komprehensif antara anamnesa tentang subyek dengan hasil gambar tes HTP."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noridha Weningsari
"ABSTRAK
Penelitian ini difokuskan untuk melihat penerapan CBT dalam meningkatkan keterampilan regulasi emosi pada anak usia sekolah dengan reactive attachment disorder (RAD). Penelitian ini merupakan penelitian single-case dengan menggunakan teknik pretest-posttest. Subjek adalah anak perempuan berusia 10 tahun yang telah didiagnosa dengan RAD dan memiliki kesulitan dalam meregulasi emosi. Pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah dilakukan intervensi melalui observasi, wawancara, dan penggunaan skala perilaku CBCL dan DERS. Sebelum program intervensi diberikan, subjek memiliki pemikiran maladaptif, keterampilan regulasi emosi yang kurang berkembang sesuai dengan usianya, serta memperlihatkan masalah perilaku internalizing seperti menarik diri dan cemas/depresi, masalah sosial, serta masalah pikiran. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa CBT efektif dalam meningkatkan keterampilan regulasi emosi dan mampu merubah pemikiran maladaptif pada anak. Hal tersebut terlihat dari meningkatnya keterampilan regulasi terutama dalam mengidentifikasi, mengevaluasi, dan menyalurkan emosi, serta menurunnya masalah perilaku internalizing, sosial, dan pemikiran. Subjek juga menunjukkan pemikiran yang lebih positif berkaitan dengan emosi.

ABSTRACT
This study examined the application of CBT in order to enhance emotion regulation skill in school-aged children with reactive attachment disorder. The research was conducted using single-case experimental design with pretest-posttest technique. Subject of the study is a ten-year-old female student who has been diagnosed with reactive attachment disorder and has difficulty in regulating her emotions. Measurements were taken before and after intervention program through interviews, observation, and behavior scale such as CBCL, and self report such as DERS. Before interventions were conducted, subject was unable to identify; understand or describe her own emotions and also tend to bury her emotions and feelings, particularly anger and sadness; and exhibit internalizing behavior such as withdrawan and anxious/depressed; social problems; and thought problems. Subject also appeared to have maladaptive thoughts which refer to a belief that she should not have negative emotions and children who express their emotions are bad and spoil children. The results of this study indicate that CBT is effective in order to improve the emotion regulation skill and to change cognitive distortion on children. It can be seen from the ability to regulate subject‟s emotions, especially to identifying, evaluating, and using emotion regulation strategies that have significantly improved as well as decreasing in internalizing behavior, social, and thought problems. The findings from the evaluations of the intervention also show the changes in cognitive distortions about her emotion and improve positive thinking related to emotions."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T38892
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwiet Mugi Lestari
"ABSTRAK
Keterikatan tempat terhadap lingkungan tempat tinggal akan berbeda, sesuai dengan karakteristik tempat dan karakteristik penduduk. Dengan membagi wilayah penelitian Kelurahan Kampung Melayu menjadi dua, yaitu wilayah tidak banjir dan wilayah banjir, tujuan penelitian ini adalah menganalisis keterikatan tempat terhadap lingkungan tempat tinggal dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keterikatan tempat. Kuesioner self-administered menggunakan skala likert disebar secara random pada 400 penduduk. Analisis statistik menggunakan distribusi frekuensi dan Structural Equation Modelling SEM . Hasil dari penelitian menunjukkan penduduk cenderung memiliki keterikatan tempat dengan lingkungan tempat tinggalnya. Faktor yang mempengaruhi keterikatan tempat pada penduduk yang lahir di lingkungan tempat tinggal dengan lama tinggal 10 tahun atau lebih dan memiliki rumah adalah faktor keluarga untuk penduduk di wilayah tidak banjir dan faktor fisik serta faktor sosial di wilayah banjir. Kesimpulan dari penelitian ini adalah keterikatan tempat terhadap lingkungan tempat tinggal terbentuk karena dimensi tempat dimaknai tidak hanya dalam setting fisik, namun juga secara sosial yaitu adanya ikatan keluarga dan hubungan sosial dengan orang-orang di lingkungan tempat tinggalnya.

ABSTRACT
Place attachment on neighborhood differs according to place characteristics and person characteristics. By dividing the research area of Kelurahan Kampung Melayu into flood area and non flood area, this research aims at analyzing place attachment on neighborhood and analyzing factors influencing the place attachment. Self administered questionnaires using likert scale were distributed randomly to 400 residents. Statistical analysis is carried out using frequency distribution and Structural Equation Modeling SEM . Result of the study shows that residents tend to have place attachment to their neighborhood. Factors influencing place attachment on residents born in the neighborhood with length of stay 10 years or longer and having house are family factor for residents living in non flood area and physical factor as well as social factor for residents in flood area. This research concludes that place attachment on neighborhood is formed because dimension of place is interpreted not merely physically but also socially, namely the existence of family ties and social relationship with people in the neighborhood."
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Made Taganing Kurniati
"Penelitian ini menggunakan pendekatan sequential exploratory mixed methods, diawali dengan studi kualitatif fenomenologi pada remaja Jawa (N=8). Hasilnya adalah: (1) Rukun dipahami sebagai kerja sama dan tolong menolong, yang diusahakan dengan mencegah atau menutupi konflik, dengan cara menahan diri dan menjaga perilaku sesuai dengan tata krama Jawa; (2) Pemaafan pada remaja Jawa bukan hanya decisional forgiveness untuk rekonsiliasi, tetapi juga emotional forgiveness untuk kedamaian dalam diri. Pada tahap koneksi, skala Nilai Rukun dikembangkan dan model teori pemaafan ditinjau berdasarkan hasil penelitian kualitatif. Studi kuantitatif berikutnya (N=281) menunjukkan bahwa model persamaan struktural pemaafan pada remaja Jawa mempunyai kecocokan dengan data empiris.

The present research is a sequential exploratory mixed methods study, started with qualitative phenomenological study on Javanese adolescents (N=8). The results has shown that: (1) Harmonious living is an action to cooperate and help each other, that maintained by preventing or covering conflicts through forbearing and applying Javanese manner; (2) Forgiveness in Javanese collectivistic adolescents is not only the decisional forgiveness for reconciliation, but also emotional forgiveness to reach intrapersonal peacefulness. Harmonious Value Scale was developed and forgiveness theoretical model was reviewed according to qualitative study results in the connecting stage. The following quantitative study (N=281) has shown that the structural equation model of forgiveness fit with data."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
D1434
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>